Anda di halaman 1dari 33

BAB.

VI
ANALISA STABILITAS BANGUNAN BAWAH

60 cm
T S NM K J

20 7

V U
19 6 12 CL SECTION CODE

A
21
BEARING ( METER )

C
5 L2
A = 0.650 N = 0.200
8

D
18 B = 4.000 O = 1.600
3 4

E
L1
C = 0.600 P = 0.800
10 11

F
17 15 D = 0.280 Q = 0.820
W

Q R
E = 0.600 R = 0.400
F = 0.400 S = 0.780
16 2 G = 4.250 T = 1.720

G
H = 0.400 U = 0.250
PH I = 0.800 V = 0.200
14
J = 0.955 W = 5.010
X

L Y
13 9
K = 0.565 X = 1.720

H
L = 9.300 L1 = 8.600
1
M = 0.300 L2 = 1.000
I

I
?H2 X
Tebal Wing Wall = 0.300
O P O
B

SUMURAN

A. DATA UMUM JEMBATAN

Nama Jembatan : Jembatan Jengguar (Bentang 60,00 m)


Tipe Bangunan Atas : Rangka Baja "BUKAKA"
Jenis Bangunan Bawah : Beton Konvensional
Lebar Rencana Perkerasan : 6 (enam) meter
Lokasi : -----------------------------------

B. DAYA DUKUNG TANAH

1. Berdarkan Formula Mayerhof 1965 (Bowles Jilid I Hal.185) :


qa = qc /30 ……………… , untuk B < F4, dan
B + 0,3 2
qa = qc /50 [ ] , untuk B > F4, dengan nilai F4 = 1,20 meter (Bowles)
B
Kedalaman pondasi Df = 1.750 meter
Nilai tekanan conus qc = 95.0 kg/cm2
Lebar Pondasi (Poer) B = 4.000 meter
qc B + 0,3 2
qa = [ ] = 1.900 x 1.156 = 2.196 kg/cm2
50 B
qa = qc /30 = 3.17 kg/cm2
2. Berdarkan Formula Oshaki - Terzaghi ( Sunggono HS " Pondasi Tiang Pancang ")
Dengan nilai conus, diperkirakan jenis tanah kerikil kepasairan (Sunggono HS "Teknik Sipil")
Sudut geser tanah Φ = 30 o
Cohesi c = qc/20 = 0.475 kg/cm2
Berat isi tanah ∂ = 1.600 t/m3
Panjang Pondasi L = 9.30 meter
Koefisien daya dukung diperoleh :
Nc = 16 N∂ = 7.5 Nq = 10.6
q ult = B B
(1−0,3 L ) c N + (0,5−0,1 L ) γ B N + γ D N
c γ f q

= 6.681 + 2.194 + 2.968 = 11.84 kg/cm2


Daya dukung tanah ijin
q ijin = [q ult / sf] = 3.384 kg/cm2

C. ANALISA BEBAN VERTIKAL

Analisa beban vertikal dilakukan pada struktur jembatan, baik beban vertikal akibat beban
mati, beban hidup lalulintas, maupun akibat beban vertikal yang ditimbulan oleh berat sendiri
abutmen dan tanah isian.

Reaksi Bearing Jembatan akibat bangunan atas :


1. Beban mati = 2.00 x 96.80 = 193.60 ton
2. Beban hidup tanpa kejut = 2.00 x 73.00 = 146.00 ton
3. Beban hidup dengan kejut = 2.00 x 86.27 = 172.55 ton

1. Berat Bangunan Bawah [ M ]

Tabel C.1.1. Berat Sendiri Abutmen (P MS)


ARAH SUMBU X ARAH SUMBU Y
PMS
CODE SECTION PENAMPANG X MV Y MY
Ton [m] [ Tm ] [m] [ Tm ]
1 4.000 x 0.800 x 9.300 x 2.500 74.400 2.000 148.800 0.400 29.760
2 0.800 x 4.650 x 8.600 x 2.500 79.980 2.000 159.960 3.525 281.930
3 0.820 x 0.600 x 8.600 x 2.500 10.578 2.810 29.724 6.150 65.055
4 0.400 x 0.600 x 8.600 x 2.500 5.160 1.400 7.224 6.150 31.734
5 0.500 x 0.880 x 8.600 x 2.500 9.460 2.970 28.096 6.890 65.179
6 0.300 x 0.650 x 8.600 x 2.500 4.193 2.870 12.032 7.655 32.094
7 0.565 x 0.250 x 8.600 x 2.500 3.037 2.438 7.402 7.855 23.855
8 1.520 x 0.280 x 2.000 x 2.500 2.128 1.960 4.171 6.590 14.024
9 44.080 x 0.500 x 0.400 x 2.500 22.040 2.000 44.080 0.956 21.060
10 0.500 x 0.820 x 0.400 x 8.600 x 2.500 3.526 2.673 9.426 5.717 20.157
11 0.500 x 0.400 x 0.400 x 8.600 x 2.500 1.720 1.467 2.523 5.717 9.833
12 0.500 x 0.565 x 0.200 x 8.600 x 2.500 1.215 2.532 3.075 7.663 9.309
13 0.500 x 1.600 x 0.400 x 0.600 x 2.500 0.480 3.467 1.664 1.067 0.512
14 0.500 x 1.720 x 1.720 x 0.600 x 2.500 2.219 4.573 10.147 1.947 4.319
15 0.500 x 0.820 x 0.400 x 0.600 x 2.500 0.246 2.947 0.725 5.583 1.374
16 1.600 x 4.250 x 0.600 x 2.500 10.200 3.200 32.640 3.325 33.915
17 1.720 x 5.010 x 0.600 x 2.500 12.926 4.860 62.819 5.025 64.952
18 0.780 x 2.080 x 0.600 x 2.500 2.434 3.610 8.785 6.490 15.794
19 2.700 x 0.200 x 0.800 x 2.500 1.080 4.370 4.720 7.855 8.483
20 2.700 x 0.250 x 1.000 x 2.500 1.688 4.370 7.374 7.630 12.876
A RESULTANTE BERAT SENDIRI Σ V0 = 248.71 Ton
MOMEN LENGAN ARAH X Σ MV0 = 585.39 Tm
B
MOMEN LENGAN ARAH Y Σ MY0 = 746.21 Tm
JARAK RESULTANTE THD. SUMBU X X0 = 2.354 m
C
JARAK RESULTANTE THD. SUMBU Y Y0 = 3.000 m
2. Berat Tanah Isian [ M ]

Tabel C.2.1. Berat Tanah Isian (PMA)


ARAH SUMBU X ARAH SUMBU Y
W
CODE SECTION PENAMPANG X MV Y MY
Ton [m] [ Tm ] [m] [ Tm ]
13 0.500 x 1.600 x 0.400 x 8.000 x 1.600 4.096 3.467 14.199 1.067 4.369
15 0.500 x 0.820 x 0.400 x 8.000 x 1.600 2.099 2.947 6.186 5.583 11.721
16 1.600 x 4.250 x 8.000 x 1.600 87.040 3.200 278.528 3.325 289.408
18 0.780 x 2.080 x 8.000 x 1.600 20.767 3.610 74.968 6.490 134.776
19 1.350 x 0.200 x 7.800 x 1.600 3.370 3.510 11.827 7.855 26.468
20 1.350 x 0.250 x 7.600 x 1.600 4.104 3.510 14.405 7.630 31.314
A RESULTANTE TANAH ISIAN Σ V1 = 121.48 Ton
MOMEN LENGAN ARAH X Σ MV1 = 400.11 Tm
B
MOMEN LENGAN ARAH Y Σ MY1 = 498.06 Tm
JARAK RESULTANTE THD. SUMBU X X1 = 3.294 m
C
JARAK RESULTANTE THD. SUMBU Y Y1 = 4.100 m

3. Berat Pelat Injak dan Bog [ PMA ]

Tabel C.3.1. Berat Pelat Injak + Bog


ARAH SUMBU X ARAH SUMBU Y
W
CODE SECTION PENAMPANG X MV Y MY
Ton [m] [ Tm ] [m] [ Tm ]
21 2.500 x 0.250 x 6.000 x 2.500 9.375 4.270 40.031 7.455 69.891
22 3.000 x 1.250 x 0.500 x 2.000 x 2.200 8.250 4.220 34.815 8.605 70.991
A RESULTANTE BEBAN Σ V2 = 17.63 Ton
MOMEN LENGAN ARAH X Σ MV2 = 74.85 Tm
B
MOMEN LENGAN ARAH Y Σ MY2 = 140.88 Tm
JARAK RESULTANTE THD. SUMBU X X2 = 4.247 m
C
JARAK RESULTANTE THD. SUMBU Y Y2 = 7.993 m

D. ANALISA BEBAN HORISONTAL

Beban horisontal pada struktur bangunan bawah ditinjau terhadap kondisi pembebanan yang
mengakibatkan kondisi yang paling kritis antara lain tekanan tanah horisontal, gaya rem, gaya
gesek, gaya gempa termasuk pula tinjauan terhadap beban angin.
1. Tekanan Tanah Horisontal [ PTA ]

Gaya akibat lalulintas dibelakang abutmen adalah senilai dengan tinggi tanah 0,60 meter
sesuai tentang Standar Pembebanan Untuk Jembatan (RSNI-T02-2005). Kondisi akan
ditinjau sebelum jembatan dibuka untuk lalulintas dan setelah dibuka untuk lalulintas
kendaraan

Tabel D.1.1. Gaya Horisontal Tekanan Tanah


ARAH SUMBU Y
Ta
CODE SECTION PENAMPANG Y MH
[Ton] [m] [ Tm ]
P1 0.500 x 12.768 x 7.980 x 8.600 x 0.333 146.040 2.660 388.467
P2 0.960 x 7.980 x 8.600 x 0.333 21.961 3.990 87.624
P3 0.500 x 0.960 x 0.600 x 8.600 x 0.333 0.826 8.180 6.753
A. Sebelum dibuka untuk jalur lalulintas
Resultante Beban Σ H1 = 146.04 ton
Momen Lengan Arah Y Σ MH1 = 388.47 tm
Jarak Resultante Thd Sumbu Y Y3 = 2.660 m
B. Setelah dibuka untuk jalur lalulintas
Resultante Beban Σ H1 = 168.83 ton
Momen Lengan Arah Y Σ MH1 = 482.85 tm
Jarak Resultante Thd Sumbu Y Y3 = 2.860 m

2. Gaya Rem - Traksi [ Rm ]

Gaya rem yang bekerja pada jembatan memiliki titik tangkap 1,80 meter diatas muka lantai
kendaraan "Standar Pembebanan Untuk Jembatan (RSNI-T02-2005)".
Rm = 0.05 x 146.00 = 7.300 ton
M Rm = 7.300 x 9.78 = 71.39 tm

3. Gaya Gesek Tumpuan [ Gg ]

Gg = 0.18 x 193.6 = 34.85 ton


M Gg = 34.85 x 6.73 = 234.5 tm

4. Beban Gempa [ Gh ]

a. Gaya Gempa Bangunan Atas dan Bawah


Bangunan Atas : Gh1 = 0.20 x 193.6 = 38.72 ton
M Gh1 = 38.72 x 8.86 = 342.9 tm
Bangunan Bawah : Gh2 = 0.20 x 248.7 = 49.74 ton
M Gh1 = 49.74 x 3.00 = 149.2 tm
Total Gaya Gempa
Gh = 38.72 + 49.7 = 88.46 ton
M Gh = 342.9 + 149 = 492.1 tm

b. Gaya Gempa Tekanan Tanah Isian


Gh1 = 0.20 x 121.5 = 24.3 ton
M Gh1 = 24.30 x 4.100 = 99.61 tm
5. Beban Angin [ A ]

Pengaruh beban angin sebesar 150 kg/m 2 ditinjau berdasarkan bekerjanya beban angin
horisontal terbagi merata pada bidang vertikal jembatan dalam arah tegak lurus sumbu
memanjang jembatan. Bidang vertikal beban hidup dihitung dengan tinggi 2,00 meter diatas
muka lantai kendaraan. Ketentuan beban angin yang diambil dalam keadaan :

a. Keadaan "Tanpa Beban Hidup" adalah 100 % luas bidang sisi jembatan yang langsung
terkena angin dan 50 % bidang lainnya.
b. Keadaan "Dengan Beban Hidup", besarnya beban angin yang diambil sebesar 50 % dari
Keadaan Tanpa Beban Hidup dan ditambah 100 % luas bidang sisi vertikal beban hidup
kendaraan
Besar beban angin = 150.0 kg/m2 = 0.15 t/m2
Beban Angin sesuai Hand Book = 5.10 ton (Gaya pada Lateral Stop pada buku manual)
Luas bidang sisi beban hidup = 2.00 x 60.00 x 50% = 60.00 M2

a. Gaya Angin Kondisi Tanpa Beban Hidup [A0]


Luas Eqivalen Bidang Vertikal Tanpa Beban Hidup (F 0) :
100% Sisi jembatan yang langsung terkena angi = 34.00 M2
50% Sisi jembatan lainnya = 50% x 34.00 = 17.00 M2
Total Luas Eqivalen Tanpa Beban Hidup = 51.00 M2
A0 = 0.150 x 51.00 x 6.59
= 12.1478 ton
4.15
MA0 = 12.148 x 2.00 = 24.296 tm

b. Gaya Angin Kondisi Dengan Beban Hidup [A1]


Luas Eqivalen Bidang Vertikal Dengan Beban Hidup ( F 1 ) :
50% luas dari kondisi tanpa beban hidup = 50% x 51.00 = 25.50 M2
100% sisi vertikal beban hidup yg terkena angin = 100% x 60.00 = 60.00 M2
A1 = 0.150 x 25.50 x 6.59 0.150 x 60.00 x 1.00
+ = 11.217 ton
4.15 1.75
MA1 = 11.2168 x 2.00 = 22.434 tm
D. KONTROL STABILITAS ABUTMEN

Stabilitas pondasi terhadap guling, geser dan turun " setlement "ditinjau terhadap beberapa
tahap kondisi pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
kondisi yang paling kritis dari tahapan pelaksanaan pekerjaan. Stabilitas pondasi ditinjau
terhadap kombonasi pembebanan sesuai Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan
Jalan Raya.

1. Sebelum bangunan dipasang dan belum ada tanah isian dibelakang abutmen :

Tabel 4.5. Daftar Pembebanan yang Bekerja


Beban Vertikal Beban Horisontal
No Pembebanan V MV H MH
[Ton] [Tm] [Ton] [Tm]
1 Berat Sendiri Abutmen [ M0 ] 248.708 585.389
A. GAYA VERTIKAL ΣV = 248.71 Ton
B. GAYA HORISONTAL ΣH = - Ton
C. MOMEN AKIBAT GAYA VERTIKAL Σ MV = 585.39 Tm
D. MOMEN AKIBAT GAYA HORISONTAL Σ MH = - Tm

Stabiltas Terhadap Daya Dukung Tanah

e = [ B/2 ] - X1 = 0.354 m << B/6 = 0.667 m


ΣV 6Ve
q eks = +
B L B2 L
q1 = 6.686 + 3.547 = 10.23 t/m2 << q ijin = 21.96 t/m2
q2 = 6.686 - 3.547 = 3.138 t/m2 >> 0.00

2. Sebelum bangunan atas terpasang, sudah ada tanah isian dibelakang abutmen.
Gaya yang diperhitungkan adalah Beban Mati [Berat Sendiri + Tanah Isian]

Tabel 4.5. Daftar Kondisi Pembebanan


Beban Vertikal Beban Horisontal
No. Pembebanan V MV H MH
[Ton] [Tm] [Ton] [Tm]
1 Berat Sendiri Abutmen 248.71 585.39 - -
2 Tanah Isian 121.48 400.11 - -
3 Tekanan Tanah Horisontal - - 146.04 388.47
A. GAYA VERTIKAL ΣV = 370.18 Ton
B. GAYA HORISONTAL ΣH = 146.04 Ton
C. MOMEN AKIBAT GAYA VERTIKAL Σ MV = 985.5 Tm
D. MOMEN AKIBAT GAYA HORISONTAL Σ MH = 388.47 Tm

Stabiltas Terhadap Guling


Σ MV 985.50
sf = = = 2.537 >> 2,20 …OK ! ( Memenuhi )
Σ MH 388.47
Stabiltas Terhadap Geser
ΣV tan Φ 213.73
sf = = = 1.463 << 2,20 …. NO !
ΣH 146.04
Stabiltas Terhadap Daya Dukung Tanah
e = [ B/2 ] - [ΣMV - ΣMH] / ΣV = 0.387 m << B/6 = 0.667 m
ΣV 6Ve
q eks = +
B L B2 L
q1 = 9.951 + 5.780 = 15.73 t/m2 << q ijin = 21.96 t/m2
q2 = 9.951 - 5.780 = 4.172 t/m2
>> 0.00
3. Setelah bangunan atas terpasang, Plat Injak dan Bog selesai, jembatan belum
dibuka untuk lalulintas kendaraan. Gaya yang diperhitungkan adalah Total Beban
Mati dan Tekanan Tanah [ Berat Sendiri + Tanah Isian + Tekanan Tanah + Bangunan
Atas ].
Tabel 4.5. Daftar Kombinasi Beban Mati [ M0 ]
Beban Vertikal Beban Horisontal
No. Pembebanan V MV H MH
[Ton] [Tm] [Ton] [Tm]
1 Berat Sendiri Abutmen [ M0 ] 248.71 585.39
2 Tanah Isian [ M1 ] 121.48 400.11
3 Tekanan Tanah Horisontal [ Ta ] - - 146.04 388.47
4 Pelat Injak + Bog [ M3 ] 17.63 74.85
5 Bangunan Atas [ M2 ] 193.60 387.20
A. GAYA VERTIKAL ΣV = 581.41 Ton
B. GAYA HORISONTAL ΣH = 146.04 Ton
C. MOMEN AKIBAT GAYA VERTIKAL Σ MV = 1447.55 Tm
D. MOMEN AKIBAT GAYA HORISONTAL Σ MH = 388.467 Tm

Stabiltas Terhadap Guling


Σ MV ###
sf = = = 3.726 >> 1,50 …OK ! ( Memenuhi )
Σ MH 388.47
Stabiltas Terhadap Geser
ΣV tan Φ 335.68
sf = = = 2.299 >> 1,50 …OK ! ( Memenuhi )
ΣH 146.04
Stabiltas Terhadap Daya Dukung Tanah
e = [ B/2 ] - [ΣMV - ΣMH] / ΣV = 0.178 m << B/6 = 0.667 m
ΣV 6Ve
q eks = +
B L B2 L
q1 = 15.629 + 4.183 = 19.81 t/m2 << q ijin = 21.96 t/m2
q2 = 15.629 - 4.183 = 11.45 t/m2 >> 0.00

4. Setelah bangunan atas dipasang dan jalur lalulintas dibuka untuk kendaraan.
Kombinasi Gaya yang bekerja adalah Beban Mati + Beban Hidup sesuai PPJJR :

a. Kombinasi I = M + ( H + K ) + Ta + Tu Faktor Keamanan : 100%


Beban Vertikal Beban Horisontal
No. Pembebanan V MV H MH
[Ton] [Tm] [Ton] [Tm]
1 Berat Sendiri Abutmen [ M0 ] 248.71 585.39 - -
2 Tanah Isian [ M1 ] 121.48 400.11 - -
3 Bangunan Atas [ M2 ] 193.60 387.20 - -
4 Beban Hidup Kejut [ H + K ] 172.55 345.09 - -
5 Pelat Injak + Bog [ M3 ] 17.63 74.85 - -
6 Tekanan Tanah Horisontal [ Ta ] - - 168.83 482.85
7 Gaya Angkat "Buoyancy" [ Tu ] - - - -
A. GAYA VERTIKAL ΣV = 753.95 Ton
B. GAYA HORISONTAL ΣH = 168.83 Ton
C. MOMEN AKIBAT GAYA VERTIKAL Σ MV = 1792.64 Tm
D. MOMEN AKIBAT GAYA HORISONTAL Σ MH = 482.845 Tm
Stabiltas Terhadap Guling
Σ MV ###
sf = = = 3.713 >> 1,50 …OK ! ( Memenuhi )
Σ MH 482.85
Stabiltas Terhadap Geser
ΣV tan Φ 435.3
sf = = = 2.578 >> 1,50 …OK ! ( Memenuhi )
ΣH 168.83
Stabiltas Terhadap Daya Dukung Tanah
e = [ B/2 ] - [ΣMV - ΣMH] / ΣV = 0.263 m << B/6 = 0.667 m
ΣV 6Ve
q eks = +
B L B2 L
q1 = 20.268 + 7.988 = 28.26 t/m2 >> 100% q ijin = 21.96 t/m2
q2 = 20.268 - 7.988 = 12.28 t/m2 >> 0.00

b. Kombinasi II = M + Ta + Ah + Gg + A + SR + Tm Faktor Keamanan : 125%


Beban Vertikal Beban Horisontal
No. Pembebanan V MV H MH
[Ton] [Tm] [Ton] [Tm]
1 Berat Sendiri Abutmen [ M ] ### ### - -
2 Tanah Isian [ M ] ### ### - -
3 Bangunan Atas [ M ] ### ### - -
4 Pelat Injak + Bog [ M ] 17.625 74.846 - -
5 Tekanan Tanah Horisontal [ Ta ] - - ### ###
6 Gaya Aliran dan Hanyutan [ Ah ] - - - -
7 Gaya Gesek Tumpuan [ Gg ] - - 34.848 ###
8 Beban Angin [ A ] - - 11.217 22.434
9 Gaya Akibat Susut dan Rangkak [ SR ] - - - -
10 Gaya Akibat Perubahan Suhu [ Tm ] - - - -
A. GAYA VERTIKAL ΣV = 581.4 Ton
B. GAYA HORISONTAL ΣH = 214.9 Ton
C. MOMEN AKIBAT GAYA VERTIKAL Σ MV = 1,447.5 Tm
D. MOMEN AKIBAT GAYA HORISONTAL Σ MH = 739.8 Tm

Stabiltas Terhadap Guling


Σ MV ###
sf = = = 1.957 >> 1,50 …OK ! ( Memenuhi )
Σ MH 739.81
Stabiltas Terhadap Geser
ΣV tan Φ 335.68
sf = = = 1.562 >> 1,50 …OK ! ( Memenuhi )
ΣH 214.89
Stabiltas Terhadap Daya Dukung Tanah
e = [ B/2 ] - [ΣMV - ΣMH] / ΣV = 0.783 m >> B/6 = 0.667 m
ΣV 6Ve
q eks = +
B L B2 L
q1 = 15.629 + 18.35 = 33.98 t/m2 >> 125% q ijin = 27.45 t/m2
q2 = 15.629 - 18.35 = -2.72 t/m2 << 0.00
c. Kombinasi III = Komb. I + Rm + Gg + A + SR + Tm + S Faktor Keamanan : 140%
Beban Vertikal Beban Horisontal
No. Pembebanan V MV H MH
[Ton] [Tm] [Ton] [Tm]
1 Kombinasi I ### 1,447.5 ### ###
2 Gaya Rem dan Traksi ( Rm ) - - 7.300 71.394
3 Gaya Gesek Tumpuan ( Gg ) - - 34.848 ###
4 Beban Angin [ A ] - - 11.217 22.434
5 Gaya Akibat Susut dan Rangkak [ SR ] - - - -
6 Gaya Akibat Perubahan Suhu [ Tm ] - - - -
7 Gaya Sentrifugal [ S ] - - - -
A. GAYA VERTIKAL ΣV = 581.4 Ton
B. GAYA HORISONTAL ΣH = 268.3 Ton
C. MOMEN AKIBAT GAYA VERTIKAL Σ MV = 1,447.5 Tm
D. MOMEN AKIBAT GAYA HORISONTAL Σ MH = 1,068.2 Tm

Stabiltas Terhadap Guling


Σ MV ###
sf = = = 1.355 >> 1,50 : 140% = 1.07 …OK ! ( Memenuhi )
Σ MH ###
Stabiltas Terhadap Geser
ΣV tan Φ 335.7
sf = = = 1.251 >> 1,50 : 140% = 1.07 …OK ! ( Memenuhi )
ΣH 268.26
Stabiltas Terhadap Daya Dukung Tanah
e = [ B/2 ] - [ ΣMV - ΣMH ] / ΣV = 1.347 m >> B/6 = 0.667 m
ΣV 6Ve
q eks = +
B L B2 L
q1 = 15.629 + 31.59 = 47.22 t/m2 >> 140% q ijin = 30.74 t/m2
q2 = 15.629 - 31.59 = -16 t/m2
<< 0.00

d. Kombinasi IV = M + Gh + Tag + Gg + AHg + Tu Faktor Keamanan : 150%


Beban Vertikal Beban Horisontal
No. Pembebanan V MV H MH
[Ton] [Tm] [Ton] [Tm]
1 Berat Sendiri Abutmen [ M ] ### ### - -
2 Tanah Isian [ M ] ### ### - -
3 Bangunan Atas [ M ] ### ### - -
4 Pelat Injak + Bog [ M ] 17.625 74.846 - -
5 Gaya Horisontal Gempa [ Gh ] - - 88.462 ###
6 Tekanan Tanah Akibat Gempa [ Tag ] - - 24.295 99.611
7 Gaya Gesek Tumpuan [ Gg ] - - 34.848 ###
8 Aliran & Hanyutan Waktu Gempa [ Ahg ] - - - -
9 Gaya Angkat Uplipt [ Tu ] - - - -
10 Gaya Angkat "Buoyancy" [ Tu ] - - - -
A. GAYA VERTIKAL ΣV = 581.408 Ton
B. GAYA HORISONTAL ΣH = 147.605 Ton
C. MOMEN AKIBAT GAYA VERTIKAL Σ MV = 1447.55 Tm
D. MOMEN AKIBAT GAYA HORISONTAL Σ MH = 826.246 Tm
Stabiltas Terhadap Guling
Σ MV ###
sf = = = 1.752 >> 1,50 : 150% = 1.00 …OK ! ( Memenuhi )
Σ MH 826.25
Stabiltas Terhadap Geser
ΣV tan Φ 335.7
sf = = = 2.274 >> 1,50 : 150% = 1.00 …OK ! ( Memenuhi )
ΣH 147.6
Stabiltas Terhadap Daya Dukung Tanah
e = [ B/2 ] - [ΣMV - ΣMH] / ΣV = 0.931 m >> B/6 = 0.667 m
ΣV 6Ve
q eks = +
B L B2 L
q1 = 15.629 + 21.835 = 37.46 t/m2 >> 150% q ijin = 32.94 t/m2
q2 = 15.629 - 21.835 = -6.206 t/m2 << 0.00
D. GAYA GESER, MOMEN DAN GAYA AKSIAL SECTION ABUTMENT

Penulangan abutmen diperhitungkan terhadap bekerjanya gaya luar yang dapat


menimbulkan tegangan lentur maupun tegangan geser dan tegangan aksial pada
penampang. Pada prinsipnya penulangan abutmen akan dianalisa pada 4 (empat)
section penampang antara lain penulangan kepala, leher, badan dan pelat poer
pondasi.

0,60 m
7
6
12 CL Kepala
Bearing

x = variabel

Leher
5
8
3 4
10 11
Tinggi Total Abutmen

PHx t

Dinding Abutmen

H
PH 2

A B C A
Bid.Jepit Dinding
?H Ka
I
q2 = t/m²

q4 = t/m²
q3 = t/m²

q1 = t/m²

B C
O P O
B
GAMBAR : Diagram Teganagn Tanah dan Tekanan Dinding

PH1 = [ ½ ∂ X2 Ka ] MH1 = [ ½ ∂ X2 Ka ] [ 1/3 X ]


PH2 = [ ½ ∂ 0,602 Ka ] MH2 = [ ½ ∂ 0,602 Ka ] [0,60/3 + X]
PH3 = [ ∂ 0,60 X Ka ] MH3 = [ ∂ 0,60 X Ka ] [ ½ X ]
Momen dan Gaya Geser Tekanan Tanah Per Meter Lebar Irisan A - A :
JARAK GAYA GESER MOMEN JUMLAH
NO SECTION X PH1 PH2 PH3 MH1 MH2 MH3 VH MH
[m] [KN] [KN] [KN] [KNm] [KN] [KNm] [KN] [KNm]
1 Kepala 0.65 1.13 0.96 2.08 0.24 0.08 0.07 4.17 0.39
2 Leher 1.53 6.24 0.96 4.90 3.18 0.17 0.37 12.10 3.72
3 Dinding 4.00 42.67 0.96 12.80 56.89 0.40 2.56 56.43 59.85
4 Dinding 6.78 122.58 0.96 21.70 277.04 0.67 7.35 145.24 285.06

1. KEPALA ABUTMEN ( SECTION 6)

a. Tekanan Tanah (Ta) : VTa = 4.167 KN MTa = 0.393 KNm


b. Gaya Rem (Rm) : VRm = 8.49 KN MRm = 5.52 KNm
c. Gaya Gesek (Gg) VGg = 40.52 KN MGg = 26.34 KNm
Kombinasi V dan M : VU = 85.08 KN MU = 51.60 KNm
2. LEHER ABUTMEN ( SECTION 5)

a. Tekanan Tanah (Ta) : VTa = 12.098 KN MTa = 3.724 KNm


b. Gaya Rem (Rm) : VRm = 8.49 KN MRm = 12.99 KNm
c. Gaya Gesek (Gg) VGg = 40.52 KN MGg = 62.00 KNm
Kombinasi V dan M : VU = 97.77 KN MU = 125.93 KNm

3. DINDING ABUTMEN ( SECTION 2)

Berat Sendiri Abutmen Per Meter Lebar Irisan A - A :


JARAK THD. SUMBU KLM
V
CODE SECTION PENAMPANG X MV Y MY
Ton [m] [ Tm ] [m] [ Tm ]
2 0.800 x 4.650 x 2.500 9.300 2.000 18.600 2.325 21.623
3 0.820 x 0.600 x 2.500 1.230 2.810 3.456 4.950 6.089
4 0.400 x 0.600 x 2.500 0.600 1.400 0.840 4.950 2.970
5 0.500 x 0.880 x 2.500 1.100 2.970 3.267 5.690 6.259
6 0.300 x 0.650 x 2.500 0.488 2.870 1.399 6.455 3.147
7 0.565 x 0.250 x 2.500 0.353 2.438 0.861 6.655 2.350
8 1.520 x 0.280 x 2.500 1.064 1.960 2.085 5.390 5.735
10 0.500 x 0.820 x 0.400 x ### 0.410 2.673 1.096 4.517 1.852
11 0.500 x 0.400 x 0.400 x ### 0.200 1.467 0.293 4.517 0.903
A JUMLAH 14.745 31.898 50.927
Eksentrisitas Beban Sendiri : ex = [ B/2 ] - [MV / V] = -0.163 m ey = 3.454 m
Momen Berat Sendiri : MD = [ V x e x
] = -2.409 KNm

a. Gaya Geser dan Momen


Tekanan Tanah (Ta) VTa = 145.24 KN MTa = 285.06 KNm
Gaya Rem (Rm) VRm = 8.488 KN MRm = 72.83 KNm
Gaya Gesek (Gg) VGg = 40.521 KN MGg = 224.08 KNm
Gaya Gempa (Gh) VGh = 2.949 KN MGh = 10.19 KNm

b. Gaya Aksial
Berat Mati (M) PD = 147.45 + 1936.00 = 2,083 KN
Beban Hidup Kejut (Hk) PL = 1725.45 KN

c. Kombinasi Beban
Gaya Geser VU = (1,2VD + 1,6VTa + 1,6VRm + 1,6VGg + 1,6 VGh)= 315.515 KN
Momen MU = (1,2MD + 1,6MTa + 1,6MRm + 1,6MGg +1,6MGh= ) 944.562 KNm
Gaya Aksial PU = (1,2 PD + 1,6 PL) = 5260.86 KN

d. Tinjauan Tekuk Pada Dinding Abutmen


Dinding abutmen yang menerima beban lentur dan aksial tekan, diidentifikasi
sebagai penampang kolom, sehingga perlu ditinjau terhadap kelangsingannya
sebagai kontrol terhadap bahaya tekuk yang mungkin terjadi.
Modulus Elastisitas Ec = 4700 √f'c = 22294057.5 KN/m2
Momen Inersia Ig = 1/12 b h3 =
0.04267 m3
Faktor Panjang Efektif Kolom (k) :
k = 2.00 meter (kolom satu ujung jepit dan ujung lainnya bebas)
Lu = 5.10 meter
r = 0,30 h = 0.240 meter
Kontrol Terhadap Bahaya Tekuk :
k Lu / r = 42.5 >> 22 , termasuk Kolom Langsing
karena termasuk kolom langsing, maka bahaya tekuk diperhitungkan
βd = 1,2MD / MU = 0.003
EI = ( Ec Ig ) / 2,5(1 + βd ) = 379324.5 KNm
Beban Tekuk ( Pc ) = л2 EI / k Lu2 = 71895.18 KN
Pembesaran Momen :
Untuk mereduksi bahaya tekuk, maka perlu dilakukan pembesaran momen
rencana dengan faktor pembesaran momen
δ = 1 / ( 1 - PU/Pc ) = 1.079
Momen rencana kolom dengan memperhitungkan bahaya tekuk
MU = 944.6 x 1.079 = 1019 KNm

4. PELAT POER ( PONDASI ABUTMEN )

Tegangan Tanah, Gaya Geser dan Momen Per Meter Lebar Irisan C - C dan D - D :
Tegangan Tanah Irisan B - B dan C - CMomen & Gaya Geser
NO URAAIAN BEBAN q1 q2 q3 q4 V M
[ t/m2 ] [ t/m2 ] [ t/m2 ] [ t/m2 ] [ ton ] [ tm ]
1 Beban Mati [ M ] 15.629 15.629 15.629 15.629 25.007 20.005
2 Beban Hidup Kejut [ H + K ] 4.638 4.638 4.638 4.638 7.421 5.937
3 Tekanan Tanah [ Ta ] 19.470 -19.470 3.894 -3.894 18.691 18.275
4 Beban Gempa [ Gh ] 19.843 -19.843 3.969 -3.969 19.049 18.626
5 Beban Angin [ A ] 0.980 -0.980 0.196 -0.196 0.940 0.920
6 Gaya Rem [ Rm ] 2.879 -2.879 0.576 -0.576 2.764 2.702
7 Gaya Gesek Tumpuan [ Gg ] 9.457 -9.457 1.891 -1.891 9.078 8.877

Kombinasi Momen dan Gaya Geser Pondasi Per Meter Lebar Irisan C - C
KOMBINASI BEBAN KOMBINASI
NO URAAIAN BEBAN STRUKTUR BETON VU MU KETERANGAN
[ ton ] [ tm ]
1 Komb I (M + Hk) ( 1,2D + 1,6L ) 41.882 33.506
2 Komb. II (M + Hk + Gh) ( 1,2D + L + E ) 56.479 48.570
3 Komb. III (M + Hk + A ) ( 1,2D + L + 1,6W ) 38.370 30.863
4 Komb. IV (M + Hk + Ta ) ( 1,2D + 1,6L + 1,6H ) 71.788 62.746
5 Komb. V (M + A + Ta ) ( 0,9D + 1,6W + 1,6H ) 53.916 48.717
6 Komb. VI (M + Gh + Ta) ( 0,9D + E + 1,6H ) 71.461 65.872 Menentukan
7 Komb. VII (M + Hk + Rm) ( 1,2D + 1,6L + 1,6Rm ) 46.304 37.829
8 Komb. VIII ( M + Hk + Gg ) ( 1,2D + 1,6L + 1,6Gg ) 56.408 47.709
E. PENULANGAN ABUTMEN

1. PENULANGAN KEPALA ABUTMEN ( SECTION 6)

a. Penulangan Lentur
Momen Terfaktor Rencana : MU = 51.60 KNm
Mutu beton : f'c = 22.5 MPa
Mutu baja tulangan : fy = 300 MPa
Faktor reduksi kekuatan : Φ = 0.80
Faktor distribusi tegangan merata ekivalen : β1 = 0.85
Data dimensi penampang :
h = 300 mm bw = 1000 mm
d = 231 mm ds = 69.5 mm
Pembatasan Rasio Penulangan
f' 600
ρmaks = 0,75 ρb = 0,75 x 0,85 β1 c = 0.0271
fy ( 600 + fy )
ρmin = 1,4 / fy = 0.0047
Rn = MU / ( Φ bw d2 ) = 1.2140
m = fy / ( 0.85 f'c ) = 15.686
1 2m Rn
ρperlu = [ 1 - √1- ] = 0.004
m fy
Luas Tulangan Baja Perlu ( As )
As = ρ b w d = 964.4 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan: Ø 16 - 150 mm
Luas tulangan terpasang As = 1540.69 mm2
dakt = 232.00 mm
As
ρakt = = 0.0066 >> ρmin …OK !
bw x d
Kontrol Momen Tersedia
A s fy
a = = 24.168 mm
0.85 f'c bw
Mt = Φ ( As fy ) ( d - a/2 )
= 80.7629 KNM >> MU…OK !

b. Penulangan Geser
Gaya Geser Terfaktor Maksimum : VU = 85.082 KN
Mutu beton : f'c = 22.5 MPa
Mutu baja tulangan : fy = 300.0 MPa
Faktor reduksi kekuatan : Φ = 0.60
Data dimensi penampang :
h = 300 mm bw = 1000 mm
d = 232 mm ds = 68.00 mm
Gaya Geser Nominal yang dapat ditahan beton ( V c )
Vc = 1/6 √f'c bw d = 183.41 KN
0,5 Φ Vc = 55.02 KN << Vu = 85.08 KN , maka memerlukan tulangan geser
Gaya Geser Nominal yang harus ditahan tulangan geser ( V s )
Vs = VU /Φ - Vc = ### KN, digunakan Penulangan geser minimum
Jarak Tulangan Geser Berdasarkan Gaya Geser yang bekerja ( S )
Direncanakan menggunakan tulangan geser : Ø 10 mm
Jarak tulangan geser kearah memanjang : 300 mm
Jumlah tulangan geser per-meter lebar : 4.00 bh
Av = 4 ( 1/4 π d2 ) = 314.00 mm2
Menentukan Jarak Spasi Maksiumum yang dibutuhkan
a. Jarak tulangan geser kearah vertikal (S) berdasarkan kekuatan geser penampang
S = Av fy d / Vs = -525.23 mm
b. Berdasarkan perbandingan kekuatan geser V s terhadap nilai 1/3 √f'c bw d
1/3 √f'c bw d = 366.82 KN >> Vs = -41.61 KN
maka jarak sengkang digunakan 1/2d
Smaks = 1/2 d = 116.00 mm
c. Berdasarkan Penulangan Geser Minimum
Smaks = 3Av fy / bw = 282.6 mm
Jarak maksimum tulangan geser digunakan nilai terkecil dari hasil diatas :
Smaks = 116.0 mm = 10.00 cm (dibulatkan)
Diperoleh tulangan geser : Ø 10 - 10/30 cm
Kontrol Gaya Geser yang dapat ditahan balok ( V t )
Vc = 1/6 √f'c bw d = 183.41 KN
Vs = Av fy d / S = 218.54 KN
Vn = Vc + V s = 401.96 KN
Gaya Geser Tersedia Balok ( VT ) :
VT = Φ ( Vn + Vs ) = 241.17 KN >> Vs = 85.08 KN … OK !

c. Tulangan Susut Arah Memanjang


As = 0.0025 b h = 750.00 mm2
Direncanakan dengan tulangan Ø 12 mm, dengan As= 452.2 mm2
Jumlah Tulangan = 1.66 buah = 2.00 buah
Jarak tulangan = 500 mm = 20.00 cm (dibulatkan)
Dipakai tulangan memanjang : = Ø 12 - 20 cm

Tulangan Kepala Abutmen yang digunakan :


Tulangan lentur pokok = Ø ###- 15 cm
Tulangan geser = Ø ###- 10/30 cm
Tulangan memanjang = Ø ###- 20 cm
2. PENULANGAN LEHER ABUTMEN ( SECTION 5)

a. Penulangan Lentur
Momen Terfaktor Rencana : MU = 125.9 KNm
Mutu beton : f'c = 25.0 MPa
Mutu baja tulangan : fy = 300 MPa
Faktor reduksi kekuatan : Φ = 0.80
Faktor distribusi tegangan merata ekivalen : β1 = 0.85
Data dimensi penampang :
h = 500 mm bw = 1000 mm
d = 431 mm ds = 69.5 mm
Pembatasan Rasio Penulangan
f' 600
ρmaks = 0,75 ρb = 0,75 x 0,85 β1 c = 0.0271
fy ( 600 + fy )
ρmin = 1,4 / fy = 0.0047
Rn = MU / ( Φ bw d2 ) = 0.8494
m = fy / ( 0.85 f'c ) = 14.118
1 2m Rn
ρ perlu = [ 1 - √1- ] = 0.003
m fy
Luas Tulangan Baja Perlu ( As )
As = ρ b w d = 1244.3 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan Ø 19 - 150 mm
Luas tulangan terpasang As = 2172.62 mm2
dakt = 430.50 mm
As
ρakt = = 0.0050 >> ρmin …OK !
bw x d
Kontrol Momen Tersedia
A s fy
a = = 30.672 mm
0.85 f'c bw
Mt = Φ ( As fy ) ( d - a/2 )
= 216.478 KNM >> MU…OK !

b. Penulangan Geser
Gaya Geser Terfaktor Maksimum : VU = 97.772 KN
Mutu beton : f'c = 25.0 MPa
Mutu baja tulangan : y = 300.0 MPa
f
Faktor reduksi kekuatan : Φ = 0.60
Data dimensi penampang :
h = 500 mm bw = 1000 mm
d = 431 mm ds = 69.50 mm
Gaya Geser Nominal yang dapat ditahan beton ( V c )
Vc = 1/6 √f'c bw d = 358.75 KN
0,5 Φ Vc = 107.63 KN >> Vu = 97.77 KN
Gaya Geser Nominal yang harus ditahan tulangan geser ( V s )
Vs = VU /Φ - Vc = -195.80 KN, digunakan Penulangan geser minimum
Jarak Tulangan Geser Berdasarkan Gaya Geser yang bekerja ( S )
Direncanakan menggunakan tulangan geser : Ø 12 mm
Jarak tulangan geser kearah memanjang : 300 mm
Jumlah tulangan geser per-meter lebar : 4.00 bh
Av = 4 ( 1/4 π d2 ) = 452.16 mm2
Menentukan Jarak Spasi Maksiumum yang dibutuhkan
a. Jarak tulangan geser kearah vertikal (S) berdasarkan kekuatan geser penampang
S = Av fy d / Vs = -298.25 mm
b. Berdasarkan perbandingan kekuatan geser V s terhadap nilai 1/3 √f'c bw d
1/3 √f'c bw d = 717.50 KN >> Vs = -195.8 KN
maka jarak sengkang digunakan 1/2d
Smaks = 1/2 d = 215.25 mm
c. Berdasarkan Penulangan Geser Minimum
Smaks = 3Av fy / bw = 406.9 mm
Jarak maksimum tulangan geser digunakan nilai terkecil dari hasil diatas :
Smaks = 215.3 mm = 20.00 cm (dibulatkan)
Diperoleh tulangan geser : Ø 12 - 20/30 cm
Kontrol Gaya Geser yang dapat ditahan balok ( V t )
Vc = 1/6 √f'c bw d = 358.75 KN
Vs = Av fy d / S = 291.98 KN
Vn = Vc + V s = 650.73 KN
Gaya Geser Tersedia Balok ( VT ) :
VT = Φ ( Vn + Vs ) = 390.44 KN >> Vs = 97.77 KN … OK !

c. Tulangan Susut Arah Memanjang


As = 0.0025 b h = ### mm2
Direncanakan dengan tulangan Ø 12 mm, dengan As= 452.2 mm2
Jumlah Tulangan = 2.76 buah = 3.00 buah
Jarak tulangan = 333 mm = 20.00 cm (dibulatkan)
Dipakai tulangan memanjang : = Ø 12 - 20 cm

Tulangan Leher Abutmen yang digunakan :


Tulangan lentur pokok = Ø 19 - 15 cm
Tulangan geser = Ø 12 - 20/30 cm
Tulangan memanjang = Ø 12 - 20 cm
3. PENULANGAN DINDING (KOLOM) ABUTMEN ( SECTION 2)

a. Penulangan Lentur
Momen Terfaktor Maksimum : MU = 944.56 KNm
Gaya Aksial Terfaktor : PU = 5,260.86 KN
Mutu beton : f'c = 22.5 MPa
Mutu baja tulangan : fy = 300 MPa
Faktor reduksi kekuatan : Φ = 0.65
Faktor distribusi tegangan merata e : β1 = 0.85
Data dimensi penampang :
h = 800 mm ds' = 72.50 mm
bw = 1000 mm d = 728 mm
Pembesaran Momen Kolom (Momen Rencana) :
MU = δ1 x MU = 1.079 x 944.6 = 1019.14 KNm
Eksentritas Beban Kolom ( e )
MU 1019.14
e = = = 193.72 mm
PU 5260.86
Pembatasan Rasio Penulangan
Rasio penulangan bruto ditaksir sebesar1.00%
: ρg =
ρ =ρ = ' 0,5 ρ g = ###
Luas Tulangan masing - masing sisi ( A s = As' )
As = As ' = ρ bw d = ### x 1000 x 727.50 = 3637.5 mm2
Direncanakan menggunakan tulanganØ 22 - 150 mm
Luas tulangan terpasang As = 2912.87 mm2
dakt = 729 mm ds' = 71.00 mm
As
ρakt = = 0.0040 << ρmin = 0.50% ......NO !
bw x d
Kontrol Beban Aksial Yang dapat ditahan Kolom
a. Terhadap Pembebanan dengan eksentrisitas kecil
Pn = 0,85 f'c ( Ag - Ast+) ( Ast . fy ) = 15300.00 KN
ΦPn= 0,8 Φ Pn = 7956 KN >> PU = 5260.86 KN … OK !
b. Terhadap Pembebanan seimbang Φ Pnb
Cb = 600 d 437400
= = 486.00 mm
600 + fy 900
ab = Cb x β1 = 413.10 mm
( Cb - ds' ) 0,003 Es
fs' = es' x Es = = 512.35 MPa >> fy = 300 MPa
Cb
Karena f's fy , maka di pakai fs' = 300 MPa
Pnb = ( 0,85 f'c a b ) + ( As fy ) - As' fs' = 7900.538 KN
ΦPnb = 5,135.3 KN << PU = 5,261 KN
Keruntuhan diawali luluhnya tulangan tarik
c. Terhadap Kekuatan Penampang
m = fy / [ 0,85 f'c ] = 15.686 1 - [ ds'/d ] = 0.9005
[ h - 2e ] / 2d = 0.283
h - 2e h - 2e 2 ds'
Pn = 0,85f'c b d [ + ( ) + 2ρm (1 - ) ]
2d 2d d
= 10048.7 KN
Φ Pn = 0.65 x 10048.7 = 6531.66 KN >> PU = 5261 KN … OK !
Momen yang dapat ditahan kolom
Mt = Φ Pn x e
= 6532 x 0.194 = ### KNm >> MU = 1019.14 KN … OK !

b. Penulangan Geser
Gaya Geser Terfaktor Maksimum : VU = 315.515 KN
Mutu beton : f'c = 22.5 MPa
Mutu baja tulangan : y = 300.0 MPa
f
Faktor reduksi kekuatan : Φ = 0.60
Data dimensi penampang :
h = 800 mm bw = 1000 mm
d = 729 mm ds = 71.00 mm
Gaya Geser Nominal yang dapat ditahan beton ( V c )
Vc = 1/6 √f'c bw d = 576.33 KN
0,5 Φ Vc = 172.90 KN << Vu = 315.51 KN
Gaya Geser Nominal yang harus ditahan tulangan geser ( V s )
Vs = VU /Φ - Vc = -50.47 KN, digunakan Penulangan geser minimum
Jarak Tulangan Geser Berdasarkan Gaya Geser yang bekerja ( S )
Direncanakan menggunakan tulangan geser : Ø 12 mm
Jarak tulangan geser kearah memanjang : 300 mm
Jumlah tulangan geser per-meter lebar : 4.00 bh
Av = 4 ( 1/4 π d ) = 452.16 mm
2 2

Menentukan Jarak Spasi Maksiumum yang dibutuhkan


a. Jarak tulangan geser kearah vertikal (S) berdasarkan gaya geser yang bekerja
S = Av fy d / Vs = -1959.4 mm
b. Berdasarkan perbandingan kekuatan geser V s terhadap nilai 1/3 √f'c bw d
1/3 √f'c bw d = ### KN >> Vs = -50.5 KN
maka jarak sengkang digunakan 1/2d
Smaks = 1/2 d = 364.50 mm
c. Berdasarkan Penulangan Geser Minimum
Smaks = 3Av fy / bw = 406.9 mm
d. Berdasarkan Jarak maksimum yang disyaratkan untuk penulangan geser kolom
- 48 kali diameter tulangan sengkang = 576 mm
- 16 kali diameter tulangan pokok memanjan = 352 mm
- Ukuran kolom arah terkecil = 800 mm
Jarak maksimum tulangan geser digunakan nilai terkecil dari hasil diatas :
Smaks = 352.0 mm = 20.00 cm (dibulatkan)
Diperoleh tulangan geser : Ø 12 - 20/30 cm
Kontrol Gaya Geser yang dapat ditahan balok ( V t )
Vc = 1/6 √f'c bw d = 576.33 KN
Vs = Av fy d / S = 494.44 KN
Vn = Vc + V s = ### KN
Gaya Geser Tersedia Balok ( VT ) :
VT = Φ ( Vn + Vs ) = 642.46 KN >> Vs = 315.51 KN … OK !
c. Tulangan Susut Arah Memanjang
As = 0.0025 b h = ### mm2
Direncanakan dengan tulangan Ø 12 mm, dengan As= 452.2 mm2
Jumlah Tulangan = 4.42 buah = 5.00 buah
Jarak tulangan = 200 mm = 20.00 cm (dibulatkan)
Dipakai tulangan memanjang : = Ø 12 - 20 cm

Tulangan Leher Abutmen yang digunakan :


Tulangan lentur pokok = Ø 22 - 15 cm
Tulangan geser = Ø 12 - 20/30 cm
Tulangan memanjang = Ø 12 - 20 cm
4. PENULANGAN POER ABUTMEN ( SECTION 1)

a. Penulangan Lentur
Momen Terfaktor Rencana : MU = 658.7 KNm
Mutu beton : f'c = 25.0 MPa
Mutu baja tulangan : fy = 300 MPa
Faktor reduksi kekuatan : Φ = 0.80
Faktor distribusi tegangan merata ekivalen : β1 = 0.85
Data dimensi penampang :
h = 1000 mm bw = 1000 mm
d = 928 mm ds = 72.5 mm
Pembatasan Rasio Penulangan
f' 600
ρmaks = 0,75 ρb = 0,75 x 0,85 β1 c = 0.0271
fy ( 600 + fy )
ρmin = 1,4 / fy = 0.0047
Rn = MU / ( Φ bw d2 ) = 0.9572
m = fy / ( 0.85 f'c ) = 14.118
1 2m Rn
ρ perlu = [ 1 - √1- ] = 0.003
m fy
Luas Tulangan Baja Perlu ( As )
As = ρ b w d = 3029.0 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan Ø 25 - 150 mm
Luas tulangan terpasang As = 3761.46 mm2
dakt = 927.50 mm
As
ρakt = = 0.0041 << ρmin …OK !
bw x d
Kontrol Momen Tersedia
A s fy
a = = 53.103 mm
0.85 f'c bw
Mt = Φ ( As fy ) ( d - a/2 )
= 813.331 KNM >> MU…OK !

b. Penulangan Geser
Gaya Geser Terfaktor Maksimum : VU = 714.607 KN
Mutu beton : f'c = 25.0 MPa
Mutu baja tulangan : y = 300.0 MPa
f
Faktor reduksi kekuatan : Φ = 0.60
Data dimensi penampang :
h = 1000 mm bw = 1000 mm
d = 928 mm ds = 72.50 mm
Gaya Geser Nominal yang dapat ditahan beton ( V c )
Vc = 1/6 √f'c bw d = 772.92 KN
0,5 Φ Vc = 231.88 KN << Vu = 714.61 KN
Gaya Geser Nominal yang harus ditahan tulangan geser ( V s )
Vs = VU /Φ - Vc = 418.10 KN, digunakan Penulangan geser minimum
Jarak Tulangan Geser Berdasarkan Gaya Geser yang bekerja ( S )
Direncanakan menggunakan tulangan geser : Ø 12 mm
Jarak tulangan geser kearah memanjang : 300 mm
Jumlah tulangan geser per-meter lebar : 4.00 bh
Av = 4 ( 1/4 π d2 ) = 452.16 mm2
Menentukan Jarak Spasi Maksiumum yang dibutuhkan
a. Jarak tulangan geser kearah vertikal (S) berdasarkan kekuatan geser penampang
S = Av fy d / Vs = 300.92 mm
b. Berdasarkan perbandingan kekuatan geser V s terhadap nilai 1/3 √f'c bw d
1/3 √f'c bw d = ### KN >> Vs = 418.1 KN
maka jarak sengkang digunakan 1/2d
Smaks = 1/2 d = 463.75 mm
c. Berdasarkan Penulangan Geser Minimum
Smaks = 3Av fy / bw = 406.9 mm
Jarak maksimum tulangan geser digunakan nilai terkecil dari hasil diatas :
Smaks = 300.9 mm = 20.00 cm (dibulatkan)
Diperoleh tulangan geser : Ø 12 - 20/30 cm
Kontrol Gaya Geser yang dapat ditahan balok ( V t )
Vc = 1/6 √f'c bw d = 772.92 KN
Vs = Av fy d / S = 629.07 KN
Vn = Vc + V s = ### KN
Gaya Geser Tersedia Balok ( VT ) :
VT = Φ ( Vn + Vs ) = 841.19 KN >> Vs = 714.61 KN … OK !

c. Tulangan Susut Arah Memanjang


As = 0.0025 b h = ### mm2
Direncanakan dengan tulangan Ø 19 mm, dengan As= 1133.5 mm2
Jumlah Tulangan = 2.21 buah = 3.00 buah
Jarak tulangan = 333 mm = 25.00 cm (dibulatkan)
Dipakai tulangan memanjang : = Ø 19 - 25 cm

Tulangan Leher Abutmen yang digunakan :


Tulangan lentur pokok = Ø 25 - 15 cm
Tulangan geser = Ø 12 - 20/30 cm
Tulangan memanjang = Ø 19 - 25 cm
300 69,5 42,5 40

20 30 20 30 56,5
- 40.00
25 25

36
Ø10 - 10 C BEARING
L
Ø16 - 20

125
Ø10 - 10 ELASTOMERIC
176,99 - 40.00
Ø12-10
Ø16 - 15 - 40.00

28
Ø19 - 15
Ø19 - 15

60
Ø16 - 20 - 40.00

- 40.00

40

40
Ø16 - 20
Ø16 - 20
Ø12 - 20

2 Ø 16 Ø12 - 20/30

Ø16 - 20 Ø22 - 15
Ø16 - 20
335,5
668

Ø12 - 20
Ø10 - 40/80

425
Ø16 - 20
Ø12 - 20/30
Ø16 - 20
169,5

Ø12 - 20/30
Ø19 - 15
Ø16 - 15 - 40.00

2 Ø 12 - 40.00

40
2 Ø 12 Ø22 - 15
LT. KERJA 10 CM 80
Ø19 - 15
ANGKER Ø22-20 - 40.00
10
80

BETON
SUMBAT K-125

BETON
240

400

CYCLOP K-125
20

BETON
80

SUMBAT K-125
60

- 40.00

25 2015 140 175


350
DATA TEKNIS PONDASI SUMURAN

A. Data Teknis Pondasi Sumuran :


a. Rencana pondasi : Pondasi sumuran beton konvensional
b. Kedalaman pondasi sumuran : 1.00 meter
c. Diameter sumuran : 3.50 meter
d. Tebal dinding sumuran : 0.35 meter
e. Jumlah sumuran : 2.00 buah
f. Dimensi plat poer : 4.00 x 10.00 meter

B. Analisa Daya Dukung Tanah dan Pondasi Sumuran ( Bearing Capacity )

Dalam menghitung daya dukung pondasi sumuran, diperhitungkan bahwa daya dukung

hanya diberikan oleh tanah pada dasar sumuran (Bearing Capacity), sedangkan akibat

lekatan (friction Capacity) pada dinding sumuran diabaikan, karena dalam pelaksanaan penu

Berdasarkan Daya Dukung Tanah Oshaki


qc = 120.0 kg/cm2 b = 0.30
a = 1.30 g = 1.6 ton/m3
c = 0.60 kg/cm2 Df = 3.00 meter ( thd titik sondir )
f = 30 o
Dengan nilai f = 30 o, diperoleh diperoleh koefisien daya dukung tanah :
N c = 11.40
N q = 7.10
N g = 4.40
Daya Dukung Batas ( q ult )
q ult = a . c . Nc + b . g . B . Ng + g . Df . Nq
= 88.920 + 7.392 + 34.08
= ### Ton/m2

Daya Dukung Ijin Tanah ( q all )


q ult ###
q all = = = 43.46 Ton/m2
Sf 3.00
= 4.346 kg/cm2

Berdasarkan Daya Dukung Tanah Terzaghi dan Peck


Daya dukung menurut Terzaghi dan Peck, bahwa beban batas yang dapat diterima ( Q ult ) adalah :
Q ult = c Nc A, dengan harga : Nc = 9.00 ( constant )
Dengan hubungan persamaan tegangan dan luas penampang, maka diperoleh :
Daya Dukung Batas ( q ult )
q ult = c Nc = 6.00 x 9.00
= 54.000 kg/cm2
Daya Dukung Ijin Tanah ( q all )
q ult 54.000
q all = = = 18.00 Ton/m2
Sf 3.00
= 1.800 Kg/cm2
Dari lampiran hasil penyelidikan tanah diperoleh daya dukung tanah pada dasar pondasi :
q all = 9.970 kg/cm2 ( kedalaman 3,00 m dari titik tinjauan )

Daya Dukung Pondasi Sumuran


Luas pondasi sumuran A = 1/4 p d2 = 9.616 m2
Daya Dukung vertikal ( Single Bearing Capasity ) untuk satu pondasi sumuran ( P )
P - = A x q all = 9.616 x 99.700 = 958.74 Ton / sumuran
Total Daya Dukung Sumuran Pada Abutmen
PT - = 2 x P - = 2.00 x 958.74 = 1917.480 Ton

C. Analisa Beban Langsung Yang Diterima Tanah Dasar Pondasi


Diameter sumuran = 3.50 meter, dengan luas A = 9.616 m2
Diameter beton sumbat/isian = 2.80 meter, dengan luas A = 6.154 m2
Tinggi beton sumbat/isian = 1.00 meter
Tinggi beton cyclop = 0.00 meter
Tinggi total sumuran = 1.00 meter
Berat Pondasi Sumuran
a. Dinding sumuran = ( 9.616 - 6.154 ) x 1.00 x 2.5 x 2.00 = 17.309 ton
b. Beton sumbat/isian = 6.15 x 1.00 x 2.50 x 2.00 = 30.772 ton
c.. Beton cyclop = 6.15 x 0.00 x 2.50 x 2.00 = 0.000 ton
G = 48.081 ton

Total Beban Aksial yang bekerja pada tanah dasar Teganan ijin = 100%
SV = V + G = 705.974 + 48.081
= ### ton <<< PT - = 1917.480 Ton …. OK !

C. Tegangan Tanah Yang Bekerja Pada Dasar Sumuran

a. Kondisi dimana Luasan plat poer dianggap dapat menerima beban strukturil dengan
memperhatikan daya dukung tanah pada dasar plat poer

Daya dukung tanah pada dasar poer : q all = 1.420 kg/cm2


Luas poer yang tidak ditempati sumur : An = 40.00 - 19.233 = 20.768 m2
Beban yang dapat ditahan plat poer :
P = q all x An = 14.200 x 20.768 = ### ton
Beban yang diterima tanah dasar pondasi sumuran :
V = SV - P = ### - ### = ### ton
Tegangan tanah yang bekerja pada dasar sumuran :
V 459.156
qmaks = = = ### ton/m2
A 2.00 x 9.616
= 2.387 kg/cm2 << q all = 9.970 kg/cm2 …. OK !

b. Kondisi dimana Luasan plat poer dianggap tidak menerima beban strukturil dan
sepenuhnya hanya diterima oleh ponasi sumuran

Beban total yang diterima tanah dasar pondasi sumuran :


SV = V + G = ### + 48.081 = ### ton
Tegangan tanah yang bekerja pada dasar sumuran :
SV 754.055
qmaks = = = ### ton/m2
A 2.00 x 9.616
= 3.921 kg/cm2 << q all = 9.970 kg/cm2 …. OK !
Tabel Daya Dukung Terzaghi :

f Nc Nq Ng Nc ' Nq ' Ng '


0 5.71 1.00 0.00 3.81 1.00 0.00
5 7.32 1.64 0.00 4.48 1.39 0.00
10 9.64 2.70 1.20 5.34 4.94 0.00
15 12.80 4.44 2.40 6.46 2.73 1.20
20 17.70 7.43 4.60 7.90 3.88 2.00
25 25.10 12.70 9.20 9.86 5.60 3.30
30 37.20 22.50 20.00 12.70 8.32 5.40
35 57.80 41.40 44.00 16.80 12.80 9.60
40 95.60 81.20 114.00 23.20 20.50 19.10
45 172.00 173.00 320.00 34.10 35.10 27.00

er : Pondasi Tiang Pancang Sunggono HS


Catatan :
Jika g adalah pasir lepas atau lempung buruk sebagai ganti
Nc, Nq, Ng adalah Nc', Nq', Ng'

el 1. Koefisien Daya Dukung Oshaki :


INTERPOLASI LINEAR
f Nc Ng Nq ketrangan Untuk Sudut geser yang tidak ada
0 5.30 0.00 1.00 Susut geser
5 5.30 0.00 1.40 Harga Nc
10 5.30 0.00 1.90 Susut geser
15 6.50 1.20 2.70 20.9 Harga Nc
20 7.90 2.00 3.90
25 9.90 3.30 5.60 Untuk sudut
28 11.40 4.40 7.10 Harga N
30 16.15 7.50 10.60 Interpolasi
32 20.90 10.60 14.10 11.4
36 42.20 30.50 31.60
40 95.70 115.70 81.30
45 172.30 325.80 173.30 32 30 28
50 347.50 1073.40 415.10

er : Pondasi Tiang Pancang Sunggono HS

el 2. Faktor Bentuk Pondasi Oshaki :

Bentuk Pondasi
Faktor Bentuk
Menerus Bujur sang Persegi Lingkaran
a 1.00 1.30 1,0 - 0,3 ( B/L ) 1.30
b 0.50 0.40 0,5 - 0,1 ( B/L ) 0.30

er : Pondasi Tiang Pancang Sunggono HS


Catatan :
B = Sisi pendek
L = Sisi panjang
= 32
= 20.9
= 28
= 11.4

= 30
= 16.15 /sudut
DAFTAR KOMPONEN
DAN BERAT UNTUK PERAKITAN

NAMA NOMOR JUMLAH BERAT / TOTAL


KOMPONEN KOMPONEN SAT. BERAT
KOMPONEN
[KG] [KG]
PDMD1 4 1104.4 4417.6
DONGKRAK

PDMJ1 16 720.3 11524.8


PDMJ2 8 720.8 5766.4
PDMJ3 4 722 2888
PDME1 12 444.7 5336.4
PDMF1 4 381.5 1526
31,459
PCMD1 4 888.7 3554.8
PCMD2 12 850.6 10207.2
PCMD3 8 851 6808
BATANG

PCMJ1 8 528.4 4227.2


TEPI

PCMJ2 4 528.7 2114.8


PCMC1 4 974.5 3898
PCM11 6 1122.7 6736.2
37,546
PGB4 2 849 1698
PGB5 11 845 9295
KOMPONEN
GELAGAR

PSTIA6 48 275.8 13238.4


PST7 96 4.4 422.4
PST7X 96 4.4 422.4
PST3A 24 24 576
25,652
PBB1 9 182 1638
PBB2 2 178.7 357.4
IKATAN
ANGIN

PBB3 20 89 1780
PBB4 2 85.8 171.6
PBB5 2 334.6 669.2
4616.2
PGL1 4 192.5 770
PGL2 22 57.5 1265
PGU2 8 101 808
BUHUL
PELAT

PGU2 40 58.4 2336


PEG1 32 5 160
PEG2 48 7.4 355.2
PEG3 16 12 192
5,886
PSW1 8 7.3 58.4
PSW2 36 13.6 489.6
PSW3 16 5.7 91.2
PSW4 8 6.9 55.2
PSW5 8 9.2 73.6
SAMBUNGAN

PSW6 8 10.5 84
PELAT

PSF1 56 12.5 700


PSF2 32 10.2 326.4
PSF3 16 11.3 180.8
PSF4 64 8.5 544
PSD1 8 6 48
PAP 4 3.1 12.4
SAMBU
PEL
2,664
PFA 80 0.5 40
PFC1 32 3.9 124.8
PFC2 16 4.1 65.6
PFC3 16 2.4 38.4
PFD1L 32 4.5 144
PFDIU 32 4.2 134.4
PFD2L 16 4 64
PFD2U 16 3.7 59.2
PFD3L 8 2.9 23.2
PENGISI
PELAT

PFD3U 8 2.6 20.8


PFD4L 8 1.2 9.6
PFD4U 8 1 8
PFE1 32 2.4 76.8
PFE2 56 3.7 207.2
PFE3 8 5.8 46.4
PFCW1 16 0.6 9.6
PFCW2 8 0.4 3.2
PFA1 4 0.5 2
1,077
PMSB1A 4 94 376
KOMPONEN
TUMPUAN

PLS2 2 99.4 198.8

575
PMES2 2 389.2 778.4
KOMPONEN

PMES3 2 389.2 778.4


PERAKIT

PUCB 20 7.5 150


PAPB1 8 2.7 21.6
PAPB2 22 2.6 57.2
1,786
PMPC1 4 6.75 27
DIAFRAGMA

PMPC3 4 14.999 60.0

87
PDB1 132 131.5 17358
KOMPONEN

PDB1A 12 131.5 1578


DECK

PEJ1B 4 85 340
PEJ2B 4 11.4 45.6
PPD4 24 4 96
19,418
PHR1 40 37.3 1492
PHR1A 8 37 296
PHR2 44 0.5 22
KOMPONEN
SANDARAN

PHR3 8 0.5 4
PHR5/R 48 0.5 24
PHR5/L 48 0.5 24
PFHR1 56 0.7 39.2
PFHR2 8 0.3 2.4
1903.6
BERAT MATERIAL BAJA 132,669.4
PMEB1 4 54 216
KOMPONEN

PMEB2 4 19 76 BERMASALAH
KARET
KOMPONEN
KARET
PMEB3 4 10.75 43

335
PAB1 4 12 48
M12 X 40 2180 0.11 239.8
M12 X 60 4 0.13 0.52
M16 X 50 496 0.22 109.12
BAUT MUR
DAN RING

M16 X 60 184 0.24 44.16


M16 X 70 16 0.25 4
M24 X 70 1940 0.57 1105.8
M24 X 80 1004 0.61 612.44
M24 X 90 3519 0.64 2252.16
M24 X 100 184 0.68 125.12
4541.12
BERAT KESELURUHAN 137545.52

141.69 70.844
210.00
37.50
389.19

194.59
97.30
REAKSI BANGUNAN ATAS JEMBATAN BETON KONVENSIONAL
DENGAN 8 ( DELAPAN) BALOK INDUK

Bentang BEBAN MATI BEBAN HIDUP BEBAN HIDUP BEBAN


TANPA KEJUT DENGAN KEJUT HIDUP +
M TON TON TON BEBAN
TONMATI

5 25.927 42.273 52.190 77.206


6 31.621 45.273 55.013 82.687
7 40.699 48.273 57.842 90.210
8 49.446 51.273 60.677 99.256
9 53.311 54.273 63.518 107.140
10 63.492 57.273 66.364 118.604
11 73.889 60.273 69.215 127.708
12 81.393 63.273 72.070 137.400
13 92.878 66.273 74.931 149.960
14 101.118 69.273 77.795 159.966
15 108.754 72.273 80.664 172.222
16 126.259 75.273 83.537 183.036
17 136.952 78.273 86.414 192.700
18 151.046 81.273 89.294 203.897
19 161.650 84.273 92.178 220.618
20 177.256 87.273 95.065 233.934
21 191.846 90.273 98.233 244.046
22 206.802 93.273 101.507 254.263
23 228.192 96.276 104.890 265.284
24 242.375 99.273 108.386 275.998
25 260.528 102.273 111.998 286.594

Anda mungkin juga menyukai