DALAM SISTEM
KEAMANAN PRODUK
ASAL HEWAN
(8) Untuk pangan olahan asal Hewan, juga wajib memenuhi peraturan perundang-undangan di
bidang pangan.
Penjaminan Produk Hewan ASUH
PP No. 95/2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan
Pasal 26
Pasal 58
Pasal 60 (1) Setiap orang yang mempunyai unit usaha produk hewan
wajib mengajukan permohonan untuk memperoleh NKV
kepada pemerintah daerah provinsi
Unit Usaha
MAKSUD
Agar produk hewan yang diproduksi di/atau dimasukkan
ke dalam wilayah negara Republik Indonesia untuk
diedarkan dan/atau dikeluarkan dari wilayah negara
republik Indonesia.
• terjamin keamanan dan mutunya,
• mampu telusur,
Standar Registrasi
Pemasukan • mencegah pemalsuan jenis dan komposisi produk
hewan yang diproduksi oleh pelaku usaha,
• keuntungan bagi pelaku usaha, apabila terjadi suatu
kasus terhadap keamanan dan mutu produk, tidak
semua jenis produk harus ditarik dari peredaran.
MAKSUD DAN TUJUAN:
TUJUAN
1. Surat permohonan;
2. Nomor Induk Berusaha;
3. Identitas diri, dapat berupa Kartu Tanda Penduduk, Paspor pimpinan perusahaan atau kuasa dari pimpinan perusahaan;
4. Nomor Pokok Wajib Pajak;
5. Profil perusahaan;
6. Akta pendirian perusahaan dan perubahan terakhir;
7. surat rekomendasi pemasukan Produk Hewan; dan
8. Surat pernyataan bahwa dokumen yang disampaikan benar.
1) Berasal dari unit usaha yang memiliki NKV sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
2) memenuhi persyaratan keamanan dan mutu Produk Hewan yang dibuktikan dengan sertifikat
hasil uji yang
diterbitkan oleh laboratorium veteriner yang terakreditasi atau yang ditunjuk oleh Menteri;
3) memiliki sertifikat halal sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
4) rancangan label pada kemasan Produk Hewan yang memuat paling sedikit nomor Registrasi; dan
5) contoh jenis dan kemasan Produk Hewan.
PERSYARATAN TEKNIS
Pasal 351
(1) Apabila Pelaku Usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 346 ayat (1) huruf e dan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
346 ayat (2) tetap tidak menyesuaikan dengan standar,dikenai sanksi penarikan
produk hewan dari peredaran selama 1 (satu) bulan.
(2) Apabila Pelaku Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap tidak
menyesuaikan dengan standar, dikenai sanksi pencabutan Perizinan Berusaha.
a. dilakukan terhadap Produk hewan yang beredar baik yang diproduksi dalam
negeri dan dimasukkan dari luar negeri
b. dilakukan oleh Dokter Hewan Berwenang yang memiliki kompetensi sebagai
Pengawas Kesehatan Masyarakat Veteriner pada Kementerian, provinsi, dan
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.
c. pelaksanaan pengawasan peredaran produk hewan meliputi:
1. kondisi fisik pangan asal hewan dengan mempergunakan panca indera
manusia dan apabila ditemukan penyimpangan dilakukan pengambilan
sampel untuk pengujian lebih lanjut terhadap pemenuhan persyaratan mutu
dan keamanan pangan.
2. kemasan dan label (dilakukan terhadap kesesuaian keterangan mengenai
nama produk, produsen, tanggal produksi dan/atau tanggal kedaluwarsa,
jenis/kategori produk, serta tanda halal bagi yang dipersyaratkan).
d. Pengawasan dilakukan secara berkala setiap 6 (enam) bulan, atau
sewaktu-waktu apabila diketahui adanya penyimpangan.
e. Laporan hasil pengawasan disampaikan oleh Direktur Jenderal,
Kepala dinas provinsi, dan Kepala dinas kabupaten/kota kepada
Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangannya
f. Dalam hal di wilayah provinsi atau kabupaten/kota belum memiliki
pengawas Kesmavet,maka pelaksanaan pengawasan dilakukan oleh
pengawas Kesmavet Pusat atau Provinsi.
g. Saluran pengaduan masyarakat terhadap penyimpangan produk
hewan dapat dilakukan melalui aplikasi Kolom Laporan Masyarakat
Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kolam Kesmavet) yang terintegrasi
d a l a m a p l i k a s i D i l a n K e s m a v e t d i
http://dilankesmavet.pertanian.go.id/kolam
TERIMAKASIH