Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER DAN ANTI KORUPSI

Peran Keluarga dan Korupsi Disektor Publik beserta Kajian Agama, Sosial Dan
Budaya pada Pendidikan Karakter dan Anti Korupsi

Dosen Pengampu
Asriani, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH

Nama Eva Yundari


NIM A 401 18 228
Kelas E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2020
PALU

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Korupsi merupakan kejahatan yang mendapat perhatian masyarakat luas.


Sejak era reformasi, korupsi menjadi kejahatan yang secara terus menerus
mendapatkan penanganan secara serius. Keseriusan untuk membrantas korupsi karea
korupsi merupakan kejahatan yang mengurangi hak-hak warga Negara dan
menimbulkan kesengsaraan dikalangan masyarakat. Berbagai studi menunjukkan
bahwa korupsi telah merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat untuk mendapatkan
kesejahteraan.

2
Korupsi diindonesia terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.
Tindak pidana korupsi sudah meluas dalam masyarakat, baik dari jumlah kasus yang
terjadi dan jumlah kerugian Negara maupun dari segi kualitas tindak pidana yang
dilakukan semakin sistematis sesuai dengan lingkupnya yang memasuki seluruh
aspek kehidupan masyarakat.

Tindak pidana korupsi juga merupakan ancaman terhadap prinsip-prinsip


demokrasi yang menunjang tinggi transparansi, akuntanbilitas dan integritas serta
keamanan dan stabilitas bangsa Indonesia. Korupsi merupakan tindak pidana yang
bersifat sistematis dan merugikan pembangunan berkelanjutan sehingga memerlukan
langkah-langkah pencegahan yang bersifat menyeluruh, sistematis, dan
berkesinambungan baik pada tingkat nasional dan internasional.

Dalam melaksanakan pencegahan dan pembrantasan tindak pidana korupsi


berasal dari sector public hingga mendapatkan beberapa pengawasan hingga
penghargaan. Disamping itu tindak korupsi juga sangat berpengaruh besar terhadap
terciptanya lingkungan yang berkarakter baik serta berpengaruh terhadap sosial
budaya sekitar. Mengingat hal tersebut sangat penting maka penulis akan membahas
mengenai peran masyarakat dalam berkarakter baik dan anti korupsi.

B. Rumusan Masalah

Adapun beberapa rumusan masalah dari latar belakang diatas yakni:

a) Bagaimana Peran dan Fungsi keluarga dan Institusi dalam membangun


karakter baik dan pembrantasan Korupsi?

b) Apa yang dimangsud Korupsi Sektor Publik?

c) Apa yang dimangsud dengan Pengaduan, Perlindungan Hukum dan


Penghargaan?

3
d) Bagaimana Kajian Karakter dan Anti Korupsi dalam Perspektif Sosial
Budaya dan Agama?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari rumusan masalah yakni:

a) Untuk mengetahui Peran dan Fungsi keluarga dan Institusi dalam


Membangun Karakter Baik dan Pembrantasan Korupsi.

b) Untuk mengetahui defenisi dari Korupsi diSektor Publik.

c) Untuk mengetahui defenisi dari Pengaduan, Perlindungan Hukum dan


Penghargaan.

d) Untuk mengetahui Kajian Karakter dan Anti Korupsi dalam Pandangan Sosia,
Budaya dan Agama.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Dan Fungsi Keluarga serta Institusi dalam Membangun Karakter


Baik dan Pembrantasan Korupsi

4
Hal yang paling penting ialah membangun Karakter yang baik serta bebas
tindakan korupsi. Tindakan korupsi ialah tindak kejahatan yang secara terus menerus
dilakukan oleh pihak tertentu baik dari skala terkecil hingga besar mulai dari kasus
suap atau memberikan hadiah tersembunyi terhadap sesuatu yang telah dikerjakan
serta mengandung hasil yang negative atau merugikan orang banyak ( induvidu)
sekalipun.
Terkait membangun karakter yang baik berarti mampu memberikan acuan
pada diri sendiri maupun orang lain mengenai sikap perilaku serta percontohan agar
mampu merubah atau mendrng kemauan untuk menuntun diri seseorang kearah yang
lebih baik khusunya jauh dari tindak korupsi. Beberapa kajian mengenai mengenai
tindak korupsi menyebutkan sejumlah sebab atau motivasi orang melakukan korupsi
berasal dari niat dan kesempatan serta satu hal yaitu tuntutan keluarga. Alasan
tersebut menempati urutan pertama dan disusul alasan lainnya. Pada posisi sebagai
alasan pertama bagi seseorang melakukan korupsi, keluarga menjadi entitas yang
sangat penting dalam tindak korupsi. Ketika keluarga menjadi alasan seseorang
melakukan korupsi ada saat itu pula seharusnya keluarga memiliki peran penting
dalam upaya pembrantasan korupsi.
Nah, untuk itu ada beberapa peran penting yang dilakukan dalam keanggotaan
keluarga agar mampu membrantas korupsi dimana, didalam keluarga (Suami, Istri
dan anak) perlu ditanamkan nilai-nilai anti korupsi yang meliputi:
 Kejujuran : lurus hati, tidak berbohong dan tidak curang. Jujur adalah
salah satu sifat yang penting bagi kehidupan keluarga karena tanpa
sifat jujur dalam keluarga maka tidak akan dipercaya dalam kehidupan
sosialnya. Nilai kejujuran dalam keluarga yang diwarnai rasa
kebersamaan dan rasa memiliki satu sama lain sangatlah diperlukan
karea jika terbukti dalam keluarga tidak jujur maka akan sulit
dipercaya atau mendapatkan kepercayaan.
 Kepedulian : saling memperhatikan satu sama lain dalam
keanggotaan keluarga. Nilai kepedulian sangatlah penting. Apabila

5
anak sebagai salah satu anggta keluarga merupaan calon pemimpin
masa depan memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungan sosialnya
untuk itu, rasa kepedulian harus ditumbuhkan sejak dini dimana anak
diajarkan untuk peduli terhadap orng tua serta saudara sekitar.
Bentuk kepedulian lain seperti tidak berbuat kecurangan terhadap
orang lain misal: tidak menyontek, dan membuat laporan keuangan
yang jujur.
 Kemandirian : proses mendewasakan diri dengan idak bergantung
pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya. Hal
ini penting untuk masa depan dimana nantinya kita harus mampu
mengatur hidup orang lain ( Kepala Keluarga) mengerjakan tanggung
jawab dengan baik.
 Kedisiplinan : setiap anggota mampu mengatur dan mengelola waktu
yang ada untuk digunakan dengan sebaik-baiknya. Misal: Orang tua
akan percaya dengan anaknya yang harus hidup disiplin untuk belajar.
 Tanggung Jawab : memiliki rasa tanggung jawab ( kewajiban) dalam
melaksanakan tugas masing-masing dalam ruang lingkup keluarga.
Misal : anak diberikan tugas membersikan rumah oleh orang tua.
Maka anak tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik.
 Sederhana : memiliki gaya hidupyag sesuai dengan kehidupan tanpa
harus memaksakan kehedak sehingga menjaga hati dan jiwa jauh dari
sifat pamer, iri hati, sombong dan ingin dipuji dengan cara melakukan
perbuatan yang bisa menimbulkan kesombongan atau pamer.
 Keberanian : suatu proses dalam mencoba hal baru yang positif
dalam memperoleh sesuatu dengan bersungguh-sungguh dan pantang
menyerah.
 Keadilan : adil atau tidak memihak yaitu mampu mewujudkan dalam
bentuk berani tanpa memihak satu sama lain ( tegas ) sesuai fakta dan
mampu mengakui benar atau salah.

6
Disamping itu, bentuk peran keluarga dalam pembrantasan tindak pidana
korupsi sebagai individu harus dimulai dengan cara :
 Meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar
tidak terjerumus dan berniat untuk tidak melakukan tindakan-tindakan
yang menyimpang dari norma-norma yang ada terutama norma agama.
Sehingga kia terhindar dari tindakan yang salah dan mengetahui
bahwa tindakan korupsi sangat dilarang oleh Tuhan.

Adapun beberapa fungsi keluarga dalam membentuk karkter yang baik dan
pembrantasan korupsi yaitu sebagai berikut:
a) Memberikan pemahaman mengenai langkah-langkah yang harus
dilakukan untuk menghindari tindak pidana korupsi dengan wujud
awal dari ruang lingkup keluarga
b) Mampu memberikan contoh-contoh (panutan) sikap dan perilaku
yang berkarkter baik guna mewujudkan Negara yang bebas korupsi
c) Memberikan tuntunan untuk terhindar dari niat dan kejahatan korupsi
baik skala kecil atau besar yakni dengan mendekatkan diri kepada
Tuhan Yang Maha Esa
d) Memberikan pemahaman bahwa tindak korupsi adalah tindakan yang
buruk dan tidak patut ditiru, untuk itu memulai dengan karakter yang
baik dan berlaku jujur.
Dalam kegiatan mewujudkan karakter yang baik dan pemberantasan korupsi
ada pihak ( Institusi) yang mampu memberikan arahan bagi para peserta didik dalam
upaya menghindari tindakan korupsi yang semakin meluas yaitu:
 Lembaga Pendidikan : orientasi pendidikan merupakan lembaga
pendidikan yang mampu memberikan dan menanamkan nilai-nilai
kejujuran dan kedisplinan serta kemandirian lewat pendidikan yang
didapatkan disekolah. Dengan adanya pendidikan yang baik disekolah
maka para peserta didik akan mampu memahami betapa bahayanya
tindak korupsi dilakukan sehingga peran lembaga pendidikan

7
dimanfaatkan untuk merubah pola pikir para peserta didik yang
diteruskan ke orang tua dan masyarkat dalam merubah bangsa
menjadi damai, berkarakter dan bebbas tindak korupsi.

B. Korupsi Disektor Publik


Korupsi disektor public ialah sebuah tindakan pejabat public baik politisi
maupun pegawai negeri serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan yang sengaja
dilakukan sengaja secara tidak wajar dan menyalahgunakan kepercayaan public yang
dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Adapun beberap
cotntoh korupsi disektor public yang ternyata sering terjadi yaitu:
o Kawasan Pendidikan terjadinya korupsi disektr public seperti
pemberian bantuan yang salah sasaran dimana ada beberapa pihak
yang sengaja mengambil keuntungan dengan mengambil beberapa
bantuan dan memilih keluarga terdekat untuk diberikan bantuan ( salah
sasaran)
o Kawasan Politik seperti terjadinya kasus suap-menyuap dimana
banyak ersangka yang bebas dengan mengandalakan suap para pihak
tertentu sehingga dibebaskan tanpa informasi yang jelas.
o Kawasan Sosial-Budaya terjadinya kasus pihak luar negeri mengakui
kerajinan batik diindonesia. Hal in mewujudkan bahwa karakter yang
kurang baik untuk mendapatkan keuntungan tertentu.
o Kawasan Kesehatan misalnya terjadinya salah sasaran pada penerima
BPJS pemerintah dimana banyak masyarakat atau pihak tertentu
memberikan kartu kepada pihak yang mampu semetara sebenarnya
diperuntuhkan bagi masyarakat kurang mampu.

C. Pengaduan, Perlindungan Hukum dan Penghargaan


Pengaduan merupakan tindakan memberikan laporan terhadap situasi atau
kondisi tertentu. Pengaduan ini sering terjadi dilingkungan rumah sakit. Hal ini
terjadi dikarenakan ketidakpuasan mulai dari penerimaan pertama pasien di Unit

8
Gawat Darurat atau Poliklinik umum, pelayanan dokter dan asuhan perawatan hingga
pada masalah penebusan biaya selama perawatan dan pelayanan terhadap seseorang.
Adapun faktor pengaduan pasien terhadap rumah sakit yaitu:
a) Gagal berkomunikasi
b) Krisis waktu
c) Kualitas jasa
d) Kualitas pelayanan
e) Harga
f) Biaya
Perlindungan Hukum ialah pemberian perlindungan kepada pihak-pihak
tertentu. Sedangkan Hukum ialah seluruh aturan dan undang-undang yang mengatur
sekelmpok masyarakat. Dengan demikian hukum dibuat oleh masyarakat dan untuk
mengatur semua anggota masyarakat contohnya dalam keperawatan. Adapun tujuan
hukum dalam keperawatan yaitu:
a) Mengendalikan cangkupan praktik keperawatan ketentuan
b) Perizinan bagi perawat atau masyarakat tertentu
c) Standar asuhan adalah melindungi kepentingan masyarakat perawat
yang mengetahui dan menjalankan undang-undang praktik perawat
serta standar asuhan akan memberikan layanan keperawatan yang
aman dan kompeten.
Selain itu, adapun sumber hukum meliputi: Hukum perundang-undangan,
Hukum administrative dan Hukum umum serta dilihat dari tipe hukum terdiri atas
Hukum Pidana dan Hukum Perdata. Ada beberapa pasal yang mengatur tentang
perlindungan kesehatan yakni:
o Pasal 27 Undang-Undang No. 36 tahun 2009
o Pasal 29 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009
o Pasal 46 Undang- Undang No. 44 Tahun 2009
Penghargaan ialah sesuatu yang diberikan kepada seseorang yang telah
mengabdi atau memberikan jasa kepada masyarakat sekitas misalnya perawat
diberikan penghargaan karena telah mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada

9
masyarakat yang sakit atau memerlukan perawatan. Sehingga sebagai seorang yang
bekerja dalam pemerintahan atau dalam kawasan pemerintahan hendaknya patuh
terhadap aturan hukum sehingga mendapat perlindungan hukum hingga mendapat
sebuah penghargaan atas pelayanan terhadap orang lain tentunya tetap berdasarkan
nasionalis dan bebas korupsi atau berkarakter yang baik.

D. Kajian Karakter Dan Anti Korupsi dalam Perspektif Sosial, Budaya dan
Agama
Adapun Kajian karakter dan Anti Korupsi dalam berbagai Perspektif mulai
dari Sosial, Budaya dan Agama yaitu:
1) Kajian Pendidikan Karakter dan Anti Korupsi dalam Perspektif
Agama.
Dalam ajaran Agama sangat berpengaruh besar terhadap
pendidikan berkarakter dan anti korupsi dimana dalam ajaran agama
telah diatur sedemikian rupa mengenai sikap dan perilaku yang baik
dan buruk dalam ajaran dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam
defenisi anti korupsi disini ialah sebuah penghianatan terhadap rakyat
yang telah diberikan amanah dalam mengemban tugas tertentu. Dikaji
dari beberapa agama ada beberapa kajian mengenai hubungan kajian
pendidikan Karakter terhadap penerapan dalam agama masing-masing
seperti:
 Kajian karakter dan anti korupsi dalam pandangan islam
(Imam Suprayogo) bahwa karakter yang tepat dalam
menghadapi dan menghindari korupsi yakni dengan
melaksanakan Dzikir ( mendekatkat diri kepada Allah,
Sholat berjama’ah, sering membaca alquran dan memiliki
karakter yang Jujur, Adil dan saling mengahargai.
 Kajian karakter dan Anti Korupsi dalam Pandangan
Agama Hindu bahwa untuk memiliki karakter yang baik
dimulai dari hidup yang sederhana dan rendah hati serta

10
selalu mendekatkan diri kepeda tuhan ( Ida Sang Hyang
Widhi ) guna mencapai persatuan Atman dan Brahman.
 Kajian karakter dan Anti Korupsi dalam Pandangan
Agama Kristen bahwa cara menanamkan karakter yang
baik dimulai dari hidup disiplin dan mendekatkan diri
dengan tuhan untuk melakukan segala kegiatan
pemujaan gereja dan mengajarkan kepada keturunan atau
anak-anakmu kelak.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tindakan korupsi ialah tindak kejahatan yang secara terus menerus dilakukan
oleh pihak tertentu baik dari skala terkecil hingga besar mulai dari kasus suap atau
memberikan hadiah tersembunyi terhadap sesuatu yang telah dikerjakan serta
mengandung hasil yang negative atau merugikan orang banyak ( induvidu) sekalipun.
Ada beberapa peran penting yang dilakukan dalam keanggotaan keluarga agar
mampu membrantas korupsi dimana, didalam keluarga (Suami, Istri dan anak) perlu

11
ditanamkan nilai-nilai anti korupsi yang meliputi : Kejujuran, Keadilan, Kepedulian,
saling menghargai dan keterbukaan dan lain-lain.
Korupsi disektor public ialah sebuah tindakan pejabat public baik politisi
maupun pegawai negeri serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan yang sengaja
dilakukan sengaja secara tidak wajar dan menyalahgunakan kepercayaan public yang
dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak serta dituntuntun
dalam aturan perlindungan hukum dan penghargaan.
Adapun Kajian karakter dan Anti Korupsi dalam berbagai Perspektif mulai
dari Sosial, Budaya dan Agama yaitu: kajian dalam pandangan Agama Islam, Hindu,
Kristen dan agama lainnya yang pada akhirnya menyimpilkan bahwa karakter sangat
menentukan sikap terhadap anti korupsi dalam diri seseorang.

B. Saran
Terselesainya makalah ini hendaknya bisa menjadi sember tambahan bagi
para pembaca nantinya dan teristimewa terhadap materi diatas mengenai pendidikan
IPS di SD sangat perlu mendapat apresiasi agar pendidikan IPS dapat terus diterapkan
disekolah maupun dimasyarakat oleh anak-anak nantinya. Sehingga, para peserta
didik nantinya dapat menetukan dan memilih cara berdemokrasi dan bermasyarakat
sesuai dilingkungannya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, M. N. (2006). Ilmu Pendidikan Karakter Dan Anti Korupsi. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Hernawan, A. H.(2008). Hubungan aturan hukum, Perlindungan dan Penghargaan .


Jakarta: Universitas Terbuka.

Sapriya. Korupsi Disektor Publik. Diambil dari: https//Wikipedia.co.id [ 09 –April-


2020]

12
Zaenal, Moh. (2013). Kajian Karakter dan anti Korupsi dalam pandangan sosial
Budaya dan Agama.. Diambil dari: https//mohzaenal.blogspot.com [ 09 April
2020]

13

Anda mungkin juga menyukai