Anda di halaman 1dari 3

Modul 3:

Ulfi (Karu) : Assalamuaikum, selamat pagi rekan-rekan. Apakah semuanya sudah


hadir?
Ican (Katim): Sudah lengkap bu
Ulfi (Karu) : Saya berterimakasih karena hari ini tidak ada yang terlambat. Dari
perawat shift pagi, apakah sudah menyiapkan catatan keperawatan klien?
Mila (Pgi) : Sudah bu, saya sudah menyiapkan semuanya.
Ulfi (Karu) : karena semuanya sudah dipersiapkan, Pada hari Jumat pukul 09.00
wib, sebelum kita memulai kegiatan, mari kita berdo’a agar diberikan
kelancaran untuk melaksanakan suatu tugas yang telah menjadi sebuah
kewajiban bagi kita, berdo’a dimulai.
Baik, kalau begitu mari kita mulai saja kegiatannya. Dari Ketua tim minta tolng
untuk menjelaskan kasusnya terlebih dahulu!!
Ican (Katim) : kasus yang dibahas pada hari ini yaitu sebuah kasus yang yang
terdapat pada salah satu pasien kita yang bernama Bapak Budi, berusia 36
tahun beliau memiliki riwayat penyakit HNP yaitu Kondisi dimana ketika
bantalan keluar dari posisi semula dan menjepit saraf yang berada di
belakangnya. Beliau harus dilakukan operasi Laminektomi. Dengan beberapa
pertimbangan anestesi seperti hasil dari anamnesa, pemeriksaan fisik pada
pasien, pemeriksaan lab dan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan,Serta
menentukan mallampati dan ASA. Pada kasus ini pemilihan anestesinya adalah
anestesi umum. Anestesi umum yang sempurna menghasilkan ketidaksadaran
analgesia, relaxasi otot tanpa menimbulkan resiko yang tidak diinginkan dari
pasien. Menurut ibu mila dan bapak rizky yang selaku perawat pelaksana
bagaimana penanganan terhadap kasus tersebut ?
Mila (Pgi) : Menurut saya sendiri, untuk mengatasi penanganan dari kasus
tersebut didalam bidang anestesinya yaitu dengan memberikan obat induksi
seperti propofol (mempercepat induksi agar cepat pulih), Rchoronium (untuk
mengantisipasi pasien dari riwayat alergi pasien yg tidak diketahui dan
recuronium merupakan salah obat pelumpuh otot yang tidak menyebabkan
histamin release), Fentanyl (untuk memberikan efek analgetik). Kemudian pada
anestesi umum dilakukan intubasi dengan memasukan ETT atau pipa jalan
napas langsung ke trakhea tepat diatas karina (percabangan bronkus).
Bagaimana menurutmu ky?
Rizky : Kalau menurut saya, untuk mengatasi penanganan dari kasus HNP
sendiri didalam bidang anestesinya ditambahkan dengan obat inhalasi. Untuk
obat anestesi inhalasi bagusnya dianjurkan menggunakan sevoflurane
dibandingkan dengan obat inhalasi yang lainnya. Alasannya efek depresi
sevoflurane yang minimal serta tidak mengiritasi jalan napas dibandingkan
dengan enflurane, isoflurane, dan desflurane. MAC yang digunakan 2%.
Kemudian ada beberapa persiapan alat anesthesia yang harus disiapkan untuk
pelaksanaan operasi laminektomi ini, yaitu STATICS
S : Scope ( stetoskop, laringoskop )
T : Tube ( Endotrakea tube/ETT)
A : Airway ( OPPA)
T : Tape ( Plaster)
I : Introducer ( stillet, forcep margill )
C : Connector ( penyambung antara mesin anestesi dan facemask)\
S : suction (penghisap secret)
Ican (Katim) : Baik terima kasih atas pemaparannya untuk ibu Mila dan
bapak Riski,
Jadi pada pasien bapak budi berusia 36 tahun yg menjalani operasi
laminektomi dengan indikasi HNP dilakukan tindakan regional anestesi dengan
mempersiapkan alat STATICS dan ETT kemudian pasien di intubasi dan pasien
di beri obat inhalasi yg berupa sevoflurance setelah itu untuk memberikan efek
analgetik berika fentanyl kemudian untuk induksi berikan propofol dan jngn
lupa lakukan tindakan pasien dengan baik dan hati²
Itu saja mungkin pemaparan dari saya, terima kasi
Ulfi (Karu) : Bagaimana untuk rekan-rekan semua, apakah ada yang kurang
jelas atas penjelasan dari kasus yang telah kita bahas ini?
Semua : Sudah Jelas bu
Ulfi (Karu) : Karena laporan kasus ini sudah jelas, mari kita Bersama-sama
untuk menutup kegiatan ini dengan diakhiri hamdallah.

Anda mungkin juga menyukai