Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Anjas Putra Pamungkas (03.01.19.0075)
2. Bayu Dwi Cahyo (03.01.19.0080)
3. Boby Nugraha (03.01.19.0081)
4. Era Rizqi Damayanti (03.01.19.0086)
5. Jamaludin Nur Ridho (03.01.19.0091)
6. Susmala Fauziah (03.01.19.0102)
7. Unay Hanifah Khansa Azizi (03.01.19.0105)
Pasal 58
1) Hasil pemuliaan dan introduksi berups varietas baru wajib didaftarkan kepada
Pemerintah.
2) Dalam hal hasil pemuliaan dan varietas baru yang diintroduksikan menggunakan
teknologi rekayasa genetik, pendaftaran dan peredarannya harusi memenuhi
persyaratan keamanan hayati sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenal pemuliaan, introduksi, dan pendaftaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 59
1) Kebenaran varietas yang akan diedarkan diuji oleh lembaga penguji yang
terakreditasi atau ditunjuk.
2) Jenis tanaman tertentu dikecualikan dari persyaratan uji kebenaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara pengujian, lembaga
penguji, dan jenis yang dikecualikan, diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 60
1) Peluncuran varietas dan peredaran benih yang sudah terdaftar menjadi tanggung
jawab pemilik varietas atau kuasanya.
2) Benih yang diedarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi
kebenaran varietas dan standar mutu benih.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenal syarat dan tata cara peluncuran varietas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 61
Perlindungan varietas tanaman hortikultura dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 62
1) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah melakukan pengawasan terhadap
pengadaan, peredaran, dan penggunaan benih.
2) Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
pengawas benih tanaman.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 63
1) Pemasukan dan pengeluaran benih ke dan dari wilayah negara Republik
Indonesia wajib mendapatkan izin.
2) Pemasukan benih ke dalam wilayah negara Republik Indonesia untuk
kepentingan komersial harus memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan.
3) Pemasukan benih ke dalam wilayah negara Republik Indonesia untuk
kepentingan komersial hanya diperbolehkan bila tidak dapat diproduksi dalam
negeri atau kebutuhan dalam negeri belum terculcupi.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemasukan dan pengeluaran benih ke dan dari
wilayah negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 64
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah memfasilitasi pengembangan usaha
perbenihan berbasis sumber daya genetik nasional.
IMPLEMENTASI
Karena Pemerintah berperan sebagai pengawas, maka salah satu kebijakan yang
diambil adalah dengan memberikan kewenangan pada produsen benih untuk bisa
melakukan pengawasan proses produksi benihnya sendiri, sehingga diperoleh
sertifikat Sertifikasi Sistem Manjemen Mutu oleh lembaga sertifikasi Sistem
Manjemen yang terakreditasi.
Beberapa keuntungan yang bisa dirasakan oleh perusahaan Benih jika Sertifikasi
Sistem Jaminan Mutu Benih Hortikultura bisa diterapkan, mulai dari efektivitas
bisnis, image yang lebih baik, penghematan biaya, tenaga kerja yang lebih terampil
dan tersedia hingga diperoleh sertifikasi sistem mutu.
2) Disisi lain, usaha perbenihan menjadi salah satu kunci untuk menentukan
keberhasilan agribisnis jeruk. Kualitas benih menentukan hasil sehat atau tidaknya
tanaman dan kemampuan produksi tanaman jeruk. Akan tetapi produksinnya
dihadapkan pada tantangan yang menyangkut sistem produksi benih, sertifikasi
benih, pengawasan peredaran benih jeruk, hingga aspek penggunaan benih yang
lebih spesifik.
DAFTAR PUSTAKA
Bardono, Setiyo. 2019. Kementan Terbitkan Regulasi dan Panduan untuk Hasilkan
Benih Jeruk Unggul. Diakses dari http://technology-indonesia.com/pertanian-
dan-pangan/inovasi-pertanian/kementan-terbitkan-regulasi-dan-panduan-
untuk-hasilkan-benih-jeruk-unggul/ pada tanggal 27 September 2021
Nattasya. 2021. Perusahaan Benih Hortikultura, Lengkapi Diri dengan Sertifikat Sistem
Jaminan Mutu Benih. Diakses dari
https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/horti/16940-Perusahaan-Benih-
Hortikultura-Lengkapi-Diri-dengan-Sertifikat-Sistem-Jaminan-Mutu-Benih
pada tanggal 27 September 2021
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura.
Yuniartha, Linda. 2018. Aturan impor produk hortikultura berubah, produsen benih
bisa terdampak. Diakses dari https://amp.kontan.co.id/news/aturan-impor-
produk-hortikultura-berubah-produsen-benih-bisa-terdampak pada tanggal 27
September 2021