Anda di halaman 1dari 6

PENGGUNAAN BONEKA SEBAGAI MEDIA SIMULASI

KREATIF DI SEKOLAH DASAR

Sri Agustin Mulyani


e-mail: adhi.hernandez@yahoo.com

Abstract: 7KHFKDUDFWHULVWLFRIGROOLQFKLOGUHQ¶VOLIHLVDVDPDQLSXODWLYHSOD\LQJWRRO
ZKLFK LV VXLWDEOH LQ H[SUHVVLQJ FKLOGUHQ¶V IHHOLQJ LQ RUGHU WR VROYH VRPH SUREOHPV
occurred in the reflection of their daily life activities. Recently, doll, as a learning
media, is still being used by teachers. This happens as teachers consider doll to be a
natural model to tell stories or happenings. In the implementation of doll as the media of
learning, there are four commonly used kinds of doll, they are; (1) handle doll (doll with
handle to play with), (2) hanged-doll, (3) stick-doll, and (4) fingers-doll. The learning
SURFHVV GHDOLQJ ZLWK GROO¶V SHUIRUPDQFH LV FDWHJRUL]HG LQWR WZR WKH\ DUH WZR
dimensions and three dimension stage performance. The utilizing of doll as a means of
FUHDWLYHPHGLDLVRQO\WKHVLPXODWLRQRIFKLOGUHQ¶VOLIHWKDWLVEHLQJSOD\HGE\WKHSHUVRQ
who moves the doll. 7KH HYDOXDWLRQ RI GROO¶V SHUIRUPDQFH FRQVLVWV RI GLDORJXH
pronunciation, the exact manner of expression, and internalization of each character of
the doll. Meanwhile, a check list ia chosen to be the best evaluation instrument.

Abastrak: Karakteristik boneka dalam kehidupan anak-anak adalah sebagai salah satu
alat permainan manipulasi yang cocok untuk menyalurkan perasaan dalam upaya untuk
memecahkan masalah. Boneka sebagai media pembelajaran masih menjadi pilihan guru
saat ini, hal ini disebabkan boneka menjadi alat peraga yang dianggap naturalitas dalam
bercerita. Pelaksanaan pembelajaran dengan boneka sebagai media pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan empat jenis boneka, yaitu: (1) boneka gagang, (2)
boneka gantung, (3) boneka tempel, dan (4) boneka jari. Performasi pembelajaran
dikatagorikan dalam dua jenis, yaitu melalui panggung boneka dua dimensi, dan tiga
dimensi. Penggunaan boneka sebagai sarana simulasi kreatif diperankan secara tidak
langsung yaitu mewakili orang yang menggerakkan boneka tersebut. Penilaian kegiatan
meliputi dialog, ucapan lafal yang tepat dan penghayatan, sedangkan alat penilaian
menggunakan daftar cek dan pedoman penilaian.

Kata kunci: boneka, media simulasi kreatif

Istilah bermain sambil belajar Pandangan pakar pendidikan ten-


membawa implikasi bahwa guru perlu tang pembelajaran yang berdasarkan pa-
merancang program yang memungkin- da bermain cukup kuat. Melalui bermain
kan anak belajar melalui bermain. Kegi- anak memiliki kemampuan untuk mema-
atan bermain perlu dirancang sedemikian hami konsep-konsep secara alamiah dan
rupa sehingga anak tidak merasa jenuh. tanpa dipaksakan (Mayke, dalam Sudo-
Mengetahui perkembangan bermain a- no, 1995). Montessori seorang tokoh
nak hanyalah salah satu dari aspek me- pendidikan menekankan bahwa anak be-
nyeleksi permainan yang tepat untuk lajar dan menyerap apa saja yang dite-
anak. mukan dalam lingkungannya. Menurut
Piaget maupun Vygotsky menan- Montessori, perencanaan dan persiapan
daskan bahwa bermain berkaitan erat lingkungan belajar anak harus dibuat se-
dengan representasi, bagaimana anak demikian rupa sehingga segala sesuatu
menggambarkan dunia dan mengekspre- bisa dijadikan kesempatan belajar yang
sikan perasaan dan kebutuhannya. dapat diserap anak, salah satunya adalah

20
21 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Jilid 1, Nomor 2, September 2013, hlm. 20-25

melalui kegiatan bermain (Hainstock, pan anak, bukan nilai komersial boneka
1978). itu sendiri. Boneka hendaklah menjadi
Menurut Mayke (dalam Sudono, teman dialog bagi anak untuk mengem-
1995) bahwa belajar dengan bermain bangkan ide-idenya dalam cakrawala
memberi kesempatan kepada anak-anak berpikir yang luas. Semakin banyak vari-
untuk memanipulasi, mengulang-ulang, asi jenis boneka, semakin kaya perben-
menemukan, mengeksplorasi, meprak- daharaan kata yang dihasilkan oleh anak.
tikkan dan mendapatkan bermacam- Pemilihan jenis boneka dalam ke-
macam konsep serta pengertian yang ti- hidupan anak berkembang sesuai dengan
dak terkira banyaknya. Disinilah proses tingkatan usia. Boneka anak usia prase-
pembelajaran terjadi, anak dapat meng- kolah tentu saja berbeda dengan anak u-
ambil keputusan, memilih, menentukan, sia SD. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat
menciptakan, mengeluarkan pendapat perkembangan dan minat anak dalam
dan memecahkan masalah, bekerja sama berbahasa.
dengan teman, serta mengalami berbagai Malone (dalam Musfiroh, 2005)
macam perasaan. Makna bermain ini menandai karakteristik dari permainan
tentunya memerlukan sarana yang tepat termasuk boneka, yaitu (a) menarik bagi
dan sesuai kegunaannya serta disesuai- anak, (b) sesuai dengan kapasitas fisik a-
kan dengan perkembangan anak dalam nak, (c) sesuai dengan perkembangan
berbagai aspek. mental anak, (d) sesuai dengan kelom-
ok anak-anak dan tahan lama atau aman
Karakteristik Boneka dalam bagi anak.
Kehidupan Anak-Anak
Boneka sebagai Media Pembelajaran
Bermain merupakan suatu kegiatan
yang melekat pada dunia anak. Bermain Boneka adalah salah satu alat pe-
juga merupakan kodrat anak. Bermain raga tiruan yang sejak lama digunakan
dapat dipandang sebagai suatu kegiatan dalam pembelajaran. Pemanfaatan bone-
bersifat spontan, berfokus pada proses, ka sebagai alat peraga masih menjadi pi-
memberi ganjaran intrinsik, menyena- lihan para guru saat ini, hal ini disebab-
ngkan dan fleksibel. kan karena boneka menjadi alat peraga
Fungsi bermain bagi anak adalah yang dianggap mendekati naturalitas da-
menirukan apa yang dilakukan orang de- lam bercerita. Tokoh-tokoh yang diwu-
wasa, untuk melakukan berbagai peran judkan melalui boneka, berbicara dengan
yang ada dalam kehidupan. Anak me- gerakan-gerakan yang mendukung pem-
merlukan suatu alat permainan yang da- belajaran dan mudah diikuti anak. Me-
pat menyalurkan perasaannya dan upaya lalui boneka anak tahu tokoh mana yang
untuk mencoba memecahkan masalah. sedang berbicara, apa isi pembicaraan
Salah satu alat permainan manipulasi ya- dan bagaimana perilakunya. Boneka ka-
ng cocok untuk memenuhi kebutuhan dang menjadi sesuatu yang hidup dalam
tersebut adalah boneka. imajinasi anak (Musfiroh, 2005).
Boneka yang tersebar di toko-toko Bercerita dengan boneka membu-
dengan aneka bentuk menarik dapat di- tuhkan persiapan yang lebih matang, te-
gunakan sebagai pemicu gagasan bagi a- rutama persiapan memainkan boneka.
nak, namun yang perlu diperhatikan bah- Keterampilan menggerakkan jari dengan
wa pemilihan boneka tetaplah berorien- lincah menjadi bagian penting dalam
tasi pada nilai pendidikan dalam kehidu- memainkan peran para tokoh. Keteram-
Mulyani, Penggunaan Boneka sebagai Media Simulasi Kreatif di Sekolah Dasar 22

pilan memainkan boneka menjadi faktor lipkan beberapa pertanyaan non ceri-
penentu keberhasilan. ta sebagai pengisi cerita, sekaligus
Untuk memainkan boneka yang di- strategi melibatkan anak.
pakai sebagai media pendidikan perlu
memperhatikan beberapa hal yaitu: Penataan Performasi dan Isi
1. Permainan boneka ditekankan pada Pembelajaran
aksi dari pada kata-kata. Anak dapat
mengembangkan daya imajinasi me- 1. Penataan Performasi
lalui gerakan boneka, aksi boneka a- Pelaksanaan pembelajaran dengan
kan dapat menggambarkan alur ceri- menggunakan boneka sebagai media
ta yang akan dipahami oleh anak, pembelajaran dapat dilakukan dengan
tentu saja aksi yang dimainkan tetap menggunakan beberapa jenis boneka ya-
dalam proporsi kewajaran sehingga itu boneka gagang (termasuk wayang),
nilai-nilai pengembangan pembelaja- boneka gantung, boneka tangan, dan bo-
ran dapat diserap oleh anak. neka tempel. Setiap boneka memerlukan
2. Cerita yang dibawakan tidak bertele- tumpuan ketrampilan tangan tersendiri.
tele. Alur cerita singkat tetapi tetap a. Boneka Gagang
menggambarkan detail peristiwa de- Mengandalkan keterampilan mensin-
ngan lengkap. kronkan gerak gagang dengan tangan
3. Permainan singkat dan anak mengha- kanan dan kiri.
rapkan boneka berbuat sesuatu. Per- b. Boneka Gantung
mainan boneka yang terlalu lama a- Mengandalkan keterampilan mengge-
kan membuat anak menjadi bosan rakkan boneka dan benang yang dii-
dan berakhir dengan kegaduhan. A- katkan pada kayu, lidi atau pang-
kan lebih baik di sela-sela bercerita gung.
guru membuat sesuatu permainan di- c. Boneka Tempel
alog antara boneka dan anak. Mengandalkan keterampilan memain-
4. Permainan sebaiknya diiringi musik. kan gerak tangan. Tidak leluasa ber-
Kehadiran musik pengiring dapat di- gerak karena ditempel pada panggung
manfaatkan ketika tokoh menyanyi- dua dimensi.
kan lagu bersama anak dan kegiatan d. Boneka Tangan
ini dapat menghidupkan suasana Mengandalkan keterampilan guru da-
menjadi lebih menyenangkan. lam menggerakkan ibu jari dan telun-
5. Permainan hendaknya disesuaikan juk yang berfungsi sebagai tulang ta-
dengan pengalaman anak. Hal ini a- ngan.
akan lebih menarik minat anak kare- Untuk performasi pembelajaran
na penanaman nilai-nilai dalam kehi- dengan boneka guru dapat menyiapkan
dupan akan lebih mudah dipahami panggung boneka yang dapat dikatego-
oleh anak. rikan dalam dua jenis yaitu:
6. Permainan tidak kaku. Kedua tangan a. Panggung Boneka Dua Dimensi
guru harus lentur memainkan bone- Dibuat untuk boneka tempel dan bone-
ka, adakalanya melakukan gerakan ka gantung. Hiasan panggung dapat di-
secara bersama-sama (karena sedang buat dari bahan alam (daun-daunan)
bicara) adakalanya diam (karena me- yang dilekatkan, dapat pula dibuat
nunggu giliran bicara). gambar langsung pada panggung. Bo-
7. Agar menarik, cerita hendaknya me- neka gagang digerakkan dengan gaga-
melibatkan siswa Guru dapat menye- ng sedangkan boneka tempel dapat di-
23 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Jilid 1, Nomor 2, September 2013, hlm. 20-25

gerakkan dari balik layar maupun dige- ng lain. Letak perbedaannya ialah pada
rakkan dari bawah oleh guru dengan pemegang peran atau pemainnya. Bentuk
bantuan lidi atau tali. simulasi yang lain menggunakan peran-
b.Panggung Boneka Tiga Dimensi an yang bersifat langsung, maka pada
Dipergunakan untuk boneka tangan a- penggunaan boneka ini peran tersebut di-
tau boneka gantung. Panggung tiga di- perankan secara tidak langsung. Pemeran
mensi ruangannya dapat dibuat dari yang tdak langsung ini menggunakan bo-
kardus maupun kayu, panggung ini di- neka yang pada dasarnya hanya mewaki-
lengkapi dengan penghias. Semua li pemeran yang sebenarnya, yaitu orang
komponen panggung dapat dilihat pada yang menggerakkan boneka tersebut.
bagian belakang, sekaligus dapat di- Langkah-langkah perencanaan pe-
manfaatkan untuk latar pemandangan. nggunaan boneka sebagai sarana simula-
Panggung ini dilengkapi dengan alas si kreatif adalah sebagai berikut:
terbuka yang berfungsi sebagai peng- 1. Memilih cerita yang memiliki krite-
endali boneka, tingginya disesuaikan ria pemilihan cerita seperti yang dite-
dengan kebutuhan. mukan oleh Tompkins (dalam Mus-
takim, 2005), yaitu (a) mempunyai
Isi Pembelajaran plot sederhana dan tersusun baik, (b)
mempunyai permulaan, pertengahan
Untuk penggunaan boneka sebagai dan akhir cerita yang jelas/unit ceri-
media pembelajaran adalah untuk (a) ta, (c) memiliki tema dasar, (d) mem-
melatih keterampilan ekspresi lisan (ke- punyai karakter yang jelas, dan (e)
terampilan berbicara), (b) membina dan berisi dialog.
mengembangkan sikap dan tingkah laku 2. Membuat langkah persiapan simulasi
yang baik, (c) melatih percaya diri, dan kreatif dengan membaca cerita ber-
(d) mengembangkan fantasi dan imajina- ulang kali agar dapat menghayati dan
si. memahami alur dan peristiwa dalam
Untuk membina dan mengembang- cerita.
kan sikap perilaku yang baik dilakukan 3. Menetapkan penggalan-penggalan
oleh anak melalui peniruan tokoh-tokoh cerita berupa dialog yang dijadikan
yang dapat diterapkan dan dikembang- bahan simulasi kreatif, kemudian
kan dalam kehidupannya. Rasa percaya merancang cara permainannya.
diri tampak ketika anak menyelesaikan 4. Menetapkan jumlah pemeran dialog
tugas bercerita dan memantapkan ber- dan memberi gambar tokoh-tokoh
dialog di depan teman-temannya, seda- pada masing-masing pemeran sehi-
ngkan kegiatan pengembangan imajinasi ngga memudahkan anak melakukan
dan fantasi terlihat ketika anak mengha- kegiatan.
dirkan sesuatu dalam pikiran dan perasa- 5. Memberikan dialog lisan yang mu-
an terhadap perilaku tokoh dan alur ceri- dah diingat anak atau dihafal anak-
ta. anak sesuai dengan yang diperankan.
6. Merencanakan kegiatan, kapan mela-
Penggunaan Boneka sebagai Sarana kukan dialog dan bagaimana cara
Simulasi Kreatif mengatur permainan dialog.
7. Memberikan motivasi dan bantuan
Penggunaan boneka sebagai sarana bagi anak yang mengalami kesuli-
simulasi kreatif pada dasarnya tidak ber- tan.
beda dengan bentuk-bentuk simulasi ya-
Mulyani, Penggunaan Boneka sebagai Media Simulasi Kreatif di Sekolah Dasar 24

8. Mempersiapkan alat bantu seperti annya setelah bermain simulasi kre-


gambar-gambar tokoh, tokoh binata- atif dengan boneka.
ng dan boneka yang dapat menun-
jang permainan. Penilaian Pelaksanaan Kegiatan
Setelah menetapkan langkah-lang-
kah perencanaan penyajian simulasi kre- Berdasarkan proses pembelajaran
atif, maka guru menciptakan pentas kha- bermain simulasi kreatif menggunakan
yalan bagaimana anak mendialogkan, boneka yang dilakukan dalam kelas, ma-
kapan dan dimana posisi anak melakon- ka penilaian proses untuk mengukur ke-
kan dialog dalam kelas, ketika rancangan mampuan dan keterampilan anak dilaku-
ini sudah mantap maka dalam kegiatan kan penilaian pengamatan sesuai tujuan
pelaksanaan tidak mengalami kesulitan. pembelajaran. Aspek penilaian berisi; (a)
Berdasarkan perencanaan persiapan di- penggunaan bahasa seperti ketepatan u-
buatlah langkah-langkah pelaksanaan si- capan, kelancaran, susunan kalimat, dan
mulasi kreatif dengan menggunakan bo- pilihan kata yang tepat, (b) sikap penam-
neka. pilan seperti kewajaran, kesanggupan
1. Guru memberi penjelasan mengenai dan kelancaran, (c) pengungkapan eks-
pentingnya permainan tersebut dan presi yang wajar, sesuai dengan peran
hal-hal yang harus dilakonkan oleh yang dibawakan.
anak dalam melaksanakan permain- Kriteria dan kualifikasi penilaian
an. keberhasilan anak dinyatakan dengan pe-
2. Guru memberi contoh cara memain- rolehan skor maksimal 100. Kualifikasi
kan boneka, dalam memainkan bo- dengan sangat baik dinyatakan dengan
neka hendaknya diusahakan agar ge- nilai 85-100, kualifikasi baik dengan ni-
rakan-gerakan boneka itu kelihatan lai 74-84, kualifikasi cukup dengan nilai
hidup. Yang tampak diatas pang- 55-69, kualifikasi kurang dengan nilai
gung hanya boneka-boneka yang 40-54 dan kualifikasi sangat kurang de-
dimainkan, dan orang yang memain- ngan nilai 0-40. Melalui alat ukur seperti
kan sedapat mungkin tidak keliha- ini anak memperoleh hasil secara objek-
tan. tif dan tepat dalam sistem penilaian pem-
3. Beberapa anak ditunjuk untuk me- belajaran bermain simulasi kreatif deng-
mainkan boneka yang mewakili to- an menggunakan boneka.
koh-tokoh atau perilaku dalam ceri-
ta. Simpulan dan Saran
4. Pelaksanaan permainan tersebut di-
lakukan beberapa anak, seorang a- Penggunaan boneka sebagai media
nak memainkan boneka atau mema- simulasi kreatif di Sekolah Dasar dapat
inkan satu tokoh. mengembangkan keterampilan berbaha-
5. Anak lain yang belum bermain dibe- sa lisan atau keterampilan berbicara dan
ri kesempatan untuk bermain. Pe- membina sikap perilaku yang baik yang
nampilan kelompok yang belum dilakukan anak melalui peniruan tokoh-
bermain dapat memainkan dengan tokoh yang dapat diterapkan dan dikem-
cara serupa. bangkan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Anak-anak diberi kesempatan untuk Penggunaan boneka sebagai media simu-
menyatakan komentarnya tentang lasi kreatif merupakan suatu strategi ya-
penampilan kelompok lain, agar bisa ng dapat meningkatkan kemampuan sis-
memahami kelebihan dan kekurang- wa mengapresiasi sebuah cerita dan me-
25 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Jilid 1, Nomor 2, September 2013, hlm. 20-25

merankan tokoh-tokoh dengan pengha-


yatan yang sesuai dengan peran masing-
masing. Pembelajaran apresiasi cerita a-
tau dongeng di Sekolah Dasar diperlukan
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
pembelajaran yang tepat.
Berdasarkan simpulan di atas disa-
rankan kepada guru Sekolah Dasar un-
tuk menerapkan strategi simulasi kreatif
dengan menggunakan media boneka se-
bagai salah satu alternatif pembelajaran
apresiasi cerita atau dongeng. Guru Se-
kolah Dasar sebaiknya memilih bahan
pembelajaran yang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.

Daftar Rujukan

Haiinstock, Elizabeth G. 1978: Teaching


Montessori In The Home: The Pre-
scholl Yeard. Middlesey, England:
Plume Publ.
Mustakim. 2005. Peranan Cerita Dalam
Pembentukan Perkembangan Anak
TK. Jakarta: DEPDIKNAS.
Musfiroh. 2005. Berceritera Untuk Anak
Usia Dini. Jakarta: DEPDIKNAS.
Sudono. A. 1985. Alat Permainan dan
Sumber Belajar TK. Jakarta: DIR-
JEN DIKTI.
Udin. T. 1988. Ilmu Pendidikan Sekolah
Pendidikan Guru. Bandung: Epsi-
lon Grup
Zainul, Mulyana. 2005. Tes dan Ases-
men di SD. Jakarta UT

Anda mungkin juga menyukai