c
Hutan merupakan kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan
tumbuhan lainnya. Hutan juga merupakan suatu kumpulan tumbuhan yang menempati
daerah yang luas. Hutan dapat ditemukan baik di daerah yang beriklim tropis maupun
daerah beriklim dingin. Hutan memiliki banyak fungsi antara lain sebagai
tempat/habitat bagi hewan dan tumbuhan,penampung karbon dioksida.
Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki hutan terluas di dunia.
Guna melindungi dan menjaga ekosistem yang ada, pemerintah memiliki lembaga dan
undang-undang yang mengatur tentang hal ini. Namun pada kenyataannya meskipun
ada peraturan dan perundang-undangan tersebut masih banyak ditemukan praktek-
praktek kejahatan antara lain seperti Pembalakan Liar atau Ilegal Logging.
c
Sesuai dengan judul makalah ini yaitu tentang ilegal logging, maka untuk memperjelas
ruang likup pembahasan, penulis memiliki batasan masalah antara lain :
a. Pengertian pembalakan liar atau illegal logging
b. Faktor-faktor penyebab illegal logging
c. Dampak dari illegal logging
d. Solusi untuk mengatasi illegal logging
Melihat begitu pentingnya dan dalam memenuhi tugas mata pelajaran PLH, maka
makalah ini dibuat dengan tujuan utamanya adalah memberikan pengetahuan
lingkungan sehingga kita dapat lebih peduli terhadap kelangsungan makhluk hidup di
masa yang akan datang.
c c
c
Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan cukup luas. Hampir 90 persen hutan
di dunia dimiliki secara kolektif dimiliki oleh Indonesia dan 44 negara lain. Bahkan,
negeri ini juga disebut sebagai paru-paru dunia.
Selain itu, Pemerintah juga pernah mengklaim, sampai dengan tahun 2005, Indonesia
memiliki kawasan hutan 126,8 juta hektare dengan berbagai pembagian fungsi. Yaitu,
fungsi konservasi (23,2 juta hektare), kawasan lindung (32,4 juta hektare), hutan
produksi terbatas (21,6 juta hektare), hutan produksi (35,6 juta hektare), dan hutan
produksi konversi (14,0 juta hektare).
Sayangnya aset negara tersebut dirusak oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab
melalui aksi pembalakan liar.Pembalakan liar atau istilah dalam bahasa inggrisnya
illegal logging adalah kegiatan penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu yang
tidak sah atau tidak memiliki izin dari otoritas setempat.
Selama sepuluh tahun terakhir, laju kerusakan hutan di Indonesia mencapai dua juta
hektar per tahun. Penebangan liar (illegal loging) adalah penyebab terbesar kerusakan
hutan itu.
Menurut data Departemen Kehutanan tahun 2006, luas hutan yang rusak dan tidak
dapat berfungsi optimal telah mencapai 59,6 juta hektar dari 120,35 juta hektar
kawasan hutan di Indonesia, dengan laju deforestasi dalam lima tahun terakhir
mencapai 2,83 juta hektar per tahun. Bila keadaan seperti ini dipertahankan, dimana
Sumatera dan Kalimantan sudah kehilangan hutannya, maka hutan di Sulawesi dan
Papua akan mengalami hal yang sama. Menurut analisis World Bank, hutan di Sulawesi
diperkirakan akan hilang tahun 2010.
c
!
"
#$$
Faktor lainnya yaitu faktor kemiskinan dan faktor lapangan kerja. Umumnya hal ini
terjadi kepada masyarakat yang berdomisili dekat ataupun di dalam hutan. Ditengah
sulitnya persaingan di dunia kerja dan himpitan akan ekonomi, masyarakat mau tidak
mau berprofesi sebagai pembalak liar dan dari sini masyarakat dapat menopang
kehidupannya. Hal inilah yang terkadang suka dimanfaatkan oleh cukong-cukong untuk
mengeksploitasi hasil hutan tanpa ada perizinan dari pihak yang berwenang. Padahal
apabila dilihat upah tersebut sangatlah tidak seberapa dibandingkan dengan akibat
yang akan dirasakan nantinya.
Selain itu juga tentang aspek kinerja aparatur di lapangan, kelestarian hutan
merupakan tanggung jawab bersama. Salah satu caranya yaitu dengan dibentuk suatu
aparatur yang tugasnya bukan hanya menjaga namun juga mengawasi tindakan
penyalahgunaan fungsi hutan. Namun pada kenyataan kinerja aparatur di lapangan ini
masih belum berjalan dengan baik dikarenakan tidak seimbangnya jumlah personil
aparatur pengawas dengan jumlah luas hutan di Indonesia sehingga tindakan illegal
logging ini dapat mungkin terjadi karena luput dari pengawasan petugas tersebut. Tak
jarang ada juga petugas pengawas yang masih melakukan µkompromiµ dengan pelaku
illegal logging sehingga akan semakin memperparah kondisi yang ada.
Kayu masih menjadi primadona Pendapatan Asli Daerah. Produksi komersial mencakup
produksi kayu dan olahannya, produksi sawit, serta perkebunan lain.
%
Praktek pembalakan liar dan eksploitasi hutan yang tidak mengindahkan kelestarian,
mengakibatkan kehancuran sumber daya hutan yang tidak ternilai harganya,
kehancuran kehidupan masyarakat dan kehilangan kayu senilai US$ 5 milyar,
diantaranya berupa pendapatan negara kurang lebih US$1.4 milyar setiap tahun.
Kerugian tersebut belum menghitung hilangnya nilai keanekaragaman hayati serta
jasa-jasa lingkungan yang dapat dihasilkan dari sumber daya hutan.
Masyarakat tetap hidup miskin dan menjadi korban atas kecurangan perilaku cukong-
cukong yang pada akhirnya merekalah yang menikmati sebagian besar hasil usaha
masyarakat. Inilah yang menimbulkan ketidakadilan sosial dalam masyarakat.
Semakin berkurangnya jumlah cadangan sumber air tanah atau mata air di daerah
hutan. Karena jumlah pohon-pohonnya semakin berkurang padahal pohon berfungsi
sebagai penyerap air. Hal ini mengakibatkan timbulnya kekeringan, masyarakat
kesulitan untuk mendapatkan air bersih dan kekurangan air untuk irigasi.
Semakin berkurangnya lapisan tanah subur. Lapisan ini hanyut terbawa karena tidak
adanya penahan tanah apabila hujan,disinilah fungsi pohon sebenarnya.
Dampak yang paling kompleks dari adanya Illegal Logging ini adalah global warming
yang sekarang sedang mengancam dunia. Global warming terjadi oleh efek rumah
kaca dan kurangnya daerah resapan CO2 seperti hutan sehingga menyebabkan suhu
bumi menjadi naik dan mengakibatkan kenaikan volume air muka bumi karena es
dikutub mencair.
3. Manipulasi lingkungan serta pengendalian hama dan penyakit juga bisa dilakukan
untuk memulihkan kembali hutan di Indonesia.
4. Penanaman hutan secara intensif menjadi pilihan terbaik karena bisa diprediksi.
Sehingga, kebutuhan kayu bisa diperhitungkan tanpa harus merusak habitat hutan
alam yang masih baik.
5. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai
pengelolaan hutan. Misalkan dengan upaya pengawasan dan penindakan yang
dilakukan di TKP (tempat kejadian perkara), yaitu di lokasi kawasan hutan dimana
tempat dilakukannya penembangan kayu secara illegal. Mengingat kawasan hutan
yang ada cukup luas dan tidak sebanding dengan jumlah aparat yang ada, sehingga
upaya ini sulit dapat diandalkan, kecuali menjalin kerjasama dengan masyarakat
setempat. Ini pun akan mendapat kesulitan jika anggota masyarakat itu justru
mendapatkan keuntungan materiil dari tindakan illegal logging.
6. Upaya lain yang juga dapat dilakukan adalah dengan mengoptimalkan pos-pos
tempat penarikan retribusi yang banyak terdapat di pinggir-pinggir jalan luar kota.
Petugas pos retribusi hanya melakukan pekerjaan menarik uang dari truk yang
membawa kayu, hanya sekedar itu. Seharusnya di samping melakukan penarikan uang
retribusi juga sekaligus melakukan pengecekan terhadap dokumen yang melegalkan
pengangkutan kayu. Dengan tindakan pengecekan seperti ini, secara psikologis
diharapkan dapat dijadikan sebagai upaya shock therapy bagi para sopir truk dan
pemodal. Selain dari itu, juga harus dilakukan patroli rutin di daerah aliran sungai
yang dijadikan jalur pengangkutan kayu untuk menuju terminal akhir, tempat
penampungan kayu.
c c
&%
c
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan
bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja,
melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi.Setiap orang harus melakukan usaha
untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya
masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi
terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
! &
http://dephut.go.id
http://wikipedia.com
http://search.legalitas.org/node/382
http://hetikyuliati.blog.friendster.com/2008/11/dampak-illegal-logging-di-indonesia/
http://beritalingkungan.blogspot.com
http://anax1a.pressmart.net/mediaindonesia/MI/MI/2010/07/20/ArticleHtmls/20_07
_2010_008_001.shtml?Mode=0