Anda di halaman 1dari 10

PAPER

ONTOLOGI DAN HAKIKAT YANG DI KAJI

DOSEN PENGAMPU: IMRON, S.Ag., M.A

DISUSUN OLEH:
NAMA : DESTRI WINDIASTITI
NIM : 2020402020
KELAS : 20SPIA

PRODI S1 SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2021
PENDAHULUAN

Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari
Yunani. Studi tersebut mebahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani
yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato, dan
Aristoteles . Pada masanya, kebanyakan orang belum membedaan antara penampakan dengan
kenyataan. Thales terkenal sebagai filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air
merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu. Thales
berpenderian bahwa segala sesuatu tidak berdiri dengan sendirinya melainkan adanya saling
keterkaitan dan keetergantungan satu dengan lainnya

Ontologi secara ringkas membahas realitas atau suatu entitas dengan apa adanya.
Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta. Untuk
mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat
diakui kebenarannya. Untuk itu proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola
berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan
realitas.
PEMBAHASAN
OTOLOGI DAN HAKIKAT YANG DI KAJI

A. Definisi Ontologi
Kata ontologi berasal dari perkatan Yunani: On = being dan Logos = logis. Jadi
Ontologi adalah The theory of being qua being(teori tentang keberadaan sebagai keberadaan).
Menurut istilah, ontologi ialah ilmu membahas tentang hakikat yang ada yang merupakan
ultimate realitybaik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak. Ontologi itu
suatu cabang filsafat yang membicarakan tentang hakikat ilmu pengetahuan. Hakikat adalah
realitas; realita adalah ke-real-an, Riil artinya kenyataan yang sebenarnya.; jadi, hakikat
adalah kenyataan sebenarnya, keadaan sebenarnya sesuatu bukan keadaan yang sementara
atau keadaan yang menipu bukan keadaan yang berupa.
Menurut asumsi atau paradigma beberapa ahli, Noeng Muhadjir (2011) menjelaskan
bahwa ontologi itu ilmu yang membicarakan the being; yang dibahas ontologi hakikat
realitas. Heidegger (1981) mengatakan, istilah ontologi pertama kali diperkenalkan oleh
Rudolf Goclenius pada 1936 M. untuk menemani hakikat yang ada bersifat metafisis.
menurut Jujun S. Suriasumantri dalam buku Pengantar Ilmu dalam Perspektif mengatakan,
ontologi membahas apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan
perkataan lain, suatu pengkajian mengenai tori tentang ada. Sementara itu, A Dardiri dalam
buku Humaniora, Filsafat dan Logika mengatakan, ontologi adalah menyelidiki sifat dasar
dari apa yang nyata secara fundamental dan cara yang berbeda di mana entitas dari kategori-
kategori yang logis yang berlainan(objek-objek fisis, hal universal, abstraksi) dapat dikatakan
ada ; dalam kerangka tradisional ontologi dianggap sebagai teori mengenai prinsip-prinsip
umum dari hal ada, sedangkan dalam hal pemakaianya akhir-akhir ini ontologi dipandang
sebagai teori mengenai apa yang ada.

B. Asumsi Ontologi dan Peluang


Didalam asumsi di bidang ontologi adalah suatu dugaan yang diterima sebagai dasar
dan landasan berpikir yang di anggap benar, karena ontologi adalah suatu ilmu yang
menerangkan suatu realitas dan kebenaran suatu hal jadi di dalam asumsi menduga-duga
bahwa suatu hal itu bisa jadi menjadi hal yang benar.
Contohnya seorang sakaratul maut yang diasumsi kan banyak orang akan meninggal
dalam hitungan jam atau hari, ataupun bulan dan pada akhirnya dugaan tersebut memang
benar adanya. Di dalam peluang ontologi adalah suatu kegiatan yang konkret dan abstrak
untuk mencapai tujuan, kesempatan dan untuk hakikat suatu kehidupan tersebut.

C. Paham dan Aliran-Aliran Metafisika di dalam Ontologi


1. Mononisme
Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah
satu saja, tidak mungkin dua.haruslah satu hakikat saja sebagai sumber yang asal, baik yang
asal berupa materi ataupun berupa rohani. Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas
dan berdiri sendiri. Haruslah salah satunya merupakan sumber yang pokok dan dominan
menentukan perkembangan yang lainnya. Istilah monoisme oleh Thomas Davidson disebut
dengan Block Universe. Paham dan Aliran metafisika. Metafisika adalah suatu ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan hal-hal yang nonfisik dan tidak kelihatan. Sedangkan
aliran adalah suatu pandangan, pendapat atau paham dan sebagainya. Jadi aliran metafisika
adalah suatu pandangan atau pendapat yang berhubungan dengan hal-hal yang nonfisik dan
tidak kelihatan. Di dalam objek suatu kajian aliran-aliran metafisika terdapat beberapa aliran
antara lain ;

a. Aliran Materialisme
Menurut materialisme hakikat benda adalah materi benda itu sendiri. Rohani, Jiwa,
spirit dan sebangsanya muncul dari benda. Aliran ini adalah aliran yang tertua.Aliran ini
menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi bukan rohani.Aliran ini sering disebut
juga naturalisme.Menurutnya bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta.
Yang ada hanyalah materi, yang lainnya jiwa atau ruh itu hanyalah merupakan akibat saja
dan proses gerakan kebenaran dengan salah satu cara tertentu.
Kalau dikatakan bahwa materialisme sering disebut naturalisme, sebenarnya ada
sedikit perbedaan di antaranya dua paham itu.Kalau Naturalisme berpendapat bahwa alam
saja yang ada, yang lainnya di luar alam tidak ada.Yang di maksud alam disini ialah segala-
galanya, meliputi benda dan ruh. Jadi benda dan ruh sama nilainya dianggap sebagai alam
yang satu. Sebaliknya, materialisme menganggap ruh adalah kejadian dari benda. Jadi tidak
sama nilai benda dan ruh seperti dalam naturalisme.
Dari segi dimensinya, paham atau aliran ini sering dikaitkan dengan teori
Atomisme.Menurut teori ini semua materi tersusun dari sejumlah bahan yang disebut
unsur.Unsur itu bersifat tetap, tak dapat dirusakkan.Bagian-bagian unsur itulah yang
dinamakan atom-atom 16. Aliran pemikiran ini dipelopori oleh banyak bapak filsafat yaitu
Thales (624-546 SM) Ia berpendapat bahwa unsur asal adalah air karena pentingnya bagi
kehidupan.17Anaximender (585-528 SM) berpendapat bahwa unsur asal itu adalah udara
dengan alasan bahwa udara adalah merupakan sumber dari segala kehidupan.Demokritos
(460-370 SM) berpendapat bahwa hakikat alam ini merupakan atom-atom yang banyak
jumlahnya.tak dapat dihitung dan amat halus. Atom-atom inilah yang merupakan asal
kejadian alam.
 Pada pikiran yang masih sederhana, apa yang kelihatan yang dapat diraba biasanya
dijadikan kebenaran terakhir. Pikiran yang masih sederhana tidak mampu memikirkan
sesuatu di luar ruang, yang abstrak.
 Penemuan-penemuan menunjukkan betap bergantungnya jiwa pada badan. Maka
peristiwa jiwa selalu dilhat sebagai peristiwa jasmani. Jasmani lebih menonjol dalam
peristiwa itu.
 Dalam sejarah manusia memang bergantung pada benda (Tafsir Ahmad,2010 ; 28-31)

b. Aliran Idealisme
Idealisme adalah serba cita sedang spiritualisme berarti sebuah ruh.Idealisme di ambil
dari kata “idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa.Aliran ini beranggapan bahwa hakikat
kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh (sukma) atau sejenis dengannya,
yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang.Materi atau zat itu hanyalah suatu
jenis dari penjelmaan ruhani.
Alasan aliran ini yang menyatakan bahwa hakikat benda adalah ruhani, spirit atau
sebangsanya adalah :
 Nilai ruh lebih tinggi daripada badan, lebih tinggi nilainya dari materi bagi kehidupan
manusia. Ruh itu dianggap sebagai hakikat yang sebenarnya. Sehingga materi
hanyalah badannya, bayangan atau penjelmaan saja.
 Manusia lebih dapat memahami dirinya daripada dunia luar dirinya.
 Materi ialah kumpulan energi yang menempati ruang Benda tidak ada, yang ada
energi itu saja.
Dalam Perkembangannya, aliran ini ditemui pada ajaran Plato (428-348 SM) dengan
teori idenya.Menurutnya tiap-tiap yang ada di alam mesti ada idenya, yaitu konsep universal
dari tiap sesuatu.maksudnya alam nyata yang menempati ruangan ini hanyalah berupa
bayangan saja dari alam ide itu. jadi idela yang menjadi hakikat ide sesuatu menjadi dasar
wujud sesuatu.

2. Dualisme
Setelah kita memahami bahwa hakikat itu satu (monisme) baik materi ataupun ruhani,
ada juga pandangan yang mengatakan bahwa hakikat itu ada dua.Aliran ini disebut
dualisme.Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal
sumbernya.yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani benda dan ruh, jasad dan spirit. Materi
bukan dari ruh, dan ruh bukan muncul dari benda.sama-sama hakikat. Kedua macam hakikat
itu masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama azali dan abadi.Hubungan keduanya
menciptakan kehidupan dalam alam ini. Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja keras
sama kedua hakikat ini ialah dalam diri manusia.
Tokoh paham ini adalah Descartes (1596-1650 M) yang di anggap sebagai bapak
filsafat modern.Ia menamakan kedua hakikat itu dengan istilah dunia kesadaran (ruhani) dan
dunia ruang (kebendaan). Ini tercantum dalam bukunya Discours de methode (1637)
danMeditations de Prima Philoshopia (1641).

3. Pluralisme
Pluralisme dalam Dictionary of Philoshophy and Religion dikatakan sebagai paham
yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau
dua entitas, Tokoh aliran ini pada masa Yunani Kuno adalah Anaxagoras dan Empedocles
yang menyatakan bahwa substansi yang ada itu terbentuk dan terdiri dari 4 unsur, yaitu tanah,
air, api dan udara.
Tokoh modern aliran ini adalah William James (1842-1910 M).Kelahiran New York
dan terkenal sebagai seorang psikolog dan filosof Amerika. Dalam buku nya The Meaning of
Truth, James mengemukakan, tiada kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum, yang
bersifat tetap yang, yang berdiri sendiri, lepas dari akal yang mengenal. Sebab pengalaman
kita berjalan terus, dari segi segala yang kita anggap benar dalam perkembangan pengalaman
itu senantiasa berubah, karena dalam praktiknya apa yang kita anggap benar dapat dikoreksi
oleh pengalaman berikutnya. Oleh karena itu, tiada kebenaran yang mutlak yang ada
kebenaran-kebenaran, yaitu apa yang benar dalam pengalaman-pengalaman yang khusus,
yang setiap kali dapat diubah oleh pengalaman berikutnya. Kenyataan terdiri dari banyak
kawasan yang berdiri sendiri.Dunia bukanlah suatu universum, melainkan suatu multi-
versum.Dunia adalah suatu yang terdiri dari banyak hal yang beraneka ragam, atau pluralis.

4. Nihilisme
Nihilisme berasal dari Bahasa Latin yang berarti nothing atau tidak ada.Sebuah
doktrin yang tidak mengakui validitas alternatif yang positif.Istilah nihilisme diperkenalkan
oleh Ivan Turgeniev dalam novelnya Father and Children yang ditulisnya pada tahun 1862 di
Rusia. Dalam novel itu Bazarov sebagai tokoh sentral mengatakan lemahnya lemahnya
kutukan ketia ia menerima ide nihilisme.
Doktrin tentang nihilisme sebenarnya sudah ada semenjak zaman Yunani Kuno, yaitu
pada pandangan Gorgias (483-360 SM) yang memberikan tiga proporsi tentang realitas.
Pertama, Realitas itu sebenarnya tidak ada. Kedua, bila sesuatu itu ada, tidak dapat
diketahui.Ini disebabkan oleh penginderaan itu sumber ilusi.Akal juga tidak mampu
meyakinkan kita tentang bahan alam semesta ini karena kita telah dikungkung oleh dilema
subjektif.Kita berpikir sesuai dengan kemauan.Ide, kita yang kita terapkan pada fenomena.
Ketiga, sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada
orang lain.

5. Agnostisisme
Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda.Baik
hakikat materi maupun hakikat ruhani.Kata Agnoticisme berasal dari bahas Grik, Agnotos
yang berarti unknown.A artinya not. Gno artinya Know. Timbulnya aliran ini dikarena belum
dapatnya orang mengenal dan mampu menerangkan secara konkret akan adanya kenyataan
yang berdiri sendiri dan dapat kita kenal. Aliran ini dengan tegas selalu menyangkal adanya
suatu kenyataan mutlak yang bersifat trancendent (sangat penting).
Aliran ini dapat kita temui dalam filsafat eksitensi dengan tokoh-tokoh seperti, Soren
Kierkegard (1813-1855 M) yang terkenal dengan julukan sebagai Bapak Filsafat
Eksistensialisme menyatakan, manusia tidak pernah hidup sebagai suatu aku umum, tetapi
sebagai aku individual yang sama sekali unik dan tidak dapat dijabarkan kedlam sesuatu yang
lain. Sementara itu, Martin Heidegger (1889-1976 M), seorang filosof jerman mengatakan,
satu-satunya yang ada itu ialah manusia, karena hanyalah manusia yang dapat memahami
dirinya sendiri.Jadi dunia adalah bagi manusia, tidak ada persoalan bagi alam metafisika.
Jadi agnotisisme adalah paham pengingkaran atau penyangkalan terhadap
kemampuan manusia mengetahui hakikat benda baik materi maupun ruhani. Aliran ini mirip
dengan skeptisme yang berpendapat bahwa manusia diragukan kemampuannya mengetahui
hakikat. sedangkan kalau agnotisisme lebih dari itu karena menyerah sama sekali.

D. Objek kajian dalam Aliran metafisika Ontologi


Di dalam objek kajian aliran metafisika dalam ontologi menurut Christian Wolf
mengklasifikasikan bahwa di dalam kajian tersebut yang membicarakan metafisika
generalis/umum tentang hal ada (being). Jika diteliti lebih dalam bahwa metafisika dalam
bahasa Yunani :Jer/(meta) = setelah atau di balik, Cpuaiko (phusika) = hal-hal di alami )
adalah cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek (fisik) di dunia.
Objek material ontologi adalah yang ada (hakikat) artinya segala-galanya meliputi yang ada
sebagai wujud konkret dan abstrak, indraw maupun tidak indrawi.
Dan di dalam suatu keseluruhan objek kajian dari semua aliran metafisika ontologi
yang membahas suatu hakikat (kenyataan) di dalam suatu kajian aliran tersebut. walaupun
perbedaannya di dalam suatu aliran ada pembahasan suatu hakikat benda, ruh ataupun yang
lainnya. tetapi dari keseluruhan suatu aliran metafisika ontologi yang terdiri dari Monoisme
yang terbagi menjadi Aliran Materialisme dan Aliran Idealisme, Aliran Dualisme, Pluralisme
Nihilisme dan Agnostisisme sama-sama rata bersepakat bahwa didalam objek kajian aliran
tersebut sama-sama membahas tentang suatu hakikat atau kaksiologi
PENUTUP

Ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek, property dari suatu
objek, serta relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan.
Ringkasnya, pada tinjauan filsafat, ontologi adalah studi tentang sesuatu yang ada.

Pembahasan ontologi terkait dengan pembahasan mengenai metafisika. Mengapa


ontologi terkait dengan metafisika? Ontologi membahas hakikat yang “ada”, metafisika
menjawab pertanyaan apakah hakikat kenyataan ini sebenar-benarnya? Pada suatu
pembahasan, metafisika merupakan bagian dari ontologi, tetapi pada pembahasan lain,
ontologi merupakan salah satu dimensi saja dari metafisika. Karena itu, metafisika dan
ontologi merupakan dua hal yang saling terkait. Bidang metafisika merupakan tempat
berpijak dari setiap pemikiran filsafati, termasuk pemikiran ilmiah. Metafisika berusaha
menggagas jawaban tentang apakah alam ini.

Asumsi diperlukan untuk mengatasi penelaahan suatu permasalahan menjadi lebar.


Semakin terfokus obyek telaah suatu bidang kajian, semakin memerlukan asumsi yang lebih
banyak. Asumsi dapat dikatakan merupakan latar belakang intelektal suatu jalur pemikiran.
Asumsi dapat diartikan pula sebagai merupakan gagasan primitif, atau gagasan tanpa
penumpu yang diperlukan untuk menumpu gagasan lain yang akan muncul kemudian.
Asumsi diperlukan untuk menyuratkan segala hal yang tersirat. Mc Mullin (2002)
menyatakan hal yang mendasar yang harus ada dalam ontologi suatu ilmu pengetahuan
adalah menentukan asumsi pokok (the standard presumption) keberadaan suatu obyek
sebelum melakukan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar amsal. 2004. Filsafat ilmu. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Bakhtiar, Asmal. 2012. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Latif, muchtar. 2003. Orientasi Kearah Pemahaman Filsafat Ilmu.Jakarta : Prenadamedia


Group

Imron. 2017. Filsafat Ilmu. Palembang : Noerfikri Offset

Ihsan, A. Fuad. 2015. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai