Oleh:
Dede Muhamad Halim F 2108180044
Dicky Ramadhan 2108180046
Karizal Tri Sabana 2108180079
Segala puji dan syukur hanyalah bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam. Sholawat serta
salam semoga tetap terlimpah dan curah kepada junjungan alam, khatimul anbiya baginda
Muhammad Rasulullah Saw. Akhirnya penulis bisa menyelesaikan tugas ini yaitu Book
Report dengan dibantu oleh bebrapa reverensi sumber materi.
Penulis ini juga ingin mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang terkait
dalam menyusun Boook Report ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, yakni
kepada:
Bahwasanya penulis menyadari bahwa pada tugas Book Report ini masih jauh dari
yang diharapkan atau kesempurnaan, karena tidak ada satu pun dari manusia yang memiliki
kesempurnaan. Oleh karena itu, agar dimaklumidan dimaafkan.tak lupa kritik dan sarannya
kepada pembaca agar tugas ini berikutnya bisa menjadi lebih baik lagi. Mudah-mudahan
Book Report ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umunya bagi pembaca.
Penyusun
PENDAHULUAN
Dalam setiap perkuliahan, membaca buku yang menjadi bacaan wajib atau buku yang
menjadi bahan rujukan yang direkomendasikan oleh dosen merupakan hal yang penting bagi
setiap mahasiswa. Salah satu bentuk penugasan bagi mahasiswa dalam proses perkuliahan
adalah book report. Book report merupakan salah satu instrument yang dapat mendukung
keberhasilan dalam proses pembelajaran dibangku perkuliahan. Indikator keberhasilan book
report untuk mendukung keberhasilan dalam pembelajaran itu dapat dilihat dari terciptanya
kemampuan dari setiap mahasiswa/mahasiswi untuk mengevaluasi penjelasan, interpretasi
serta analisis mengenai kelebihan maupun kelemahan buku, sehingga berdampak besar bagi
pengembangan cara berfikir dari mahasiswa yang pada akhirnya menambah pemahaman dan
pengetahuan mahasiswa itu sendiri terhadap kajian mata kuliah yang telah diambil. Dengan
kata lain, melalui book report mahasiswa diajak untuk menguji pemikiran dari pengarang
maupun penulis berdasarkan sudut pandang yang akan dibangun oleh setiap mahasiswa
berdasarkan pengetahuan & pengalaman yang mereka miliki.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari pemakaian bahasa. Dengan
bahasa seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan keinginan dalam
menyampaikan pendapat dan informasi. Bahasa sebagai alat untuk interaksi antar manisia
dalam masyarakat memiliki sifat sosial yaitu pemakaian bahasa digunakan oleh setiap lapisan
masyarakat.
Penulis : Pranowo
PEMBAHASAN
Belajar bahasa adalah proses penguasaan bahasa, baik pada bahasa pertama maupun
bahasa kedua. Proses penguasaan bahasa yang di maksud meliputi penguasaan secara alamiah
(acquisition) maupun secara formal (learning) (krashen, 1981:40).
B. Pendekatan Behaviorisme
Para pakar psikologi belajar bahasa penganut paham behaviorisme berpendapat bahwa
belajar bahasa berlangsung dalam lima tahapan yaitu:
b. Mengingat ingat.
c.menirukan.
d. Mengasosiasikan, dan
e. Menganalogi.
C. Pendekatan Kognitifisme
Hipotesis ketiga yaitu hipotesis urutan alamiah (the order hypothesis). Hipotesis ini
mengemukakan bahwa proses pemerolehan strukteur gramatikal terjadi secara beeurutan.
Hipotesis ke empat yaitu hipotesis imput (the input hypothesis) menyatakan bahwa
kemampuan berbahasa seseorang tergantung inputnya.
Hipotesis ke lima yaitu hipotesis saringan afektif (the filter afectife hypothesis).
Hipotesis ini mengemukakan bahwa semakin besar saringan atau fiter afektif semakin sukar
untuk menguasai bahasa.
D. Pendekatan Humanisme
E. Pandangan Konstruktifisme
5. Belajar pada hakikatnya adalah proses mengkontruk pengetahuan melalui proses asimilasi
dan akomodasi.
7. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang sudah di ketahui sebelumnya yang di
wujudkan menjadi pengetahuan baru.
BAB 3
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Pendekatan behaviorisme
2. Pendekatan kognitifisme
3. Pendekatan humanisme
Adapun pandangan konstruktifisme di anggap sebagai perkembangan lebih lanjut dari
pandangan psikologi kognitif Piaget maupun Vygotsky (sukiman, 2008).
Penerapannya dalam belajar, beberapa pandangan kaum kontrutifisme dapat di catat
sebagai berikut:
1. Belajar merupakan proses aktif dalam mengkonstruk makna.
2. Belajar bukan sekadar hubungan stimulus-renspons.
3. Belajar pada dasarnya adalah pengembangan konsep dan pemhaman mendalam mengenai
suatu objek.
4. Belajar lebih menekankan pada proses, bukan hasil.
5. Belajar pada hakikatnya adalah proses mengkontruk pengetahuan melalui proses asimilasi
dan akomodasi.
6. Belajar merupakan proses terus menerus.
7. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang sudah di ketahui sebelumnya yang di
wujudkan menjadi pengetahuan baru.
Kebebasan yang di maksud dalam kontrutifisme adalah kebebasan yang teramatti
sesuai dengan perkembangan kognitif anak. Anak merangkau pengetahuan atas dasar
pengetahuan yang sudah di miliki. Oleh karena itu, peranan motivasi, konteksosial,
karakteristik indibidu sangat menentukan tingkat pemahamannya.