Acara9 Kekeringan
Acara9 Kekeringan
HIDROMETEOROLOGI
ACARA 9
NERACA AIR DAN INDEKS KEKERINGAN
ferryati.masitoh.fis@um.ac.id
PANDUAN PRAKTIKUM
HIDROMETEOROLOGI
penduduknya. Pada kondisi faktual, daerah yang dianggap memiliki kekeringan air secara
geomorfologis seperti karst, sebenarnya mempunyai ketersediaan air yang melimpah akan
tetapi berada di kedalaman tertentu sebagai airtanah. Kelimpahan air tersebut dapat
digunakan dengan baik dalam analisis ketersediaan airtanah, akan tetapi kurang sesuai jika
digunakan sebagai analisis kekeringan dalam hidrometeorologi. Penggunaan rekayasa
teknologi tertentu akan membantu dalam memberikan tambahan air bagi daerah tersebut.
Penentuan indeks kekeringan dapat melalui pengolahan data curah hujan dan melalui
interpretasi citra satelit penginderaan jauh. Pengolahan data curah hujan dapat menggunakan
berbagai metode antara lain: Thornwaite-Matter, Palmer dan Standardized Precipitation Index
(SPI). Dalam praktikum ini, hanya akan mempelajari mengenai kekeringan secara meteorologi
menggunakan metode Thornwaite-Matter.
Penentuan indeks menggunakan data curah hujan dan suhu udara. Data diturunkan menjadi
beberapa parameter cuaca lainnya yang mencakup Evapotranspirasi Potensial (EP), Water
Holding Capacity (WHC), Accumulation Potential Water Loss (APWL), Kelengasan Tanah,
Perubahan Kelengasan Tanah, Evapotranspirasi Aktual.
ferryati.masitoh.fis@um.ac.id
PANDUAN PRAKTIKUM
HIDROMETEOROLOGI
memiliki data suhu udara. Jika terjadi demikian, maka dapat menggunakan suhu udara
perkiraan.
𝟏𝟎.𝑻 𝒂
𝑷𝑬𝑻 = 𝟏, 𝟔 ( ) .................................................................. (9.2)
𝑰
Karena banyaknya hari tidak sama, sedangkan jam penyinaran matahari yang diterima adalah
berbeda menurut musim dan jaraknya dari khatulistiwa, maka PET harus disesuaikan menjadi:
𝒔.𝑻𝒛
𝑷𝑬 = 𝑷𝑬𝑻 𝟑𝟎.𝟏𝟐 …………………………………………………………..…(9.4)
dengan: S = jumlah hari dalam bulan; Tz = jumlah jam penyinaran rerata per hari. Nilai
𝑠.𝑇𝑧
perbandingan dapat dilihat pada tabel.
30.12
Kapasitas Lengas Tanah adalah tebal air (mm) dalam setiap kedalaman tanah. Nilai WHC
tergantung dengan jenis tanah, tekstur, dan kedalaman perakaran tanaman. Nilai WHC dapat
diketahui melalui analisis laboratorium pada jenis tanah yang akan diuji WHC-nya. Nilai WHC
diketahui sebagai selisih antara Kapasitas Lapang (KL) dengan Titik Layu Permanen (TLP).
ferryati.masitoh.fis@um.ac.id
PANDUAN PRAKTIKUM
HIDROMETEOROLOGI
Kelengasan Tanah
Perhitungan penambahan air (∆St) dilakukan dengan cara mengurangi nilai St pada bulan yang
bersangkutan dengan nilai St pada bulan sebelumnya. Nilai St pada bulan-bulan basah, nilai
St = WHC, sedangkan pada bulan-bulan kering, nilai St menggunakan persamaan 9.5
𝐴𝑃𝑊𝐿⁄ )
𝑆𝑡 = 𝑆𝑡0 . 𝑒 −( 𝑆𝑡0 ……………………………………(9.5)
Dengan: St = lengas tanah (mm); St0 = kelengasan pada kapasitas lapang (mm); e = bilangan
navier (2,718), APWL = akumulasi kehilangan air potensial
Evapotranspirasi Aktual
Nilai Evapotranspirasi Aktual didapatkan dari perhitungan bulan basah dan bulan kering
dengan:
- Untuk bulan-bulan basah (P>PE), maka nilai AE = PE
- Untuk bulan-bulan kering (P<PE), maka nilai AE = P - ∆St
Perhitungan Defisit
Defisit atau kekurangan lengas tanah merupakan selisih antara PE dengan AE atau:
𝐷 = 𝑃𝐸 − 𝐴𝐸 ………………………………………………. (9.6)
dengan: D = defisit; PE = Evapotranspirasi Potensial; AE = Evapotranspirasi Aktual
ferryati.masitoh.fis@um.ac.id
PANDUAN PRAKTIKUM
HIDROMETEOROLOGI
Perhitungan Surplus
Surplus atau kelebihan lengas tanah merupakan selisih antara PE dengan AE ditambah dengan
∆St atau:
𝐷 = (𝑃𝐸 − 𝐴𝐸) + ∆St ………………………………………………. (9.6)
dengan: D = defisit; PE = Evapotranspirasi Potensial; AE = Evapotranspirasi Aktual;
𝐷
𝐼𝑎 = . 100 ………………………………………………….(9.7)
𝑃𝐸
Pembagian kelas:
Sub Divisi Index Aridity
r = sedikit atau tidak ada defisiensi air 0 – 16,7
s = defisiensi air pada musim panas sedang 16,7 – 33,33
w = defisiensi air pada musim panas sedang 16,7 – 33,33
s2 = defisiensi air pada musim panas besar > 33,33
w2 = defisiensi air pada musim dingin besar > 33,33
100𝑆−60𝐷
𝐼𝑚 = 𝑃𝐸
. % ………………………………………………(9.8)
ferryati.masitoh.fis@um.ac.id
PANDUAN PRAKTIKUM
HIDROMETEOROLOGI
9.2 Tugas
1. Hitunglah Indeks Kekeringan, Indeks Kelengasan, dan Indeks Kelembaban pada beberapa
Stasiun Pengamatan Cuaca pada Lampiran Data 8, berdasarkan:
a. Jika diketahui jenis tanah adalah Alfisol dengan Kapasitas Lapang (KL) sebesar 360 mm,
Titik Layu Permanen sebesar 208.2 mm, dan kelengasan pada kapasitas lapang sebesar
152 mm!
b. Jika diketahui tipe tanah adalah tanaman berakar dalam dengan tekstur liat!
ferryati.masitoh.fis@um.ac.id
PANDUAN PRAKTIKUM
HIDROMETEOROLOGI
2. Buat grafik Neraca Air (Surplus atau Defisit Air) yang merupakan perbandingan grafik antara
Curah Hujan, Evapotranspirasi Potensial, dan Evapotranspirasi Aktual berdasarkan hasil
perhitungan pada Tugas 1a dan 1b!
ferryati.masitoh.fis@um.ac.id
PANDUAN PRAKTIKUM
HIDROMETEOROLOGI
LAMPIRAN DATA 9
ferryati.masitoh.fis@um.ac.id
PANDUAN PRAKTIKUM
HIDROMETEOROLOGI
ferryati.masitoh.fis@um.ac.id
PANDUAN PRAKTIKUM
HIDROMETEOROLOGI
Air tersedia
Panjang zone Lengas tanah
Tipe Tanah (Available water)
perakaran (m) tertahan (mm)
mm/m
Tanaman berakar dangkal
Pasir Halus 100 0,50 50
Lempung berpasir halus 150 0,50 75
Lempung berdebu 200 0,62 125
Lempung berliat 250 0,40 100
Liat 300 0,25 75
Orchad
Pasir halus 100 1,50 150
Lempung berpasir halus 150 1,67 250
Lempung berdebu 200 1,50 300
Lempung berliat 250 1,00 250
Liat 300 0,67 200
ferryati.masitoh.fis@um.ac.id
PANDUAN PRAKTIKUM
HIDROMETEOROLOGI
ferryati.masitoh.fis@um.ac.id