Oleh:
DEFINISI
Menurut World Health Organisation (WHO), keluarga berencana adalah
tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan
yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan,
mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam
keluarga.
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah
visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
menjadi visi untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas Tahun 2015” dimana
misinya sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi
sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga. Oleh karena itu
diperlukan suatu metode kontrasepsi untuk mengatur kelahiran anak (Saifuddin,
2010).Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat
yang digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak kelahiran.
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha
yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak
positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan
menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.
Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan
merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar
dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.
- Cara kerja
Cara kerja MAL adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada saat
laktasi/menyusui, hormone yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin.
Semakin sering menyusui, maka kadar prolaktin meningkat dan hormone
gonadotrophin melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormone
penghambat akan mengurangi kadar estrogen, sehingga tidak terjadi ovulasi.
- Efektifitas
Efektifitas MAL sangat tinggi sekitar 98%.
- Manfaat kontrasepsi
MAL memberikan manfaat kontrasepsi dan non-kontrasepsi yaitu:
a) Manfaat kontrasepsi
Efektifitas tinggi (98%) apabila digunakan selama 6 bulan pertama
melahirkan, belum mendapatkan haid dan dan menyusui eksklusif
Dapat segera dimulai setelah melahirkan
Tidak memerlukan prosedur khusus, alat maupun obat
Tidak perlu pengawasan medis
Tidak mengganggu senggama
Mudah digunakan
Tidak perlu biaya
Tidak menimbulkan efek samping sistemik
Tidak bertentangan dengan budaya maupun agama
b) Manfaat non-kontrasepsi
- Untuk bayi
o Mendapat kekebalan pasif
o Meningkatkan gizi
o Mengurangi resiko penyakit menular
o Terhindar dari terpapar terhadap kontaminasi air, susu formula,
atau alat minum yang dipakai
- Untuk ibu
o Mengurangi perdarahan postpartum
o Membantu proses involusi uteri (uterus kembali normal)
o Mengurangi resiko anemia
o Meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi
- Keterbatasan
o Memerlukan persiapan dimulai sejak kehamilan
o Metode ini hanya bisa digunakan selam 6 bulan setelah melahirkan,
belum mendapatkan haid, dan menyusui secara efektif
o Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk Hepatititis B
atapun HIV/AIDS
o Tidak menjadi pilihan bagi wanita yang tidak menyusui
o Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif
belum
belum
belum
Lendir/mukosa serviks ini tidak hanya dihasilkan oleh sel leher rahim
tetapi juga oleh sel-sel vagina. Dalam vagina, terdapat sel intermediet yang
mampu berperan terhadap adanya lendir pada masa subur/ovulasi.
Ovulasi adalah pelepasan sel telur/ovum yang matang dari
ovarium/indung telur. Pada saat menjelang ovulasi, lendir leher rahim akan
mengalir dari vagina bila wanita sedang berdiri atau berjalan. Ovulasi hanya
terjadi pada satu hari di setiap siklus dan sel telur akan hidup 12-24 jam, kecuali
dibuahi sel sperma. Oleh karena itu, lendir pada masa subur berperan menjaga
kelangsungan hidup sperma selama 3-5 hari. Pengamatan lendir serviks dapat
dilakukan dengan:
1. Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.
2. Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.
Pada malam harinya, hasil pengamatan ini harus dicatat. Catatan ini akan
menunjukkan pola kesuburan dan pola ketidaksuburan.Pola Subur adalah pola
yang terus berubah, sedangkan Pola Dasar Tidak Subur adalah pola yang sama
sekali tidak berubah. Kedua pola ini mengikuti hormon yang mengontrol
kelangsungan hidup sperma dan konsepsi/pembuahan. Dengan demikian akan
memberikan informasi yang bisa diandalkan untuk mendapatkan atau menunda
kehamilan.
- Manfaat
Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu dengan
berpantang senggama pada masa subur. Selain itu, metode ini juga
bermanfaat bagi wanita yang menginginkan kehamilan.
- Efektifitas
Keberhasilan metode ovulasi billings ini tergantung pada instruksi yang tepat,
pemahaman yang benar, keakuratan dalam pengamatan dan pencatatan
lendir serviks, serta motivasi dan kerjasama dari pasangan dalam
mengaplikasikannya. Angka kegagalan dari metode mukosa serviks sekitar
3-4 perempuan per 100 perempuan per tahun. Teori lain juga mengatakan,
apabila petunjuk metode mukosa serviks atau ovulasi billings ini digunakan
dengan benar maka keberhasilan dalam mencegah kehamilan 99 persen.
- Kelebihan
Metode mukosa serviks ini memiliki kelebihan, antara lain:
1. Mudah digunakan.
2. Tidak memerlukan biaya.
3. Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami
lain yang mengamati tanda-tanda kesuburan.
- Keterbatasan
Sebagai metode keluarga berencana alami, metode mukosa serviks ini
memiliki keterbatasan. Keterbatasan tersebut antara lain:
1. Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan
metode kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).
2. Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat
kelaminnya.
3. Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan
tanda-tanda kesuburan.
4. Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.
- Manfaat
Metode suhu basal tubuh dapat bermanfaat sebagai konsepsi maupun
kontrasepsi.
Manfaat konsepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan
kehamilan.
Manfaat kontrasepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan
menghindari atau mencegah kehamilan.
- Efektifitas
Metode suhu basal tubuh akan efektif bila dilakukan dengan benar dan
konsisten. Suhu tubuh basal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan
berturut-turut dan dianggap akurat bila terdeteksi pada saat ovulasi. Tingkat
keefektian metode suhu tubuh basal sekitar 80 persen atau 20-30 kehamilan
per 100 wanita per tahun. Secara teoritis angka kegagalannya adalah 15
kehamilan per 100 wanita per tahun. Metode suhu basal tubuh akan jauh
lebih efektif apabila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain seperti
kondom, spermisida ataupun metode kalender atau pantang berkala
(calender method or periodic abstinence).
- Keuntungan
Keuntungan dari penggunaan metode suhu basal tubuh antara lain:
1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan suami istri
tentang masa subur/ovulasi.
2. Membantu wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur mendeteksi
masa subur/ovulasi.
3. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun meningkatkan
kesempatan untuk hamil.
4. Membantu menunjukkan perubahan tubuh lain pada saat mengalami
masa subur/ovulasi seperti perubahan lendir serviks.
5. Metode suhu basal tubuh yang mengendalikan adalah wanita itu sendiri.
- Keterbatasan
Sebagai metode KBA, suhu basal tubuh memiliki keterbatasan sebagai
berikut:
1. Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri.
2. Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis.
3. Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur,
merokok, alkohol, stres, penggunaan narkoba maupun selimut elektrik.
4. Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu yang sama.
5. Tidak mendeteksi awal masa subur.
6. Membutuhkan masa pantang yang lama.
3. Senggama Terputus
Senggama terputus adalah cara mencegah kehamilan dengan menarik
penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi. Cara ini merupakan cara kontrasepsi
yang tertua dikenal manusia, dan mungkin masih merupakan cara yang paling
banyak dilakukan sampai sekarang.
Keuntungannya:
Tidak membutuhkan biaya dan persiapan
Kekurangannya:
Memerlukan pengendalian diri yang besar dari laki-laki, dan banyak laki-laki
yang tidak bisa mengontrol emosionalnya.
6. Kondom
Penggunaan kondom sudah dimulai sejak zaman Mesir kuno. Pada 1553,
Gabrielle Fallopi melukiskan tentang penggunaan kantong sutera diolesi dengan
minyak yang dipasang menyelubungi penis sebelum berhubungan seks dengan
tujuan mencegah laki-laki dari penyakit kelamin.
Penggunaan
Kondom sebagai alat kontrasepsi baru dimulai pada abad ke-18 di
Inggris. Pada mulanya kondom ini dibuat dari usus biri-biri dan dalam
perkembangannya pada 1844, Goodyear berhasil membuat kondom dari karet.
Kondom yang umumnya dipakai sekarang ini terbuat dari karet dan tersedia
dengan ukuran dan warna yang beragam.Efektivitas kondom ini bergantung
pada mutu dan ketelitian dalam penggunaannya.
Keuntungan:
1. Bila digunakan secara tepat maka kondom dapat digunakan untuk
mencegah kehamilan dan penularan penyakit menular seksual (PMS).
2. Kondom tidak mempengaruhi kesuburan jika digunakan dalam jangka
panjang
3. Kondom mudah didapat dan tersedia dengan harga yang terjangkau
Kekurangan:
1. Karena sangat tipis maka kondom mudah robek bila tidak digunakan atau
disimpan sesuai aturan
2. Beberapa pria tidak dapat mempertahankan ereksinya saat menggunakan
kondom.
3. Setelah terjadi ejakulasi, pria harus menarik penisnya dari vagina, bila
tidak, dapat terjadi resiko kehamilan atau penularan penyakit menular
seksual. Kondom yang terbuat dari latex dapat menimbulkan alergi bagi
beberapa orang
Cervical cap terbuat dari karet atau plastik dan berbentuk mangkuk yang
pinggirnya terbuat dari karet yang tebal. Ukurannya lebih kecil dari diafragma
vaginal. Alat ini mulai jarang dipergunakan untuk kontrasepsi.
Servical Cap
2. Spermatisida
Spermatisida yang dipakai untuk kontrasepsi terdiri atas dua komponen
yaitu zat kimiawi yang mampu mematikan spermatozoa. Spermatisid berguna
untuk mematikan sperma sebelum melewati serviks. Cara kerjanya dengan
merusak membran sel sperma dan menurunkan mobilitas sperma serta
kemampuan sperma di dalam membuahi ovum. Spermatisida terdiri dari
bermacam bentuk seperti suppositorum, jelly atau krim, tablet busa dan tisu KB .
Penggunanya masih sangat sedikit.Kini di pasaran terdapat banyak obat-obat
spermatisida, antara lain dalam bentuk:
a. Suppositorium: Lorofin suppositoria, Rendel pessaries. Suppositorium
dimasukkan sejauh mungkin kedalam vagina sebelum koitus. Obat ini
baru mulai aktif setelah 5 menit. Lama kerjanya kurang lebih 20 menit
sampai 1 jam.
b. Jelly: Perseptin vaginal jelly, Orthogynol vaginal jelly, dan Delfen vaginal
crème. Jelly lebih encer daripada creme. Obat ini disemprotkan kedalam
vagina dengan menggunakan suatu alat. Lama kerjanya kurang lebih 20
menit sampai 1 jam.
c. Tablet busa: Sampoon, volpar,Syn-A-Gen. Sebelum digunakan, tablet
terlebih dahulu dicelupkan kedalam air, kemudian dimasukkan kedalam
vagina sejauh mungkin. Lama kerjanya 30 sampai 60 menit.
d. C-Film: yangmerupakan benda yang tipis, dapat dilipat, dan larut dalam
air. Dalam vagina obat ini merupakan gel dengan tingkat dispersi yang
tinggi dan menyebar pada porsio uteri dan vagina. Obat mulai efektif
setelah 30 menit.
Keuntungan:
• Mengurangi resiko terkena kanker rahim dan kanker endometrium.
• Mengurangi darah menstruasi dan kram saat menstruasi.
• Dapat mengontrol waktu untuk terjadinya menstruasi.
• Untuk pil tertentu dapat mengurangi timbulnya jerawat ataupun hirsutism
(rambut tumbuh menyerupai pria).
Kekurangan :
• Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.
• Harus rutin diminum setiap hari.
• Saat pertama pemakaian dapat timbul pusing dan spotting.
• Efek samping yang mungkin dirasakan adalah sakit kepala, depresi, letih,
perubahan mood dan menurunnya nafsu seksual
• Kekurangan Untuk pil kb tertentu harganya bisa mahal dan memerlukan
resep dokter untuk pembeliannya.
2. Suntikan
a) Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.
b) Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan estrogen.
c) Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung derivate
testosteron.
Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan
Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi
pelepasan ovum untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan
pembentukan releasing faktor dari hipotalamus.
Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh
spermatozoa.
Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna
untuk implantasi dari hasil konsepsi.
Keuntungan dan Kerugian
a) Keuntungan
Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8
minggu untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian
selanjutnya sekali tiap 12 minggu.
DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis
150 mg.
Tingkat efektifitasnya tinggi
Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.
Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.
Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara
tidak disuntik ulang, sedangkan IUD dan implant yang non-
bioderdable harus dikeluarkan oleh orang lain.
Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa
perlu memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau
keluarga lain.
Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang
disebabkan estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih
serius seperti timbulnya bekuan darah disamping estrogen juga dapat
menekan produksi ASI.
b) Kerugian
Perdarahan yang tidak menentu
Terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan
Berat badan yang bertambah
Sakit kepala
Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan
Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat
ditarik lagi.
Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka
kegagalan 0.7%.
Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.
Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan
Memerlukan biaya yang cukup tinggi.
Kontra Indikasi
Tersangka hamil
Perdarahan ginekologi ( perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui
penyebabnya
Tumor/keganasan
Penyakit jantung, hati, hipertensi, DM, penyakit paru-paru hebat.
Cara Penggunaan
Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular tiap 12
minggu dengan kelonggaran batas waktu suntik, biasa diberikan kurang satu
minggu.
b. Penanggulangannya
1) Gangguan haid
a) Konseling
Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada
pemakaian kontrasepsi suntikan dapat menyebabkan gejala-
gejala tersebut adalah akibat pengaruh hormonal suntikan dan
biasanya gejala-gejala perdarahan tidak berlangsung lama
b) Pengobatan
Apabila pasien ingin mendapat haid, dapat diberikan pemberian
Pil KB hari I sampai ke II masing masing 3 tablet, selanjutnya hari
ke IV diberikan 1 x 1 selama 3 – 5 hari. Bila terjadi perdarahan,
dapat pula diberikan preparat estrogen misalnya : Lymoral 2 x 1
sehari sampai perdarahan berhenti. Setelah perdarahan berhenti,
dapat dilaksanakan “tepering off” ( 1 x 1 tablet ).
2) Keputihan
a) Konseling
Menjelaskan kepada akseptor bahwa kontrasepsi suntikan jarang
terjadi keputihan. Bila hal ini terjadi juga, harus dicari
penyebabnya dan segera di berikan pengobatan.
b) Pengobatan
Pengobatan medis biasanya tidak diperlukan. Pada kasus dimana
cairan berlebihan dapat diberikan preparat Anti Cholinergis seperti
extrabelladona 10 mg dosis 2 x 1 tablet untuk mengurangi cairan
yang berlebihan. Perubahan warna dan bau biasanya disebabkan
oleh adanya infeksi.
Tempat Pelayanan
a) Rumah Sakit / Rumah Sakit Bersalin / Rumah Bersalin
b) Puskesmas / Balai kesehatan Masyarakat / Poliklinik Swasta / Poliklinik
Pemerintah.
c) Poliklinik Keliling
d) Dokter / Bidan Praktek Swasta
3. Susuk/implan
Ada duamacam susuk yang biasa dipergunakan untuk kontrasepsi,
yaitunorplan dan implanon.Norplan merupakan metodakontrasepsi berjarak5
tahun yang terdiri atas 6 kapsul silastik silikonberisi masing-masing36
mglevonorgestrel dan disisipkan dibawah kulit.Implanon hanya berjarak 3
tahundan berbentuk batang putih lentur dengan panjang 40 mm dan diameter
2mm dalam suatu jarum yang terpasang pada inserterkhusus.
Mekanisme kerja:
Mengentalkan lendir serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma
Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak
cocok untuk implantasi zygote.
Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.
Keuntungan:
Dapat mencegah terjadinya kehamilan dalam jangka waktu 3 tahun.
Sama seperti suntik, dapat digunakan oleh wanita yang menyusui.
Tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau dipakai sebelum melakukan
hubungan seksual.
Kekurangan :
Sama seperti kekurangan kontrasepsi suntik, Implan/Susuk dapat
mempengaruhi siklus mentruasi.
Tidak melindu ngi terhadap penyakit menular seksual.
Dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa wanita.
10. IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Sekarang ini di pasaran terdapat berpuluh-puluh jenis IUD. Dari bahan
bakunya IUD yang beredar terdiri dari tiga tipe.Ada yang terbuat dari plastik,
mengandung tembaga, dan ada yang mengandung hormon steroid.Dari segi
bentuknya, IUD terbagi ke dalam bentuk yang terbuka dan tertutup seperti cincin.
Yang banyak dipergunakan dalam program KB nasional adalah IUD jenis Lippes
loop. Dibandingkan dengan alat dan obat kontrasepsi yang lain, IUD mempunyai
keunggulan karena hanya memerlukan satu kali pemasangan, tidak
menimbulkan efek sistemik, ekonomis dan cocok untuk penggunaan secara
masal, efektivitasnya cukup tinggi, dan mudah dilepas jika menginginkan anak
(reversibel). Namun demikian, IUD bisa menimbulkan efek samping seperti
pendarahan, rasa nyeri, kejang perut, dan gangguan atau ketidaknyamanan
padasuami. Bahkan bisa menimbulkan infeksi pelvik dan endometritis.
Keuntungan :
Merupakan metode kontrasepsi yang sangat efektif.
Bagi wanita yang tidak tahan terhadap hormon dapat menggunakan IUD
dengan lilitan tembaga.
IUS dapat membuat menstruasi menjadi lebih sedikit.
Kekurangan :
Pada 4 bulan pertama pemakaian dapat terjadi resiko infeksi.
Kekurangan IUD/IUS alatnya dapat keluar tanpa disadari.
Tembaga pada IUD dapat meningkatkan darah menstruasi dan kram
menstruasi. Walaupun jarang terjadi, IUD/IUS dapat menancap ke dalam
rahim.
Progesterone Estrogen
Faktor pembekuan
Sirkulasi GIT Reproduksi darah meningkat
Progesterone Estrogen
Faktor pembekuan
Sirkulasi Reproduksi darah meningkat
GIT
Retensi Stimulasi hipotalamus Trombosis
cairan & Na Merangsang pusat Pengentalan lender
nafsu makan LH,FSH menurun serviks
Peningkatan
TD Nafsu makan Ovulasi terhambat Menghambat
meningkat penetrasi sperma
Menghambat Perubahan maturasi
sikluas BB meningkat endometrium Sperma & ovum tidak
oksigenasi bertemu
Menghambat Perubahan body Atropi
Nyeri kepala produksi image Lendir meningkat
prostaglandin Dinding rahim sulit
Nyeri lepas Konsepsi tidak terjadi
Peningkatan
Asam proteksi Amenorrhea
lambung terhadap
meningkat mukosa Ansietas
lambung
Merangsang
muntah Iritasi mukosa
lambung
Devisit
vol.cairan
3. IMPLANT
IMPLANT
Kadar progestin tetap Supresi maturasi siklik Merangsang Reaksi radang di lengan Kurang pengetahuan
konstan endometrium hipotalamus dan kiri tentang prosedur
hipofisis pemasangan dan efek yg
Mucus servik Mengganggu proses Pelepasan mediator terjadi
menebal, kental dan pembentukan Supresi peningkatan inflamasi
jumlahnya menurun endometrium Luteininzing Hormone Ansietas
(LH) Stimulasi saraf simpatis
Membentuk sawar Atrofi endometrium & parasimpatis
untuk penetrasi Menekan terjadinya
sperma Menghambat terjadinya ovulasi Persepsi nyeri
implantasi
Menghambat Nyeri
pergerakan sperma
4. IUD
IUD
Reaksi radang di cavum Perubahan reaksi kimia Terjadi efek mekanik Kurang pengetahuan
uteri tentang prosedur
Perubahan reaksi pemasangan dan efek
Fagosit meningkat enzimatik uterus yg terjadi
Erosi endometrium Kontraksi uterus
Perubahan endometrium Perubahan Ansietas
endometrium Spotting Iskemia otot uterus
Keputihan meningkat
Nidasi tidak terjadi Infeksi Pelepasan mediator
Infeksi pelvis inflamasi
Makrofag meningkat
Hipertermi Stimulasi saraf
Menekan sperma simpatis &
Perubahan suhu tubuh parasimpatis
Sperma dan ovum
tidak bertemu Persepsi nyeri
Nyeri
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan suami
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat mestruasi
e. Riwayat KB
f. Riwayat psikologi
g. Pemeriksaan fisik
h. Riwayat obstetric
a. Ansietas
Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan
1. Krisis situasional Tingkat Ansietas (L.09093) 1. Identifikasi saat ansietas berubah (kondisi, waktu, stressor)
2. Kebutuhan tidak terpenuhi 2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
3. Krisis maturasional 1. Verbalisasi kebingungan 3. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
4. Ancaman terhadap konsep menurun Terapeutik
diri 2. Verbalisasi khawatir akibat
5. Ancaman terhadap kondisi yang dihadapi 1. Ciptakan suasana terapeuti untuk menumbuhkan kepercayaan
kematian menurun 2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan jika memungkinkan
6. Kekhawatiran 3. Perilaku gelisah menurun 3. Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan penuh perhatian
7. Disfungsi sitem keluarga 4. Perilaku tegang menurun 4. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
8. Hubungan orang tua-anak 5. Konsentrasi membaik 5. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
tidak memuaskan 6. Pola tidur membaik 6. Diskusikan rencana realistis tentang peristiwa yang akan datang
9. Faktor keturunan Edukasi
(temperamen mudah
teragitasi sejak lahir) 1. Keluhan pusing menurun 1. Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang mungkin dialami
10. Penyalahgunaan zat 2. Anoreksi menurun 2. Informasi secara factual mengenai diagnosis, pengobatan dan prognosis
11. Terpapar bahaya 3. Palpitasi menurun 3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien jika perlu
lingkungan (toksin, polutan) 4. Frekuensi pernafasan 4. Anjurkan untuk melakukan kegiatan yang tidak kompetitif sesuai kebutuhan
12. Kurang terpapar informasi menurun 5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan perssepsi
dd: (Gejala dan Tanda 5. Frekuensi nadi menurun 6. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
Mayor) 6. Tekanan darah menuruh 7. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
7. Diaforesis menurun 8. Latih teknik relaksasi
Subjektif 8. Tremor menurun Kolaborasi
9. Pucat menurun
1. Merasa bingung 10. Perasaan keberdayaan 1. Kolaborasi pemberian obat antiansietas jika perlu
2. Merasa khawatir dengan membaik
akibat dari kondisi yang 11. Kontak mata membaik
dihadapi 12. Pola berkemih membaik Terapi Relaksasi (1.09326)
3. Sulit berkonsentrasi 13. Orientasi membaik
Objektif Observasi
4. Tampak gelisah NB: Luaran tambahan 1. Identifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan berkonsentrasi atau gejal
5. Tampak tegang (tergantung kasus) lain yang mengganggu kemampuan kognitif
6. Sulit 2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
(Gejala dan tanda Minor) 1. Dukungan Sosial 3. Identifikasi kesediaan, kemampuan dan penggunaan teknik sebelumnya
(L.13113) 4. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah dan suhu sebelum dan
Subjektif 2. Harga Diri (L.09069) sesudah latihan
3. Kesadaran Diri 5. Monitor respons terhadap terapi relaksasi
1. Mengeluh pusing (L.09072) Terapeutik
2. Anoreksi 4. kontrol Diri (L.09076)
3. Palpitasi 5. Proses Informasi 1. Ciptakan lingkungan tenang dan tanda gangguan dengan pencahayaan dan suhu
4. Merasa tidak berdaya (L.10100) diruangan jika memungkinkan
Objektif 6. Status Kognitif 2. Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi
(L.09086) 3. Gunakan pakaian longgar
5. Frekuensi nafas meningkat 7. Tingkat Agitasi 4. Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
6. Frekuensi nadi meningkat (L.09092) 5. Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau tindakan
7. Tekanan darah meningkat 8. Tingkat Pengetahuan medis jika sesuai
8. Diaforesis (L.12111) Edukasi
9. Tremor
10. Muka tampak pucat 1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang tersedia (music,
11. Suara bergetar meditasi, nafas dalam, relaksasi otot progresif)
12. Kontak mata buruk 2. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
13. Sering berkemih 3. Anjurkan mengambil posisi nyaman
14. Berorientasi pada masa lalu 4. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
5. Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih
6. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
b. hipertermia
Observasi
1. Monitor suhu tubuh sampai stabil (36.50-
37.50C)
2. Monitor suhu tubuh tiap 2 jam
3. Monitor tekanan darah, frekuensi
pernapasan dan nadi
4. Monitor warna dan suhu kulit
5. Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermi
atau hipertermi
Terapeutik
1. Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika
perlu
2. Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang
adekuat
3. Gunakan kasue pendingin, water circulating
blankets, ice pack atau gel pad dan
intravascular cooling cathetedzation untuk
menurunkan suhu tubuh
4. Sesuaikan suhu lingkungan dengan
kebutuhan pasien
Edukasi
1. Jelaskan cara pencegahan heat exhaustion
dan heat stroke
Kolaborasi
1. Kolaboasi pemberian antipiretik, jika perlu