Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

BUDIDAYA TANAMAN PAKCOY PADA PERTANIAN BERWAWASAN


EKOLOGI BERKELAJUTAN DENGAN MEMANFAATKAN PUPUK
ORGANIK DI KEBUN CELEBAN

MATA KULIAH : AGROEKOSISTEM BERKELANJUTAN

Oleh
Kelompok 3

1. Denes Priono (05. 1. 4. 16. 0707)


2. Farida Izdaharoh Syarifah (05. 1. 4. 16. 0712)
3. GST Syahrul Gunawan (05. 1. 4. 16. 0715)
4. Kristian Remon Suyogi (05. 1. 4. 16. 0718)
5. Miranda (05. 1. 4. 16. 0722)
6. Patimah Siti Ayu (05. 1. 4. 16. 0726)
7. Restu Nurul Hidayah (05. 1. 4. 16. 0728)
8. Rizka Rahmawati (05. 1. 4. 16. 0730)
9. Silvara Ika Yanti (05. 1. 4. 16. 0732)
10. Slamet Ashabib (05. 1. 4. 16. 0734)
11. Tiara Dhini Adhisti (05. 1. 4. 16. 0736)
12. Zulfianti (05. 1. 4. 16. 0738)

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA MAGELANG
KEMENTERIAN PERTANIAN
2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di zaman yang sudah semakin modern ini, juga beriringan dengan semua
sistem semakin maju. Akan tetapi dengan semakin majunya teknologi yang ada,
seperti pada bidang pertanian yang sudah menggunakan berbagai teknologi baru,
menggunakan sistem tanam ataupun pengelolaan yang semakin mudah ini juga
menyisakan permasalahan yang cukup berat, khususnya bagi lingkungan.
Masyarakat saat ini bahkan telah melupakan akan keseimbangan dengan alam,
dengan dalih mengikuti perkembangan zaman,
Akan tetapi sebenarnya terdapat suatu sistem yang cocok untuk diterapkan
untuk tetap menjaga keseimbangan dengan lingkungan dengan cara pengelolaan
yang mudah. Sistem pertanian yang berkelanjutan ini ialah solusi yang harus
diterapkan saat ini, mengingat dengan berkembangnya zaman ini juga keadaan
alam sudah semakin tua dan lebih butuh diperhatikan. Sistem pertanian
berkelanjutan ditujukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan,
mempertahankan produktivitas pertanian, meningkatkan pendapatan petani dan
meningkatkan stabilitas dan kualitas kehidupan masyarakat di pedesaan.
Tiga indikator besar yang dapat dilihat dari lingkungannya lestari,
ekonominya meningkat (sejahtera) dan secara sosial diterima oleh masyarakat
petani. Definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen-
komponen fisik, biologi dan sosial ekonomi, yang direpresentasikan dengan
sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia
dibandingkan pada sistem pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan
pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on-farm) dan bahan-
bahan input maksimum, pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan
nutrisi tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian.
(Yandi, 2017). Pengelolaan sistem pertanian berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal,
lestari dan menguntungkan, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan
untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Pemilihan

2
komoditas dan areal usaha yang cocok merupakan kunci dalam pelaksanaan
pembangunan pertanian berkelanjutan, komoditas harus yang menguntungkan
secara ekonomis, masyarakat sudah terbiasa membudidayakannya, dan
dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari segi teknis, ekologis dan
menguntungkan secara ekonomis. Dalam hal ini pertanian yang diharapkan ialah
pertanian yang berwawasan ekologi atau dapat disebut agroekologi.
Kegiatan pertanian selalu berhubungan dengan faktor-faktor agroekologi,
yang meliputi komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi dalam
agroekosistem. Warren (2008:17) dalam Narendra (2012) mengatakan bahwa
dalam banyak sistem pertanian yang dikelola manusia, Tanaman budidaya yang
di tanam akan berinteraksi dengan ekologi disekitarnya. Mekanisme ekologi yang
terjadi ditentukan oleh komposisi tanaman pertanian dan juga ditentukan oleh
faktor abiotik seperti kimia tanah, iklim, dam manajemen atau pengolahan
pertanian. Sehingga jelas terdapat keterkaitan antara Agroekologi dengan
pertanian berkelanjutan, terlebih lagi pada pertanian modern. Hal tersebut
dikarenakan prinsip prinsip Agroekologi berkaitan erat dengan masalah
pertanian.
Agroekologi adalah ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip ekologi untuk
produksi pertanian. Dalam penerapannya, diharapkan dengan Agroekologi, ahli
pertanian diharapkan mampu mendefinisikan sifat agroekosistem yaitu
produktivitas, stabilitas, keberlanjutan dan keseimbangan dan menerapkannya
secara terintegrasi pada lahan tanam terutama diwilayah tropika. Dalam praktek di
lapangan konsep agroekologi adalah upaya mencari bentuk pengelolaan
sumberdaya lahan permanen, baik dalam satu komoditi maupun kombinasi antara
komoditi pertanian dan kehutanan secara simultan atau secara bergantian pada
unit lahan yang sama dan bertujuan untuk mendapatkan produktivitas optimal,
lestari dan serbaguna, dan memperbaiki kondisi lahan atau lingkungan. (Marsono,
2007). Hal inilah yang medasari untuk melakukan suatu praktek pertanian yang
berwawasan ekologi berkelanjutan di lahan praktek agar dapat mempraktekan
secara langsung dan nantinya dapat lebih paham serta bisa menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari.

3
B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan praktek yang dilakukan yaitu
mampu menerapkan strategi pertanian berwawasan ekologi berkelanjutan pada
budidaya tanaman pakcoy di lahan Celeban, Polbangtan Yogyakarta.

4
BAB II
PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum mata kuliah Agrokosistem dalam budidya
tanaman pakcoy pada pertanian berwawasan ekologi berkelanjutan dengan
memanfaatkan pupuk organik telah dilaksanakan pada bulan Desember 2019.
Lokasi praktikum adalah di Lahan Celeban Kampus Polbangtan Yogyakarta
depan Kandang Sapi.
B. Hasil Pengamatan
Hasil praktikum budidaya pakcoy pada pertanian berwawasan ekologi
berkelanjutan dengan memanfaatkan pupuk organik antara lain :

KEGIATAN HASIL
Pembibitan - Siapkan benih yang baik untuk di jadikan bibit
- Kemudian rendam benih selama 6 jam, setelah itu pilih benih
yang tidak mengapung.
- Angin-angin kan benih kemudian masukan ke dalam media
- Apabila tunas sudah tumbuh, biarkan selama 10 hari kemudian
tanam.

Persiapan lahan - Persiapan lahan dilakukan 3 hari sebelum dilakukan


penanaman
- Persiapan lahan diawali pengukuran luas lahan dan penentuan
panjang dan lebar bedengan
- Melakukan pembajakan lahan dengan traktor sambil dilakukan
pembersihan gulma disekitar lahan
- Membuat bedengan dengan ukuran panjang, lebar 120 dan parit
50 cm
- Menggemburkan tanah di atas bedengan dengan bantuan
kultivator
- Meratakan bedengan dengan bantuan bambu/kayu panjang
- Membuat lubang tanam dengan jarak tanam yang digunakan
untuk 15 x 45 cm
- Memasukan pupuk organik padat ke dalam lubang yang telah
dibuat. Aplikasi pupuk organik padat yang diberikan adalah 16
kg/bedengan.

5
Penanaman - Memasukan bibit pakcoy ke dalam lubang tanam yang dibuat,
penanaman dilakukan sore hari
- Menutup lubang tanam dengan tanah yang ada disekitar
bedengan, jangan terlalu banyak.
- Mengairi dan menyiram bedengan yang telah ditanami.

- Minggu pertama dilakukan pengecekan ke lahan dan didapati


Pemeliharaan bedengan telah digenangi air setengah tinggi bedengan, namun
tetap dilakukan sanitasi/kebersihan lahan dengan tetap
membersihkan gulma di area pertanaman
- Minggu kedua dilakukan pengecekan ke lahan dan didapati
tanaman caisim telah tumbuh namun bedengan masih terendam
air setengah tinggi bedengan
- Tiga hari setelah minggu kedua didapati bedengan terendam air
secara keseluruhan.

Pemanenan Pemanenan tidak dilakukan karena proses budidaya gagal


dilakukan karena bedengan selalu terendam air setelah hujan.

6
BAB III
PEMBAHASAN

Praktikum budidaya pakcoy pada pertanian berwawasan ekologi


berkelanjutan dengan memanfaatkan pupuk organik yaitu menggunakan hasil dari
praktikum pembuatan pupuk organik dan pestisida hayati yang telah dilakukan
oleh mahasiswa sebelumnya. Pada praktikum ini, pemupukan dasar dilakukan
menggunakan pupuk dari kotoran sapi dalam satu bedeng sebanyak 16kg. Setelah
bedengan siap digunakan dan dipupuk menggunakan pupuk organik, selang tiga
hari kemudian baru ditanam benih pakcoy. Benih ditanam secara langsung, dan
melalui persemaian. Pertumbuhan pakcoy bisa dilihat beberapa hari kemudian.
Pertumbuhan yang didapat kurang optimal, karena ada beberapa lubang tanam
yang tidak tumbuh. Selain itu, bedengan tergenang dengan air hujan. Hal ini
menyebabkan pertumbuhan pakcoy kurang optimal. Akibatnya, lahan terendam
dan gulma yang tumbuh tingginya melebihi tinggi dari tanaman pakcoy.
Kegagalan dalam budidaya pakcoy pada pertanian berwawasan ekologi
berkelanjutan dengan memanfaatkan pupuk organik tidak terlepas dari faktor
ekologi yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut :
1. Iklim
Iklim terdiri dari faktor curah hujan, intensitas cahaya dan lama
penyinaran serta angin. Dari faktor tersebut yang nyata berperan pada
pertumbuhan tanaman pakcoy adalah curah hujan, sehubungan dengan
kebutuhan air tanaman. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, tanaman pakcoy pada dasarnya dapat tumbuh dan beradaptasi pada
hampir semua jenis tanah, baik pada tanah mineral yang bertekstur
ringan/sarang sampai pada tanah-tanah bertekstur liat berat dan juga pada tanah
organik seperti tanah gambut. Kemasaman (pH) tanah yang optimum 6-6,5.
Sedangkan suhu yang optimum adalah 15-200C. Dalam kaitannya dengan
curah hujan, maka pada musim hujan harus diperhatikan drainase jangan
sampai ada genangan didaerah perakaran.

7
2. Tinggi tempat
Daerah penanaman yang cocok untuk tanaman pakcoy adalah mulai
dari ketinggian 5 meter-200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya
dibudidayakan didaerah yang mempunyai ketinggin 100-500 meter di atas
permukan laut.
Pada praktik budidaya pakcoy seharusnya tempat tumbuh yang dipilih
adalah tanah yang lebih tinggi di areal pertanaman kebun celeban serta
memiliki drainase yang baik sehingga jika hujan lebat air yang masuk ke areal
pertanaman dapat segera dialirkan keluar sehingga bedengan tidak terendam
dan tidak mengenangi area perakaran tananaman. Akan tetapi pada praktikum
kali ini yang terjadi adalah drainase tidak lancar sehingga air yang ada masuk
ke areal lahan tidak bisa keluar, sehingga mengakibatkan lahan terendam
ketika musim hujan dan menyebabkan kegagalan budidaya pakcoy.

3. Jenis tanah
Media tanam yang cocok untuk ditanami pakcoy adalah tanah gembur,
banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Tanaman
pak coy dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asalkan persyaratan fisik dan
kimia terhadap pertumbuhan tanaman terpenuhi antara lain yaitu : keasaman
tanah, kandungan bahan organik, unsur hara, dan kapasitas penyerapan air serta
kejenuhan basa.
Ketersediaan air dipengaruhi oleh kemampuan tanah untuk mengikat
air. Jumlah air yang dapat ditahan oleh tanah tergantung dari bahan organik
dan tekstur tanah. namun pada praktiknya selama pengolahan tanah untuk
budidaya pak coy tidak ditemukan cacing tanah yang menjadi salah satu
indikator subur atau tidaknya tanah di areal pertanaman sehingga kemampuan
tanah untuk mengikat air juga rendah.

8
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada praktikum budidaya pakcoy praktikum pada pertanian
berwawasan ekologi berkelanjutan dengan memanfaatkan pupuk organik,,
pestisida hayati, dan pupuk cair organik. Pertumbuhan yang didapat
kurang optimal, karena ada beberapa lubang tanam yang tidak tumbuh
karena setelah dilakukan penanaman terjadi hujan deras sehingga
kemungkinan benih yang ditanam ikut terbawa oleh air hujan. Selain itu,
drainase tidak lancar sehingga air yang ada masuk ke areal lahan
tergenang. Hal ini menyebabkan pertumbuhan pakcoy kurang optimal
akibatnya, gulma yang tumbuh tingginya melebihi tinggi dari tanaman
pakcoy.

B. SARAN
Saat melakukan budidaya pakcoy perlu memperhatikan syarat
tumbuh dan faktor ekologi pertumbuhan seperti iklim, jenis tanah dan
tinggi tempat agar pertumbuhan dapat tumbuh optimal agar budidaya
dapat berjalan dengan baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Marsono, Djoko. 2007. Profil Agroekologi. Yogyakarta.


Narendra, Arghya. Agroekologi Agrolandscape Pertanian Berkelanjutan. Diakses
pada 7 Januari 2020. https://sustainablemovement.com
Yandi, Herpi. 2017. Sistem pertanian berkelanjutan-berdasarkan-teknologi
pertanian. Diakses pada 7 Januari 2020. https://medium.com

10
DOKUMENTASI

Gb. 1 Pembuatan bedengan tanam

Gb. 2 Meratakan bedengan dan membuat lubang tanam

11
Gb. 3 Pemupukan, penanaman dan penyulaman

Gb. 4 Kondisi lahan yang terendam dan di tumbuhi rumput

Gb. Kondisi tanaman Pakcoy

12

Anda mungkin juga menyukai