Anda di halaman 1dari 23

PERATURAN PEMBENIHAN

TANAMAN DAN
HORTIKULTURA
Permentan No.23 Tahun 2021
Politeknik Pembangunan Pertanian
Yogyakarta – Magelang
2023
KELOMPOK 3
1 2 3 4
Ihsan Syafiq L.F Khoirul Anam Noviana Putri H. Zantri Nanda A.
03.06.20.0153 03.06.20.0156 03.06.20.0161 03.06.20.0174
PERMENTAN NO 23. Tahun 2021 Tentang Pembenihan Hortikultura

UU No. 13/2010 UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja


Tentang Hortikultura Subsektor Hortikultura (pasal-pasal Sebagian tetap ada, perubahan dan
ditetapkan pasal baru)

PP No. 26/2021 PP No. 5/2021


tentang Penyelenggaraan Bidang Pertanian tentang Penyelenggaraan Perizinan Berbasis Resiko

Permentan No. 15 Tahun 2021


Tentang Standar kegiatan Usaha dan Standar Produk pada
Permentan No. 23/2021 Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko Sektor
Tentang Pembenihan Tanaman Hortikultura Pertanian

(Pemurnian Varietas, Sertifikat kompetensi


Produsen dan pengedar benih, sertifikasi system
Standar Standar
manajemen mutu, produksi benih serta Standar Usaha
Pemasukan dan Pendaftaran
Kegiatan
sertifikasi dan pengawasan peredaran benih) Pengeluaran Varietas untuk
Perbenihan
Benih Peredaran
PERMENTAN NO 23. Tahun 2021 Tentang
Pembenihan Hortikultura

BAB I KETENTUAN UMUM (Definisi / Istilah)


BAB II PRODUKSI BENIH
BAB III SERTIFIKASI BENIH
BAB IV PEREDARAN DAN PENGAWASAN BENIH
BAB V KETENTUAN PERALIHAN
BAB VI KETENTUAN PENUTUP
01
KETENTUAN UMUM
Definisi / Istilah
BAB I KETENTUAN UMUM
Dalam Peraturan Menteri terkait bab ketentuan umum berisi tentang definisi.
Definisi dalam bab ini memiliki tujuan untuk mengklarifikasi arti atau makna istilah-
istilah yang digunakan dalam peraturan. Hal ini penting agar semua pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan peraturan memiliki pemahaman yang seragam mengenai
istilah-istilah yang digunakan. Contoh istilah tersebut diantaranya: Hortikultura,
Benih Hortikultura, Perbanyakan Benih Secara Generatif, Perbanyakan Benih Secara
Vegetatif, Benih Penjenis, Benih Dasar, Benih Pokok, Benih Sebar, Benih Bermutu,
Benih Sumber, Pohon Induk Tunggal, Rumpun Induk Populasi, Produksi Benih,
Produsen Benih, Instansi Pemerintah, Pengawas Benih Tanaman, Penjamin Mutu,
Menteri, Direktur Jenderal.
02
PRODUKSI BENIH
BAB II PRODUKSI BENIH
Untuk menjamin ketersediaan benih bermutu secara berkesinambungan
dilakukan produksi benih

PRODUKSI BENIH

1. Hasil perbanyakan generatif dan vegetatif

2. Perbanyakan melalui invitro

3. Perbanyakan melalui pemurnian varietas

PRODUSEN BENIH

1. Sertifikat kompetensi

2. Sertifikat system manajemen mutu


Lanjutan BAB II Produksi Benih

Permentan 23 Tahun 2021 tentang pembenihan Hortikultura,


mengatur tentang produksi benih mencakup :

Penjelasan tentang Perbanyakan Generatif dan Vegetatif

Klasifikasi hasil perbanyakan generative dan vegetatif

Klasifikasi hasil perbanyakan vegetative untuk komoditas kentang

Klasifikasi hasil perbanyakan vegetatif melalui kultur in vitro

Penjelasan tentang ketersediaan benih sumber

Penyediaan benih melalui pemurnian


Lanjutan BAB II Produksi Benih

Produksi benih Produsen benih Produsen benih Produsen yang

bermutu dapat meliputi perseorangan harus berbadan usaha dan

dilakukan oleh perseorangan dan memiliki sertifikat instansi pemerintah

produsen benih dan badan usaha kompetensi harus memiliki

atau instansi sertifikat system

pemerintah manajemen mutu


03
SERTIFIKASI BENIH
BAB III SERTIFIKASI BENIH
Benih bermutu hortikultura yang diedarkan wajib memenuhi standar mutu atau
persyaratan teknis minimal.
Sertifikasi benih hortikultura dapat dilakukan melalui :

Pengawasan pertanaman dan pasca panen (oleh instansi pengawasan dan sertifikasi benih-BPSB)

Pengujian produk benih hortikultura (SNI)

Sistem manajemen mutu (produsen yang menerapkan SMM-Sertifikasi mandiri)

Penilaian proses produksi (khusu untuk florikultura, jamur dan perbanyakan benih melalui invitro
04
PEREDARAN DAN
PENGAWASAN PEREDARAN
BAB IV PEREDARAN DAN PENGAWASAN PEREDARAN

Benih bermutu diedarkan oleh produsen dan pengedar benih

Pengedar benih harus memiliki kompetensi pengedar benih dan tanda daftar pengedar benih

- Sertifikat kompetensi pengedar benih diterbitkan oleh instansi yang memiliki tugas dan funsgsi dibidang
pengawasan dan sertifikasi benih hortikultura

- Tanda daftar pengedar benih di terbitkan oleh bupati/walikota (PTSP)

Pengawasan peredaran dilakukan oleh PBT, terhadap benih yang beredar, baik hasil produksi dalam
negeri maupun pemasukan dari luar negeri

Pengawasan peredaaran benih dilakukan secara berkala dan sewaktu-waktu

Pengawasan peredaran dilakukan melalui tahapan : pengecekan dokumen, pengecekan mutu benih
dan/atau pelabelan ulang
05
KETENTUAN PERALIHAN
BAB V KETENTUAN PERALIHAN
Sertifikasi yang sedang dalam proses sebelum permentan ini
berlaku dan tetap di proses sesuai dengan ketentuan permentan
48/2012 tentang produksi, sertifikasi dan pengawasan peredaran
benih hortikultura.
Dalam jangka waktu 2 (dua) tahun setelah peraturan Menteri ini
mulai berlaku, produsen benih yang berbadan usaha dan/atau
instansi pemerintah wajib memiliki sertifikat system managemen
mutu.
06
KETENTUAN PENUTUP
BAB VI KETENTUAN PENUTUP
Dalam bab enam terkait ketentuan penutup membahas mulai berlakunya Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 48/PERMENTAN/ SR.120/8/2012 tentang Produksi, Sertifikasi dan Pengawasan
Peredaran Benih Hortikultura (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 818)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
34/PERMENTAN/SR.060/9/2017 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor
48/PERMENTAN/SR.120/8/2012 tentang Produksi, Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih
Hortikultura (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1315), dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
KESIMPULAN
Permentan No.23 Tahun 2021
Adanya peraturan ini sangat penting, sehingga produsen benih harus mengikuti regulasi
tersebut. Jadi, untuk menghasilkan benih unggul harus diperhatikan mulai dari standar
produksi, sertifikasi benih, peredaran dan pengawasan benih hortikultura menjadi poin
perhatian pemerintah. Benih sudah terdaftar varietasnya dapat diedarkan dan
diperbanyak melalui sistem sertifikasi benih. Benih yang siap edar mempunyai mutu
genetik, mutu fisiologis, mutu fisik, serta status keamanan yang sesuai dengan standar
mutu atau persyaratan teknis minimal dan dapat dipertanggung jawabkan.
Bentuk Implementasi
PERMENTAN NO. 23 TAHUN 2021(Tentang Pembenihan
Tanaman dan Hortikultura)

CV Jogja Horti Lestari


• Perusahaan yang memproduksi benih bermutu dengan melalui perbanyakan generatif
(bersari bebas dan hibrida)
• Telah memiliki sertifikat kompetensi sebagai produsen benih
• Telah memiliki Sertifikat Sistem Manajemen mutu berupa SMM ISO 9001: Tahun 2015
(Audit dan pembaharuan setiap 3 Tahun oleh LSSM)
• Memiliki persyaratan administrasi antara lain (Izin usaha produksi benih, sertifikat
kompetensi produksi, sertifikat benih hortikultura, dokumen mutu, dan sertifikat
sistem manajemen mutu)
Paragraf 2 Sertifikat Sistem Manajemen Mutu, poinke-15 :
Produsen Benih dan/atau Instansi Pemerintah yang memiliki sertifikat sistem manajemen
mutu berhak melaksanakan sertifikasi Benih secara mandiri.
Sertifikasi Benih Secara Mandiri
Pengawasan Lapang, Pertanaman & Pascapanen
• Permohonan Pengawasan dibuat oleh Divisi Produksi(Petani Mitra) ditujukan pada Divisi Quality
Control (QC) JHL untuk dilakukan pengecekan dan penilaian. (Pemeriksaan lapang, alat dan
mesin)

Pengujian Mutu Benih Hasil Produksi


• Dilakukan permohonan adm pengujian dari divisi Produksi ke QC dan Analis Lab. Apabila berkas
adm sesuai maka akan dilanjutkan pengambilan contoh benih oleh PCB dan dikirim ke divisi
Analis Lab untuk diuji.

Pengemasan, Pengedaran, dan Pengawasan


• Setelah sertifikat hasil uji lulus diperoleh, benih bermutu selanjutnya akan dikemas dan
diedarkan oleh produsen dan pengedar benih yang telah bersertifikat. Memiliki dokumen
pembukuan jenis, varietas, volume benih yang diedarkan

Segala bentuk kegiatan dari tiap divisi dicatat


dalam dokumen dan dijadikan arsip untuk audit
dan evaluasi
ADA PERTANYAAN?
JIKA ADA PERTANYAAN KAMI MENYEDIAKAN JAWABAN BUKAN PERASAAN,
KARENA DISINI PRESENTASI BUKAN UNTUK MENGISI HATI :D
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH :D

Anda mungkin juga menyukai