Anda di halaman 1dari 19

TUGAS LAPORAN

SISTEM RESPIRASI

Disusun oleh :

VERA SYAHRINISYA

RONAULI SITOMPUL

MUTHIA MUCHIZAH

WULAN NOPRIANTI

ANDINI TRIANA

ANDRE ANDIKA

Dosen pengampu : Ns. Nila kusumawati, S.Kep, MPH

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah pada Mata Kuliah
Keperawatan gerontik yang terkhusus pada materi “Sistem Respirasi (Pernafasan)”. Salawat
dan salam tidak lupa kami kirimkan kepada baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa kita dari alam kebodohan menuju zaman yang serba modern ini dengan
perkembangan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Adapun makalah tentang “Sistem Pernafasan” ini ditulis untuk memenuhi salah satu
tugas dari mata kuliah Keperawatan gerontik.
Dengan adanya penulisan tentang Sistem Pernafasan ini diharapkan bermanfaat untuk
seluruh rekan-rekan sekalian. Dan kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu.
Kami menyadari tidak ada manusia yang sempurna. Penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang mendukung dari para pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang .
Akhir kata, Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini.

Bangkinang, 20 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Tujuan penulisan

C. Rumusan masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi dan pengertian Sistem Pernapasan

B. Jenis - Jenis Pernapasan

C. Anatomi fisiologi sistem respirasi

D. Mekanisme Sistem Pernapasan


E. Fisiologi sistem respirasi

F. Faktor yang mempengaruhi respirasi

G. Fungsi sistem pernapasan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang
karbondioksida ke lingkungan. Pernapasan adalah proses ganda yaitu terjadinya pertukaran
gas di dalam jaringan atau “pernapasan dalam” dan yang terjadi didalam paru-paru
“pernapasan luar”. Pernapasan Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara
darah dan udara. Pernapasan Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran
darah ke sel-sel tubuh.
Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk
pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk saluran
yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas.
Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem
pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup.
 Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , peparu , tulang rusuk ,otot
interkosta bronkus bronkiol,alveolus dan diafragma.
 Udara disedot ke dalam paru-paru melalui hidung dan trakea
 Dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya menjadi kuat dan sentiasa terbuka
 Trakea bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang disambungkan keparu-
paru
 Kedua-dua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol dan alveolus pada hujung
bronkiol.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sistem Respirasi.?
2. Apa saja Klasifikasi pernapasan?
3. Apa saja Anatomi fisiologi sistem respirasi?
4. Apa Penyakit yang sering timbul pada sistem Pernapasan beserta gejala dan
penanggulangan nya?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Memahami pengertian sistem pernapasan.
2. Mengetahui klasifikasi pernapasan.
3. Memahami Organ sistem pernapasan beserta fungsinya
4. Memahami dan mengerti kelainan serta penyakit pada sistem pernapasan dan cara
penanggulangannya

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan pengertian Sistem Respirasi


Sistem Pernafasan atau Respirasi adalah Sistem pada manusia yang berfungsi untuk
mengambil oksigen dari udara luar dan mengeluarkan karbondioksida melalui paru-paru.
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur
sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2
jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus
dengan darah dalam kapiler
Pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan
sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara
dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih
besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar
maka udara akan keluar.

B. Klasifikasi Pernapasan (Respirasi)


1. Pernapasan Dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :
 Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga
dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada
tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
 Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang
rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar
daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida
keluar.
2. Pernapasan Perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya
dapat dibedakan sebagai berikut:
 Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan
di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
 Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke
posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi
kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada
tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

C. Anatomi fisiologi sistem respirasi


Anatomi fisiologi sistem respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat O2 dapat
berdifusi masuk dan sebaliknya CO2 dapat berdifusi keluar pada respirasi aerob. Alat
pernapasan pada manusia terdiri atas rongga hidung, faring ( tekak), laring (pangkal
tenggorokan), bronkus (cabang batang tenggorokan), dan pulmo (paru-paru).

1. Rongga hidung ( cavum nasalis)


Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung
berlapis selaput lendir. Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat
saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi
menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai
banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Jadi, rongga hidung
berfungsi untuk: menyaring udara, melembapkan udara, dan memanaskan udara. diperoleh
dari lingkungan sekitar. Oksigen diperlukan untuk oksidasi (pembakaran) zat makanan, yaitu
gula (glukosa). Proses oksidasi makanan bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi yang
dihasilkan digunakan untuk aktivitas hidup, misalnya pertumbuhan, mempertahankan suhu
tubuh, pembakaran sel-sel tubuh, dan kontraksi otot. Selain menghasilkan energi,pernapasan
juga menghasilkan karbon dioksida, dan uap air.

2. Faring ( tekak)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung corong,
terletak di belakang rongga hidung dan mulut, dan tersusun dari otot rangka. Faring berfungsi
sebagai jalannya udara dan makanan. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran
pernapasan ( nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan ( orofaring)pada bagian
belakang.

3. Laring (pangkal tenggorokan)

Laring terletak antara faring dan trakea. Laring tersusun atas Sembilan buah tulang
rawan. Bagian dalam dindingnya digerakkan oleh otot untuk menutup serta membuka glotis.
Glotis adalah lubang mirip celah yang menghubungkan trakea dengan faring. Laring memiliki
katup yang disebut epiglotis. Pada saat menelan makanan, epiglotis tertutup sehingga
makanan tidak masuk ke tenggorokan tetapi menuju kerongkongan. Makan sambil berbicara
dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada
saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa
menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan
kesehatan. Di dalam laring, selain terdapat epiglotis juga ditemukan adanya pita suara.
Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai
suara.
Fungsi laring yaitu :
1.menghasilkan suara
2.mengarahkanan makanan masuk
3. melindungi saluran pernapasan
4.penghubung faring dan trakea
4. Tenggorokan ( trakea)

Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan
sebagian di rongga dada. Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang
rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia silia ini berfungsi menyaring benda-
benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
Fungsi trakea dalam sistem pernapasan cukup penting, yaitu mengalirkan udara dari dan
menuju paru-paru. Organ ini berbentuk tabung berongga lebar, yang menghubungkan laring
ke bronkus paru-paru.
5. Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki)
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan
bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan
bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang
rawannyamelingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus.
6. Bronkiolus

Bronkiolus adalah anak cabang dari batang tenggorok yang terdapat dalam rongga
tenggorokan  dan akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah cabang bronkiolus yang
menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan
mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju paru-paru sebelah kiri hanya
bercabang 2. Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang lebih tipis,
pada ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung kecil yang dinamakan
alveolus. Ciri khas bronkiolus adalah tidak adanya tulang rawan dan kelenjar pada
mukosanya, pada bagian awal dari cabang bronkiolus hanya memiliki sebaran sel globet dan
epitel. fungsi dari bronkiolus adalah sebagai media yang menghubungkan oksigen yang
dihirup agar mencapai paru-paru.
7. Paru-paru (Pulmo)

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh
otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada
dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri
(pulmosinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis,
disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura
dalam (pleuravisceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan
tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang
berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk
secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain. Paru-
paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-
paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar
untuk  pertukaran gas.

D. Mekanisme Sistem Pernapasan


Mekanisme Pernapasan pada Manusia

 Pernapasan dada dan pernapasan perut terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi.
1. Mekanisme Pernafasan Dada
a) Fase Inspirasi pernapasan dada
Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi > tulang rusuk
terangkat (posisi datar) > paru-paru mengembang  > tekanan udara dalam paru-paru menjadi
lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar > udara luar masuk ke paru-paru.
b) Fase ekspirasi pernapasan dada
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut adalah sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk relaksasi > tulang rusuk menurun > paru-paru menyusut >
tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar > udara
keluar dari paru-paru.
2. Mekanisme Pernapasan Perut
a) Fase inspirasi pernapasan perut
Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
Sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi > posisi dari melengkung menjadi
mendatar > paru-paru mengembang > tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil
dibandingkan tekanan udara luar > udara masuk
b) Fase ekspirasi pernapasan perut
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
Otot diafragma relaksasi > posisi dari mendatar kembali melengkung > paru-paru
mengempis > tekanan udara di paru-paru lebih besar dibandingkan tekanan udara luar > udara
keluar dari paru-paru.

3. Proses Pertukaran Oksigen (O2) dan Karbon Dioksida (CO2)


Pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida terjadi melalui suatu proses yang
dinamakan difusi. Proses disfusi tersebut terjadi di alveolus dan di sel jaringan tubuh. Proses
difusi berlangsung sederhana yaitu hanya dengan gerakan molekul-molekul secara bebas
melalui membran sel dari konsentrasi tinggi atau tekanan tinggi ke konsentrasi
rendah. Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui inspirasi dari rongga hidung sampai alveolus.
Di alveolus oksigen mengalami difusi ke kapiler arteri paru-paru. Masuknya oksigen
dari luar menyebabkan tekanan parsial oksigen (PO2) di alveolus lebih tinggi dibandingkan
dengan PO2 di kapiler arteri paru-paru. Karena proses difusi selalu terjadi dari daerah yang
bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah , oksigen akan bergerak dari alveolus menuju
kapiler arteri paru-paru. Oksigen di kapiler arteri diikat oleh eritrosit yang mengandung
hemoglobin sampai jenuh. Makin tinggi tekanan parsial oksigen di alveolus, semakin banyak
oksigen yang terikat oleh hemoglobin dalam darah. Oksigen yang berikatan dengan
hemoglobin akan membentuk oksihemogblobin. Reaksi antara hemoglobin dan oksigen
berlangsung secara bolak-balik yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu, pH,
konsentrasi oksigen dan karbon dioksida, serta tekanan parsial. Hemoglobin akan mengangkut
oksigen ke jaringan tubuh yang kemudian akan berdifusi masuk ke sel-sel tubuh untuk
digunakan dalam proses respirasi.
Di dalam sel-sel tubuh atau jaringan tubuh, oksigen digunakan untuk proses respirasi
di dalam mitokondria sel. Semakin banyak oksigen yang digunakan oleh sel-sel tubuh,
semakin banyak karbondioksida yang terbentuk dari proses respirasi. Hal tersebut
menyebabkan tekanan parsial karbon dioksida atau PCO2 dalam sel-sel tubuh lebih tinggi
dibandingkan PCO2 dalam kapiler vena sel-sel tubuh. Sehingga karbon dioksida dapat
berdifusi dari sel tubuh ke kapiler vena sel tubuh yang kemudian akan dibawa oleh eritrosit
menuju paru-paru. Di paru-paru terjadi difusi CO2 dari kapiler vena menuju alveolus. Proses
tersebut terjadi karena tekanan parsial CO2 pada kapiler vena lebih tinggi daripada tekanan
parsial CO2 dalam alveolu. Karbondioksida akhirnya akan dikeluarkan dari tubuh melalui
ekspirasi.
E. FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN
Bernafas / pernafasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan
lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi).
Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau
sebaliknya.Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan
tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang,
diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan
gerakan pasif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :
a. Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang adekuat
2. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan
kapiler paru-paru.Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang
bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih
rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh
darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran
respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan
oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40
mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
a. Luas permukaan paru
b. Tebal membran respirasi
c. Jumlah darah
d. Keadaan/jumlah kapiler darah
e. Afinitas
f. Waktu adanya udara di alveoli
3. Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan
sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.
Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida
harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 %
oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke
jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan
plasma dan sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
a. Curah jantung (cardiac Output / CO)
b. Jumlah sel darah merah
c. Hematokrit darah
d. Latihan (exercise)
F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNAPASAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah :
1. Tahap Perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang
sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan
jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak,
diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter
transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia
juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.
2. Lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin
tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup
individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju
pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang
meningkat.
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi,
sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari
permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan
oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi
kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan
menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan
oksigen.
3. Gaya Hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan
denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan
tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru.
4. Status Kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat
menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi
penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya
pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem
pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu
contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena
hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat
mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.
5. Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam
pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila
memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan
kedalaman pernapasan.
6. Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan
Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat
mempengarhi pernapasan yaitu :
a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru
b. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru
c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel jaringan.
Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan obstruksi
sebagian jalan napas.
Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam tubuh
yang diinspirasi sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan dengan ventilasi,
difusi gas atau transpor gas oleh darah yang dapat disebabkan oleh kondisi yang
dapat merubah satu atau lebih bagian-bagian dari proses respirasi. Penyebab lain
hipoksia adalah hipoventilasi alveolar yang tidak adekuat sehubungan dengan
menurunnya tidal volume, sehingga karbondioksida kadang berakumulasi
didalam darah.
Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan
membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam
hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi serebral.
Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 3 – 5 menit sebelum
terjadi kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat cemas,
lelah dan pucat.
7. Perubahan pola nafas
Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama
jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe
(sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang
meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk
bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.
8. Obstruksi jalan napas
Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang
saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas
meliputi : hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda
asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila
individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas.
Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari
saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang
terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan
tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara
mengorok selama inhalasi (inspirasi).

G. Fungsi sistem pernapasan

Melansir Cleveland Clinic, sistem pernapasan memiliki banyak fungsi.

Tak hanya membantu Anda bernapas, fungsi sistem pernapasan lainnya, yakni:

 Membuat Anda bisa bicara dan membaui sesuatu


 Mengalirkan udara sesuai suhu tubuh dan melembabkannya sesuai kondisi tubuh
 Melindungi saluran udara dari zat berbahaya dan iritasi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem Pernafasan atau Respirasi adalah Sistem pada manusia yang berfungsi untuk
mengambil oksigen dari udara luar dan mengeluarkan karbondioksida melalui paru-paru.
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur
sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Jenis pernapasan
ada 2, yaitu sebagai berikut :
 Pernapasan Dada: Yaitu pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut
 Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga
dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada
tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
 Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang
rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar
daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida
keluar.
 Pernapasan Perut: Yaitu pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya
dapat dibedakan sebagai berikut:
 Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan
di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
 Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke
posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi
kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada
tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

B. Saran
Penulis berharap agar Pembaca dapat mengerti tentang Sistem Pernapasan mulai dari
Definisi sampai dengan hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam Sistem pernapasan.
Mahasiswa selaku calon perawat dapat lebih mengenal tentang pembahasan ini, dan dapat
mensosialisasikan kepada masyarakat luas disekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA

C. Pearce, Evelyn. 1993. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT.
Gramedia.

Communication Limited, Cambridge. 1996. Anatomi dan Fisiologi Modul Swa-


instruksional. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.

Dr. Tambayong, Jan. 1999. Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit
buku kedokteran EGC.

http://yuniherawati.wordpress.com/2012/11/27/makalah-sistem-pernapasan/

http://blackhazel.blogspot.com/2013/03/makalah-biologi-sistem-pernafasan-pada.html

http://www.scribd.com/doc/7631580/Sistem-Pernafasan

http://organisasi.org/proses-sistem-pernapasan-respirasi-pada-manusia-orang-belajar-
biologi-online

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pernapasan

http://keypynk.blogspot.com/2013/03/makalah-sistem-pernapasan_21.html

Jati, Wijaya. 2007. Aktif Biologi Pelajaran Biologi untuk SMA/MA. Jakarta: Ganeca
Exact.

Anda mungkin juga menyukai