Anda di halaman 1dari 11

Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji

Barfoed)

I PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar


Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip
Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.

1.1 Latar Belakang Percobaan


Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas.
Untuk melakukan aktivitas itu kita memerlukan energy. Energi
yang diperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita
makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga
kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein,
dan lemak atau lipid (Poedjiadi, 1994).
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau
polihidroksi keton dan meliputi kondensat polimer-polimernya
yang terbentuk. Nama karbohidrat dipergunakan dalam
senyawa-senyawa tersebut, mengingat rumus empirisnya
yang berupa CnH2nOn atau mendekati Cn(H2O)n yaitu karbon
yang mengalami hidratasi.
Terdapat beberapa uji untuk mengenali dan
mengetahui adanya karbohidrat pada makanan (sampel)
seperti uji molish, uji barfoed, uji benedict, dan uji selliwanof.
Uji Barfoed adalah uji untuk membedakan
monosakarida dan disakarida dengan mengontrol kondisi pH
serta waktu pemanasan. Prinsipnya berdasarkan reduksi
Cu2+ menjadi Cu+. Reagen Barfoed mengandung senyawa
tembaga asetat (Razuna, 2010).

1.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan uji barfoed adalah untuk
menguji adanya gula monosakarida pereduksi dalam
bahan pangan.
Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji
Barfoed)

1.3 Prinsip Percobaan


Prinsip dari percobaan uji barfoed adalah
berdasarkan karbonil bebas dari karbohidrat dengan
larutan barfoed (Cu2+) dalam suasana asam yang
direaksikan menjadi Cu2O membentuk suatu endapan
merah bata.
1.4 Reaksi Percobaan

O O
2+
C + Cu Cu2OH + C OH

Gambar 1. Reaksi Percobaan Uji Barfoed


Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji
Barfoed)

II METODE PERCOBAAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan yang


Digunakan, (2) Pereaksi yang Digunakan, (3) Alat yang
Digunakan, dan (4) Metode Percobaan.

2.1 Bahan yang Digunakan


Bahan yang digunakan dalam Uji Barfoed adalah
sampel dan pereaksi barfoed.

2.2 Pereaksi yang Digunakan


Pereaksi yang digunakan dalam Uji Barfoed adalah
larutan barfoed yang terdiri dari 13,3 gram Cu-asetat dalam
200 ml air ditambah 1,9 ml asam asetat glacial.

2.3 Alat yang Digunakan


Alat yang digunakan dalam Uji Barfoed adalah pipet
tetes, tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas kimia, kompor
(water bath), penangas air.
Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji
Barfoed)

2.4 Metode Percobaan

Gambar 2. Metode Percobaan Uji Barfoed


Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji
Barfoed)

III HASIL PENGAMATAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil


Pengamatan dan, (2) Pembahasan.

3.1. Hasil Pengamatan

Bahan Pereaksi Warna Hasil Keterangan


Tidak terdapat
Hijau
J - endapan
Tosca
merah bata
Terdapat
Biru
A + endapan
Tosca
merah bata
Hijau Terdapat
Larutan
B Kehitama + endapan
Barfoed n merah bata
Tidak terdapat
F Biru - endapan
merah bata
Tidak terdapat
K Hijau - endapan
merah bata
Sumber : Hasil I : Nadia dan Nurrul, Kelompok G, Meja 05,
2014.
Keterangan :
(+) Terdapat endapan merah bata
(-) Tidak terdapat endapan merah bata
Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji
Barfoed)
Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji
Barfoed)

Gambar 3. Hasil Pengamatan Uji Barfoed

3.2. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan didapatkan hasil, pada
sampel A dan B positif mengandung gula monosakarida
pereduksi ditandai dengan adanya endapan merah bata.

Larutan Barfoed terdiri dari 13,3 gram CuAs dalam


200 ml air ditambah dengan 1,9 ml CH 3COOH glasial. Uji
barfoed merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui
adanya gula monosakarida pereduksi dalam sampel atau
bahan. Hasil percobaan uji barfoed dapat diketahui bahwa
dalam coca cola, marie, teh tawar, dan fatigon hydro
mengandung gula monosakarida pereduksi. Hal ini dapat
dilihat dari terbentuknya endapan merah bata.

Larutan barfoed (campuran kupri asetat dan asam


asetat) akan bereaksi dengan gula reduksi (monosakarida)
sehingga dihasilkan endapan merah bata kuprooksida. Dalam
suasana asam ini gula reduksi yang termasuk dalam
golongan disakarida memberikan reaksi yang sangat lambat
dengan larutan barfoed sehingga tidak memberikan endapan
merah kecuali pada waktu percobaan yang diperlama
(Sudarmadji, 2007).

Pada percobaan uji Barfoed, karbohidrat direduksi


pada suasana asam. Dalam asam, polisakarida atau
disakarida akan terhidrolisis parsial menjadi sebagian kecil
monomernya. Hal inilah yang menjadi dasar untuk
membedakan antara monosakarida, oligosakarida/disakarida,
dan polisakarida. Monomer gula dalam hal ini bereaksi
dengan fosfomolibdat membentuk senyawa berwarna biru.
Dibanding dengan monosakarida, polisakarida yang
terhidrolisis oleh asam mempunyai kadar monosakarida yang
Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji
Barfoed)

lebih kecil, sehingga intensitas warna biru yang dihasilkan


lebih kecil dibandingkan dengan larutan monosakarida.
Disakarida juga akan memberikan hasil positif pada larutan
memberikan warna biru dan bagian bawah terdapat endapan
kemerahan bila didihkan cukup lama hingga terjadi hidrolisis
(Razuna, 2010).

Uji Barfoed direaksikan berbagai macam larutan


karbohidrat seperti : laktosa, fruktosa, galaktosa, maltosa,
arabinosa, glukosa, sukrosa, amilum. Reagen Barfoed
memiliki bentuk larutan dan berwarna biru sedangkan
macam-macam larutan karbohidrat berwarna putih bening
(Razuna, 2010).

Apabila karbohidrat mereduksi suatu ion logam,


karbohidrat ini akan teroksidasi. Gugus aldehida pada
karbohidrat akan teroksidasi menjadi gugus karboksilat dan
terbentuklah asam monokarboksilat. Sebagai contoh
galaktosa akan teroksidasi menjadi asam galaktosa akan
menjadi asam glukonat. Kesalahan pada uji berfoed ini
biasanya disebabkan karena terlalu lama pada saat
pemanasan (Poedjiadi, 1994).

Pemanasan dilakukan agar apabila karbohidrat


mereduksi suatu ion logam, karbohidrat ini akan teroksidasi.
Gugus aldehida pada karbohidrat akan teroksidasi menjadi
gugus karboksilat dan terbentuklah asam monokarboksilat.
Sebagai contoh galaktosa akan teroksidasi menjadi asam
galaktosa akan menjadi asam glukonat (Poedjiadi,1994).

Dalam suasana asam ini gula reduksi yang termasuk


dalam golongan disakarida memberikan reaksi yang sangat
lambat dengan larutan Barfoed sehingga tidak memberikan
endapan merah kecuali pada waktu percobaan yang
diperlama (Sudarmadji, 2003).
Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji
Barfoed)
Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji
Barfoed)

IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan


dan (2) Saran.

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, untuk
mengatahui kadar karbohidrat dalam bahan pangan melalui
uji Barfoed, dapat disimpulkan bahwa sampel A dan B positif
mengandung monosakarida. Dapat terlihat dari indikator
positif yang terbentuk (terbentuk endapan merah bata).

4.2. Saran
Dalam melakukan percobaan, diharapkan praktikan
dapat menjaga kebersihan, mengerjakan tepat waktu,
perhatikan pada proses pemanasan harus lebih teliti
mengenai waktu pemanasan dan penetesan sampel.
Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji
Barfoed)

DAFTAR PUSTAKA

Poedjiadi, Anna. 2005. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:


Penerbit Universitas Indonesia.
Razuna, (2010). Karbohidrat.
http://nikku92.wordpress.com/2010/11/19/uji-identifikasi-
karbohidrat/. Akses 19 maret 2014.
Sudarmadji, Slamet. Dkk. (2003). Analisa Bahan Makanan
dan Pertanian. Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai