Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KELOMPOK

RANCANGAN KONSTRUKSI SISTEM PERTANIAN PERKOTAAN

MATA KULIAH TEKNOLOGI BUDIDAYA PERTANIAN PERKOTAAN


BERKELANJUTAN

Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Anjas Putra Pamungkas (03.01.19.0075)
2. Bayu Dwi Cahyo (03.01.19.0080)
3. Boby Nugraha (03.01.19.0081)
4. Era Rizqi Damayanti (03.01.19.0086)
5. Jamaludin Nur Ridho (03.01.19.0091)
6. Susmala Fauziah (03.01.19.0102)
7. Unay Hanifah Khansa Azizi (03.01.19.0105)

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-MAGELANG


JURUSAN PERTANIAN
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
2021
A. Vertikultur
Sistem budidaya pertanian secara vertikal atau bertingkat ini merupakan
konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas.
Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman,
dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang tanaman. Vertikultur tidak hanya
sekadar kebun vertikal, namun ide ini akan merangsang seseorang untuk
menciptakan khasanah biodiversitas di pekarangan yang sempit sekalipun. Setiap
sistem bertanam memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Berikut
merupuakan alat, bahan serta langkah dalam membuat vertikultur :
- Botol bekas air mineral
- 3 lubang per botol
- Tiap botol dikaitkan dengan tali membentuk arah vertical
- Banyaknya susunan botol menyesuaikan dengan kondisi di lokasi masing-
masing.
B. Hidroponik
Sistem instalasi model bertingkat memiliki cara yang berbeda untuk
mengalirkan airnya yaitu dari kolam bagian bawah menuju ke rak tanaman paling
atas dan menyebar ke seluruh netpot, kemudian dari netpot (air bersih) menuju ke
kolam atas lalu mengalir ke kolam bawah dan kembali lagi. Ukuran kolam 1 x 5
model bertingkat dapat menampung ikan sebanyak 1.250 ekor untuk kolam bagian
atas dan sebanyak 2.500 ekor untuk kolam bagian bawah serta mencapai 211 lubang
tanam. Prakiraan biaya untuk pembuatannya antara 6 hingga 8 juta dengan umur
ekonomi kurang lebih selama 3 tahun. Dari berbagai jenis model aquaponik yang
telah dijelaskan diatas, model yang paling sering diterapkan pada pembuatan sistem
aquaponik adalah model DFT (Deep Flow Technique).
C. Aeroponik
Aeroponik merupakan suatu cara bercocok tanam sayuran di udara tanpa
penggunaan tanah, nutrisi disemprotkan pada akar tanaman, air yang berisi larutan
hara disemburkan dalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman. Akar tanaman
yang ditanam menggantung akan menyerap larutan hara tersebut. Air dan nutrisi
disemprotkan menggunakan nosel kabut (Mist Nozzle).
Sayuran hasil budidaya dengan sistem aeroponik terbukti mempunyai kualitas
yang baik, higienis, sehat, segar, renyah, beraroma, dan disertai citarasa yang tinggi.
Sayuran aeroponik dapat mengisi peluang kebutuhan tingkat masyarakat menengah
ke atas. Oleh karena itu, sistem aeroponik mulai banyak dikembangkan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai