Anda di halaman 1dari 11

PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PECOBAAN

GENETIKA

Oleh :
Nama : Dian Faridah
Nim : B1J014117
Rombongan : VII
Kelompok :3
Asisten : Alfik Indarto

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2015
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisme yang akan digunakan sebagai materi percobaan genetika perlu


memiliki beberapa sifat yang menguntungkan, antara lain mudah diperoleh,
mudah dipelihara, mudah diamati, dapat berkembangbiak dengan cepat, serta
menghasilkan keturunan dalam jumlah besar pada setiap masa reproduksi. Salah
satu organisme yang memenuhi syarat tersebut adalah lalat Drosophila. Spesies-
spesies Drosophila, khususnya D. Melanogaster, mempunyai banyak sekali tipe
mutan yang sangat memungkinkan dilakukannya bebagai percobaan mengenai
pola pewarisan sifat, sementara tipe liarnya begitu mudah diperoleh dengan cara
memasang jebakan makanan berupa buah yang dimasukkan ke dalam botol.
Ukuran kromosomnya yang cukup besar dan jumlahnya yang hanya empat pasang
menyebabkan lalat ini menarik untuk dijadikan model dalam studi genetika yang
melibatkan pengamatan kromosom.
Daur hidup lalat Drosophila relatif pendek, terdiri atas tahap-tahap sebagai
berikut :
1. Telur
Individu betina dewasa bertelur dua hari setelah keluar dari pupa. Masa
bertelur ini berlangsung lebih kurang selama 1 minggu dengan jumlah
telur 50 hingga 75 butir/hari. Telur diletakkan di permukaan makanan.
Bentuknya oval, memiliki struktur seperti kait yang berfungsi sebagai
pengapung untuk mencegah agar tidak tenggelam ke dalam makanan
yang berbentuk cair. Diameternya 0,5 mm sehingga dapat dilihat
dengan mata telanjang. Tahap telur berlangsung selama lebih kurang
24 jam.
2. Larva
Larva berwarna putih dengan panjang 4,5 mm dan bersegmen. Mulut
berwarna hitam dan bertaring. Larva hidup didalam makanan dan
aktivitas makannya sangat tinggi. Pada tahap larva terjadi dua kali
pergantian kulit, dan periode diantara masa pergantian kulit dinamakan
stadium instar. Dengan demikian, dikenal tiga stadium instar, yaitu
sebelum pergantian kulit yang pertama, antara kedua masa pergantian
kulit, dan setelah pergantian yang kedua. Di akhir stadium instar yang
ketiga, larva keluar dari media makanan menuju ke tempat yang lebih
kering untuk berkembang menjadi pupa. Secara keseluruhan tahap
larva memakan waktu kira-kira satu minggu.
3. Pupa
Pupa memiliki kutikula yang keras dan berwarna gelap. Panjangnya 3
mm. Tahap pupa berlangsung sekitar 5 hari.
4. Dewasa (imago)
Lalat dewasa yang baru keluar dari pupa sayapnya belum
mengembang, tubuhnya berwarna bening. Keadaan ini akan berubah
dalam beberapa jam. Lalat betina mencapai umur matang kelamin
dalam waktu 12 hingga 18 jam, dan dapat bertahan hidup selama lebih
kurang 26 hari. Ukuran tubuhnya lebih panjang daripada lalat jantan.
Pada permukaan dorsal, abdomen lalat betina berwarna lebih gelap
daripada lalat jantan. Sementara itu, pada bagian kaki lalat jantan
terdapat struktur yang dinamakan sisir kelamin (sex comb). Lalat
betina tidak memiliki struktur ini.

B. TUJUAN
Tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1. Menyediakan medium kultur bagi Drosophila
2. Membuat kultur Drosophila
3. Membuat subkultur Drosophila
4. Melakukan pengamatan morfologi Drosophila
5. Melakukan pengamatan daur hidup Drosophila
6. Mengisolasi betina virgin
II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan saat praktikum adalah blender, kertas saring,


autoklaf, cawan petri, botol eterisasi, botol penangkap lalat, botol kultur, eter,
kuas kecil, sedotan plastik transparan, pinset, busa, dan mikroskop binokuler.
Bahan yang digunakan saat praktikum adalah lalat Drosophila tipe liar
koleksi praktikan, bahan medium kultur misalnya pisang, tape singkong, gula
merah, ragi, dan agar, zat anti jamur (mold inhibitor).

B. Metode

Cara kerja yang digunakan saat praktikum adalah :


1. Pembuatan kultur Drosophila
a. Letakkan botol penangkap lalat berisi medium kultur pisang tape di
sembarang tempat. Setelah kira-kira 24 jam akan masuk sejumlah lalat
ke dalam botol tersebut, lalu segera tutup dengan sumbatnya.
b. Biuslah lalat hasil tangkapan tersebut menggunakan eter. Kemudian
dalam keadaan pingsan, pindahkan lalat ke dalam botol kultur. Agar
tidak melekat pada medium yang basah, letakkan lalat tersebut pada
kerucut kertas saring.
c. Simpanlah kultur pada tempat yang tidak terkena sinar matahari
langsung pada suhu 25C.
1. Pembuatan Subkultur Drosophila
Lakukan pemindahan lalat secara langsung dari botol kultur lama ke botol
kultur baru tanpa melalui pembiusan dengan cara meletakkan botol kultur
baru diatas botol kultur lama dengan posisi terbalik. Gelapkan botol kultur
lama menggunakan tangan atau kertas sehingga lalat akan bergerak naik
ke botol kultur baru.
2. Isolasi Betina Virgin
a. Keluarkan semua lalat dewasa (imago) dari botol kultur yang sudah
banyak mengandung pupa, jangan sampai ada yang tertinggal satu pun.
b. Pindahkan pupa ke dalam sedotan plastik transparan menggunakan
pinset secara hati-hati, lalu tutuplah kediua ujung sedotan dengan busa.
c. Setelah 4 hingga 5 hari amati lalat yang keluar dari pupa. Lalat betina
yang diperoleh adalah virgin.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Pengamatan Lalat Drosophila jantan dan betina


Perbedaan lalat Drosophila jantan dan betina
NO
Jantan Betina
1. Badan lebih besar Badan lebih kecil
2. Ujung abdomen tumpul Ujung abdomen lebih runcing
3. Mempunyai tiga segmen Mempunyai 6 segmen
4. Tidak mempunyai spermateka Mempunyai spermateka
5. Punya sex comb Tidak mempunyai sex comb
6. Ujung posterior lebih gelap Ujung posterior lebih cerah

Tabel 2. Pengamatan Isolasi betina virgin


N Perkembangan hari ke
1 2 3 4 5 6 7
O
1. Pupa Pupa Pupa Pupa Pupa Pupa Pupa
Drosophi Drosophi Drosophi Drosophi Drosophi Drosophi Drosophi
la la la la la la la
berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
coklat coklat, coklat, coklat, coklat, coklat, coklat,
dan belum belum belum belum belum belum
belum mendekat mendekat mendekat mendekat mendekat mendekat
mendekat i i i i makan i i
i makanan makanan makanan dan makanan makanan
makanan dan dan dan masih dan dan
masih masih masih berada di masih masih
berada di berada di berada di tempat berada di berada di
tempat tempat tempat yang tempat tempat
yang yang yang sama yang yang
sama sama sama sama sama
Tabel 3. Pengamatan lalat Drosophila tipe mutan

Gambar 1. Mikroskop 1 lalat Drosophila liar jantan dan betina

Gambar 2. Mikroskop 2 lalat Drosophila Eboni 2, Dumpy 1, dan White Eyes 1

Gambar 3. Mikroskop 3 lalat Drosophila Eboni 1 dan Dummpy 1


B. Pembahasan

Drosophila digunakan sebagai materi percobaan genetika karena mudah


diperoleh, mudah dipelihara, mudah diamati, dapat berkembang biak secara tepat,
serta menghasilkan keturunan dalam jumlah besar pada setiap masa reproduksi.
Drosophila mempunyai banyak sekali tipe mutan yang sangat memungkinkan
dilakukannya berbagai percobaan mengenai pola pewarisan sifat. Selain itu
ukuran kromosom Drosophila yang cukup besra dan jumlahnya yang hanya empat
pasang menyebabkan lalat ini menarik untuk dijadikan model dalam studi
genetika yang melibatkan pengamatan kromosom. Ciri-ciri umum Drosophila
adalah ukuran tubuh relatif kecil antara 3-5 mm (betina lebih kecil daripada
jantan) mata berwarna merah, tubuh berwarna coklat kehitaman, crossvein
posterior umumnya lurus dan arista (sungut) berbentuk bulu dengan 7 – 12
percabangan (Davis, 1994).
Macam – macam tipe mutan lalat Drosophila yaitu Dummpy, White eyes,
dan Ebony. Lalat tipe Dummpy memiliki ciri – ciri sayap lebih pendek dari sayap
normal atau kurang dari ¾ panjang tubuhnya, mutasi komosom no. 2, lokus no. 0
dan 13. White eyes memiliki ciri – ciri matanya yang berwarna putih, mutasi
kromosom no. 1, lokus no. 1 dan 5. Ebony memiliki ciri – ciri tubuhnya yang
berwarna hitam atau gelap, mutasi kromosom no. 3, lokus no. 7 dan 70. Selain
ketiga jenis mutasi tersebut, lalat Drosophila juga mengalami berbagai jenis
mutasi lainnya yaitu purple eyes yang mempunyai mata berwarna ungu, mata
seperti lalat tipe liar dan mempunyai ukuran tubuh lebih kecil, tidak punya mata
dan sayap keriting (Russel, 1994).
Subkultur adalah pemindahan lalat dari medium lama ke medium baru.
Caranya, yaitu pemindahan lalat secara langsung dari botol kultur lama ke botol
kultur baru tanpa melalui pembiusan dengan cara meletakkan botol kultur baru di
atas botol kultur lama dengan posisi teerbalik. Gelapkan botol kultur lama
menggunakan tangan atau kertas sehingga lalat akan bergerak naik ke botol kultur
baru. Tujuan dari subkultur yaitu untuk peremanjaan lalat, menyediakan nutrisi,
dan memperbaharui nutrisi (Fairbankss, 1999).
Betina virgin adalah betina yang sma sekali belum pernah dibuahi oleh
induk jantan. Isolasi betina virgin bertujuan untuk memperoleh betina virgin yang
belum dibuahi. Individu semacam ini diperlukan untuk penyilangan antara dua
strain yang berbeda. Cara melakukan isolasi betina virgin yaitu dengan cara lalat
dewasa yang sudah banyak mengandung pupa yang berada dalam botol kultur
dikeluarkan, lalu pindahkan pupa ke dalam sedotan plastik transparan dan tutup
dengan busa. Setelah 4 sampai 5 hari amati lalat yang keluar dari pupa dan
didapatkan lalat betina virgin (Salam, 1992).
Drosophila jantan dapat dibedakan dari Drosophila betina dari warna
tubuhnya. Hewan jantan posteriornya terlihat lebih hitam sedangkan yang betina
lebih cerah pada ujung abdomennya dan memiliki sex comb pada kaki depannya
untuk proses kopulasi. Drosophila betina memiliki spermatika yang berupa
kantung kencing yang berfungsi menerima dan mempertahankan spermatozoa.
Pada Drosophila jantan memiliki ukuran yubuh yang lebih kecil dibandingkan
dengan yang betina. Memiliki 3 ruas segmen, dibagian abdomennya tumpul.
Sedangkan pada yang betina ukuran relatif lebih besar, memiliki 6 ruas segmen
dan lebih runcing bagian abdomennya (Gardner, 1991).
Media yang digunakan pada lalat Drosophila berupa campuran pisang, air,
gula merah, ragi, agar, dan beberapa tetes sodium benzoat yang dihomogenkan
dengan blender. Medium tersebut dimasukkan di salam botol kultur yang di tutup
dengan busa, botol kultur tersebut di autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit
dengan tekanan 1 atm dan di diamkan pada suhu kamar hingga medium memadat.
Tujuan dari campuran medium – medium tersebut adalah untuk nutrisi
Drosophila (Klug, 1994).
Hasil yang diperoleh dari kelompok kami menunjukkan tidak adanya
perkembangan pupa. Hal ini di karenakan pupa yang kosong (Klug, 1994).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan


bahwa :
1. Lalat Drosophila memiliki banyak tipe mutan, namun yang diamati pada
praktikum kali ini hanyalah tipe mutan dummpy, white eyes, dan eboni.
2. Lalat Drosophila mempunyai seksual dimorfisme, sehingga mudah
membedakan hewan jantan dan hewan betina.
3. Subkultur adalah pemindahan lalat dari medium lama ke medium baru.
4. Betina virgin adalah lalat yang sama sekali belum pernah dibuahi oleh
induk jantan.

B. Saran

Saran untuk praktikum penggunaan lalat Drosophila sebagai organisme


percobaan genetika yaitu mahasiswa sebaiknya lebih teliti dalam mengidentifikasi
tipe mutan dan dapat memilih pupa yang benar sehingga bisa didapatkan betina
virgin.
DAFTAR REFERENSI

Davis, L., Kuehl, & J. Battey. 1994. Basic methods: Molecular biology. 2nd.
Paramount Publishing Business and Professional Group, Appelton and
Large: Norwalk.

Fairbanks, D.J., W.R. Andersen. 1999. Genetics: The continuity of life.


Brooks/Cole Publishing Company: New York.

Gardner, E.J., M.J Simmons, & D.P Snustad. 1991. Principles of genetics 8th ed.
John Wiley & Sons Inc: New York.

Klug, W.S., M.R. Cummings. 1994. Concept of genetics 4th ed. Merrill Publishing


Co. Columbus, Ohio.

Russell, P.J. 1994. Fundamentals of Genetics. Harper Collins College Publishers:


New York.

Sofro, abdul salam. 1992. Keanekaragaman genetik. Andiofsel : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai