Oleh
Kelompok 3
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman yang sudah semakin modern ini, juga beriringan dengan semua
sistem semakin maju. Akan tetapi dengan semakin majunya teknologi yang ada,
seperti pada bidang pertanian yang sudah menggunakan berbagai teknologi baru,
menggunakan sistem tanam ataupun pengelolaan yang semakin mudah ini juga
menyisakan permasalahan yang cukup berat, khususnya bagi lingkungan.
Masyarakat saat ini bahkan telah melupakan akan keseimbangan dengan alam,
dengan dalih mengikuti perkembangan zaman,
Akan tetapi sebenarnya terdapat suatu sistem yang cocok untuk diterapkan
untuk tetap menjaga keseimbangan dengan lingkungan dengan cara pengelolaan
yang mudah. Sistem pertanian yang berkelanjutan ini ialah solusi yang harus
diterapkan saat ini, mengingat dengan berkembangnya zaman ini juga keadaan
alam sudah semakin tua dan lebih butuh diperhatikan. Sistem pertanian
berkelanjutan ditujukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan,
mempertahankan produktivitas pertanian, meningkatkan pendapatan petani dan
meningkatkan stabilitas dan kualitas kehidupan masyarakat di pedesaan.
Tiga indikator besar yang dapat dilihat dari lingkungannya lestari,
ekonominya meningkat (sejahtera) dan secara sosial diterima oleh masyarakat
petani. Definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen-
komponen fisik, biologi dan sosial ekonomi, yang direpresentasikan dengan
sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia
dibandingkan pada sistem pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan
pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on-farm) dan bahan-
bahan input maksimum, pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan
nutrisi tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian.
(Yandi, 2017). Pengelolaan sistem pertanian berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal,
lestari dan menguntungkan, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan
untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Pemilihan
2
komoditas dan areal usaha yang cocok merupakan kunci dalam pelaksanaan
pembangunan pertanian berkelanjutan, komoditas harus yang menguntungkan
secara ekonomis, masyarakat sudah terbiasa membudidayakannya, dan
dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari segi teknis, ekologis dan
menguntungkan secara ekonomis. Dalam hal ini pertanian yang diharapkan ialah
pertanian yang berwawasan ekologi atau dapat disebut agroekologi.
Kegiatan pertanian selalu berhubungan dengan faktor-faktor agroekologi,
yang meliputi komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi dalam
agroekosistem. Warren (2008:17) dalam Narendra (2012) mengatakan bahwa
dalam banyak sistem pertanian yang dikelola manusia, Tanaman budidaya yang
di tanam akan berinteraksi dengan ekologi disekitarnya. Mekanisme ekologi yang
terjadi ditentukan oleh komposisi tanaman pertanian dan juga ditentukan oleh
faktor abiotik seperti kimia tanah, iklim, dam manajemen atau pengolahan
pertanian. Sehingga jelas terdapat keterkaitan antara Agroekologi dengan
pertanian berkelanjutan, terlebih lagi pada pertanian modern. Hal tersebut
dikarenakan prinsip prinsip Agroekologi berkaitan erat dengan masalah
pertanian.
Agroekologi adalah ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip ekologi untuk
produksi pertanian. Dalam penerapannya, diharapkan dengan Agroekologi, ahli
pertanian diharapkan mampu mendefinisikan sifat agroekosistem yaitu
produktivitas, stabilitas, keberlanjutan dan keseimbangan dan menerapkannya
secara terintegrasi pada lahan tanam terutama diwilayah tropika. Dalam praktek di
lapangan konsep agroekologi adalah upaya mencari bentuk pengelolaan
sumberdaya lahan permanen, baik dalam satu komoditi maupun kombinasi antara
komoditi pertanian dan kehutanan secara simultan atau secara bergantian pada
unit lahan yang sama dan bertujuan untuk mendapatkan produktivitas optimal,
lestari dan serbaguna, dan memperbaiki kondisi lahan atau lingkungan. (Marsono,
2007). Hal inilah yang medasari untuk melakukan suatu praktek pertanian yang
berwawasan ekologi berkelanjutan di lahan praktek agar dapat mempraktekan
secara langsung dan nantinya dapat lebih paham serta bisa menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
3
B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan praktek yang dilakukan yaitu
mampu menerapkan strategi pertanian berwawasan ekologi berkelanjutan pada
budidaya tanaman pakcoy di lahan Celeban, Polbangtan Yogyakarta.
4
BAB II
PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum mata kuliah Agrokosistem dalam budidya
tanaman pakcoy pada pertanian berwawasan ekologi berkelanjutan dengan
memanfaatkan pupuk organik telah dilaksanakan pada bulan Desember 2019.
Lokasi praktikum adalah di Lahan Celeban Kampus Polbangtan Yogyakarta
depan Kandang Sapi.
B. Hasil Pengamatan
Hasil praktikum budidaya pakcoy pada pertanian berwawasan ekologi
berkelanjutan dengan memanfaatkan pupuk organik antara lain :
KEGIATAN HASIL
Pembibitan - Siapkan benih yang baik untuk di jadikan bibit
- Kemudian rendam benih selama 6 jam, setelah itu pilih benih
yang tidak mengapung.
- Angin-angin kan benih kemudian masukan ke dalam media
- Apabila tunas sudah tumbuh, biarkan selama 10 hari kemudian
tanam.
5
Penanaman - Memasukan bibit pakcoy ke dalam lubang tanam yang dibuat,
penanaman dilakukan sore hari
- Menutup lubang tanam dengan tanah yang ada disekitar
bedengan, jangan terlalu banyak.
- Mengairi dan menyiram bedengan yang telah ditanami.
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
2. Tinggi tempat
Daerah penanaman yang cocok untuk tanaman pakcoy adalah mulai
dari ketinggian 5 meter-200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya
dibudidayakan didaerah yang mempunyai ketinggin 100-500 meter di atas
permukan laut.
Pada praktik budidaya pakcoy seharusnya tempat tumbuh yang dipilih
adalah tanah yang lebih tinggi di areal pertanaman kebun celeban serta
memiliki drainase yang baik sehingga jika hujan lebat air yang masuk ke areal
pertanaman dapat segera dialirkan keluar sehingga bedengan tidak terendam
dan tidak mengenangi area perakaran tananaman. Akan tetapi pada praktikum
kali ini yang terjadi adalah drainase tidak lancar sehingga air yang ada masuk
ke areal lahan tidak bisa keluar, sehingga mengakibatkan lahan terendam
ketika musim hujan dan menyebabkan kegagalan budidaya pakcoy.
3. Jenis tanah
Media tanam yang cocok untuk ditanami pakcoy adalah tanah gembur,
banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Tanaman
pak coy dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asalkan persyaratan fisik dan
kimia terhadap pertumbuhan tanaman terpenuhi antara lain yaitu : keasaman
tanah, kandungan bahan organik, unsur hara, dan kapasitas penyerapan air serta
kejenuhan basa.
Ketersediaan air dipengaruhi oleh kemampuan tanah untuk mengikat
air. Jumlah air yang dapat ditahan oleh tanah tergantung dari bahan organik
dan tekstur tanah. namun pada praktiknya selama pengolahan tanah untuk
budidaya pak coy tidak ditemukan cacing tanah yang menjadi salah satu
indikator subur atau tidaknya tanah di areal pertanaman sehingga kemampuan
tanah untuk mengikat air juga rendah.
8
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada praktikum budidaya pakcoy praktikum pada pertanian
berwawasan ekologi berkelanjutan dengan memanfaatkan pupuk organik,,
pestisida hayati, dan pupuk cair organik. Pertumbuhan yang didapat
kurang optimal, karena ada beberapa lubang tanam yang tidak tumbuh
karena setelah dilakukan penanaman terjadi hujan deras sehingga
kemungkinan benih yang ditanam ikut terbawa oleh air hujan. Selain itu,
drainase tidak lancar sehingga air yang ada masuk ke areal lahan
tergenang. Hal ini menyebabkan pertumbuhan pakcoy kurang optimal
akibatnya, gulma yang tumbuh tingginya melebihi tinggi dari tanaman
pakcoy.
B. SARAN
Saat melakukan budidaya pakcoy perlu memperhatikan syarat
tumbuh dan faktor ekologi pertumbuhan seperti iklim, jenis tanah dan
tinggi tempat agar pertumbuhan dapat tumbuh optimal agar budidaya
dapat berjalan dengan baik.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
DOKUMENTASI
11
Gb. 3 Pemupukan, penanaman dan penyulaman
12