Anda di halaman 1dari 12

Strategi Belanda Menguasai Nusantara

DOSEN PENGAMPU

NURFITRI JADI, M. A

DISUSUN OLEH

Destri Windiastiti

NIM 2020402020

PRODI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2023
Pendahuluan

Latar Belakang

Kedatangan belanda pada abad ke 16 di Nusantara awalnya hanya Bertujuan untuk berdagang
dan bukan untuk politik. Belanda berhimpun pada Bendera VOC (vereenigde Oost-Indische-
Compagnie atau “Kompeni Dagang Belanda di Hindia Timur”), yaitu sebuah perusahaan dagang
swasta yang Bergerak di bidang perdagangan rempah-rempah (Boxer, 1983: 97).

Namun lamban laun ada keinginan Belanda untuk memonopoli perdagangan Nusantara dan
melakukan kolonialisme. Yang mana tujuan VOC ini sendiri menghindarkan Persaingan antar
perusahaan Belanda (intern) serta mampu menghadapi persaingan Dengan bangsa lain, terutama
Spanyol dan Portugis sebagai musuhnya. Kemudian VOC mulai menanamkan Kekuasaannya di
beberapa wilayah di Nusantara. VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799.

Kemudian digantikan oleh pemerintahan Belanda. Tentu saja usaha pemerintah Belanda
dalam menguasai perdagangan Nusantara, Belanda mengalami banyak perlawanan dari para Raja
Raja yang menguasai Nusantara, sehingga diperlukan strategi, Taktik dan waktu yang digunakan
Belanda untuk menguasai Nusantara , salah satu usaha yang dilakukan yakni dengan melakukan
Devide et Impera yaitu taktik pecah belah antara kerajaan kerajaan Nusantara dan juga taktik taktik
licik lainnya yang menyebabkan lemahnya kerajaan di Nusantara.

Walaupun begitu tentu saja ada banyak perlawanan yang diberikan raja raja di Nusantara
kepada Belanda, yang menyebabkan Belanda sulit menguasai Nusantara.Dengan dijabarkan strategi
dan Cara licik Belanda menguasai Nusantara, diharapkan Bangsa Indonesia tidak lagi menjadi bangsa
yang mudah di adu domba , yang mana kesempatan itu dapat dimanfaatkan oleh bangsa lain untuk
merusak bangsa Indonesia

Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian Strategi perang ?
2. Bagaimana strategi Belanda di Nusantara dalam mengalahkan Bandar dagang negara
lain?
3. Bagaimana Stategi perang Belanda melawan Nusantara ?
4. Kebijakan kebijakan yang digunakan Belanda ketika menguasai Nusantara ?
Pembahasan

1. Pengertian Strategi
Istilah strategi berasal dari bahasa yunani strategia ( stratos = militer Dan ag = memimpin),
yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang Jendral. Strategi bisa diartikan sebagai suatu
rencana untuk pembagian dan Penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah – daerah
tertentu untuk Mencapai tujuan tindakan tertentu.

Strategi adalah ilmu perencanaan dan penentuan arah operasi-operasi Bisnis berskala besar,
menggerakan semua sumber daya perusahaan yang Dapat menguntungkan secara aktual dalam bisnis,
Jhon A. Bryne mendefinisikan Strategi adalah sebuah pola yang mendasar dari sasaran dan
direncanakan, Penyebaran sumber daya dan interaksi organisasi dengan pasar, pesaing, dan Faktor-
faktor lingkungan.

Menurut David strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan Berintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan Tantangan lingkungan, yang dirancang
untuk memastikan bahwa tujuan utama Dari perusahaan yang dapat dicapai melalui pelaksanaan yang
tepat oleh Organisasi

Istilah strategi pada awalnya digunakan dalam dunia militer yang Diartikan sebagai cara
penggunaan seluruhkekuatan militer untuk Memenangkan suatu peperangan. Sekarang, istilah strategi
banyak Digunakan dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh Kesuksesan atau
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Istilah strategi pertama kali hanya dikenal dikalangan
militer,Khususnya strategi perang. Dalam sebuah peperangan atau Pertempuran,terdapat seseorang
(komandan) yang bertugas mengatur Strategi untuk memenangkan peperangan. Semakin hebat
strategi yang Digunakan , semakin besar kemungkinan untuk menang. Biasanya, sebuah strategi
disusun dengan mempertimbangkan medan perang, kekuatan Pasukan, perlengkapan perang dan
sebagainya ( Suyadi 2013 :13).

Strategi perang adalah penggunaan pertempuran untuk mencapai tujuan perang.Strategi


adalah kunci pelaksanaan perang dan diduduki oleh prinsip-prinsip yang menetapkan agar kekuatan
akbar melakukan gerakan menyerang terhadap kekuatan musuh yang lemah sebagai menghasilkan
kemenangan. Yang mana pihak yang menang mendapat kan banyak keuntungan.

Strategi yang digunakan Belanda sendiri dalam menguasai Nusantara adalah Devide ET
impera. Secara historis, strategi devide et impera berkembang dari strategi penaklukan para
Conquestador (penakluk) Spanyol atas suku-suku Indian di Amerika Latin pada abad 15 (1462).
Penaklukan ini membawa era baru bagi Eropa dengan ditemukannya emas, perak, Lahan produktif
yang luas dan jumlah tenaga kerja dari populasi asli yang diperbudak. Spanyol mendapatkan surplus
yang luar biasa hingga mampu memajukan peradabannya Dan menginspirasi negara-negara lain
disekitarnya.

Sejak saat itu, negara-negara seperti Inggris, Portugis dan Perancis mulai melakukan Ekspansi
mencari sumber-sumber kekayaan alam. Ekspansi ini menjangkau asia pasifik Melalui penguasaan
jalur dagang di Maluku hingga ke Australia saat ini, Afrika tropis, hingga India. Ekspansi tersebut
tidak lah mudah, meskipun daerah-daerah yang mereka kuasai Mengalami keterbelakangan teknologi
perang namun perlawanan terhadap koloni-koloni Mereka terus berlanjut.

2. VOC dan strateginya menguasai perdagangan


VOC terbentuk pada tahun 1602 dari Penggabungan enam perusahaan kecil. Setelah
Compagnie van Verre yang berpangkal di Amsterdam Menyelenggarakan ekspedisi yang pertama Ke
Asia (1595-1597) dan dengan demikian Membuktikan bahwa orang Belanda pun sanggup Melakukan
pelayaran ke Asia, langsung juga Didirikan perusahaan-perusahaan serupa di Amsterdam, Rotterdam,
dan di provinsi Zeeland.Perusahaan-perusahaan tersebut biasa memodali Satu ekspedisi sekali.

Peleburan semua perusahaan tersebut menjadi Satu Kompeni tidak terjadi secara spontan,
tetapi Dipaksakan kepadanya oleh pemerintah Belanda. Pada zaman itu Republik Belanda sedang
Dalam peperangan dengan Raja Spanyol dan Portugal. Kompeni-kompeni yang sudah berdiri
Selanjutnya disebut sebagai voorcompagnieën (pra-kompeni) – tidak sanggup memainkan Peranan
dalam perjuangan melawan Spanyol Dan Portugal. Sebaliknya, Kompeni bersatu Dapat menjadi
senjata ampuh di bidang militer Dan ekonomi.

Maka pemerintah (Staten) provinsi Holland, yang dipimpin oleh Johan van Oldenbarnevelt,
kemudian juga pemerintah negeri Belanda (Staten-Generaal), berusaha meyakinkan Semua pihak
yang bersangkutan untuk melakukan Fusi. Akhirnya, setelah stadhouder Pangeran Maurits Campur
tangan, perusahaan-perusahaan dari Zeeland pun tidak dapat lagi menghindar. Pada tanggal 20 Maret
1602 Staten-Generaal Mengeluarkan oktroi. Dengan demikian berdirilah Generale Vereenichde
Geoctroyeerde Compagnie.4 Oktroi Ini dinyatakan berlaku untuk jangka waktu 21 Tahun. Unsur
persaingan sudah disingkirkan; Oktroi tersebut menetapkan bahwa tidak satu pihak Pun selain VOC
diperbolehkan mengirimkan Kapal-kapal dari negeri belanda ke daerah di Sebelah timur Tanjung
Harapan dan di sebelah Barat Selat Magalan atau menyelenggarakan Kegiatan perdagangan di
wilayah tersebut.

Dalam oktroi tahun 1602, organisasi VOC di Negeri Belanda digambarkan dengan jelas dan
Rinci. Sebaliknya, pasal-pasal mengenai struktur Kepemerintahan di Asia samar-samar saja. Oktroi
(piagam) tersebut memberi VOC wewenang Luas di seberang laut, tegasnya di wilayah yang
Terbentang dari Tanjung Harapan sampai Selat Magelan Kompeni boleh membangun
bentengbenteng, mengerahkan serdadu, mengikat Perjanjian dengan raja-raja, dan mengangkat
Hakim-hakim. Namun, wewenang ini tidak Digambarkan dengan lebih rinci; agaknya pada Masa itu
orang belum menyadari besarnya Perluasan kekuasaan VOC dalam tahun-tahun Mendatang.

Armada-armada kapal pertama yang diluncurkan oleh VOC sesudah tahun 1602 membawa
persenjataan yang jauh lebih berat daripada yang dimiliki oleh kapal-kapal prakompeni yang telah
berangkat sebelumnya. Tujuannya bukan untuk merebut wilayah tertentu di Asia, melainkan untuk
menyerang orang Di Asia, melainkan untuk menyerang orang Portugis dan menimbulkan kerusakan
sebesar besarnya di jajahan mereka. Mula-mula Kompeni Mengikuti kebiasaan yang berlaku sebelum
tahun 1602. Laksamana armada yang keluar memiliki Kuasa tertinggi di Asia dan kepadanya semua
Pegawai Kompeni harus patuh, apakah mereka Sedang berada di kapal-kapalnya atau di salah satu
Kantor dagang. Tetapi sesudah beberapa tahun Ternyata praktek ini membawa dampak negatif. Lebih
baik mengikuti pola yang dipakai di jajahan Portugis, yaitu adanya penguasa pusat di satu empat yang
tetap

Besarnya kantor-kantor VOC di Asia dan Bobot ekonomis serta kedudukan politisnya Sangat
berbeda-beda. Dalam generale instructie(instruksi umum) yang pada tahun 1650 dikirim Kepada
gubernur jenderal dan anggota Raad van Indië, direksi VOC menyatakan perdagangan di Semua
kantor dapat dibagikan atas tiga golongan, yang mencerminkan kedudukan politis masingmasing.

1. Kegiatan dagang yang dimiliki Kompeni karena telah direbutnya daerah yang bersangkutan
dengan kekuatan militer, umpamanya Kepulauan Banda dan Taiwan.
2. Kegiatan dagang yang dilakukan berdasarkan perjanjian-perjanjian eksklusif, seperti dengan
Sultan Ternate dan dengan masyarakat Amboina (Pulau Ambon dan daerah sekitarnya).
3. Kegiatan dagang yang dilakukan setelah tercapai kesepakatan dengan raja-raja atau bangsa-
bangsa Asia berdasarkan asas berdiri sama tinggi duduk sama rendah
Pentingnya dan kedudukan kantor-kantor tampak juga dalam pangkat dan gaji kepalanya
masing-masing. Di cabang-cabang besar, yang sebenarnya merupakan daerah jajahan VOC, kepala itu
memakai gelar „gubernur‟. Sekitar tahun 1685 golongan ini mencakup Ambon, Banda, „Maluku‟
(Ternate), Koromandel (pantai timur India), Sri Lanka, dan Malaka. Satu abad kemudian Tanjung
Harapan, pantai timurlaut Pulau Jawa, dan Makasar juga mempunyai seorang gubernur.

Semua kantor VOC di Asia (dan yang di Tanjung Harapan) tunduk pada Hoge Regering di
Batavia. Selain itu, Batavia menjadi pelabuhan yang paling Penting; di sana sebagian besar (selama
sebagian Abad ke-17 bahkan semua) kapal yang masuk dari Eropa membuang sauh dan dari sana pula
kapalkapal itu berangkat lagi. Maka komunikasi direksi Di negeri Belanda dengan kantor-kantor yang
Tersebar jauh itu untuk sebagian besar berjalan Lewat Hoge Regering dan aparat administratifnya.

Tujuan utama VOC adalah untuk Melakukan monopoli atas rempah-Rempah atau hasil-hasil
perkebunan padaMasa itu serta beras dari Mataram, danJuga untuk memperoleh kedudukan Mutlak
dalam inter Asean trade and Shiping, yakni kedudukan mutlak dalam Hubungan datang antar Asia.
Tetapi Kelak, karena daya yang terbatas menjadi Kedudukan mutlak dalam perdagangan Dan
pengangkutan Nusantara ditambah Dengan jalur-jalur Sri Lanka, Jepang, Taiwan, dan lain-lain

Dengan memiliki keunggulan Administrasi dan birokrasi serta kekuatan Militer, VOC
memaksakan diri untuk Menjalankan politik monopoli dalam Yang merupakan diri khas Kapitalisme.
Maka dengan demikian,Tatkala memulai kegiatan di Indonesia, VOC segera harus berkonfontrasi
dengan Portugis, Inggris dan juga dengan Pedagang-pedagang pribumi. MeskipunYang besar, tetapi
secara militer belumBegitu berarti. Satu-satunya keberhasilan Besar VOC adalah pendudukan atas
Ambon pada tahun 1605. Dengan bersekutu dengan orang-Orang Muslim di situ Belanda berhasil
Mengusir Portugis di Ambon.

3. Strategi perang Belanda terhadap Nusantara


Cara Belanda menguasai Nusantara tidak hanya melalui monopoli perdagangan tapi juga
melalui agresi militer dan politik , salah catu caranya yakni melalui Devide ET Impera, Devide et
Impera dalam pemahaman kita seringkali diringkas dalam istilah politik pecah belah atau politik adu
domba (KBBI). Istilah ini biasanya digunakan untuk menggambarkan strategi kolonialisme Belanda
terutama pada Perang Jawa (Diponegoro), Perang Paderi (Imam Bonjol) dan Perang Aceh (Teuku
Umar). Efek dramatis lain yang menggambarkan strategi ini adalah penghasutan yang dilakukan oleh
sebuah kelompok kepada kelompok lainnya (Oxford Dictionaries).

Sayangnya, pemahaman umum mengenai strategi ini Cuma sampai disini, kebanyakan orang
Yang menggunakan istilah inipun tidak benar-benar tahu apa sebenarnya devide et impera Itu apalagi
memahami bagaimana strategi ini beroperasi. Istilah devide et impera berasal Dari bahasa spanyol
yang dalam bahasa indonesia menjadi belah dan kuasai. Istilah ini Merujuk pada sebuah strategi
perang yang mengkombinasikan strategi politik, ekonomi dan Sosial untuk menguasai sebuah wilayah
atau kelompok.

Dalam konteks Indonesia dimasa kolonial, pemerintahan kolonial Belanda menggunakan


Beberapa model pembelahan yang dapat dilihat dalam konstruksi aturan, yaitu; pertama, Melakukan
segregasi sosial berdasarkan Staatsregeling No. 163 IS/1854 yang membagi Populasi di Hindia
belanda menjadi tiga lapisan (Eropa, Timur Jauh meliputi Cina, India dan Arab dan Pribumi). Ketiga
populasi tersebut juga menggunakan mekanisme kontrol hukum Yang berbeda yaitu hukum positif
bagi Eropa, hukum agama bagi Timur jauh dan hukum Adat bagi Pribumi.

Operasi lain dari strategi ini juga dilakukan dengan memperdalam perbedaan antar etnis Dan
melakukan sabotase terhadap komunikasi antar etnis. Sabotase dilakukan dengan Mengangkat etnis
tertentu menjadi lebih unggul dari etnis lainnya atau merekrut etnis Tertentu dalam jajaran
administratur maupun militer kolonial. Strategi ini juga dilakukan Didalam komunitas etnis dengan
memberikan kesempatan terbatas bagi lapisan elit dari Etnis tersebut untuk mendapatkan pendidikan
barat.

Kemudian ada pula taktik benteng stelsel yang digunakan Belanda untuk menghadapi
berbagai serangan dari para para di Nusantara, Benteng Stelsel adalah taktik yang dibuat oleh Belanda
untuk mempersempit daerah lawan dengan cara membangun benteng di setap sudut kota yang telah
mereka kuasai.Orang yang menciptakan strategi Benteng Stelsel adalah Jenderal de Kock. Taktik
Benteng Stelsel dilakukan dengan cara membuat benteng-benteng di berbagai tempat dan
menghubungkannya dengan jalan yang bagus.Saat sebuah benteng diserang, maka pasukan dan
peralatan perang dari benteng lain di dekatnya akan dapat segera membantu.

Strategi benteng stelsel sendiri digunakan Belanda ketika menghadapi Perang Diponegoro dan
perang Padri. Perang Diponegoro sendiri disebabkan tiga hal. Pertama, kekuatan kolonial sejak awal
1800-an berusaha menanamkan pengaruh di Jawa, khususnya pada pemerintahan kerajaan yang ada.
Kebanyakan perilaku orang barat yang berusaha mengubah peraturanperaturan yang berlaku di
keraton mendapat banyak tentangan dari bangsawan istana. Selain itu, kekuasaaan para pangeran dan
bangsawan administratif dengan berbagai kebijakan yang tidak menguntungkan.

Kedua, pertentangan politik yang dilandasi kepentingan pribadi dalam Keraton semakin lama
semakin meruncing. Pengangkatan Hamengkubuwono V Yang masih kecil membawa banyak
kepentingan pribadi dari Dewan Perwalian Yang dibentuk. Pada tahun 1822 mulai terlihat dua
kelompok dalam istana, Kelompok pertama terdiri dari Ratu Ibu (ibunda Hamengkubuwono IV), ratu
Kencono (ibunda Hamengkubuwono V), dan Patih Danuredja IV. Sedangkan Kelompok kedua terdiri
dari Pangeran Diponegoro dan pamannya, Pangeran Mangkubumi.

Ketiga, beban rakyat akibat pemberlakuan pajak yang berlebihan Mengakibatkan keadaan
masyarakat semakin tertekan. Misalnya, pintu rumah Dikenakan bea pacumpleng, pekarangan rumah
dikenakan bea pengawang-awang, Bahkan pajak jalan pun dikenakan bagi tiap orang yang melintas,
termasuk barang Bawaannya. Hal ini mengakibatkan Pangeran Diponegoro mendapat dukungan
Tidak hanya dari elit istana, tetapi juga dari kalangan masyarakat pedesaan dan elit Agama yang
dirugikan dengan kebijakan kolonial.

Perang Diponegoro ini berkobar sampai pelosok Jawa Tengah dan Sebagian Jawa Timur.
Dukungan kepada Pangeran Diponegoro sendiri Berdatangan dari berbagai pihak, bangsawan, tokoh
masyarakat, ulama, santri Bahkan rakyat jelata. Menghadapi perlawanan ini, pihak kolonial Belanda
Mendapat banyak bantuan dari penguasa lokal di daerah. Perang yang dilancarkan Meluas ke berbagai
daerah, bukan hanya di Yogyakarta, tetapi meluas ke daerah Surakarta, Banyumas, Tegal,
Pekalongan, Parakan, Wonosobo, Panjer Roma, Bagelen, Semarang, dan Rembang.
Kasultanan Yogyakarta yang lebih mapan berkat kekuatan ekonomi, Dilanda intrik yang
dibumbui oleh Belanda. Masuknya budaya barat ke dalam keraton serta kurangnya pemahaman
Belanda terhadap adat istiadat keraton Membuat beberapa bangsawan istana gerah. Pada akhirnya
timbul perpecahan Antara keluarga keraton sendiri yang berujung keluarnya beberapa pangeran dari
Keraton. Pangeran Diponegoro memimpin perlawanan dibantu bangsawan dan Masyarakat lain.
Perang Jawa ini disebut-sebut sebagai perang terbesar karena Berdasarkan kerugian ditaksir mencapai
20 juta gulden.

Persaingan antara Ngabehi Resodiwiryo dengan Pangeran Diponegoro Sudah terlihat sejak
lama. Keduanya pernah belajar pada guru kebatinan yang Sama, yaitu Kyai Taptajani17 dari Melangi,
Surakarta jauh sebelum terjadinya Perang. Oleh karena itu, keterlibatan Ngabehi Resodiwiryo dalam
peperangan sekembalinya dari Surakarta dianggap sebagai persaingan total, meliputi fisik, spiritual,
lahir, dan batin. Meskipun demikian, sejarah mencatat Ngabehi Resodiwiryo maupun Pangeran
Diponegoro tidak pernah berhadapan secara langsung dalam sebuah pertempuran. Dalam babad
Kedungkebo yang ditulis Raden Adipati Cokronegoro, peperangan tersebut diibaratkan sebagai
Perang Bharatayudha

Berdasarkan sumber yang sama, penerapan strategi Benteng Stelsel oleh Belanda ini
dilakukan karena pasukan Belanda merasa kesulitan dengan gerakan pasukan pos pertahanan
Pangeran Diponegoro yang kerap berpindah dari tempat satu ke tempat lainnya. Dalam menghadapi
perlawanan pasukan Pangeran Diponegoro yang kuat, Belanda mendatangkan bala bantuan pasukan
dari Sumatra Barat untuk melakukan taktik Benteng Stelsel.

Setiap daerah yang telah berhasil diduduki Belanda, dibangun benteng pertahanan dan antar
benteng pertahanan tersebut ada yang namanya jalur penghubung. Dari satu benteng ke benteng
lainnya ditempatkan dengan pasukan gerak cepat. Maksud dari strategi Benteng Stelsel ini agar
pasukan Belanda dapat memutus jaringan kerja sama pasukan Pangeran Diponegoro. Penerapan
strategi Benteng Stelsel berhasil memukul mundur tentara Diponegoro pada tahun 1827.

Kemudian ada pula perang Padri , akibat politik Devide Et Impera dari belanda. Yang mana
Belanda ikut campur antara urusan antara kaum adat dan kaum padri sebagai akibat dari usaha yang
dilakukan kaum padri untuk memurnikan ajaran Islam dengan menghapus adat kebiasaan yang tidak
sesuai dengan ajaran islam. Disini Belanda Campur tangan belanda dengan membantu kaum adat
.Pertempuran pertama terjadi dikota lawas kemudian meluas ke daerah daerah lain. Sehingga muncul
pemimpin pemimpin yang mendukung gerakan kaum padri seperti Datuk Bandaro, Datuk Malim Basa
(Imam Bonjol), Tuanku pasaman, Tuanku Nan Rencek, Tuanku Nan. cerdik, dan Tuanku Nan Gapuk.

4. Strategi kebijakan yang dilakukan Belanda ketika menguasai Nusantara


Untung mendapatkan keuntungan dari kolonialisme yang dilakukan Belanda ,
Belanda melakukan kebijakan demi mendapatkan rempah rempah , komoditas yang sangat
menguntungkan bagi Belanda , dan menerapkan kebijakan yang melemahkan dan membuat
bodoh masyarakat pribumi. Salah satu kebijakan yang membuat sengsara para penduduk
pribumi yakni Tanam Paksa yang dikeluarkan oleh gubernur Belanda yakni Van den Bosch.

Motif utama pelaksanaan sistem tanam paksa (cultuur stelsel) oleh van den Bosch
sejak 1830 adalah karena kesulitan finansial yang dihadapi pemerintah Belanda sebagai
akibat Perang Jawa: 1825-1830 di Indonesia dan Perang Belgia: 1830-1831 di Negeri
Belanda, serta budget negeri Belanda sendiri yang dibebani Oleh bunga yang berat, dan
dengan harapan untuk memperoleh keuntungankeuntungan besar dari koloni-koloninya,
terutama dengan pulau jawa dengan jalan Apapun.

Selain di Jawa, Culturstelsel juga Dijalankan diluar pulau Jawa meskipun Dalam skala
yang tidak sebanding dengan di Pulau Jawa. Sejak tahun 1822 di Minahasa Telah
dilaksanakan Culturstelsel untuk Menanam kopi. Sementara di Sumatera Barat pada tahun
1847 pasca Perang Padri, Juga diselenggarakan Culturstelsel untuk Tanaman kopi, sedangkan
di Madura juga Dijalankan Culturstelsel untuk tanaman Tembakau. Disamping itu di Maluku
juga Sistem ini dijalankan bahkan sejak masa VOC, yakni untuk tanaman cengkeh di
Kepulauan Ambon dan Pala di kepulauan Banda. Sistem tanam paksa di kepulauan Maluku
ini baru dihapuskan pada tahun 1860. Dengan demikian, meskipun secara Umum dikatakan
bahwa sistem tanam paksa Berlangsung dari tahun 1830-1870, tetapi Dalam praktek yang
sesungguhnya bahwa Ssitem tersebut telah berlangsung jauh Sebelum tahun 1830 dan
berakhir secara Total pada awal abad ke-20

Jika kita melihat dampak tanam paksa Yang dijalankan oleh Van Den Bosch, maka
Pihak Belandalah yang mendapatkan Dampak keuntungan dari dilaksanakannya Sistem ini.
Sedangkan yang diterima oleh Bangsa Indonesia sendiri hanya semakin Merosotnya
kesejahteraan hidup. Namun Dari sekian banyak dampak negatif, masih Terdapat dampak
positif yang dirasakan oleh Bangsa Indonesia.

Dampak negatif dari pelaksanaan tanam Paksa:

 Waktu yang dibutuhkan dalam penggarapan budidaya tanaman ekspor seringkali


mengganggu kegiatan Penanaman padi. Persiapan lahan untuk Tanaman kopi
biasanya berbenturan Dengan penanaman padi.
 Penggarapan tanaman ekspor seperti Tebu membutuhkan air yang sangat besar
Sehingga memberatkan petani.
 Budidaya tebu dan nila menggunakan Sebagian besar tanah sawah petani yangBaik
dan bernilai paling tinggi.
 Pelaksanaan sistem tanam paksa ini Melipatgandakan kebutuhan akan hewan ternak
petani, tidak hanya untuk pekerjaan Di ladang tetapi juga sebagai alat angkut Hasil
tanaman ekspor menuju pabrik atau Pelabuhan.
 Timbulnya bahaya kelaparan dan wabah Penyakit dimana-mana sehingga angka
Kematian meningkat drastis. Bahaya Kelaparan menimbulkan korban jiwa Yang
sangat mengerikan di daerah Cirebon (1843). Demak (1849), dan Grobongan (1850).
Kejadian ini Mengakibatkan jumlah penduduk Menurun drastis. Di sampng itu, juga
Terjadi penyakit busung lapar(hongorudim) dimana-mana. (Ricklefs M.C, 2008).

Dampak positif dari pelaksanaan Sistem tanam paksa:

 Rakyat Indonesia mengenal beragai Teknik menanam jenis-jenis tanaman Baru


 Meningkatkan jumlah uang yang beredar Di pedesaan, sehingga memberikan
Rangsangan bagi tumbuhnya Perdagangan
 Munculnya tenaga kerja yang ahli dalam Kegiatan non pertanian yang terkait Dengan
perkebunan dan pepabrikan di Pedesaan.
 Penyempurnaan fasilitas yang digunakan Dalam proses tanam paksa, seperti jalan,
Jembatan, penyempurnaan fasilitas Pelabuhan dan pabrik dan gudang untuk Hasil
budidayanya. (Ricklefs M.C, 2008)
Terdapat dampak lain bahwasannya para pemilik sawah diharuskan menyerahkan
sebagian dari sawah sawahnya untuk menanam tebu menurut suatu skema rotasi tertentu
dengan penanaman padi. Selain itu penduduk desa juga diharuskan melakukan pekerjaan
wajib seperti menanam, memotong, mengangkat tebu ke pabrik-pabrik gula.Pekerjaan-
pekerjaan wajib ini merupakan beban berat dari penduduk desa. Kadang-kadang seluruh
penduduk desa dikerahkan bekerja untuk kepentingan pemerinah kolonial maupun untuk
kepentingan pejabat-pejabat dan kepala kepala sendiri.

Hal yang terakhir ini dilakukan dalam bentuk kerja rodi, baik untuk pemerintahan
kolonialmaupun untuk kepala-kepala melakukan pekerjaan wajib, seperti menanam,
memotong, dan merupakan “hutang kehormatan” yang harus dibayar Pemerintah Hindia
Belanda kepada Indonesia. Politik etis terdiri atas irigasi, Edukasi, dan emigrasi. Politik etis
ini disampaikan oleh Van Deventer dalam Sebuah artikel di majalah De Gids tahun 1899.

Politik etis Yang diberlakukan di Hindia Belanda sejak tahun 1901 Membawa dampak
positif bagi kemajuan rakyat Indonesia, salah satunya adalah Dengan munculnya kaum elite
terpelajar. Keberadaan kaum elite terpelajarTersebut kelak akan menjadi motor penggerak
pembebasan bangsa Indonesia dari Penjajahan. Salah satu program politik etis yang
memberikan kesadaran terhadap Nasib bangsa Indonesia yang dibedakan kedudukannya
dalam masyarakat kolonial Adalah edukasi. Edukasi atau pendidikan dinilai sebagai jalan
satu-satunya yang Dapat ditempuh untuk memperbaiki nasib rakyat, karena dengan adanya
perbaikan Pendidikan maka nasib rakyat akan menjadi lebih baik.

Kesimpulan

Awalnya kedatangan Belanda ke Nusantara hanya untuk berdagang, namun lambat lain mulai
ada keinginan melakukan kolonialisme di Nusantara dengan memonopoli perdagangan di Nusantara.
Hal ini dilakukan dengan berdiri nya VOC di Nusantara. Namun tidak semudah itu untuk menguasai
Nusantara yang memiliki luas yang sangat besar diperlukan strategi dan taktik peperangan yang
dilakukan Belanda untuk menguasai Nusantara, Baik menggunakan strategi politik Adu domba
terhadap raja raja di Nusantara atau Devide ET Impera maupun strategi pertempuran yang
menggunakan taktik benteng stelsel yang digunakan untuk meredam perlawanan pasukan Diponegoro
dan perang Padri yang menggunakan taktik perang gerilya sehingga merepotkan pasukan Belanda.
Kemudian ada pula berbagai kebijakan yang dilakukan Belanda ketika menguasai Nusantara, yang
mana kebijakan ini sangat menguntungkan Belanda sebagai penjajah dari Nusantara

Dattar Pustaka

Aman. 2007. Sejarah Indonesia abad ke-19 Penarapan dan Dampak Sistem Tanam Paksa
1870. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi
UNY.

Anne Booth. William J.O Malley, Anna Weidemann (ed). 1988. Sejarah Ekonomi Indonesia.
Jakarta: LP3ES

Daliman. 2001. Sistem Politik Kolonial Dan Administrasi Pemerintahan Hindia


Belanda.Yogyakarta: fakultas Ilmu sosial UNY.
Marwati Djoened poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, (2008), Sejarah Nasional
Indonesia IV, Jakarta, balai Pustaka.

Ricklefs M.C, (2008), Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, Jakarta, PT. Serambi Ilmu
Semesta.

Wasino. 2008. Berjuang Menjadi Wirausahawan: Sejarah Kehidupan Kapitalis Bumi Putra
Indonesia.Semarang: UNNES PRESS.

Anda mungkin juga menyukai