Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI BELANDA MENGUASAI NUSANTARA

DOSEN PENGAMPU
NURFITRI HADI, M. A

DISUSUN OLEH
DESTRI WINDIASTITI
2020402020

PRODI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kedatangan Belanda dan Spanyol memiliki banyak sebab , salah satunya akibat
dari pecahnya perang delapan puluh tahun antara Belanda dan Spanyol yang
perbedaan agama antara Belanda yang menganut Kristen protestan dan Spanyol
Kristen Katolik , yang mana perang itu menyebabkan terjadinya perang ekonomi dan
sosial juga berkecamuk disana.
Tidak hanya bangsa Belanda yang menjajah Nusantara, akan tetapi ada juga
beberapa Bangsa-bangsa Eropa lainnya yang menjajah Nusantara. Bangsa-bangsa
Eropa sudah mendatangi dan menjajah Nusantara selama berabad-abad. Para penjajah
dari bangsa Eropa tersebut datang ke Nusantara membawa semangat imprealisme 1.
Para penjaja Bangsa-bangsa Eropa juga memiliki slogan terkenal yaitu “Glod
( Mencari Kekayaaan), Glory (Mencari Kekayaaan), dan Gospel (Semangat
Menyebarkan agama nasrani)”. Bangsa-bangsa Eropa yang berkuasa atas Nusantara,
serta saling berebut kekuasaan dengan sesamanya yang terjadi selama hampir satu
milennia adalah Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris. Pada tahun 1512 dimulainya
sebuah kekuasaan Portugis, akibat kekalahannya di tangan penduduk Ternate maka
menyebabkan kekuasaan Portugis berakhir pada tahun 1575. Kemudian Setelah
kekuasaan bangsa Portugis berakhir di Nusantara, masuklah Bangsa Belanda yang
kekuatannya melebihi kekuatan bangsa Portugis.
Pada abad ke-16 bangsa-bangsa Eropa Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris
Kemudian mereka mulai melakukan perlayaran menuju ke wilayah timur. Tujuan
melakukan perlayaran tersebut adalah untuk mencari rempah-rempah. Dari perlayaran
tersebut bangsa-bangsa Eropa sampai ke Nusantara yang memiliki banyak kekayaan
alam. Pada awalnya mereka hanya melakukan perdagangan, tetapi karena
keserakahan mulai muncul dan timbul keinginan untuk menguasai Nusantara. Dari
beberapa bangsa-bangsa Eropa yang datang ke Nusantara, Bangsa yang paling lama
menjajah Indonesia adalah bangsa Belanda.

1
Imperialisme berasal dari bahasa Latin ‘imperare’ yang berarti memerintah. Pengertian imperialisme adalah
sistem politik untuk menguasai dunia bagi kepentingan negara penakluk dengan melakukan penjajahan-
penjajahan sekaligus menanamkan pengaruh dalam segala aspek kehidupan di wilayah jajahannya.
Orang-orang Eropa menggunakan rempah-rempahan untuk bahan obat-obatan,
parfum, bumbu masakan, alat ritual agama, dan yang terpenting adalah pengawet
makanan. Fungsi pengawet sangat dibutuhkan karena orang Eropa biasa menyembelih
semua binatang ternak ketika musim dingin tiba. Jika tidak, ternak akan mati karena
suhu dingin. Daging hasil penyembelihan massal tersebut mesti diawetkan untuk
memenuhi kebutuhan selama musim dingin, dan rempah sangat dibutuhkan untuk itu.
Oleh karena itu, Belanda kemudian mencari jalan lain untuk mendapatkan pasokan
rempah. Orang-orang Belanda pun kemudian memulai penjelajahan samuderanya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah datangnya Belanda ke Nusantara?
2. Bagaimana Sejarah dan tujuan dari VOC?
3. Bagaimana Strategi Belanda dalam menguasai Nusantara?
PEMBAHASAN

A. Sejarah Datangnya Belanda ke Nusantara


Para penjelajah Belanda pertama kali masuk ke kepulauan Nusantara pada tahun 1595
dengan empat buah kapal, 64 pucuk meriam, dan 249 awak yang dikomandoi oleh Cornelis
de Houtman. Empat kapal Belanda yang dipimpin Cornelis de Houtman tiba di perairan
Banten pada 27 Juni 1596, tepat hari ini 422 tahun lalu. Sebelum angkat sauh dari
Amsterdam, Cornelis mendapat informasi bahwa di timur jauh sana, ada kepulauan penghasil
rempah-rempah: Nusantara. Pada hari itulah, orang-orang Belanda telah menemukan Banten
yang sejatinya hanya merupakan sebagian kecil dari kepulauan rempah-rempah paling
menggiurkan di dunia. Praktik kolonialisme Belanda di Nusantara segera dimulai, dan
Cornelis de Houtman adalah pembuka jalannya. Dari Banten, rombongan ini melanjutkan
pelayaran ke arah timur dengan menyusuri pantai Utara Jawa hingga ke Bali.

Cornelis adalah orang yang paling berpengaruh. Selain karena berhasil mendapatkan
informasi dari Portugal, termasuk pernah ditangkap dan dipenjara oleh otoritas di sana, ia
juga menyumbang dana sebesar 300.000 gulden untuk persiapan pelayaran tersebut. Cornelis
de Houtman dikenal sebagai kapten kapal yang memiliki sifat buruk. Semula kedatangannya
diterima oleh orang-orang Nusantara dengan tangan terbuka. Akan tetapi karena kelakuannya
itu mengubah relasi itu menjadi perseteruan dan peperangan. Walaupun demikian begitu,
rombongan de Houtman berhasil kembali ke Belanda pada 1597 dengan membawa serta
banyak peti berisi rempah. Pelayaran pertama Belanda untuk mencari rempah di Nusantara
kemudian dianggap sukses.

Keberhasilan rombongan de Houtman kemudian dapat mendorong pelayaran-pelayaran lain


dari Belanda menuju wilayah Nusantara. Pelayaran-pelayaran yang dilakukan setelah
kembalinya rombongan de Houtman dikenal dengan masa wilde vaart2 (pelayaran tak

2
Wilde vaart yakni ketika perusahaan-perusahaan ekspedidi Belanda saling bersaing berjuang keras untuk
memperoleh bagian dari rempah-rempah Indonesia.
teratur). Pada tahun 1598, terdapat 22 kapal bertolak dari Belanda untuk mengikuti langkah
rombongan Cornelis de Houtman. Kapal-kapal tersebut bukan merupakan kapal kerajaan,
melainkan milik perusahan-perusahaan swasta Belanda. Salah satu rombongan di gelombang
pelayaran kedua tersebut dipimpin oleh Jacob van Neck. Berbeda dengan de Houtman, van
Neck bersikap lebih hati-hati dan tidak mencoba melawan para penguasa lokal Nusantara.

Pada bulan Maret, tahun 1599, rombongan Van Neck berhasil mencapai Maluku yang pada
saat itu menjadi penghasil utama rempah-rempah dalam jumlah besar. Keberhasilan Van
Neck mencapai Maluku membuat dirinya untung besar ketika dia kembali ke Belanda.
Kemudian Pada tahun 1601, kelompok pelayaran menuju Nusantara kembali datang dari
Belanda. Sebanyak 14 buah kapal ikut dalam kelompok pelayaran ketiga. Pelayaran itu lantas
diikuti dengan langkah orang-orang Belanda yang memonopoli perdagangan rempah di
sejumlah daerah Nusantara. Sejarawan M. C. Ricklefs menyebutkan kesuksesan orang-orang
Belanda memonopoli perdagangan rempah di Nusantara dikarenakan mereka belajar dari
kesalahan Portugis.

Pada dasarnya Portugis dan Spanyol sudah berusaha untuk menyembunyikan rahasia
keberadaan kepulauan Nusantara dari bangsa-bangsa lain yang ada di Eropa. Akan tetapi,
terdapat kruh kapal asal Belanda dalam kapal Portugis yang melakukan penjelajahan. Orang-
orang inilah yang membuat catatan yang sangat detail tentang seluk-beluk strategi, kelebihan,
dan kekurangan pelayaran yang dilakukan Portugis.

Tiga kelompok pelayaran orang-orang Belanda ke Nusantara membuat beberapa perusahaan


dagang yang saling bersaing di Nusantara. Akibatnya, keuntungan perdagangan rempah di
pasar Eropa berkurang.

Untuk memecahkan dampak persaingan tersebut, pada 1602, dibentuklah Vereenig de Oost
Indische Compagnie (VOC) sebagai perserikatan dagang Belanda. Lewat VOC, perusahaan
dagang swasta bersatu dan menghilangkan persaingan sesama pedagang Belanda. Berdirinya
VOC juga menjadi tonggak dominasi Belanda di nusantara. Setelah berhasil memonopoli
perdagangan rempah, menguasai Batavia dan sebagian Jawa, hingga mengendalikan raja-raja
lokal, VOC menjadi representasi awal dari kolonialisme Belanda di nusantara.

Anda mungkin juga menyukai