Peran Keluarga dan Korupsi Disektor Publik beserta Kajian Agama, Sosial Dan
Budaya pada Pendidikan Karakter dan Anti Korupsi
Dosen Pengampu
Asriani, S.Pd., M.Pd
DISUSUN OLEH
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
Korupsi diindonesia terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.
Tindak pidana korupsi sudah meluas dalam masyarakat, baik dari jumlah kasus yang
terjadi dan jumlah kerugian Negara maupun dari segi kualitas tindak pidana yang
dilakukan semakin sistematis sesuai dengan lingkupnya yang memasuki seluruh
aspek kehidupan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
3
d) Bagaimana Kajian Karakter dan Anti Korupsi dalam Perspektif Sosial
Budaya dan Agama?
C. Tujuan
d) Untuk mengetahui Kajian Karakter dan Anti Korupsi dalam Pandangan Sosia,
Budaya dan Agama.
BAB II
PEMBAHASAN
4
Hal yang paling penting ialah membangun Karakter yang baik serta bebas
tindakan korupsi. Tindakan korupsi ialah tindak kejahatan yang secara terus menerus
dilakukan oleh pihak tertentu baik dari skala terkecil hingga besar mulai dari kasus
suap atau memberikan hadiah tersembunyi terhadap sesuatu yang telah dikerjakan
serta mengandung hasil yang negative atau merugikan orang banyak ( induvidu)
sekalipun.
Terkait membangun karakter yang baik berarti mampu memberikan acuan
pada diri sendiri maupun orang lain mengenai sikap perilaku serta percontohan agar
mampu merubah atau mendrng kemauan untuk menuntun diri seseorang kearah yang
lebih baik khusunya jauh dari tindak korupsi. Beberapa kajian mengenai mengenai
tindak korupsi menyebutkan sejumlah sebab atau motivasi orang melakukan korupsi
berasal dari niat dan kesempatan serta satu hal yaitu tuntutan keluarga. Alasan
tersebut menempati urutan pertama dan disusul alasan lainnya. Pada posisi sebagai
alasan pertama bagi seseorang melakukan korupsi, keluarga menjadi entitas yang
sangat penting dalam tindak korupsi. Ketika keluarga menjadi alasan seseorang
melakukan korupsi ada saat itu pula seharusnya keluarga memiliki peran penting
dalam upaya pembrantasan korupsi.
Nah, untuk itu ada beberapa peran penting yang dilakukan dalam keanggotaan
keluarga agar mampu membrantas korupsi dimana, didalam keluarga (Suami, Istri
dan anak) perlu ditanamkan nilai-nilai anti korupsi yang meliputi:
Kejujuran : lurus hati, tidak berbohong dan tidak curang. Jujur adalah
salah satu sifat yang penting bagi kehidupan keluarga karena tanpa
sifat jujur dalam keluarga maka tidak akan dipercaya dalam kehidupan
sosialnya. Nilai kejujuran dalam keluarga yang diwarnai rasa
kebersamaan dan rasa memiliki satu sama lain sangatlah diperlukan
karea jika terbukti dalam keluarga tidak jujur maka akan sulit
dipercaya atau mendapatkan kepercayaan.
Kepedulian : saling memperhatikan satu sama lain dalam
keanggotaan keluarga. Nilai kepedulian sangatlah penting. Apabila
5
anak sebagai salah satu anggta keluarga merupaan calon pemimpin
masa depan memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungan sosialnya
untuk itu, rasa kepedulian harus ditumbuhkan sejak dini dimana anak
diajarkan untuk peduli terhadap orng tua serta saudara sekitar.
Bentuk kepedulian lain seperti tidak berbuat kecurangan terhadap
orang lain misal: tidak menyontek, dan membuat laporan keuangan
yang jujur.
Kemandirian : proses mendewasakan diri dengan idak bergantung
pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya. Hal
ini penting untuk masa depan dimana nantinya kita harus mampu
mengatur hidup orang lain ( Kepala Keluarga) mengerjakan tanggung
jawab dengan baik.
Kedisiplinan : setiap anggota mampu mengatur dan mengelola waktu
yang ada untuk digunakan dengan sebaik-baiknya. Misal: Orang tua
akan percaya dengan anaknya yang harus hidup disiplin untuk belajar.
Tanggung Jawab : memiliki rasa tanggung jawab ( kewajiban) dalam
melaksanakan tugas masing-masing dalam ruang lingkup keluarga.
Misal : anak diberikan tugas membersikan rumah oleh orang tua.
Maka anak tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik.
Sederhana : memiliki gaya hidupyag sesuai dengan kehidupan tanpa
harus memaksakan kehedak sehingga menjaga hati dan jiwa jauh dari
sifat pamer, iri hati, sombong dan ingin dipuji dengan cara melakukan
perbuatan yang bisa menimbulkan kesombongan atau pamer.
Keberanian : suatu proses dalam mencoba hal baru yang positif
dalam memperoleh sesuatu dengan bersungguh-sungguh dan pantang
menyerah.
Keadilan : adil atau tidak memihak yaitu mampu mewujudkan dalam
bentuk berani tanpa memihak satu sama lain ( tegas ) sesuai fakta dan
mampu mengakui benar atau salah.
6
Disamping itu, bentuk peran keluarga dalam pembrantasan tindak pidana
korupsi sebagai individu harus dimulai dengan cara :
Meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar
tidak terjerumus dan berniat untuk tidak melakukan tindakan-tindakan
yang menyimpang dari norma-norma yang ada terutama norma agama.
Sehingga kia terhindar dari tindakan yang salah dan mengetahui
bahwa tindakan korupsi sangat dilarang oleh Tuhan.
Adapun beberapa fungsi keluarga dalam membentuk karkter yang baik dan
pembrantasan korupsi yaitu sebagai berikut:
a) Memberikan pemahaman mengenai langkah-langkah yang harus
dilakukan untuk menghindari tindak pidana korupsi dengan wujud
awal dari ruang lingkup keluarga
b) Mampu memberikan contoh-contoh (panutan) sikap dan perilaku
yang berkarkter baik guna mewujudkan Negara yang bebas korupsi
c) Memberikan tuntunan untuk terhindar dari niat dan kejahatan korupsi
baik skala kecil atau besar yakni dengan mendekatkan diri kepada
Tuhan Yang Maha Esa
d) Memberikan pemahaman bahwa tindak korupsi adalah tindakan yang
buruk dan tidak patut ditiru, untuk itu memulai dengan karakter yang
baik dan berlaku jujur.
Dalam kegiatan mewujudkan karakter yang baik dan pemberantasan korupsi
ada pihak ( Institusi) yang mampu memberikan arahan bagi para peserta didik dalam
upaya menghindari tindakan korupsi yang semakin meluas yaitu:
Lembaga Pendidikan : orientasi pendidikan merupakan lembaga
pendidikan yang mampu memberikan dan menanamkan nilai-nilai
kejujuran dan kedisplinan serta kemandirian lewat pendidikan yang
didapatkan disekolah. Dengan adanya pendidikan yang baik disekolah
maka para peserta didik akan mampu memahami betapa bahayanya
tindak korupsi dilakukan sehingga peran lembaga pendidikan
7
dimanfaatkan untuk merubah pola pikir para peserta didik yang
diteruskan ke orang tua dan masyarkat dalam merubah bangsa
menjadi damai, berkarakter dan bebbas tindak korupsi.
8
Gawat Darurat atau Poliklinik umum, pelayanan dokter dan asuhan perawatan hingga
pada masalah penebusan biaya selama perawatan dan pelayanan terhadap seseorang.
Adapun faktor pengaduan pasien terhadap rumah sakit yaitu:
a) Gagal berkomunikasi
b) Krisis waktu
c) Kualitas jasa
d) Kualitas pelayanan
e) Harga
f) Biaya
Perlindungan Hukum ialah pemberian perlindungan kepada pihak-pihak
tertentu. Sedangkan Hukum ialah seluruh aturan dan undang-undang yang mengatur
sekelmpok masyarakat. Dengan demikian hukum dibuat oleh masyarakat dan untuk
mengatur semua anggota masyarakat contohnya dalam keperawatan. Adapun tujuan
hukum dalam keperawatan yaitu:
a) Mengendalikan cangkupan praktik keperawatan ketentuan
b) Perizinan bagi perawat atau masyarakat tertentu
c) Standar asuhan adalah melindungi kepentingan masyarakat perawat
yang mengetahui dan menjalankan undang-undang praktik perawat
serta standar asuhan akan memberikan layanan keperawatan yang
aman dan kompeten.
Selain itu, adapun sumber hukum meliputi: Hukum perundang-undangan,
Hukum administrative dan Hukum umum serta dilihat dari tipe hukum terdiri atas
Hukum Pidana dan Hukum Perdata. Ada beberapa pasal yang mengatur tentang
perlindungan kesehatan yakni:
o Pasal 27 Undang-Undang No. 36 tahun 2009
o Pasal 29 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009
o Pasal 46 Undang- Undang No. 44 Tahun 2009
Penghargaan ialah sesuatu yang diberikan kepada seseorang yang telah
mengabdi atau memberikan jasa kepada masyarakat sekitas misalnya perawat
diberikan penghargaan karena telah mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada
9
masyarakat yang sakit atau memerlukan perawatan. Sehingga sebagai seorang yang
bekerja dalam pemerintahan atau dalam kawasan pemerintahan hendaknya patuh
terhadap aturan hukum sehingga mendapat perlindungan hukum hingga mendapat
sebuah penghargaan atas pelayanan terhadap orang lain tentunya tetap berdasarkan
nasionalis dan bebas korupsi atau berkarakter yang baik.
D. Kajian Karakter Dan Anti Korupsi dalam Perspektif Sosial, Budaya dan
Agama
Adapun Kajian karakter dan Anti Korupsi dalam berbagai Perspektif mulai
dari Sosial, Budaya dan Agama yaitu:
1) Kajian Pendidikan Karakter dan Anti Korupsi dalam Perspektif
Agama.
Dalam ajaran Agama sangat berpengaruh besar terhadap
pendidikan berkarakter dan anti korupsi dimana dalam ajaran agama
telah diatur sedemikian rupa mengenai sikap dan perilaku yang baik
dan buruk dalam ajaran dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam
defenisi anti korupsi disini ialah sebuah penghianatan terhadap rakyat
yang telah diberikan amanah dalam mengemban tugas tertentu. Dikaji
dari beberapa agama ada beberapa kajian mengenai hubungan kajian
pendidikan Karakter terhadap penerapan dalam agama masing-masing
seperti:
Kajian karakter dan anti korupsi dalam pandangan islam
(Imam Suprayogo) bahwa karakter yang tepat dalam
menghadapi dan menghindari korupsi yakni dengan
melaksanakan Dzikir ( mendekatkat diri kepada Allah,
Sholat berjama’ah, sering membaca alquran dan memiliki
karakter yang Jujur, Adil dan saling mengahargai.
Kajian karakter dan Anti Korupsi dalam Pandangan
Agama Hindu bahwa untuk memiliki karakter yang baik
dimulai dari hidup yang sederhana dan rendah hati serta
10
selalu mendekatkan diri kepeda tuhan ( Ida Sang Hyang
Widhi ) guna mencapai persatuan Atman dan Brahman.
Kajian karakter dan Anti Korupsi dalam Pandangan
Agama Kristen bahwa cara menanamkan karakter yang
baik dimulai dari hidup disiplin dan mendekatkan diri
dengan tuhan untuk melakukan segala kegiatan
pemujaan gereja dan mengajarkan kepada keturunan atau
anak-anakmu kelak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tindakan korupsi ialah tindak kejahatan yang secara terus menerus dilakukan
oleh pihak tertentu baik dari skala terkecil hingga besar mulai dari kasus suap atau
memberikan hadiah tersembunyi terhadap sesuatu yang telah dikerjakan serta
mengandung hasil yang negative atau merugikan orang banyak ( induvidu) sekalipun.
Ada beberapa peran penting yang dilakukan dalam keanggotaan keluarga agar
mampu membrantas korupsi dimana, didalam keluarga (Suami, Istri dan anak) perlu
11
ditanamkan nilai-nilai anti korupsi yang meliputi : Kejujuran, Keadilan, Kepedulian,
saling menghargai dan keterbukaan dan lain-lain.
Korupsi disektor public ialah sebuah tindakan pejabat public baik politisi
maupun pegawai negeri serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan yang sengaja
dilakukan sengaja secara tidak wajar dan menyalahgunakan kepercayaan public yang
dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak serta dituntuntun
dalam aturan perlindungan hukum dan penghargaan.
Adapun Kajian karakter dan Anti Korupsi dalam berbagai Perspektif mulai
dari Sosial, Budaya dan Agama yaitu: kajian dalam pandangan Agama Islam, Hindu,
Kristen dan agama lainnya yang pada akhirnya menyimpilkan bahwa karakter sangat
menentukan sikap terhadap anti korupsi dalam diri seseorang.
B. Saran
Terselesainya makalah ini hendaknya bisa menjadi sember tambahan bagi
para pembaca nantinya dan teristimewa terhadap materi diatas mengenai pendidikan
IPS di SD sangat perlu mendapat apresiasi agar pendidikan IPS dapat terus diterapkan
disekolah maupun dimasyarakat oleh anak-anak nantinya. Sehingga, para peserta
didik nantinya dapat menetukan dan memilih cara berdemokrasi dan bermasyarakat
sesuai dilingkungannya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
12
Zaenal, Moh. (2013). Kajian Karakter dan anti Korupsi dalam pandangan sosial
Budaya dan Agama.. Diambil dari: https//mohzaenal.blogspot.com [ 09 April
2020]
13