Anda di halaman 1dari 84

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG REKTORAT


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) MATARAM

Disusun Oleh :
Amelia Rosnaida (F1A 017 010)
Andini Islam (F1A 017 014)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2020
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG REKTORAT


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

Disusun Oleh :
Amelia Rosnaida (F1A 017 010)
Andini Islam (F1A 017 014)
Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

Suparjo,ST.,MT. Tanggal : 11 Mei 2020


NIP : 196708141994121001

Nama Instansi/Perusahaan
PT.SARANABUDI PRAKARSARIPTA

Teddy Hartawan,ST, M.Sc. Tanggal :


Team Leader

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Mataram

Jauhar Fajrin,ST.,Msc(Eng).,Ph.D.
NIP : 197406071998021001

ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN PKL

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Amelia Rosnaida


NIM : F1A017010
Nama : Andini Islam
NIM : F1A017014
2. Lokasi PKL : Jl.Gajah Mada No.100 Jempong Baru Kecamatan Sekarbela,
Kota Mataram,NTB.
3. Judul PKL : Proyek Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Islam
Negeri (UIN) Mataram

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


dengan judul “Proyek Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Islam Negeri
Mataram (UIN) Mataram” tersebut diatas bersifat original / asli dan bebas dari
unsur- unsur plagiat atau peniruan karya orang lain. Laporan Praktek Kerja
Lapangan ini benar-benar merupakan hasil karya bersama dalam kelompok PKL,
dengan arahan dari Dosen Pembimbing PKL. Kutipan pendapat dan tulisan orang
lain yang digunakan sebagai rujukan atau pustaka ditulis sesuai dengan tata cara
penulisan karya ilmiah yang berlaku dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan


ini,maka kami bersedia dituntut untuk peroses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mendapatkan sanksi akademis. Demikian pernyataan ini dibuat dengan
sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Mataram, 11 Mei 2020


Yang membuat pernyataan,

1. Amelia Rosnaida
NIM : F1A017010
2. Andini Islam
NIM : F1A017014

3
PRAKATA

Perguruan tinggi merupakan lembaga yang bertanggung jawab dalam mendidik


anak bangsa menjadi pelaku pembangun dimasa mendatang.Namun dengan berbagai
keterbatasannya perguruan tinggi hanya memprioritaskan pada pembekalan anak
didiknya dengan ilmu dan sedikit keterampilan selama proses perkuliahan.Ilmu yang
diberikan lebih banyak bertumpu pada teori-teori yang tentunya tidak selalu ideal di
lapangan.Untuk mengurangi kesenjangan ini,maka kepada mahasiswa tingkat akhir
diwajibkan mengikuti kegiatan Prakte Kerja Lapangan (PKL).

Praktek Kerja Lapangan adalah pengamatan terhadap suatu proyek di


lapangan,sehingga mahasiswa diharapkan dapat mengetahui kegiatan di lapangan
secara langsung dan mampu mengaitkannya dengan teori dan praktek yang didapat di
bangku kuliah.Selama mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) disamping
melakukan pengamatan langsung juga sedapat mungkin ikut aktif di
lapangan,sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang
terjadi selama pelaksanaan proyek tersebut,yang pada akhirnya dapat meningkatkan
skill dan kemampuan serta profesionalisme kinerja.Dengan demikian akan
menimbulkan sikap mandiri dan kritis dalam diri mahasiswa tersebut serta
diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan kreatifitasnya di lapangan.
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG REKTORAT UIN
MATARAM
Amelia Rosnaida
Andini Islam
Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram

ABSTRAK
Pembangunan gedung rektorat UIN Mataram berlokasi di Jl.Gajah Mada
No.100 Jempong Baru Kecamatan Sekarbela Mataram (NTB).Gedung ini terdiri dari
3 gedung yaitu gedung A,gedung B,dan gedung C.

Metode yang digunakan pada kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini yaitu
membandingkan ilmu yang diterima dibangku perkuliahan dengan pelaksanaan
kegiatan nyata di lapangan.Mahasiswa mempelajari masalah teknis yang terjadi serta
memahami dan mencari pemecahan masalahnya.Kegiatan ini merupakan kegiatan
pengamatan secara langsung proses pekerjaan pembangunan yang terdiri dari dua
item pekerjaan yaitu pekerjaan struktural dan pekerjaan arsitektural.Sehingga selama
kegiatan PKL berlangsung,mahasiswa mengikuti kegiatan pekerjaan struktural dan
arsitektural,konsultasi dan penyusunan laporan.

Pekerjaan pelaksanaan proyek pembangunan ini mempertimbangkan gambar


rencana yang berisi spesifikasi struktur serta time schedule yang telah direncanakan
sebelumnya.Adapun perubahan-perubahan rencana dan detail yang terjadi selama
proses konstruksi di lapangan,didiskusikan kembali oleh pihak kontraktor dengan
pihak owner dan konsultan perencananya sehingga didapat suatu kesepakatan.

Kata Kunci : Pelaksanaan PKL,Pekerjaan struktural dan arsitektural,Proyek,Time


Schedule
CONSTRUCTION OF UIN MATARAM RECTORATE
BUILDING
Amelia Rosnaida
Andini Islam
Civil Engineering Department,University of Mataram

ABSTRACT

Construction of UIN Mataram rectorate building located on Gajah Mada Road


NO.100 Jempong Baru,Sekarbela,Mataram city (NTB).This project consist of 3
buildings,namely building A,building B,and building C.

The method used in this practical work is to compare the knowledge that had been
at the college with the implementation of real activities in the work place.Students
study the technical problems that occur and understand and look for solutions to the
problem.This activity is a direct observation of the development work process which
consists of two work items namely structural work and architectural work.So that as
long as practical work activities is on progress,students take part in structural and
architectural work activities,consultations and preparation of the reports.

This project considers the plan drawings that contain structural specifications as
well as the planned time schedule.The plan and detail changes that occur during the
construction process in the field,are discussed again by the contractor with the
owner and the planning consultant so that an agreement can be obtained.

Keywords : Practical Work,Structural and architectural


work,Projects,Time
Schedule.
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini dengan segala keterbatasan yang ada, penyusun dengan
penuh rasa hormat menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Akmaludin, ST., MSc (Eng)., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Mataram.
2. Bapak Jauhan Fajrin, ST., MSc (Eng)., Ph.D., selaku ketua jurusan Teknik Sipil
Universtas Mataram.
3. Bapak Suparjo ,ST.,MT selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan arahan dan masukan kepada kami dalam melaksanakan kerja
praktek dan juga penyelesaian laporan praktek kerja lapangan ini.
4. Bapak pathurrahman ST.,MT., selaku koordinator PKL bidang struktur.
5. Bapak Teddy Hartawan, ST, M.Sc selaku Team Leader Menejemen Konstruksi
Pembangunan Gedung Rektorat UIN Mataram.
6. Bapak Irawan, ST . Selaku Tenaga Ahli Struktur.
7. Bapak Nurdin, ST . Selaku Koordinator Lapangan.
8. Bapak Taufiqurrahman, ST. Selaku Pengawas Struktur.
9. Mbak Rahmawati, ST . Selaku Estimator.
10. Bapak Alman Faluti, A.Md. Selaku Administrasi Proyek.
11. Bapak S. Ali Asgar, ST. selaku Project Manager PT. Damai Indah Utama.
12. Kedua Orang Tua kami atas segala dukungannya,baik moral maupun materil.
13. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu kami dalam melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan hingga penyusunan laporan ini selesai.

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN PKL......................................... iii
PRAKATA................................................................................................................. iv
ABSTRAK................................................................................................................. v
UCAPAN TERIMAKASIH....................................................................................... vii
DAFTAR ISI..............................................................................................................
viii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................
x DAFTAR TABEL......................................................................................................
xii BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan.............................................................................................. 2
1.3 Manfaat............................................................................................................... 3
1.4 Lingkup Pembahasan.......................................................................................... 4
1.5 Waktu dan Tempat PKL..................................................................................... 4
1.5.1 Waktu PKL................................................................................................ 4
1.5.2 Tempat PKL.............................................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................... 6


2.1 Manajemen Proyek............................................................................................. 6
2.2 Unsur-unsur Manajemen Proyek........................................................................ 6
2.3 Sistem Kontrak....................................................................................................14
2.4 Biaya Konstruksi Proyek.................................................................................... 16
2.5 Volume/Kubikasi Pekerjaan............................................................................... 18
2.6 Analisa Harga Satuan Pekerjaan......................................................................... 20
2.7 Rencana Anggaran Biaya ................................................................................... 22
2.8 Kurva S .............................................................................................................. 24

8
88
BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN................................ 27
3.1 Data Umum Proyek.............................................................................................27
3.1.1 Gambaran Umum Proyek.......................................................................... 27
3.1.2 Lokasi Proyek............................................................................................ 28
3.2 Data Proyek......................................................................................................... 29
3.2.1 Data Umum Proyek................................................................................... 29
3.2.2 Struktur Organisasi MK Proyek Pembangunan UIN Mataram................. 31
3.2.3 Bahan-bahan dan Alat-alat Pekerjaan........................................................32
3.3 Pelaksanaan PKL................................................................................................ 39
3.3.1 Pekerjaan Struktur..................................................................................... 39
3.3.2 Pekerjaan Arsitektur.................................................................................. 49
3.3.3 Pekerjaan Mekanikal Elektrikal dan Plumbing (MEP)............................. 54
3.3.4 Pekerjaan Lain-lain ( Pekerjaan finishing )............................................... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 60


4.1 Kurva S............................................................................................................... 60

BAB V PENUTUP.....................................................................................................64
5.1 Kesimpulan......................................................................................................... 64
5.2 Saran....................................................................................................................65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

9
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Lokasi Pekerjaan Pembangunan Gedung Rektorat Universitas
Islam Negeri ( UIN) Mataram.............................................................. 5
Gambar 2.1 Bagan unsur manajemen proyek.......................................................... 7

Gambar 2.2 Skema unsur manajemen proyek gedung rektorat UIN Mataram........13

Gambar 2.3 Contoh kurva “S”................................................................................. 24

Gambar 3.1 Kondisi eksisting Pembangunan Gedung Rektorat Universitas


Islam Negeri ( UIN) Mataram.............................................................. 27

Gambar 3.2 Lokasi Pekerjaan Pembangunan Gedung Rektorat Universitas


Islam Negeri ( UIN) Mataram.............................................................. 28

Gambar 3.3 Gambar papan nama untuk keterangan proyek Pembangunan


Gedung Rektorat Universitas Islam Negeri ( UIN) Mataram.............. 29
Gambar 3.4 Mixer truck........................................................................................... 34

Gambar 3.5 Kereta dorong (Arko)........................................................................... 34

Gambar 3.6 Schafolding...........................................................................................35

Gambar 3.7 Alat pembengkok tulangan...................................................................37

Gambar 3.8 Theodolite.............................................................................................38

Gambar 3.9 Meteran.................................................................................................38

Gambar 3.10 Pekerjaan pondasi................................................................................39

Gambar 3.11 Pekerjaan sloof.................................................................................... 41

Gambar 3.12 Pekerjaan kolom.................................................................................. 43

Gambar 3.13 Pekerjaan balok................................................................................... 44

Gambar 3.14 Pekerjaan konstruksi atap.................................................................... 48

Gambar 3.15 Pekerjaan pasangan dinding bata........................................................ 49

Gambar 3.16 Pekerjaan plesteran dinding................................................................ 50

Gambar 3.17 Pekerjaan lantai................................................................................... 51


Gambar 3.18 Pekerjaan kusen dan partisi................................................................. 52

Gambar 3.19 Pekerjaan plafond................................................................................ 53

Gambar 3.20 Pemipaan............................................................................................. 54

Gambar 3.21 Bioseptictank untuk limbah kotoran................................................... 54

Gambar 3.22 Talang.................................................................................................. 55

Gambar 3.23 Alat-alat sanitair.................................................................................. 55

Gambar 3.24 Pekerjaan elektrikal............................................................................. 56

Gambar 3.25 Pekerjaan lain-lain (Finishing)............................................................ 59


DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Spesifikasi pembuatan 1m3 beton mutu f’c=21,7 Mpa
(K 250),Slump (12 ± 2) cm,w/c=0,56............................................... 32

xii
Amelia Rosnaida [F1A 017 010]
Andini Islam [F1A 017 014] Laporan Praktek Kerja Lapangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan pembangunan gedung kampus sangat penting untuk
menciptakan susasana perkuliahan yang kondusif, sekaligus sebagai identitas
suatu kampus. Di dalam pembangunannya terdapat beberapa aspek yang perlu
diperhatikan yaitu dari segi struktural, arsitektural dan pemanfaatan
bangunan.

Pada perencanaan gedung, baik bertingkat ataupun tidak bertingkat


harus memperhatikan kekuatan, kenyamanan, keekonomisan, dan pengaruh
terhadap lingkungan.Aspek-aspek tersebut yang harus direncanakan dan
diperhitungkan secara matang.Faktor yang mempengaruhi kekuatan
konstruksi adalah beban-beban yang akan dipikul seperti beban mati, beban
hidup, beban angin, dan beban gempa.

Seperti salah satu proyek pembangunan Gedung Rektorat UIN Mataram


yang berlokasi di Jalan Gadjah Mada No.100 Pagesangan, Mataram, NTB.
Proyek ini sedang dilakukan pembangunan yang lebih lanjut dari bangunan
sebelumnya.Proyek ini terdiri dari 3 lantai dengan konstruksi yang sangat
megah.Oleh karena itu,dengan adanya pembangunan gedung Rektorat UIN
ini memberi kesempatan berharga bagi kami untuk menimba ilmu lapangan
dibidang struktur.Selain itu,proyek ini juga memenuhi syarat untuk dijadikan
tempat PKL, syarat yang ditentukan oleh kampus yaitu harus bangunan
bertingkat.

Perguruan tinggi merupakan lembaga yang bertanggung jawab dalam


mendidik anak bangsa menjadi pelaku pembangunan dimasa yang akan
datang.Namun dengan berbagai keterbatasannya perguruan tinggi hanya
memprioritaskan pada pembekalan anak didiknya dengan ilmu dan sedikit
keterampilan selama proses perkuliahan.Ilmu yang diberikan lebih banyak
bertumpu pada teori-teori yang tentunya tidak selalu ideal di lapangan.Untuk

Proyek Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram


Jl. Gajah Mada No.100 Jempong Baru Kecamatan Sekarbela Kota Mataram
1
mengurangi kesenjangan ini,maka kepada mahasiswa tingkat akhir
diwajibkan mengikuti Praktek Kerja Lapangan.

Praktek Kerja Lapangan (PKL) wajib dilaksanakan oleh Mahasiswa


karena merupakan program yang sudah ditetapkan oleh Jurusan Teknik Sipil
sebagai salah satu persyaratan perkuliahan yang harus dilalui selama
menuntut ilmu di kampus.Disamping itu didalamnya banyak terdapat
pengalaman- pengalaman lapangan sehingga akan menambah wawasan dan
pengetahuan yang mungkin tidak didapat selama perkuliahan
dikampus.Selain itu,PKL merupakan bentuk kuliah dimana mahasiswa terjun
langsung dilapangan.Diharapkan dengan melaksanakan PKL mahasiswa akan
lebih banyak mengetahui seluk beluk proyek dan ilmu-ilmu lain di lapangan
serta memiliki gambaran tentang profesi yang akan ditekuni setelah lulus
nantinya.

Melalui Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan Mahasiswa, dapat


diperoleh pengalaman praktis didunia kerja serta dapat melakukan pengkajian
terhadap penerapan keilmuan dan teori yang diperoleh Mahasiswa selama
proses pembelajaran di Perguruan Tinggi.Dengan demikian,pelaksanaan PKL
dapat menjadi jembatan antara lembaga pendidikan tinggi semacam program
studi sarjana (S1) sebagai lembaga yang menghasilkan ahli madya dibidang
keteknik sipilan.

1.2 Maksud dan Tujuan


Praktek Kerja Lapangan dimaksudkan agar Mahasiswa mampu
menyesualisasikan secara nyata dan jelas dari proses perencanaan dan
perancangan konstruksi di lapangan dengan penerapan-penerapan teori-teori
yang diperoleh pada bangku perkuliahan, sedangkan tujuannya adalah agar
lulusan perguruan tinggi khususnya sarjan Teknik Sipil mempunyai bekal
lapangan yang cukup dalam memahami serta memecahkan persoalan yang
dihadapi sesuai dengan disiplin ilmu yang diketahui.
Adapun tujuan khusus dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Sebagai persyaratan kurikulum perkuliahan yang harus dipenuhi oleh
setiap mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Mataram.
b. Mempersiapkan Sarjana Teknik Sipil yang siap pakai dalam
melaksanakan Pembangunan Nasional dimasa sekarang maupun di
masa yang akan datang.
c. Mengenalkan kepada Mahasiswa mengenai studi manajemen konstruksi
dan konstruksi bangunan di lapangan.
d. Mahasiswa dapat memahami hambatan serta permasalahan yang
biasanya terjadi pada proyek ,dan dapat mengetahui cara penyelesaian
permasalahan tersebut.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah
sebagai berikut :
a. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mendapatkan keterampilan untuk melaksanakan program kerja
pada perusahaan maupun instansi.Melalui PKL Mahasiswa mendapatkan
bentuk pengalaman nyata serta permasalahan yang dihadapi di dunia
kerja.Selain itu,mahasiswa akan menumbuhkan rasa tanggung jawab
profesi didalam dirinya.
b. Bagi Lembaga Perguruan Tinggi
Lembaga dapat menjalin kerjasama dengan dunia usaha, Lembaga BUMN,
Perusahaan Swasta, dan instansi pemerintahan.PKL dapat mempromosikan
keberadaan Akademik ditengah-tengah dunia kerja.
c. Bagi Tempat PKL
Laporan PKL dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber informasi
mengenai situasi umum institusi tempat praktek tersebut.
1.4 Lingkup Pembahasan
Dalam pelaksanaan Pembangunan Gedung Rektorat UIN Mataram ini
pekerjaan dilakukan mulai dari tahap awal (persiapan) hingga akhir
(finishing). Karena banyaknya pekerjaan yang dilakukan dan waktu yang
dialokasikan untuk kegiatan PKL terbatas maka dalam kegiatan PKL ini
dibatasi pada lingkup pengawasan proyek dengan focus utama pada pekerjaan
Struktur dan Arsitektur.Pada saat memulai PKL di proyek ini,proyek
pembangunan gedung rektorat universitas islam negeri mataram ini sudah
memasuki minggu ke-21 pada bulan ke-6 sejak proyek dilaksanakan.Progress
pekerjaan proyek sudah mencapai 64,862% dimana,progress rencana s/d
minggu tersebut sebanyak
74,538%.
1.5 Waktu dan Tempat PKL
1.5.1 Waktu PKL
Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada “Proyek
Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Islam Negeri (UIN)
Mataram”, selama 3 bulan terhitung dari 28 Januari 2020 sampai
dengan 28 April 2020 sesuai dengan surat nomor : 458/UN
18.F6/EP/2020. Pada saat pelaksanaan PKL mahasiswa mengikuti
kegiatan pekerjaan struktural,arsitektur serta konsultasi dan
penyusunan laporan.
1.5.2 Tempat PKL
Proyek “Pembangunan Gedung Rektorat UIN Mataram” bertempat di Jl. Gajah
Mada No.100 Pagesangan, Mataram, NTB dan dibatasi oleh :

a. Sebelah utara : Gedung Serbaguna UIN


b. Sebelah timur : Gedung Fakultas UIN
c. Sebelah selatan : Politeknik UIN
d. Sebelah barat : Jalan Raya ( Jl.Gajah Mada )
Gambar 1.1 Lokasi pekerjaan pembangunan Gedung Rektorat
Univeritas Islam Negeri (UIN) Mataram
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Proyek


Suatu proyek dapat didefinisikan sebagai satuan usaha dalam jangka
waktu yang ditentukan dengan sasaran yang jelas yaitu mencapai hasil yang
telah ditentukan pada awal proyek.Bertolak pada awal pemikiran ini,maka
manajemen proyek bertujuan untuk meraih sasaran yang telah didefinisikan
dan telah ditentukan secara efektif dan efisien.Dalam rangka meraih sasaran
yang telah disepakati,diperlukan sumber daya manusia yang potensial.
Dalam menyusun organisasi kerja, manajemen yang harus diperhatikan
dengan baik antara lain :
a. Jalur intruksi harus berjalan sependek mungkin.
b. Masing-masing staf personil harus memiliki uraian pekerjaan secara jelas.
c. Masing-masing individu harus dibekali dengan wewenang untuk
mengambil keputusan sesuai dengan jabatannya.
d. Iklim kerja harus dibina dan dipelihara untuk memungkinkan setiap orang
bekerja secara maksimal sepadan dengan kapasitasnya,sehingga kerja sama
dapat berjalan lancar tanpa hambatan.
e. Kaderisasi untuk kelangsungan hidup organisasi dengan melakukan alih
teknologi dan pengetahuan dalam rangka mempersiapkan diri kejenjang
yang lebih tinggi bagi setiap personil.
Selain sistem kerja manajemen,juga perlu diperhatikan layanan
kehidupan organisasi yang bernuansa kekeluargaan dan bertanggung jawab
terhadap masing-masing tugas.
2.2 Unsur-unsur Manajemen Proyek
Dalam pelaksanaan suatu proyek terdapat unsur-unsur pelaksanaan dan
masing-masing mempunyai tugas dan wewenang sesuai dengan
kedudukannya.Struktur organisasi dalam suatu proyek perlu diketahui untuk
menjelaskan hubungan tugas,tanggung jawab,serta wewenang dari
perorangan
maupun kelompok.Dalam penanganan suatu proyek terlibat beberapa unsur
proyek,yaitu :
1. Pemberi Tugas (Owner).
2. Konsultan Perencana.
3. Konsultan Manajemen Konstruksi.
4. Konsultan Pengawas Berkala.
5. Kontraktor Pelaksana.

Gambar 2.1 Bagan Unsur manajemen proyek

Keberhasilan suau proyek tergantung dari kerja sama semua unsur


proyek yang terlibat didalamnya serta adanya pembagian kerja yang baik
dan teratur untuk mencapai kesatuan tindakan dalam mencapai tujuan proyek.
Penjelasan unsur-unsur proyek sebagai berikut :
1. Pemberi Tugas (Owner)
Pemberi tugas adalah badan atau pejabat yang memberikan suatu
pekerjaan dan menanggung semua biaya dari pekerjaan tersebut. Pemberi
tugas dapat berupa perorangan maupun instansi baik pemerintah maupun
swasta.Pemberi tugas (owner) pada proyek pembangunan gedung rektorat
ini adalah Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram ini sendiri.
a. Kewajiban pemberi tugas :
1) Bertanggung jawab atas tercapainya seluruh sarana proyek yang
dikelolanya.
2) Memimpin seluruh staf proyek dan bersama-sama melaksanakan
kegiatan yang tercantum didalam Daftar Isian Proyek (DIP) sesuai
dengan ketentuan,prosedur dan jadwal yang ditetapkan.
3) Bersama bendahara menyediakan,mengelola dan bertanggung
jawab terhadap keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4) Mengadakan koordinasi dan memberikan pengarahan terhadap
pelaksanaan proyek dalam kegiatan sehari-hari.
5) Menyampaikan informasi mengenai hambatan yang dihadapi
melalui jalur utusan langsung guna mendapatkan petunjuk
penyelesaian masalah.
b. Wewenang pemberi tugas :
1) Mengambil tindakan-tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan untuk masing-masing
tolak ukur dan batas-batas sesuai dengan jenis pengeluaran yang
tercantum dalam Daftar Isian Proyak dan pedoman pelaksanaan.
2) Mengadakan hubungan kerjasama dengan instansi lainnya baik
pusat maupun daerah menurut keperluannya,termasuk pembuatan
kontrak kerja.
3) Mengatur tata kerja proyek yang terperinci dalam memperhatikan
petunjuk yang ditetapkan Departemen atau Lembaga yang berada
diatasnya.
c. Hak pemberi tugas :
1) Sebagai pemilik proyek yang memberikan pekerjaan kepada
kontraktor.
2) Menilai pekerjaan dan pengawasan secara berkala.
2. Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
Konsultan Manajemen Konstruksi adalah pihak yang ditunjuk oleh
pemilik proyek (owner) untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan
terhadap konstruksi.Konsultan MK dapat berupa badan usaha atau
perorangan.Perlu sumber daya manusia yang ahli dibidangnya masing-
masing seperti teknik sipil,arsitektur,mekanikal elektrikal,listrik dan lain-
lain sehingga sebuah bangunan dapat dibangun dengan baik dalam waktu
yang cepat dan efisien. Konsultan Manajemen Konstruksi pada proyek
pembangunan gedung rektorat UIN ini adalah PT.Saranabudi
Prakarsaripta. a. Tugas konsultan MK:
1) Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan
kontrak kerja.
2) Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan
pelaksanaan proyek.
3) Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat
oleh pemilik proyek.
4) Konsultan MK memberikan saran atau pertimbangan kepada
pemilik proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan
pekerjaan.
5) Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan
kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.
6) Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek
yang diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik
proyek namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi
yang sudah dibuat sebelumnya.
b. Wewenang konsultan MK:
1) Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana pekerjaan jika
terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja
2) Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak
memperhatikan peringatan yang diberikan.
3) Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek.
4) Konsultan MK berhak memeriksa gambar shop drawing pelaksana
proyek.
5) Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan
(site instruction).
6) Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar
sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya.
3. Konsultan Perencana
Konsultan adalah badan hukum yang diserahkan tugas oleh pimpinan
pelaksana kegiatan untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan.Untuk itu,
dibentuk Tim Pengawas atau Tim Supervisi.Konsultan perencana adalah
suatu badan hukum yang diserahi tugas oleh pimpinan proyek untuk
melaksanakan perencanaan pekerjaan.
Konsultan perencana berfungsi untuk membantu mengelola proyek
dalam pelaksanaan pengadaan dokumen,konstruksi dan memberikan
penjelasan terhadap persoalan-persoalan perencanaan yang timbul pada
saat konstruksi. Konsultan perencana pada proyek pembangunan gedung
rektorat UIN ini adalah CV.Jasa Inti Persada.
a. Kewajiban konsultan perencana adalah :
1) Menyusun uraian,maksud dan tujuan perencanaan.
2) Mengumpulkan data-data lapangan,penyelidikan tanah dan
lingkungan.
3) Membuat perencanaan dan pengurusan untuk mendapatkan izin
pendirian bangunan serta hasil penelitian dan pengujian anggaran
untuk pelaksanaan konstruksi fisik.
4) Membuat gambar-gambar kerja dan perhitungan konstruksi,
listrik,tata udara serta plumbing.
5) Membuat gambar detail,rencana kerja dan syarat-syarat
(RKS),rencana volume dan biaya,jadwal pelaksanaan dan
pelelangan.
6) Memberi penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan melakukan
pengawasan secara berkala dari segi arsitektur.
b. Hak konsultan perencana adalah :
1) Berhak mendapatkan imbalan jasa atas kerja yang telah dilakukan.
2) Berhak mendapatkan peninjauan dan dokumentasi terhadap
pelaksanaan pekerjaan.
3) Berhak menolak pekerjaan dari kontraktor berdasarkan penilaian-
penilaian yang diberikan.
4) Kontraktor Pelaksana
4. Konsultan Pengawas Berkala
Konsultan pengawas berkala merupakan Konsultan yang bekerja
mengawasi dan mengarahkan pekerjaan kontraktor secara fisik agar sesuai
dengan yang direncanakan.Dan yang dimaksud berkala disini adalah
pengawasan dilakukan secara bertahap tergantung kontrak
pekerjaan.Konsultan pengawas berkala pada proyek pembangunan gedung
rektorat UIN ini adalah sama dengan konsultan perencana yaitu CV.Jasa
Inti Persada.
Konsultan pengawas memiliki tugas diantaranya adalah
a. Melakukan pemantauan secara berkala dalam pelaksanaan proyek.
b. Mengevaluasi,mengkoordinasi dan mengendalikan program kegiatan
konstruksi yang disusun oleh kontraktor.
c. Memberikan instruksi-instruksi serta petunjuk-petunjuk yang perlu
kepada kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan agar benar-benar
berlangsung sesuai dengan ketetapan-ketetapan kontrak.
d. Melakukan inspeksi dan pemeriksaan atas seluruh daerah kerja dan
semua instansi yang mendukung pelaksanaan pekerjaan.
e. Melaksanakan pengecekan terhadap material konstruksi yang
diperlukan untuk memperoleh jaminan bahwa pekerjaan sudah
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasinya.
f. Memeriksa rencana kerja kontraktor sehubungan dengan peralatan-
peralatan yang digunakan,lokasi-lokasi sumber material konstruksi dan
menjamin bahwa sifat dan kontrak dari material tersebut benar-benar
memenuhi persyaratan,dll.
5. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah suatu badan hukum yang berbentuk
perusahaan baik umum maupun perorangan yang bergerak dalam bidang
pelaksanaan pembangunan fisik dari suatu konstruksi.Kontraktor
pelaksana pada proyek pembangunan gedung rektorat UIN ini adalah
PT.Damai Indah Utama.
a. Kewajiban kontraktor :
1) Memahami dan mentaati seluruh ketentuan yang tercantum dalam
surat kontrak kerja.
2) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar-gambar serta
persyaratan yang telah ditentukan.
3) Menyerahkan pekerjaan bila telah selesai dan disetujui oleh
pengawas.
4) Mengadakan pengujian untuk contoh-contoh bahan konstruksi yang
akan dipakai.
5) Melaksanakan seluruh perintah dari pemberi tugas selama tidak
menyimpang dari persyaratan yang telah ditetapkan dalam kontrak
kerja.
b. Hak kontraktor :
1) Mengikuti seluruh pelelangan setelah mendapatkan undangan dari
pimpinan proyek melalui pengumuman atau edaran.
2) Berhak mendapatkan imbalan jasa yang besarnya sesuai dengan
bobot atau prestasi pekerjaan yang telah dicapai di lapangan.
3) Mengadakan perhitungan ulang apabila terjadi penyimpangan atas
gambar kerja dengan pelaksanaan yang dilakukan atas perintah
pemberi tugas.
4) Mendapatkan penambahan biaya berdasarkan harga yang telah
disepakati apabila terjadi penambahan pekerjaan atas perintah
pemberi tugas.
c. Tanggung jawab kontraktor :
1) Bertaanggung jawab terhadap keselamatan pekerjaan selama
pelaksanaan.
2) Bertanggung jawab atas kekeliruan yang terjadi karena kelalaian
pelaksana.
3) Bertanggung jawab atas kekuatan dan kekokohan hasil pekerjaan
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
4) Bertanggung jawab atas keselamatan bangunan selama masa
pemeliharaan.

Struktur organisasi proyek adalah skema atau gambaran alur kerjasama


melibatkan banyak pihak dalam sebuah proyek.struktur organisasi ini dibuat
untuk menjabarkan fungsi tugas dan tanggung jawab dari masing-masing
bagian.

Hubungan kerja unsur-unsur proyek dalam proyek digambarkan dalam


suatu skema sebagai berikut (Gambar 2.2) :

Gambar 2.2 Skema unsur manajemen proyek gedung rektorat UIN Mataram
Penjelasan hubungan kerja unsur-unsur proyek :

a. Hubungan antara Konsultan Perencana dengan Pemberi Tugas (owner)


Ikatan berdasarkan kontrak,konsultan memberikan layanan
konsultasi
dimana produk yang dihasilkan berupa gambar-gambar rencana dan
peraturan serta syarat-syarat ,sedangkan pemberi tugas (owner)
memberikan biaya jasa atas konsultasi yang diberikan oleh konsultan.
b. Hubungan Kontraktor dengan Pemberi Tugas (owner)
Ikatan berdasarkan kontrak,kontraktor memberikan layanan jasa
profesionalnya berupa bangunan sebagai realisasi dari keinginan pemberi
tugas (owner) yang telah dituangkan kedalam gambar rencana dan
peraturan serta syarat-syarat oleh konsultan,sedangkan pemberi tugas
(owner) memberikan biaya jasa profesional kontraktor.
c. Hubungan Konsultan MK dengan Pemberi Tugas (owner)
Terikat ikatan kontrak dan hubungan fungsional.Pengawas
menyampaikan perubahan-perubahan yang terjadi berkaitan dengan
pelaksanaan di lapangan.Pemberi tugas (owner) membayar atau
mengurangi biaya perubahan.
d. Hubungan Konsultan Perencana dengan Kontraktor Pelaksana
Ikatan berdasarkan peraturan pelaksana.Konsultan memberikan
gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat,kemudian kontraktor
harus merealisasikan menjadi sebuah bangunan.
e. Hubungan Konsultan MK dengan Kontraktor Pelaksana
Terikat hubungan fungsional.Pengawas melakukan pengawasan
selama pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan peraturan-peraturan yang
telah disepakati.Kontraktor melaporkan setiap hasil pekerjaan yang
dilaksanakan dan kendala-kendala secara teknis kepada pengawas.
f. Hubungan Konsultan MK dengan Konsultan Perencana
Terikat hubungan fungsional.Perencana memberikan hasil desain
dan peraturan-peraturan pelaksanaan kepada pengawas.Pengawas
melaporkan hasil pekerjaan serta kendala-kendala teknis yang timbul di
lapangan guna dicari perubahan.
2.3 Sistem Kontrak
Perjanjian antara pihak owner dengan pihak kontraktor diikat dalam
sebuah kontrak kerja.Pengaturan hukum kontrak kerja proyek konstruksi
diatur oleh pihak-pihak yang terlibat dan sesuai dengan ketentuan
peraturan dan perundnag-undangan yang berlaku (KUHP pasal
1601b).Kontrak proyek konstruksi ini berupa dokumen tertulis dan wajib
menjelaskan tentang kesepakatan keselamatan umum dan tertib bangunan
karena sebuah proyek konstruksi merupakan pekerjaan yang mengandung
resiko tinggi.
Jenis-jenis kontrak proyek konstruksi terdiri dari :
1. Kontrak Harga Satuan (Unit Price Contract)
Dalam kontrak ini,pihak kontraktor hanya menentukan harga satuan
pekerjaan untuk biaya semua jenis pekerjaan yang mungkin dikeluarkan
termasuk biaya overhead dan keuntungan.Biasanya kontrak ini digunakan
jika kuantitas aktual dan masing-masing item pekerjaan sulit untuk
diestimasi secara akurat sebelum proyek dimulai.Pemilik dan kontraktor
akan melakukan opname atau pengukuran bersama terhadap jumlah bahan
yang terpasang untuk menentukan kuantitas pekerjaan yang
sesungguhnya.Kelemahan dari jenis kontrak ini yaitu pemilik tidak dapat
mengetahui secara pasti biaya aktual proyek hingga proyek tersebut
selesai.
2. Kontrak Biaya Plus Jasa (Cost Plus Fee Contract)
Dalam kontrak ini kontraktor akan menerima pembayaran atas
pengeluarannya,ditambah dengan biaya untuk overhead dan keuntungan.
Besarnya biaya overhead dan keuntungan biasanya dihitung berdasarkan
presentase biaya yang akan dikeluarkan kontraktor.Yang menjadi
kelemahan jenis kontrak ini hampir sama dengan jenis kontrak harga
satuan dimana pemilik tidak dapat mengetahui biaya aktual proyek yang
akan dilaksanakan.Biasanya kontrak jenis ini dipakai jika proyek tersebut
harus diselesaikan dalam waktu yang singkat sementara rencana dan
spesifikasinya belum dapat diselesaikan.
3. Kontrak Biaya Menyeluruh (Lump Sum Contract)
Dalam kontrak ini menyatakan bahwa kontraktor akan melaksanakan
proyek sesuai dengan rancangan biaya tertentu.Apabila terjadi perubahan
dalam kontrak,perlu dilakukan negosiasi antara pemilik dan kontraktor
untuk menetapkan besarnya pembayaran (baik tambah maupun kurang)
yang akan diberikan kepada kontraktor terhadap perubahan
tersebut.Kontrak jenis ini hanya bisa diterapkan apabila ada perencanaan
yang telah benar-benar selesai,dimana kontraktor sudah dapat melakukan
estimasi kuantitas secara akurat.Biasanya pemilik proyek dengan jumlah
anggaran yang terbatas akan memilih jenis kontrak ini karena merupakan
satu-satunya jenis kontrak yang memberi nilai pasti terhadap biaya yang
akan dikeluarkan.
2.4 Biaya Konstruksi Proyek
Hal-hal yang erat hubungannya dengan biaya konstruksi yang
perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Biaya Langsung
Biaya langsung atau direct cost adalah biaya untuk segala sesuatu
yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir bangunan konstriksi.
Biaya langsung terdiri dari :
a. Biaya material
Menyusun perkiraan biaya pembelian material sangat
kompleks,mulai dari membuat spesifikasi,mencari sumber sampai
kepada membayar harganya.Terdapat berbagai alternatif yang tersedia
untuk kegiatan tersebut,sehingga bila kurang tepat menanganinya
mudah sekali membuat proyek menjadi tidak ekonomis.Harga bahan
yang dipakai biasanya harga bahan ditempat pekerjaan,jadi sudah
termasuk biaya angkutan,biaya menaikkan dan menurunkan,
pengepakan,penyimpanan sementara di gudang,pemeriksaan kualitas
dan asuransi.
b. Biaya upah tenaga kerja
Biaya tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh bermacam macam hal
seperti panjangnya jam kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan
suatu jenis pekerjaan,keadaan tempat pekerjaan,keterampilan dan
keahlian tenaga kerja yang bersangkutan.Biasa diapaki cara harian
sebagai unit waktu dan banyaknya pekerjaan yang dapat diselesaikan
dalam waktu satu hari.
c. Biaya peralatan
Suatu peralatan yang diperlukan untuk suatu jneis konstruksi
haruslah termasuk didalamnya bangunan-bangunan sementara,mesin-
mesin,alat-alat tangan (tools).Misalnya peralatan yang diperlukan untuk
pekerjaan beton adalah mesin pengaduk beton,alat-alat tangan untuk
membuat cetakan,memotong dan membengkokkan baja-baja
tulangan,gudang dan alat-alat menaikkan dan menurunkan bahan,alat
angkut dan sebagainya.
2. Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung atau indirect cost adalah pengeluaran untuk
manajemen,supervisi serta jasa untuk pengadaan bagian proyek yang tidak
akan menjadi bangunan permanen tetapi diperlukan dalam rangka proses
pembangunan proyek.
Biaya tidak langsung terdiri dari :
a. Overhead umum
Overhead umum biasanya tidak dapat segera dimasukkan ke suatu
jenis pekerjaan dalam proyek itu,misalnya sewa kantor,peralatan kantor
dan alat tulis-menulis,air,listrik,telepon,asuransi,pajak,bunga uang,
biaya
- biaya notaris, biaya perjalanan dan pembelian berbagai macam
barang- barang kecil.
b. Overhead proyek
Overhead proyek adalah biaya yang dapat dibebankan kepada proyek
tetapi tidak dapat dibebankan kepada biaya bahan-bahan,upah tenaga
kerja atau biaya alat-alat seperti ;asuransi,telepon yang dipasang di
proyek,pembelian tambahan dokumen kontrak pekerjaan,pengukuran
(survey),surat-surat ijin dan lain sebagainya.
c. Profit
Biasanya keuntungan dinyatakan dengan prosentase yang tergantung
dari besarnya resiko pekerjaan,kesukaran-kesukaran yang akan timbul
yang tidak tampak dan cara pembayaran dari pemberi pekerjaan.
d. Pajak
Berbagai macam pajak seperti PPN,PPH dan lainnya atas hasil
operasi perusahaan.
e. Biaya tak terduga (contigencies)
Biaya tak terduga biasa disebut juga biaya cadangan yang termasuk
dalam salah satu biaya tak langsung,yaitu biaya untuk kejadian-kejadian
yang mungkin terjadi atau mungkin tidak.Misalnya naiknya muka air
tanah,banjir,longsornya tanah dan sebagainya.
Yang termasuk dalam kondisi biaya tidak terduga (contigencies) adalah
sebagai berikut :
1) Akibat kesalahan
Kesalahan kontraktor dalam memasukkan beberapa pos
pekerjaan,gambar yang kurang lengkap (misalnya ada di
bestek,tetapi tidak tercantum pada gambar).
2) Ketidakpastian subyektif
Ketidakpastian yang subyektif timbul karena interpretasi
subyektif terhadap bestek,misalnya fluktuasi harga material dan upah
buruh yang tidak dapat diperkirakan.
3) Ketidakpastian obyektif
Ketidakpastian yang obyektif adalah ketidakpastian tentang
perlu tidaknya suatu pekerjaan,dimana ketidakpastian itu ditentukan
oleh obyek diluar kemampuan manusia.Contoh dalam pengerjaan
pondasi,dalam hal ini perlu tidaknya sheet pile ditentukan oleh faktor
tinggi rendahnya muka air tanah pada waktu pondasi dibuat.
4) Variasi efisiensi
Variasi efisiensi dari sumber daya yaitu efisiensi dari
buruh,material dan peralatan.
2.5 Volume / Kubikasi Pekerjaan
Menurut Ibrahim (2007),yang dimaksud dengan volume suatu pekerjaan
adalah menghitung jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satu
satuan.Volume juga disebut sebagai kubikasi pekerjaan.Jadi volume (kubikasi)
suatu pekerjaan,bukanlah merupakan volume (isi sesungguhnya),melainkan
jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu kesatuan.
Dibawah ini diberikan beberapa contoh sebagai berikut :
a. Volume pondasi batu kali = 25 m3
b. Volume atap = 140 m2
Volume lisplank = 28 m
c. Volume angker besi = 40 Kg
Volume kunci tanam = 17 buah
Dari contoh diatas dapat diketahui dengan jelas bahwa satuan masing-
masing volume pekerjaan,seperti volume pondasi batu kali 25 m 3 ,atap 140
m2,lisplank 28 m,angker besi beton 40 Kg,dan kunci tanam 17 buah, bukanlah
volume dalam arti sesungguhnya melainkan volume dalam satuan,kecuali
volume pondasi batu kali 25 m3 yang merupakan volume sesungguhnya.

Masing-masing volume diatas mempunyai pengertian sebagai berikut :

1) Volume pondasi batu kali dihitung berdasarkan isi,yaitu panjang x luas


penampang yang sama.
2) Volume atap dihitung berdasarkan luas,yaitu jumlah luas bidang-bidang
atap,seperti segitiga,persegi panjang,trapezium,dan sebagainya.
3) Volume lisplank dihitung berdasarkan panjang atau luas.
4) Volume angker besi dihitung berdasrkan berat,yaitu jumlah panjang angker
x berat/m.
5) Volume kunci dihitung berdasarkan jumlah banyaknya kunci.
Contoh volume/kubikasi pekerjaan pada proyek UIN ini adalah :
a. Volume pemasangan bowplank = 275 m
b. Volume pekerjaan pondasi batu kali = 11,69 m3
Volume pekerjaan pemancangan dan handling tiang pancang = 1.605 m
Volume pekerjaan potong/pecah kepala tiang = 107 titik
Volume besi ulir pada pekerjaan pile cap = 134,09 Kg
Volume bekisting pada pekerjaan pile cap type 1 = 3,84 m2
Volume beton untuk pondasi footplate stempat type FP1 = 2,81 m3
Volume pembesian polos dan ulir pondasi footplate FP1 = 142,25 Kg
c. Volume pekerjaan pada sloof type 1
Volume beton f’c=21 Mpa = 9,18 m3
Volume pembesian polos = 667,56 Kg
Volume pembesian ulir = 869,70 Kg
Volume bekisting = 73,44 m2
d. Volume pekerjaan pda kolom K1
Volume beton f’c = 21 Mpa = 52,80 m3
Volume pembesian ulir = 10.919,69 Kg
Volume bekisting = 387,2 m2
e. Volume pekerjaan konstruksi atap
Volume pekerjaan kolom baja IWF 300.200.9.14 mm = 4.269,31 Kg
Volume baut angker Ø22 mm = 120 buah
Volume pengelasan = 2.768,86
/10 cm
Volume pekerjaan atap spandek prepainted = 935,36 m2
Volume pekerjaan talang seng plat BJLS 30 = 29,4 m
f. Volume pekerjaan plafond calsiboasrd t=3,5 m = 2.798,38 m 2
g. Volume pekerjaan rangka plafond besi hollow 4/4 dan 4/2 = 2.798,38 m2
2.6 Analisa Harga Satuan Pekerjaan
1. Harga Satuan
Harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah tenaga
kerja berdasarkan perhitungan analisis.Harga bahan didapat dipasaran,
dikumpulkan dalam satu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan
Bahan.Setiap bahan atau material mempunyai jenis dan kualitas
tersendiri.Hal ini menjadikan harga material tersebut beragam.Untuk itu
sebagai patokan harga biasanya didasarkan pada lokasi daerah bahan
tersebut berasal dan sesuai dengan harga patokan dari
pemerintah.Misalnya untuk harga semen harus berdasarkan kepada harga
patokan semen yang ditetapkan.
Upah tenaga kerja didapatkan dilokasi,dikumpulkan dan dicatat
dalam satu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Upah.Untuk
menentukan upah pekerja dapat diambil standar harga yang berlaku di
pasaran atau daerah tempat proyek dikerjakan yang sesuai dengan
spesifikasi dari dinas PU.
Untuk menentukan harga material atau bahan-bahan bangunan
dapat diambil standar harga yang berlaku di pasar atau daerah tempat
proyek dikerjakan sesuai dengan spesifikasi dari dinas PU setempat yang
dinamakan Daftar Harga Satuan Bahan.
Untuk menentukan harga satuan alat dapat diambil standar harga
yang berlaku di pasar atau daerah tempat proyek dikerjakan sesuai dengan
spesifikasi dari dinas PU setempat yang dinamakan Daftar Harga Satuan
Alat.
2. Analisa Harga Satuan
Menurut Sastra atmadja (1984),menjelaskan penaksiran anggaran
biaya adalah proses perhitungan volume pekerjaan,harga dari berbagai
macam bahan dan pekerjaan yang akan terjadi pada suatu
konstruksi.Karena taksiran dibuat sebelum dimulainya pembangunan maka
jumlah ongkos yang diperoleh ialah taksiran bukan biaya sebenarnya
(actual cost).
Secara umum proses analisa harga satuan pekerjaan dengan metode
lapangan/kontraktor adalah sebagai berikut :
a. Membuat Daftar Harga Satuan Material dan Daftar Harga Satuan
Upah.
b. Menghitung harga satuan bahan dengan cara ; perkalian antara harga
satuan bahan dengan nilai koefisien bahan.
c. Menghitung harga satuan upah kerja dengan cara ; perkalian antar harga
satuan upah dengan nilai koefisien upah tenaga kerja.
d. Harga satuan pekerjaan = volume x (jumlah bahan + jumlah upah
tenaga kerja).

Secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut :

AHSP = H.S.Bahan + H.S.Upah + H.S.Alat

2.7 Rencana Anggaran Biaya


Menurut Ibrahim (1993),yang dimaksud rencana anggaran biaya
(begrooting) suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya
yang diperlukan untuk bahan dan upah,serta biaya-biaya lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.
Adapun menurut Niron (1992) rencana anggaran biaya mempunyai
pengertian sebagai berikut :
Rencana : Himpunan planning termasuk detail dan tata cara pelaksanaan
pembuatan sebuah bangunan.
Anggaran : Perhitungan biaya berdasarkan gambar bestek (gambar rencana)
pada suatu bangunan.
Biaya : Besarnya pengeluaran yang ada hubungannya dengan
borongan yang tercantum dalam persyaratan yang ada.

Anggaran biaya merupakan harga diri bangunan yang dihitung dengan


teliti,cermat dan memenuhi syarat.Anggaran biaya pada bangunan yang sama
akan berbeda-beda di masing-masing daerah,disebabkan karena perbedaan
harga bahan dan upah tenaga kerja.
Biaya (Anggaran) adalah jumlah dari masing-masing hasil perkiraan
volume dengan harga satuan pekerjaan yang bersangkutan.Secara umum
dapat disimpulkan sebagai berikut :

RAB = 𝛴 (Volume) x Harga Satuan Pekerjaan


Menurut Sastra atmadja (1984), bahwa rencana anggaran biaya dibagi
menjadi dua,yaitu rencana anggaran terperinci dan anggaran kasar.

Gambar bestek dan bestek merupakan kunci pokok (tolak ukur) baik
dalam menentukan kualitas dan skop pekerjaan,maupun dalam menyusun
Rencana Anggaran Biaya.

Gambar bestek terdiri atas :

a. Gambar situasi yang terdiri dari :


1) Rencana letak bangunan.
2) Rencana halaman.
3) Rencana jalan dan pagar.
4) Rencana saluran pembuangan air hujan.
5) Rencana garis batas tanah dan roylen.
b. Gambar denah
Gambar denah melukiskan gambar tapak (tampang) setinggi ±1,00 m
dari lantai,hingga gambar pintu dan jendela terlihat dengan jelas,sedangkan
gambar penerangan atas (bovenlich) digambar dengan garis putus.Pada
denah juga digambar garis atap dengan garis-garis putus lebih tebal dan
jelas sesuai dengan bentuk atap.Lantai bangunan induk dengan duga
(peil)
ditandai dengan ±0,00 m.Gambar kolom (tiang) dari beton dibedakan dari
pasangan tembok.Semua ukuran arah vertikal dari lantai diberi tanda (+)
dan
ukuran dibawah lantai diberi tanda (-).
c. Gambar potongan
Gambar potongan terdiri dari melintang dan membujur menurut
keperluannya.Untuk menjelaskan letak atau kedudukan suatu
konstruksi,pada gambar potongan harus tercantum duga (peil) dari
lantai,misalnya : dasar pondasi,letak tinggi jendela dan pintu,tinggi langit-
langit,nok,reng balok / murplat.
d. Gambar pandangan
Pada gambar pandangan tidak dicantumkan ukuran-ukuran lebar
maupun tinggi bangunan.Gambar pandangan lengkap dengan dekorasi
yang disesuaikan dengan perencanaan.
e. Gambar rencana atap
Gambar rencana atap menggambarkan bentuk konstruksi rencana atap
lengkap dengan kuda-kuda,nok gording,murplat/reng balok, hooker,
keilkeper,talang air,usuk/kasau dan konstruksi penahan,dengan jelas.
f. Gambar konstruksi
Gambar konstruksi terdiri atas :
1) Gambar konstruksi beton bertulang.
2) Gambar konstruksi kayu.
3) Gambar konstruksi baja.
4) Lengkap dengan ukuran-ukuran dan perhitungan konstruksinya.
g. Gambar pelengkap
Gambar pelengkap terdiri dari :
1) Gambar listrik dan PLN.
2) Gambar sanitair.
3) Gambar saluran pembuangan air kotor.
4) Gambar saluran pembuangan air hujan.
2.8 Kurva S

Gambar 2.3 Contoh Kurva “S”

Kurva pada gambar 2.3 menunjukkan hubungan antara presentase


pekerjaan yang harus diselesaikan dengan waktu.Biasanya grafik ini dikenal
dengan sebutan Kurva S (S-Curve) dalam satuan bobot persen.

Fungsi kurva “S” ini adalah :


a. Untuk mengontrol pelaksanaan pekerjaan pada setiap waktu,dengan
membandingkan bobot persen rencana dengan bobot persen realisasi
dilapangan,sehingga perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan tidak
mengganggu atau mempengaruhi waktu pekerjaan secara keseluruhan.
b. Untuk mengetahui waktu pembayaran angsuran,berdasarkan perjanjian
yang ada,untuk membayar angsuran ini harus juga diperiksa perincian
volume pekerjaan yang telah diselesaikan.
Ada dua macam bobot persen yaitu :
a. Bobot persen yang menyatakan perbandingan antara harga suatu jenis
pekerjaan dalam waktu tertentu terhadap harga total yang tercantum
dalam dokumen kontrak.Dalam hal ini grafik bobot persen menyatakan
hubungan antara harga kumulatif bobot persen dengan waktu.
b. Bobot persen yang menyatakan perbandingan antara bobot suatu jenis
pekerjaan dengan bobot seluruh pekerjaan.Dari bobot persen ini,dapat
dibuat grafik yang menyatakan hubungan antara persentase kumulatif
pekerjaan dengan waktu,dari grafik ini pula dapat diketahui persentase
pekerjaan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
Dalam penyusunan Time Schedule ini,yang perlu mendapat perhatian
adalah efisiensi pekerjaan,sehingga walaupun terjadi keterlambatan,proyek
tersebut masih memenuhi persyaratan teknis dan ekonomis.
Prosedur pembuatan Kurva “S” rencana adalah sebagai berikut :
a. Menuliskan item pekerjaan seperti yang ada di Time Schedule.
b. Menentukan bobot persen dari tiap item pekerjaan berdasarkan perincian
harga pada item pekerjaan terhadap harga total dari semua item pekerjaan.
c. Membagi bobot persen pekerjaan dengan lama waktu yang dibutuhkan
untuk mengerjakan pekerjaan tersebut sesuai dengan Time
Schedule.Misalnya jika direncanakan pekerjaan itu dapat diselesaikan
dalam 4 minggu maka bobot persen pekerjaan dibagi 4 tiap
minggunya.Bobot persen pekerjaan diterapkan untuk mempermudah
penyediaan material,tenaga kerja dan biaya.
d. Menjumlahkan bobot persen pekerjaan per satuan waktu.
e. Membuat tabel komulatif dari persen pekerjaan persatuan waktu yang
direncanakan sampai dengan waktu dari proyek tersebut.
f. Memplot grafik hubungan antara komulatif dari persen pekerjaan terhadap
waktu.

Prosedur pembuatan Kurva “S” realisasi :

Pembuatan Kurva “S” ini berhubungan dengan presentasi pekerjaan


kontraktor yang dicatat dalam Time Schedule.Prestasi pekerjaan ini dinilai
dari beberapa persen dari tiap item/jenis pekerjaan yang telah diselesaikan
kontraktor di lapangan,sesuai dengan jadwal yang direncanakan.Adapun
tahap-tahap pembuatannya adalah :
a. Penilaian prestasi kerja kontraktor diplot dalam Time Schedule persatuan
waktu tersebut.
b. Menjumlahkan prestasi kerja kontraktor untuk seluruh item/jenis pekerjaan
yang dikerjakan persatuan waktu tersebut.
c. Membuat tabel komulatif dari prestasi kerja yang diselesaikan kontraktor
sampai dengan waktu tersebut.
d. Memplot grafik hubungan antara komulatif dan prestasi kerja dengan
waktu.Grafik inilah yang disebut Kurva “S”.
BAB III

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 Data Umum Proyek


3.1.1 Gambaran Umum Proyek
Pekerjaan Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Islam
Negeri (UIN) Mataram merupakan salah satu Program Renovasi
Sekolah Dasar Dan Menengah serta Renovasi Madrasah yang rusak
berat dan rusak sedang, penyelesaian pembangunan gedung Perguruan
Tinggi Keagamaan Islam yang terhenti (mangkrak), Pembangunan
Pasar Induk, Renovasi pasar paska kebakaran, dan pembangunan pasar
lainnya.
Terletak di Jalan Gajah Mada - Mataram Area Kampus II
Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram. Kondisi eksisting gedung ini
berusia 14 Tahun dari tahun 2005 sampai dengan 2019. Kondisi
eksisting sudah dilakukan penelitian oleh pihak perencana dan layak
untuk dilanjutkan pembangunannya.

Gambar 3.1 Kondisi Eksisting Pembangunan Gedung Rektorat


Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram
Dalam mewujudkannya maka dalam pembangunan Gedung
Rektorat Universitas Islam Negeri (UIN) ini mempercayakan kontraktor
selaku pelaksana pekerjaan di lapangan PT.DAMAI INDAH UTAMA
dan Konsultan MK PT.SARANABUDI PRAKARSARIPTA. Proyek
Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Islam Negeri (UIN) di
laksanakan dalam waktu 240 ( Dua Ratus Empat Puluh ) Hari Kalender
dari Tanggal 06 September 2019 sd. 02 Mei 2020 proyek ini dapat
dioperasikan secara keseluruhan dengan Rencana Aanggaran Biaya Rp
33.744.800.000,00- (Tiga Puluh Tiga Milyar Tujuh Ratus Empat Puluh
Empat Juta Delapan Ratus Ribu rupiah ).Gedung rektorat ini terdiri atas
3 gedung yaitu gedung A,B dan C.
3.1.2 Lokasi Proyek
Pekerjaan Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Islam
Negeri Mataram Berada di Jalan Gajah Mada- Jempong Baru Mataram.
Adapun detail lokasi Pekerjaan Pembangunan Gedung Rektorat
Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram sebagai berikut :

Gambar 3.2 Lokasi Pekerjaan Pembangunan Gedung Rektorat


Univeritas Islam Negeri (UIN) Mataram
3.2 Data Proyek
3.2.1 Data Umum Proyek

Gambar 3.3 Gambar Papan nama untuk keterangan proyek


pembangunan gedung UIN Mataram
Pekerjaan Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Islam
Negeri Mataram di bangun di atas lahan 177,148.4 m2.Dengan gedung
3 lantai,yang jarak floor to floor nya 3,9 meter dengan jangka waktu
240 hari,yang di mana beton strukturnya menggunakan bahan ready
mix dengan struktur bangunan beton bertulang,dan struktur atap
menggunakan rangka baja.Data-datanya adalah sebagai berikut :

Pemilik : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram


Proyek

Pengguna Jasa : Kementerian Pekerjaan Umum Dan


Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal
Cipta Karya Balai Prasarana Permukiman
Wilayah Nusa Tenggara Barat

Satuan Kerja : Pelaksanaan Prasarana Permukiman


Provinsi Nusa Tenggara Barat
Nama Pekerjaan : Pekerjaan Manajemen Konstruksi
Pembangunan Gedung Rektorat
Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Nilai Kontrak : Rp. 33.744.800.000,00


Tanggal : 06 September 2019
Kontrak

Nomor : HK.02.01/SP/PSPPOP-NTB/46/2019
Kontrak

Sumber Dana : APBN Murni Tahun Anggaran 2019 sd 2020

Nomor DIPA : -

Tanggal DIPA : -

Pelaksanaan : 240 (Dua Ratus Empat Puluh ) Hari Kalender

Pemeliharaan : 180 ( Seratus delapan puluh ) hari kalender

PPK : Purwanto Joko Astriyo ,ST,MT.

Alamat : Jl. Semanggi Raya no.5 Mataram

Kontraktor : PT DAMAI INDAH UTAMA


Project : Ali Asgar ,ST.
Manager

Alamat : Mamik Acip Thalib (Lingkar Selatan ) Mataram

Konsultan MK : PT SARANABUDI PRAKARSARIPTA

Team Leader : Teddy Hartawan, ST, M.Sc

Alamat : Jalan Walisongo F/2 Perumahan Bumi Kodya


Asri Mataram
3.2.2 Struktur Organisasi proyek pembangunan UIN Mataram
3.2.3 Bahan-bahan dan Alat-alat Pekerjaan
a. Beton
Mutu beton yang di gunakan untuk seluruh struktur gedung ini
adalah sebagaimana tertera di dalam gambar kerja. Mutu beton yang
digunakan memiliki mutu yang berbeda-beda tergantung kebutuhan.
Untuk proyek pembangunan gedung ini, beton dibuat dengan
sistem cetak ditempat dan cetak di pabrik (precast).Untuk sistem
cetak ditempat bahan-bahan disediakan oleh pihak Kontraktor yaitu
PT.Damai Indah Utama.

Tabel 3.1 Spesifikasi Pembuatan 1 m3 beton mutu f’c = 21,7 Mpa (K


250), Slump (12± 2) cm, w/c = 0,56

Kebutuhan Satuan Indeks

PC kg 384,000

PB m3 692

KR (Maksimum 30mm) m3 1039

Air Liter 215

Pekerja OH 1,650

Tukang batu OH 0,275

Kepala tukang OH 0,028

Mandor OH 0,083

Sumber : SNI 3794:2008

Beton telah di lakukan pengujian,dari hasil pengujian tekan


beton di dapatkan besar kekuatan rata-rata sudah sesuai dengan
ketentuan SNI 2847:2013 tentang Persyaratan Beton Struktural dan
Bangunan Gedung.
Dalam pelaksanaannya ketentuan tersebut telah memenuhi
persyaratan SNI 2847 : 2013 tentang Persyaratan Beton Struktural
dan Bangunan Gedung dan SNI 7394 :2008 tentang Tata cara
perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan
gedung dan
perumahan. Adapun hasil uji beton terdapat pada lampiran.
b. Air
Suplai air minum untuk konsumsi di kantor manajemen
konstruksi berasal dari Cleo (air galon),dan untuk keperluan proyek
menggunakan air PDAM.

c. Listrik
Pekerjaan instalasi listrik pada proyek ini dilaksanakan oleh
pekerja yang ahli di bidangnya yang memiliki Surat Ijin dari instansi
yang berwewenang.Adapun aliran rangkaian listrik yang digunakan
pada proyek ini berasal dari PLN setempat.

d. Concrete Mixer Truck

Concrete mixer truck mempunyai kemampuan untuk


mengaduk beton juga mempunyai kelebihan dapat mengangkut beton
hasil pengadukan ke lokasi yang diinginkan. Metode kerja alat ini
adalah pertama dengan memasukkan agregat, semen dan bahan aditif
yang telah tercampur dari batching plant ke drum yang terletak di
atas truk. Air ditambahkan pada saat pengadukan akan dimulai. Alat
ini juga dapat digunakan sebagai agitator truck yang mengangkut
hasil adukan dari mixing plant ke proyek. Beton yang diangkut
disebut sebagai beton plastis.
Gambar 3.4 Mixer Truck
e. Kereta dorong (Arko)

Gerobak dorong digunakan untuk mengangkut adukan beton


dari bak penampungan ke tampat pengecoran dan untuk
pengangkutan material lainnya. Dengan menggunakan alat tersebut
pengangkutan material dan" satu tempat ke tempat lain dapat lebih
mudah dan lebih ringan. Gerobakudorong ini juga digunakan untuk
mengangkut adukan beton yang akan diuji dan mengangkut benda
uji yang sudah keras untuk direndam dalam air.

Gambar 3.5 Kereta Dorong (Arko)


f. Scaffolding
Struktur penunjang keberhasilan pekerjaan acuan beton adalah
struktur perancah yang memiliki kekakuan dan kekuatan untuk
menahan berat hasil dari pengecoran. Pada proyek ini yang dipakai
sebagai alat perancah adalah Schafolding-Schafolding dibuat dari
bahan-bahan yang berupa pipa-pipa baja yang dibentuk menjadi
rangka batang yang ujung-ujungnya dapat disambung. Penggunaan
Schafolding ini karena mudah dipasang dalam waktu singkat, kuat dan
aman dibandingkan menggunakan bambu, serta dapat digunakan
berulang kali dengan biaya perawatan yang rendah. Pada proyek ini
digunakan Schafolding dengan ukuran 190 x 125 cm, 170 x 125 cm,
dan 90 x 125 cm. Dalam pemasangan Schafolding harus diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1) Perancah Schafolding harus dipasang sedemikian rupa, hingga
mampu menahan beban adukan beton dan beban kerja. Jarak
masing-masing perancah maksimum 50 cm dihubungkan satu
sama lain dengan papan hingga merupakan satu kesaman yang
kokoh.
2) Untuk ditempat yang bertanah lunak dasar perancah harus
diletakkan di atas landasan papan kayu dengan ketebalan tertentu
agar tidak terjadi penurunan saat Pengecoran.

Gambar 3.6 Schafolding


g.Alat Pembengkok Tulangan
1. Ban Cutter
Alat potong baja tulangan yang dipakai pada proyek ini ada dua
jenis yaitu alat potong manual dan alat potong dengan mesin.
Untuk alat potong yang memakai mesin adalah berupa pisau baja
yang dapat bergerak vertikal. Baja tulangan yang akan dipotong
dimasukkan diantara rahang pisau. Dengan menank tuas pemotong
yang terdapat dibagian atas, pisau yang diatas akan memotong baja
tulangan. Pada proyek ini digunakan alat potong baja yang
menggunakan mesin.

2. Bar Bender
Untuk membuat kait, bengkokan dan begel batang baja tulangan
perlu di bengkokan. Alat pembengkok baja tulangan digunakan
untuk keperluan ini. Berdasarkan cara kerjanya alat pembengkok
baja tulangan dibedakan menjadi dua yaitu alat pembengkok
manual dan alat pembengkok mesin. Alat pembengkok manual
dipakai untuk membengkokan baja tulangan yang berdiameter
kecil (≤
12),sedangkan untuk baja dengan tulangan yang mempunyai
diameter b esar
(≥ l6) dipakai alat pembengkok mesin. Pada pembangunan Gedung
ini digunakan alat pembengkok baja tulangan manual dan yang
bermesin. Cara kerja dari mesin pembengkok baja adalah baja
tulangan, yang akan dibengkokkan diletakkan antara poros tahan
dan poros bengkok Ujung baja tulangan yang dekat poros
pembengkok dipegang dengan kunci pembengkok dan diputar
sedemikian, sehingga mendapat bentuk dengan sudut bengkokan
yang dijalankan.
Gambar 3.7 Alat pembengkok tulangan

d. Alat Ukur
1) Theodolit
Pengukuran dan pematokan (Setting out/stake out) gedung sistem
koordinat adalah salah satu sistem yang dapat dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi bangunan gedung, pada
pelaksanaan pengukuran dan pematokan dengan menerapkan
sistem ini harus berdasarkan data ukuran panjang dan lebar yang
akurat sesuai dengan dokumen gambar kerja (gambar rencana,
gambar denah ruang dan gambar denah pondasi).
Pengukuran dan pematokan sistem koordinat hanya dapat
diterapkan pada bangunan gedung, bloking dan kavling
perumahan dengan bentuk ruang siku-siku. Untuk menerapkan
sistem koordinat, alat ukur ruang yang digunakan adalah teodolit
manual, teodolit digital atau teodolit total station (TS) dengan
ketelitian bacaan sudut satuan detik, pada pelaksanaan sistem ini
juru ukur dapat melakukan pekerjaan pengukuran dan pematokan
titik-titik as gedung sesuai dengan ukuran yang ada pada gambar
kerja.
Gambar 3.8 Theodolite

2) Meteran
Meteran tentunya berfungsi untuk mengukur.

Gambar 3.9 Meteran


3.3 Pelaksanaan PKL
3.3.1 Pekerjaan Struktur
1. Pekerjaan Pondasi

Penulangan pondasi telapak Pekerjaan pondasi batu kali

Pemancangan pondasi tiang Penulangan pondasi rakit


pancang

Penulangan pile cap telapak menerus Pile cap

Gambar 3.10 Pekerjaan Fondasi


Pada proyek ini,ada empat jenis pondasi yang digunakan yaitu
pondasi telapak,pondasi tiang pancang dan pondasi menerus,adapun
untuk groundwatertank menggunakan pondasi rakit.
1) Pondasi Tiang Pancang
Diameter tiang pancang yang dipakai adalah 40 cm dengan mutu
beton K-250 (Ready mix) Penulangan tiang menggunakan besi
beton D19 mm sebagai tulangan utama dengan mutu minimal U-
42 dan Ø 10 - 15 cm (minimal) untuk penulangan sengkang
dengan mutu baja U-24 kemudian dilanjutkan dengan pemasangan
pile cap dimana digunakan besi D 19 mm untuk tulangan bawah
dan D 16 untuk tulangan atas, dengan jarak antar tulangan 150
mm sama untuk semua pile cap tetapi berbeda untuk jumlah
tulangan dan tinggi pile cap sesuai dengan gambar rencana yang
tertera didalam gambar rencana dengan jarak sengkang 100 mm
di gunakan sengkang D13.Adapun ukuran pile cap yang
digunakan adalah
120x120,240x120,dan 240x230 cm.
2) Tiang pancang yang digunakan disini sebanyak 117 buah.Pondasi
Tapak/Beton Cor menggunakan mutu Beton K 250,pondasi
telapak disini ada yang tunggal dan ada yang menerus dengan
ukuran yang berbeda-beda.Adapun ukuran pondasi telapak yang
digunakan adalah 150x150 cm,100x100 cm,250x250
cm.Pembesian menggunakan D19-200 dan D16-200 mm.
3) Pondasi Batu kali digunakan di beberapa titik saja. Perekat yang
dipergunakan untuk pasangan batu kali adalah campuran 1 PC : 5
Ps.Ukuran minimal batu adalah minimum 15 cm. Alas pondasi
dari pasir urug yang dipadatkan setebal 10 cm.Lantai kerja
pondasi/aanstamping adalah batu kali setebal 20 cm di isi pasir
atau batu pecah pada celahnya hingga kokoh.
4) Pondasi rakit digunakan pada ground water tank dengan
menggunakan besi D12.
2. Pekerjaan Sloof

Penulangan dan pemasangan bekisting pada sloof

Pengecoran sloof

Gambar 3.11 Pekerjaan Sloof


Ukuran sloof yang digunakan pada bangunan ini berbeda-beda yakni:
1) Sloof ukuran 25/40
Sloof tumpuan digunakan besi 3D16 untuk tulangan atas,2D12
untuk tulangan tengah,3D16 untuk tulangan bawah dan D10-100
untuk tulangan sengkang.
Sloof lapangan digunakan besi 3D16 untuk tulangan atas,2D12
untuk tulangan tengah,3D16 untuk tulangan bawah dan D10-150
untuk tulangan sengkang.
2) Sloof ukuran 20/40
Sloof tumpuan digunakan besi 3D16 untuk tulangan atas,2D12
untuk tulangan tengah,3D16 untuk tulangan bawah dan D10-100
untuk tulangan sengkang.
Sloof lapangan digunakan besi 3D16 untuk tulangan atas,2D12
untuk tulangan tengah,3D16 untuk tulangan bawah dan D10-150
untuk tulangan sengkang.
3) Sloof ukuran 20/30
Sloof tumpuan digunakan besi 2D16 untuk tulangan atas, 2D16
untuk tulangan bawah dan D10-100 untuk tulangan sengkang.
Sloof lapangan digunakan besi 2D16 untuk tulangan atas,2D16
untuk tulangan bawah dan D10-150 untuk tulangan sengkang.
4) Sloof ukuran 15/20
Sloof tumpuan digunakan besi 2D12 untuk tulangan atas, 2D12
untuk tulangan bawah dan D10-150 untuk tulangan sengkang.
Sloof lapangan digunakan besi 2D12 untuk tulangan atas,2D12
untuk tulangan bawah dan D10-150 untuk tulangan sengkang.
3. Pekerjaan Kolom

Pembuatan bekisting kolom Penulangan kolom


Pemasangan bekisting kolom Pemasangan bekisting kolom

Pengecoran kolom
Gambar 3.12 Pekerjaan Kolom
Kolom pada bangunan ini memiliki ukuran yang beragam,yaitu :
1) Kolom dengan ukuran 50 x 60 cm
Untuk kolom ini digunakan tulangan pokok 20-D19,tulangan
sengkang D13-100 dan ada juga menggunakan pokok 18-
D19,tulangan sengkang D13-100.
2) Kolom dengan ukuran 40 x 40 cm
Untuk kolom ini digunakan tulangan pokok 12-D19,tulangan
sengkang D10-100 dan ada juga menggunakan pokok 10-
D19,tulangan sengkang D10-100.
3) Kolom dengan ukuran 30 x 30 cm
Untuk kolom ini digunakan tulangan pokok 6-D16,tulangan
sengkang D10-100 .
4) Kolom berbentuk lingkaran dengan diameter 60 cm
Untuk kolom ini digunakan tulangan pokok 10-D19,tulangan
sengkang D10-100.
5) Kolom ornamen gelung
Untuk kolom ini digunakan tulangan pokok 8-D13,tulangan
sengkang D10-100.
4. Pekerjaan Balok

Penulangan pada balok

Pemasangan bekisting pada balok


Pengecoran pada balok

Gambar 3.13 Pekerjaan Balok


Balok pada bangunan ada berbagai macam ukuran,yaitu :
1) Balok ukuran 35/70
Untuk posisi tumpuan digunakan tulangan atas 9D22,tulangan
tengah 2D16,tulangan bawah 5D22 dan tulangan sengkang D13-
100.
Untuk posisi lapangan digunakan tulangan atas 5D22,tulangan
tengah 2D16,tulangan bawah 7D22,dan untuk tulangan sengkang
D13-150.
2) Balok ukuran 35/50
Untuk posisi tumpuan digunakan tulangan atas 8D22,tulangan
tengah 2D13,tulangan bawah 5D22 dan tulangan sengkang D13-
100.
Untuk posisi lapangan digunakan tulangan atas 5D22,tulangan
tengah 2D13,tulangan bawah 7D22,dan untuk tulangan sengkang
D13-150.
3) Balok ukuran 25/40
Untuk posisi tumpuan digunakan tulangan atas 4D19,tulangan
tengah 2D13,tulangan bawah 4D19 dan tulangan sengkang D10-
100.
Untuk posisi lapangan digunakan tulangan atas 4D19,tulangan
tengah 2D13,tulangan bawah 4D19,dan untuk tulangan sengkang
D10-150.
4) Balok ukuran 25/50
Untuk posisi tumpuan digunakan tulangan atas 4D19,tulangan
tengah 2D13,tulangan bawah 4D19 dan tulangan sengkang D13-
100.
Untuk posisi lapangan digunakan tulangan atas 4D19,tulangan
tengah 2D13,tulangan bawah 4D19,dan untuk tulangan sengkang
D13-150.
5) Balok ukuran 20/40
Untuk posisi tumpuan digunakan tulangan atas 4D16,tulangan
bawah 3D16 dan tulangan sengkang D10-100.
Untuk posisi lapangan digunakan tulangan atas 3D16,tulangan
bawah 4D16,dan untuk tulangan sengkang D10-150.
6) Balok ukuran 20/50
Untuk posisi tumpuan digunakan tulangan atas 6D16,tulangan
bawah 3D16 dan tulangan sengkang D13-100.
Untuk posisi lapangan digunakan tulangan atas 3D16,tulangan
bawah 6D16,dan untuk tulangan sengkang D13-150.
7) Balok ukuran 20/35
Untuk posisi tumpuan digunakan tulangan atas 5D16,tulangan
bawah 3D16 dan tulangan sengkang D10-100.
Untuk posisi lapangan digunakan tulangan atas 3D16,tulangan
bawah 5D16,dan untuk tulangan sengkang D10-150.
8) Balok ukuran 20/30
Untuk posisi tumpuan digunakan tulangan atas 3D16,tulangan
bawah 2D16 dan tulangan sengkang D10-100.
Untuk posisi lapangan digunakan tulangan atas 2D16,tulangan
bawah 3D16,dan untuk tulangan sengkang D10-150.
9) Balok ukuran 30/60
Untuk posisi tumpuan digunakan tulangan atas 8D22,tulangan
tengah 2D16,tulangan bawah 4D22 dan tulangan sengkang D13-
100.
Untuk posisi lapangan digunakan tulangan atas 4D22,tulangan
tengah 2D16,tulangan bawah 8D22,dan untuk tulangan sengkang
D13-150.
10) Balok ukuran 30/50
Untuk posisi tumpuan digunakan tulangan atas 4D19,tulangan
tengah 2D13,tulangan bawah 3D19 dan tulangan sengkang D13-
100.
Untuk posisi lapangan digunakan tulangan atas 3D19,tulangan
tengah 2D13,tulangan bawah 4D19,dan untuk tulangan sengkang
D13-150.
11) Balok ukuran 25/45
Untuk posisi tumpuan digunakan tulangan atas 6D16,tulangan
tengah 2D13,tulangan bawah 4D16 dan tulangan sengkang D13-
100.
Untuk posisi lapangan digunakan tulangan atas 4D16,tulangan
tengah 2D13,tulangan bawah 6D16,dan untuk tulangan sengkang
D13-150.
12) Balok ukuran 25/40 (Balok RB)
Untuk posisi tumpuan digunakan tulangan atas 4D16,tulangan
bawah 3D16 dan tulangan sengkang D10-100.
Untuk posisi lapangan digunakan tulangan atas 3D16,tulangan
bawah 4D16,dan untuk tulangan sengkang D10-150.
5. Pekerjaan Konstruksi Atap Baja

Pemasangan kerangka baja

Pemasangan penutup atap (Spandek)


Gambar 3.14 Pekerjaan Konstruksi atap

Bahan atap menggunakan Spandek Zinc - Allumunium


Prepainted TCT 0.35mm dan 0.45 mm.Listplank menggunakan ACP
(Alluminium Composite Panel).
Untuk rangka atap menggunakan baja dengan mutu
K300,K250,K200 dengan pengaku baja WF 200.150.6.9 , kuda-kuda
baja WF 300.200.9.14 mm (dibelah jadi WF 450.200.9.14
mm).Gording menggunakan gording canal C.150.75.20.4,5,Sagrod
D10 mm,Plat Stifners T=10mm.
Dimana kolom baja yang digunakan adalah profil WF
300.200.9.14mm.
Atap bangunan ini juga menggunakan Balok baja castela
dengan profil WF 450.200.9.14 mm untuk menambah nilai estetika
dari konstruksi atap itu sendiri.Untuk pemasangan ACP
menggunakan rangka hollow.Untuk pembuangan air hujan dari atap
menggunakan talang seng BJLS 30.
3.3.2 Pekerjaan Arsitektur
1. Pekerjaan Pasangan Dinding Bata

Gambar 3.15 Pekerjaan Pasangan Dinding Bata

Bahan yang digunakan dominan menggunakan bata ringan


dan ada beberapa titik dengan bata merah. Batu bata ringan yang
digunakan adalah Bata Ringan (AAC Block Setara Hebel Tebal
10cm). Plesteran + Acian Kolom (Perekat Jenis Mortar Setara PM
200 – Brick Mortar + Mortar Setara PM 310 – Prime Mortar).
Adukan terdiri dari bahan Dry-Mix dan air dipakai untuk
pemasangan dinding batu bata ringan. Komposisi adukan sesuai
dengan yang disyaratkan oleh Fabrikan.
Bahan Dry-Mix yang dipakai adalah produk LEMKRA,
Cipta Mortar atau setara. Pemasangan dinding bata dilakukan
bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 8-10 lapis setiap harinya,
diikuti dengan cor kolom praktis .
Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari
9 m2 ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis)
dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10
mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm.
2. Pekerjaan Plesteran Dinding

Gambar 3.16 Pekerjaan Plesteran Dinding


Spesifikasi untuk bahan-bahan yang digunakan adalah
1) Semen tipe I harus memenuhi standar SNI 15-2049-1994 atau
ASTM C 150-1995, seperti Semen Indocement, Semen
Padang, Tiga Roda atau yang setara. Semen yang digunakan
harus berasal dari satu merek dagang.
2) Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung
lumpur atau kotoran lain yang merusak.Perbandingan butir –
butir harus seragam mulai dari yang kasar sampai pada yang
halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
3) Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan terhadap air
dan menambah daya lekat harus berasal dari merek yang
dikenal luas, seperti Super Cement, Febond SBR, Cemecryl,
Barra Emulsion 57 atau yang setara.
4) Campuran 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan kedap
air, adukan kedap air 150 mm di bawah permukaan tanah
sampai
500 mm di atas lantai.
5) Tebal adukan dan atau plesteran 10 – 25 mm.
6) Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh
sehingga plesteran menjadi rata, halus, tidak ada bag yang
bergelombang, tidak ada bag yang retak dan setelah plesteran
berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul.
3. Pekerjaan Lantai

Pemasangan benang untuk acuan pemasangan keramik


Gambar 3.17 Pekerjaan lantai
Keramik yang digunakan adalah Kwalitas I untuk seluruh
lantai dan dinding.
Adukan dengan perbandingan 1 Pc : 3 Ps dipakai untuk
pemasangan dinding marmer dan granit, sedangkan untuk keramik
lantai, dinding ruangan, keramik KM/WC menggunakan
campuran 1 Pc : 5 Ps dengan ketebalan adukan maksimum 3
cm.Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :

1) Lantai Homogenous Tile 60x 60cm' Polished setara Niro Lucido


2) Lantai Homogenous Tile 60x 60cm' Mate setara Niro Solfen
3) Lantai Homogenous Tile 60x 60cm' Glazed
4) Dinding Homogenous Tile 60x60cm' Polished setara Niro
Lucido
5) Lantai Homogenous Tile 30x30cm Glazed setara roman granit
type metropolitan grigo untuk KM/WC
6) Plint Homogeous Tile 10x60cm' Polished setara Niro Lucido
7) Step Nosing Homogenous Tile 10x60cm Mate
4. Pekerjaan Aluminium Kusen,jendela dan partisi

Pabrikasi kusen kusen sudah terpasang

Kerangka partisi partisi sudah jadi


Gambar 3.18 Pekerjaan Kusen dan partisi

Aluminium yang dipakai untuk seluruh pekerjaan Kusen


Jendela Aluminium, Kusen Pintu Aluminium dan Partisi
Aluminium adalah Alumunium dengan ukuran yang tercantum
dalam gambar adalah aluminium 4” dimana kusen di bentuk
ditempat proyek langsung.Untuk kaca jendela digunakan kaca
bening dengan tebal 5 mm.Untuk pemasangan partisi,rangkanya
menggunakan rangka stut baja ringan C100 dengan dinding
menggunakan calsiboard dengan tebal 6mm.
5. Pekerjaan Langit-langit (Plafond)

Pemasangan kerangka plafond pemasangan plafond


Gambar 3.19 Pekerjaan Plafond

Pada plafond digunakan Besi Hollow dengan mengacu


persyaratan pemasangan yang disetujui konsultan pengawas.
Sistem kerangka plafond Besi Hollow menggunakan system
knock
down.
Rangka Hollow yang dipakai adalah rangka hollow 4/6
untuk rangka yang memanjang dengan jarak per rangka 120 cm
dan rangka hollow 4/4 untuk rangka yang melintang dengan jarak
per rangka 60 cm.Untuk penggantungnya memakai rangka hollow
2/4. Plafond menggunakan Calsiboard dengan tebal 3,5 mm.
3.3.3 Pekerjaan Mekanikal Eletrikal dan Plumbing (MEP)
1. Pekerjaan mekanikal plumbing
Terdiri dari :
a. Instalasi air bersih
Lingkup pekerjaan meliputi pengadaan dan pemasangan Sistem
penyediaan air bersih secara lengkap sehingga sistem dapat
bekerja secara baik. Pipa dan fitting air bersih harus menggunakan
bahan jenis Poly Prophylene (PPr).Untuk sistem pemipaan tegak,
pipa dan fitting yang digunakan dalam sistem pemipaan ini harus
dari
jenis PVC dan berasal dari satu merk serta mengikuti SII 1246-85
dan SII 1448-85.

Gambar 3.20 Pemipaan


b. Instalasi air kotor
Lingkup pekerjaan meliputi pemipaan air kotor dari sanitary
fixtures sampai dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
existing.

Gambar 3.21 Bioseptictank untuk limbah kotoran


c. Instalasi pembuangan air hujan

Lingkup pekerjaan meliputi pengadaan dan pemasangan talang air


hujan pembuatan saluran gedung ke saluran drainase luar
bangunan (saluran air hujan tapak) yaitu menggunakan talang
aluminium dengan jenis plat seng BJLS 30
Gambar 3.22 Talang
d. Pekerjaan alat-alat sanitair

Gambar 3.23 Alat-alat sanitair


Pekerjaan ini meliputi pemasangan kloset,keran dan aksesorisnya
seperti wastafel,shower dll.
Barang-barang yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Water Closet Duduk
Bahan porselen, produk dalam negeri (TOTO tipe
CW421J/SW420JP with eco washer TC W07S), lengkap
dengan stop kran dan peralatan lain (warna standard).
2) Wastafel
Wastafel Meja Bahan porselen, produk dalam negeri (setara
TOTO tipe LW651J), lengkap dengan keran, siphon dan
perlengkapan lainnya (warna standard).
3) Urinoir setara TOTO tipe U57M
4) Sekat Urinoir TOTO tipe AW115J
Semua wastafel dan Sanitary yang lainnya sudah lengkap
dengan keran, siphon dan perlengkapan lainnya yang
diperlukan.
5) Keran, Floor Drain dll
Keran air (TOTO type T-23B13V7N dan T30ARQ13N untuk
Pantry atau yang setara)
6) Keran Lavatory TOTO tipe TX126LE
7) Floor Drain (TOTO tipe TX1BN)

2. Pekerjaan mekanikal Elektrikal

Gambar 3.24 Pekerjaan Elektrikal


Pekerjaan elektrikal meliputi :

1) Pekerjaan Instalasi Arus Kuat


Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi Listrik ini pada dasarnya harus
memenuhi persyaratan yang dikeluarkan oleh PLN dan Instansi
yang berwewenang lainnya (SNI 04-0225-1987 Tentang
Peraturan Umum Instalasi Listrik).Pekerjaan ini meliputi
pemasangan kabel instalasi listrik,saklar dan stopkontak.
2) Pekerjaan Instalasi Arus Rendah
Terdiri dari :
a. Pekerjaan Sistem Pengindra Kebakaran (Fire Alarm)
b. Pekerjaan Sistem CCTV
c. Pekerjaan Sistem Jaringan Komputer (LAN)
d. Pekerjaan Sistem Tata Suara (Sound System)
e. Sistem Penangkal Petir
3.3.4 Pekerjaan Lain-lain ( Pekerjaan finishing )

Pemasangan ornamen pada enamel kubah


Pemasangan ACP yang sudah di ukir untuk hiasan

Pengecatan plafond
Pengecatan dinding
Gambar 3.25 Pekerjaan lain-lain
Dan pekerjaan-pekerjaan finishing dan perapian-perapian lainnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kurva S
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang kami laksanakan
terjadwal dari tanggal 28 Januari-28 April 2020,namun harus terhenti sejak
tanggal 23 maret 2020 dikarenakan mewabahnya virus covid-19.
Adapun yang kami amati dalam proses PKL ini,meliputi :
1. Kegiatan yang dilaksanakan di lapangan
2. Kemajuan serta kemunduran atau keterlambatan yang terjadi di proyek.
3. Permasalahan atau kendala yang dihadapi serta solusi pemecahannya.
Bobot kegiatan adalah nilai persentase proyek dimana
penggunaannya dipakai untuk mengetahui kemajuan proyek
tersebut.Dimana bobot kegiatan
pada kurva S diperoleh dari :
��������
�����𝑡 �𝑒��𝑖����� 𝑥 100
𝐾����𝑖�����
(%) = �������� �������
�𝑒��𝑖�����
Setelah mendapat bobot kegiatan,selanjutnya adalah membuat tabel
bar chart dan bobot kegiatan yang didistribusikan ke setiap periode
kegiatan.Hasil setiap periode dijumlahkan dan selanjutnya bobot per
periode ditambahkan periode sebelumnya sehingga akhir proyek mencapai
100 %.Selanjutnya dibuat kurva dengan memplot nilai bobot per
periodenya.
Penjelasan kurva S pada proyek UIN ini adalah :
1. Rencana kemajuan pekerjaan minggu ini (%) kontrak didapatkan dari
penjumlahan bobot pada minggu tersebut.Contohnya pada minggu Ke-
1 dan ke-2.Pada minggu ke-1 rencana kemajuan pekerjaan minggu ini
yaitu 0,02% didapat dari penjumlahan bobot pada minggu tersebut
(0,02% pada pekerjaan urugan tanah).Pada minggu ke-2 rencana
kemajuan pekerjaan minggu ini yaitu 0,032% didapat dari
penjumlahan bobot pada minggu ini yaitu 0,01% pada persiapan
pekerjaan,0,002% pada pekerjaan SMK3,0,02% pada pekerjaan tanah
urugan.
2. Rencana kemajuan pekerjaan s/d minggu ini (%) kontrak didapatkan
dari % komulatif rencana kemajuan pekerjaan minggu ini (%) kontrak
dengan minggu sebelumnya.Contohnya pada minggu ke-2 nilainya
adalah 0,052% didapatkan dari penjumlahan nilai rencana kemajuan
pekerjaan minggu ke-2 ditambah dengan nilai rencana kemajuan pda
minggu ke-1 (0,032% + 0.02% = 0,052%).Begitu juga dengan minggu
selanjutnya.
3. Deviasi kemajuan pekerjaan (mendahului/terlambat) didapatkan dari
pengurangan rencana kemajuan s/d minggu ini (%) kontrak dengan
realisasi kemajuan pekerjaan s/d minggu ini (%) kontrak.
Contohnya,pada minggu ke-2 nilai deviasi kemajuan
pekerjaannya adalah 0,045% didapatkan dari pengurangan nilai
rencana kemajuan s/d minggu ke-2 (0,052%) dengan nilai realisasi
kemajuan pekerjaan s/d minggu ke-2 (0,007%).Deviasi ini berguna
untuk mengontrol jalannya proyek agar lebih terarah dan terjadwal
sehingga dapat selesai pada waktu yang telah direncanakan.
4. Kemudian terdapat perencanaan sebelum adendum dan sesudah
adendum.Maksudnya disini adalah sebelum adendum berarti sesuai
dengan rencana yang telah direncanakan.Namun,seperti yang sama
sama kita ketahui dalam proyek tentunya ada saja hambatan-hambatan
yang kerap dihadapi sehingga menimbulkan suatu permasalahan
sehingga akan ditemukan banyak perubahan untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang ada sehingga ada istilah adendum
yakni dilakukan perubahan-perubahan pada perencanaan seperti waktu
pelaksanaan dll.

Pada kurva S (seperti yang dilampirkan) terdapat tiga garis


berwarna hitam,merah,dan biru.Garis berwarna hitam merupakan garis
yang menunjukkan kurva shedule kontrak yang disusun dari awal
rencana.Garis berwarna merah menunjukkan kurva schedule adendum
01 yakni schedule rencana terjadinya perubahan dan garis berwarna
biru merupakan kurva realisasi pekerjaan di lapangan.

Dilihat dari kurva S (yang terlampir) dibawah ini,

1. Pada minggu ke-2 sampai minggu ke-3,realisasi pekerjaan dengan


rencana pekerjaan berjalan normal,sesuai dengan yang
direncanakan.
2. Pada minggu ke-4 sampai minggu ke-6,realisasi pekerjaan dengan
rencana pekerjaan tidak berjalan normal,realisasi pekerjaan
mengalami keterlambatan .
3. Pada minggu ke-4 sampai minggu ke-6,realisasi pekerjaan dengan
rencana pekerjaan tidak berjalan normal,realisasi pekerjaan
mengalami keterlambatan .
4. Pada minggu ke-7 sampai minggu ke-12,realisasi pekerjaan dengan
rencana pekerjaan mengalami kemajuan dimana,realisasi pekerjaan
mengalami kemajuan dari yang telah direncanakan.Hal ini dapat
menutupi keterlambatan yang terjadi pada minggu sebelumnya.
5. Pada minggu ke-13 sampai minggu ke-14,realisasi pekerjaan
dengan rencana pekerjaan tidak berjalan normal,realisasi pekerjaan
kembali mengalami keterlambatan .
6. Pada minggu ke-15 sampai pertengahan minggu ke-16,realisasi
pekerjaan dengan rencana pekerjaan mengalami kemajuan
dimana,realisasi pekerjaan mengalami kemajuan dari yang telah
direncanakan.Hal ini dapat menutupi keterlambatan yang terjadi
pada minggu sebelumnya.
7. Pada minggu ke-17 sampai minggu ke-28,realisasi pekerjaan
dengan rencana pekerjaan tidak berjalan normal,realisasi pekerjaan
kembali mengalami keterlambatan yang cukup drastis.terutama
pada minggu ke-18 sampai minggu ke 26 keterlambatannya sangat
fatal yakni keterlambatannya mencapai lebih dari 5% sehingga
harus diadakan SCM (Show Cause Meeting) atau rapat
pembuktian keterlambatan
pada proyek konstruksi untuk dicarikan solusi dari keterlambatan
tersebut dan telah dilakukan sebanyak dua kali SCM (show Cause
Meeting) pada proyek ini untuk dicarikan solusi atas keterlambatan
progress pekerjaan yang terjadi dimana keterlambatan yang terjadi
mencapai 9% lebih pada minggu ke-20 dan minggu ke-21 dan
berangsur-angsur mengalami kemajuan untuk minggu-minggu
berikutnya.Dan terlihat pada minggu ke 27-28 keterlambatan dari
pelaksanaan proyek ini sudah mengalami kemajuan yang cukup
pesat yakni keterlambatannya sudah kurang dari 5%.Dan terlihat
dari kurva pada minggu berikutnya proyek kembali berjalan
normal.Pengamatan kami hanya sampi disitu saja namun jika
kembali terjadi keterlambatan yang cukup drastis yakni lebih dari
5% maka tidak akan dilakukan SCM kembali karna SCM hanya
dilakukan sebanyak 2 kali namun akan dilakukan pemutusan
kontrak.
8. Dari pengamatan yang kami lakukan di lapangan yang menjadi
faktor utama penyebab keterlambatan pekerjaan tersebut antara
lain: a. Koordinasi antara pelaksana dengan recip project manager
yang
kerap terjadi keterlambatan.
b. Kedatangan material yang dibutuhkan sering mengalami
keterlambatan.
c. Jumlah tenaga kerja yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang
ada di lapangan.
Dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang ada
tentunya konsultan dan kontraktor serta pihak-pihak yang
terlibat selalu berdiskusi/rapat untuk penyelesaian
masalah.Penyelesaian masalah tentunya diambil berdasarkan
keputusan bersama dari semua pihak.
BAB V

PENUTUP

Praktek kerja lapangan yang telah dilaksanakan pada proyek Pembangunan


Gedung UIN Mataram telah memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa baik itu
ilmu,pengalaman serta pengetahuan tentang manajemen konstruksi.Mahasiswa
juga dapat mengerti permasalahan dan kondisi yang ada di lapangan khusunya
masalah yang dialami oleh pihak Manajemen Konstruksi sehingga dapat
memahami cara mengambil keputusan untuk menentukan solusi dari
permasalahan yang dihadapi dalam suatu proyek.Berikut beberapa kesimpulan
dan saran yang dapat penulis berikan dalam laporan ini :

5.1 Kesimpulan
1. Pengawasan saat pelaksanaan proyek dari semua unsur yang terkait
telah berjalan cukup baik.
2. Perawatan alat untuk meminimalisir kerusakan telah dilakukan.
3. Penggunaan gudang sangat membantu penyimpanan material terutama
semen.
4. Safety prosedur telah dilaksanakan dengan baik.
5. Banyak terjadi keterlambatan pekerjaan pada proyek pembangunan
gedung UIN Mataram bahkan sempat dilakukan dua kali SCM
dikarenakan progress keterlambatan pekerjaan mencapai lebih dari 5
% dari perencanaan awal.
6. faktor utama penyebab keterlambatan pekerjaan tersebut antara lain :
a. Koordinasi antara pelaksana dengan recip project manager yang
kerap terjadi keterlambatan.
b. Kedatangan material yang dibutuhkan sering mengalami
keterlambatan.
c. Jumlah tenaga kerja yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang ada
di lapangan.
5.2 Saran
1. Aktif menggali informasi mengenai potensi masalah kepada
subkontraktor dan mandor.Hal ini agar masalah yang berpotensi terjadi
dapat diantisipasi lebih dini.
2. Menambah personil proyek agar dapat meningkatkan pengawasan.
3. Menjaga kualitas pekerjaan.Kualitas yang tidak baik menyebabkan
pengulangan pekerjaan.
4. Tim proyek harus fokus terhadap safety.Kecelakaan akan membuat loss
time.
5. Memprioritaskan pekerjaan yang masuk dalam jalur pekerjaan kritis
agar pekerjaan kritis tersebut tidak delay dari yang direncanakan.
6. Melakukan pengecekan langsung lokasi material yang akan dikirim ke
proyek.Ini untuk memastikan bahwa material dalam kondisi ready
untuk dikirim dan sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga tidak terjadi
keterlambatan.
7. Mengganti tenaga kerja yang kurang produktif dengan yang lebih
produktif.Durasi pekerjaan proyek sangat tergantung pada produktifitas
tenaga kerja.
8. Aktif memantau kedisiplinan tenaga kerja.Waktu yang hilang atas
ketidakdisiplinan tenaga kerja berdampak cukup besar.
9. Aktif berkomunikasi dengan pekerja mengenai kesulitan pelaksanaan
dalam even meeting atau safety talk.
10. Pihak kontraktor harus memastikan semua tukang dapat mengikuti
metode kerja yang telah dibuat agar saat pelaksanaan konstruksi tidak
mengalami kecacatan.
DAFTAR PUSTAKA

Dipohusodo, Istimawan.1996.Manajemen Proyek & Konstruksi.Yogjakarta:Kanisius

Husen,A.2010.Manajemen Proyek.Yogyakarta:Penerbit ANDI

Rizka Yusroni,Rizky Prakasa.2019.Laporan Praktek Kerja Lapangan

Proyek Pembangunan Ruang Kelas Pasca Sarjana STAH Negeri Gde

Pudja Mataram.Mataram

Anda mungkin juga menyukai