AKUNTANSI KEPRILAKUAN
ASPEK KEPRILAKUAN PADA PENGAKUMULASIAN DAN PENGENDALIAN
BIAYA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keprilakuan yang di ampuh oleh
Bapak Dian Saputra, SE., M.Acc., Akt, CA
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa telah melimpahkan segala rahmat-Nya
kepada penulis sehingga Paper ini dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun banyak
rintangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam proses pengerjaannya, tetapi penulis
berhasil mengerjakannya dengan baik. Paper ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas dari
mata kuliah Akuntansi Keprilakuan yang di ampuh oleh Dosen Bapak Dian Saputra, SE.,
M.Acc., Akt, CA
Paper ini berisikan mengenai pemahaman penulis tentang aspek keprilakuan pada
pengakumulasian dan pengendalian biaya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu yang telah membantu penulis dalam mengerjakan paper ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi
kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan paper ini.
Penulis berharap paper ini dapat bermanfaat dan mengembangkan wawasan ilmu
pengetahuan bagi pembaca. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
terhadap paper ini. Atas kritik dan saran yang diberikan penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................................4
1.5 Metode Penulisan........................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Sistem Biaya Tradisional vs Biaya Standar.................................................................................6
2.2 Aspek Keperilakuan dari Langkah Akuntansi Biaya yang Dipilih ..............................................6
2.3 Analisis Varians.....................................................................................................................7
BAB III...............................................................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................10
3.2 Saran..........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSAKA...........................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
Metode yang dipakai dalam paper ini adalah metode pustaka, yaitu metode dimana
dilakukan dengan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubunga dengan alat baik
berupa buku, jurnal, ataupun infromasi internet lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Tidak peduli apakah suatu organisasi memproduksi dan menjual produk atau memberikan
jasa, organisasi tersebut perlu mengetahui biaya-biayanya. Data biaya harus diakumulasi untuk
berbagai tujuan eksternal dan internal.
Pendekatan dan system yang digunakan dalam menyediakan informasi biaya sangat
berbeda satu sama lain. Setiap jenia memiliki aspek keperilakuannya sendiri. Bila hal ini
diabaikan, maka respons manusia yang tidak diinginkan dapat timbul, di mana hal tersebut
berkisar dari agak menganggu sampai benar-benar destruktif.
Istilah tradisional (historis) mengacu pada system biaya yang membatasi input pada biaya
historis dan mengusahakan penyerapan penuh atas biaya tetap dan variable oleh unit produk atau
jasa. System biaya tradisional atau historis terutama focus pada identifikasi dan akumulasi biaya
per unit produk atau jasa. System tersebut digunakan untuk menghitung nilai persediaan dan data
biaya harga pokok penjualan atau jasa yang diberikan untuk pelaporan keuangan ekternal.
Tetapi, system biaya tradisional tidaklah sesuai untuk pengendalian manajemen yang efektif
karena akumulasi data biaya historis semata-mata tanpa perbandingan dengan sasaran biaya yang
telah ditentukan sebelumnya tidak sesuai dengan konsep pengendalian kontemporer.
Salah satu kelemahan utama dari system biaya tradisional ini adalah bahwa persyaratan
akuntansi keuangan menuntut agar biaya perunit produk atau jasa memperhitungkan semua
biaya; baik yang dapat ditelusuri ke suatu produk atau jasa maupun yang terjadi untuk satu
periode waktu tertentu atau untuk lebih dari satu objek biaya. Biaya periode atau kapasitas dan
biaya yang terjadi untuk lebih dari satu objek satu produk atau segmen tidak dapat ditelusuri
langsung ke unit jasa, produk, atau departemen tertentu.
Kelemahan utama lainnya yang berkaitan dengan penggunaan system biaya tradisional
untuk tujuan pengendalian adalah bahwa satu-satunya dasar untuk pengendalian adalah
perbandingan kinerja saat ini dengan kinerja dari periode sebelumnya. Membandingkan kinerja
saat ini dengan periode sebelumnya dapat cukup menyesatkan karena tidak ada cara untuk
mengetahui apakah biaya dari periode sebelumnya terlalu tinggi, terlalu rendah, atau hampir
tepat.
1. Ruang Lingkup
System biaya standar dirancang untuk berfungsi secara simultan sebagai suatu sumber
informasi,jalur komunikasi, dan alat pengendalian serta evaluasi kinerja. System biaya
standar memiliki potensi untuk digunakan baik sebagai alat bantu dalam meningkatkan
motivasi dan keselarasan tujuan maupun sebagai alat untuk mencapai tingkat
pengendalian yang otokratis dan koersif. Untuk mencapai nilai pengendalian terbesar
yang mungkin,kebanyakan system harus melalui modifikasi-modifikasi tertentu.
4. Pengambilan Keputusan
Di samping menekankan perbedaan antara biaya tetap dan biaya variable serta
memberikan informasi biaya diferensial, dalam situasi pengambilan keputusan tertentu,
perhitungan biaya langsung atau biaya variable memberikan informasi penting lainnya
kepada manajer. Beberapa situasi pengambilan keputusan yang umum akan dijelaskan
berikut ini.
Elemen yang paling berpengaruh dalam menentukan keberhasilan atau kega^ slstem
biaya adalah standar yang digunakan sebagai kriteria kinerja. Standar yai memiliki fungsi ganda,
yaitu berfungsi sebagai tujuan untuk memotivasi pengendalian biaya dan sebagai alat evaluasi
kinerja. Standar akan menghasilkan perilaku pekeric yang efisien hanya jika standar tersebut
diterima sebagai tingkat aspirasi oleh individu untuk siapa standar pengendalian dan evaluasi
kinerja tersebut didesain.
Standar masih sering kali ditetapkan oleh metode akuntansi dan teknik yang gagal
memberikan kesempatan untuk partisipasi yang berarti dari individu-individu yang
dikendalikannya. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, individu akan menerima tujuan kinerja
yang realistis dan dapat dicapai hanya jika mereka dilibatkan dalam proses penetapan standar.
Tanpa itu, mereka akan menolak atau melakukan sabotasenya. Jika mereka benar-benar percaya
bahwa partisipasi mereka memiliki dampak terhadap standar, maka mereka tidak lagi merasa
tidak mampu untuk memengaruhi lingkungan kerja mereka, dan mereka akan lebih termotivasi
untuk berjuang mencapai tujuan.
Pentingnya partisipasi dalam penetapan stadar telah dibahas secara ektensif dalam
literature akuntansi keperilakuan. Michael Foran dan Don DeCoster meringkas logika yang
mendasari seluruh argumen yang mendukung partisipasi menjadi, "jika seorai^g pekerja
berpartisipasi dalam menetapkan standar kinerjanya sendiri, maka ia akan membuat komitmen
yang tegas terhadap standar tersebut, dan oleh karena itu, akan bekerja keras untuk
mencapainya."
Dalam salah satu studi empiris mereka, mereka menggunakan teori disonansi kognitif
untuk mendapatkan lebih banyak wawasan mengenai kenapa partisipasi lebih efektif dalam
penetapan standar kinerja. Teori disonansi kognitif terpusat pada tiga konsep kunci: kemauan,
disonansi, dan komitmen. Dalam konteks penetapan standar, teori ini mengimplikasikan bahwa
jika manajemen menginginkan komitmen yang pasti terhadap standar, maka individu yang
dikendalikan harus memiliki pilihan (kemauan).
Jika hasilnya baikk, maka keraguan (disonansi) mereka akan hilang dan komitmen yang
meningkat akan terjadi. Resolusi disonansi atau peningkatan komitmen akan terjadi bahkan
dalam situasi penetapan tujuan yang nonpartisipatif sekalipun. Umpan balik yang tidak
menguntungkan dalam situasi yang nonpartisipatif dapat menimbulkan penolakan terhadap
standard dan kurangnya komitmen lebih lanjut.
Untuk berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang akan digunakan haruslah tidak terlalu
ketat dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat akan lebih sering tidak tercapai daripada
dipenuhi. Variasi yang dihasilkan mungkin tidak secara adil berhubungan dengan kinerja yang
buruk dan tidak diidentifikasikan sebagai sesuatu yang disebabkan oleh standar yang terlalu
ketat. Standar yang ketat adalah tantangan yang berguna (penghargaan intrinsic) hanya bagi
mandor atau manajer yang termotivasi oleh kebutuhan akan prestasi yang luar biasa. Bagi
individu-individu semacam ini, pencapaian atas tugas yang sangat sulit menghasilkanperasaan
kebanggaan dan penghargaan diri sendiri yang kuat. Bagi kebanyakan individu, standar yang
terlalu ketat dan kemungkinan kegagalan menimbulkan frustasi dan kecil hati. Kinerja mereka
akan mengalami penurunan lebih lanjut karena mereka berhenti mencoba untuk melakukan
perbaikan. Sementara itu, standar yang longgar tidak memberikan manfaat motivasional apa pun
karena standar tersebut begitu mudah dicapai, sehingga mandor dan manajer akan mengabaikan
standar tersebut karena dianggap tidak berarti.
Tingkat keketatan yang diharapkan haruslah dievaluasi dalam setiap situasi berdasarkan
jenis proses produksi, produk atau jasa yang akan diserahkan, dan kepribadian dari orang=orang
yang terlibat di dalamnya. Tanpa memedulikan tingkat partisipasi atau keketannya,setelah
standar ditetapkan, maka standar itu harus terus diperbarui sehingga dapat mempertahankan
relevansinya.
Penyerapan Overhead
Bidang lain yang penuh dengan dorongan difungsional ad alah penyerapan overhead.
Praktik umum untuk membebankan overhead manufaktur tetap dan variabel ke produk pada tarif
estimasi yang didasarkan pada tingkat kapasitas yang telah ditentukan sebelumnya. Ketika dasar
yang digunakan untuk penyerapan berbeda dengan yang telah ditentukan sebelumnya, maka
varians yang dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah akan terijadi, Ukuran dari varians ini
juga dipengaruhi oleh tingkat kapasitas yang dipilih sebagai penyebut dalam penentuan tarif
tersebut.
Aspek kapitalisasi biaya tetap dalam persediaan juga memengaruhi interpretasi orang
laba rugi dari bisnis yang bersifat musiman. Perusahaan-perusahaan dengan fluktuasi musiman
dalam penjualan sering kali memproduksi lebih banyak waktu senggang untuk menimbun
persediaan yang mencukupi selama penjualan tinggi. Walaupun laporan laba rugi kuartalan dari
perusahaan-perusahaan ini kemungkinan besar akan menunjukkan laba yang lebih tinggi pada
kuartal dengan penjualan rendah dibandingkan dengan pada kuartal dengan penjualan tinggi.
Fakta ini tidak hanya memberikan ilusi kinerja yang sebenarnya tidak ada, tetapi juga mengarah
pada tindakan ekonomi yang buruk.
Salah satu keputusan paling kontroversial yang dihadapi oleh setiap organisasi adalah
apakah akan mengalokasikan biaya tidak langsung pada produk dan / atau pusat
pertanggungjawaban dan dasar alokasi apa yang akan digunakan?
Dalam riset yang didukung oleh National Association of Accountants (NAA), James
Fremgen dan Shu S. Liao menemukan bahwa perusahaan responden membedakan dengan tegas
dua jenis biaya tidak langsung biaya jasa korporat dan biaya administrative korporat. Biaya jasa
korporat adalah biaya jasa yang dilakukan secara sentral untuk manfaat korporat dan berbagai
pusat pertanggungjawaban. Biaya ini termasuk biaya akuntansi, pengolahan data, WATSline,
penelitian dan pengembangan, serta memiliki beberapa hubungan yang dapat diidentifikasikan
dengan tingkat aktivitas dari berbagai pusat tanggung jawab.
Jika dikaitkan dengan skema intensif, alokasi biaya ini mendorong manajer untuk
memrhatikan biaya yang dilaporkan dan membantu untuk memecahkan beberapa masalah
pengendalian dan koordinasi. Alokasi biaya bukanlah desentralisasi maupun alat untuk
menghilangkan konsumsi berlebihan dari seorang penyelia, dan bukan juga alat untuk mengukur
degradasi maupun penundaan biaya yang ditimbulkan dari sumber daya atau jasa yang
digunakan bersama. Tetapi, tidak ada keraguan bahwa hal tersebut berfungsi situasi tertentu
sebagai mekanisme untuk memotivasi dan mengendalikan manajer.
Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbandingan secara periodik antara biaya
actual dengan sasaran biaya yang sudah ditentukan sebelumnya,baik dalam bentuk anggaran
maupun standar. Perbandingan tersebut jugaakan menghasilkan sejumlah varians karena
mustahil bahwa biaya actual yang terjadi akan setara dengan standar atau anggaran dari elemen
operasioanal yang akan dikendalikan. Varians tersebut dapat merupakan hasil dari berbagai
penyebab, beberapa di antaranya dapat dijelaskan dan dikendalikan, sementara yang lain tidak
dapat dijelaskan maupun dikendalikan.
Meskipun ada beberapa model keputusan yang direkomendasikan, tetapi tidak ada satu
pun di antaranya yang digunakan secara luas dalam membuat keputusan investigasi. Sebaliknya,
manajemen masih menggunakan penilaian subjektif dan anturan-aturan berdasarkan pengalaman
ketika memutuskan apakah investigasi dan tindakan perbaikan diinginkan atau dapat dibenarkan
secara ekonomi.
Semua model akuntansi untuk investigasi varians biaya didasarkan pada pandangan
pengendalian structural. Pandangan ini lebih melihat pengendalian sebagai ‘’mesin homostatis
yang mengatur dirinya sendiri.’’ Pendukungnya tidak melihat perbedaan antara regulator
mekanis dalam suatu system sibernetika dengan regulator manusia.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada materi ini telah ditunjukkan bahwa system biaya tradisional tidaklah bagus secara
keperilakuan dan dapat mendorong respons yang tidak diinginkan maupun destruktif ketika
digunakan dalam mengendalikan dan mengevaluasi kinerja individual. Walaupun system biaya
standar memiliki potensi untuk meningkatkan motivasi dan keselarasan tujuan, system tersebut
juga dapat digunakan untuk mencapai tingkat pengendalian otokratis dan koersif yang tinggi.
Metode yang unggul secara keperilakuan adalah system perhitungan biaya langsung (variable),
yang dengan mengisolasikan biaya produk dan biaya periode, memberikan informasi yang lebih
relevan untuk mengendalikan berbagai jenis biaya dan mengarahkan manajemen kepada
keputusan yang lebih menguntungkan. Pada materi ini telah dianalisis aspek-aspek keperilakuan
dari langah-langkah akuntansi biaya dan menyarankan pendekatan-pendekatan yang dapat
mendorong perilaku karyawan yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak, 2008. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta:Salemba Empat.