Anda di halaman 1dari 18

TUGAS BIOSTATISTIKA

UJI INDEPENDENT T-TEST

OLEH :

KELOMPOK

1. I Kadek Adi Artika Arimbawa (17C10017)

2. Kadek Cintia Widyasari (17C10018)

3. Kadek Vira Praftini (17C10019)

4. Ni Luh Manik Puspita Sari (17C10020)

5. Ni Nengah Arsiti (17C10021)

6. Dewa Ayu Mey Rayanti (17C10022)

7. Ni Ketut Ita Kastriasih (17C10023)

PRODI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

TAHUN AKADEMIK 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya
sehingga penulis bias menyelesaikan makalah yang berjudul “Uji Dependent T Test”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bimbingan, pengarahan dan
bantuan dari semua pihak sehingga makalah ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya.
Untuk itu penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1 Bapak I Gede Putu DarmaSuyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D selaku rector Institut
Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada
penulis menyelesaikan makalah ini.

2 Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta, S.Kep., MNS selaku Wakil Rektor (Warek) II
InstitutTeknologi dan Kesehatan Bali.

3 Bapak Ns. I Kadek Nuryanto, S.Kep., MNS selaku Dekan Fakultas Kesehatan yang
memberikan dukungan kepada penulis.

4 Ibu Ns. A.A.A. Yuliati Darmini, S.Kep., MNS selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan yang memberikan dukungan moral dan perhatian kepada penulis.

5 Ibu Luh Yenny Armayanty, S.ST., M. Biomed selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, untuk itu
dengan hati terbuka, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya konstruktif untuk
kesempurnaan makalah ini.
Denpasar, 21
November 2020

Penulis ,

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................3
1.3 Hipotesis Penelitian .............................................................................................3

BAB II METODE PENELITIAN

2.1 Metode Pengambilan Data...................................................................................4


2.2 Metode Analisa Data............................................................................................8

BAB III ANALISA DATA

3.1 Hasil Analisa Data................................................................................................9

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan..........................................................................................................12

PUSTAKA .....................................................................................................................iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan industry yang semakin pesat dewasa ini selain memberikan dampak
positif berupa peningkatan taraf hidup masyarakat,juga dapat menimbulkan berbagai
permasalahan bagi para pelaku dan sector industry itu sendiri maupun masyarakat pada
umumnya. Manusia sebagai tenaga kerja merupakan pelaksana diberbagai sector
industry, supaya tenaga kerja mampu berkerja dengan produktif dan aman maka perlu
pengerahan tenaga kerja secara efektif dan efisien.

Dalam setiap proses produksi tenaga kerja tidak bisa lepas dari kebisingan baik
berasal dari suara mesin, peralatan kerja, suara – suara teman yang menggu kepuasan
dalam bekerja. Kebisingan diartikan sebagai semua suara atau bunyi yang tidak
dikehendaki yang bersumber dari alat – alat proses produksi dan atau alat – alat kerja
yang pada tingat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. (Suma’mur,
2009).

Gangguan terhadapat pejanan kebisingan sangat bervariasi tergantung dari tingkat


intensitas dan karaktteristik kebisingan. Dari sudut pandang ergonomic, pengaruh
pemajanan kebisingan pada intensitas yag rendah umunya berupa gangguan
komunikasi, ketidaknyamanan dan gangguan performansi kerja. Tetapi pada
pemajanan kebisingan dengan intensitas lebih tinggi khususnya melebihi Nilai
Ambang Batas (NAB >85dB) dan dalam waktu yang lama dapat menurunkan fungsi
pendengaran yang bersifat sementara kemudian berlanjut permanen. (Tarwaka, 2004).

Linggkungan kerja yang bising perlu mendapat perhatian yang lebih karena tenaga
kerja yang terpapar bising akubat proses produksi dapat menimbulkan gangguan
kesehatan dan kenyamanan kerja. Untuk efisiensi dan produktifitas kerja maupun
proteksi tenaga kerja, keseimbangan yang optimal antara beban langsung dan beban
tambahan oleh lingkungan kerja dan kapasitas kerja perlu dicapai. Beban tambahan
akibat kerja disebabkan oleh faktor – faktor antara lain faktor fisik, faktor kimia, faktor
biologi, faktor fisiologis, faktor psikologis. (Suma’mur, 2009).

Keterpaparan terhadap kebisingan yan melebihi nilai ambang batas pad akurun
waktu yng cukup lama akan berakibat pada gangguan pendenganran ringan dan jika
terjadi terus menerus akan menyebabkan ketulian permanen. Selain itu juga
menimbulkan gangguan emosional yang memicu meningkatnya tekanan darah. Energy

1
kebisingan yang tinggi mempu juga menimbulkan efek seperti perubahan frekuensi
detak jantung, perubahan tekanan darah, dan tingkat pengeluaran keringat. Dapat juga
terjadi efek psikososial dan psikomotor jika seseorang berada di lingkungan yang
bising. (Harrington dan Gill, 2005).

PT. Indo Acidatama, Tb. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar merupakan


perusahaan agrochemical yan mengolah tetes tebu menjadi berbagai bahan kimia yan
salah satu produk utamanya adalah ethanol. Disetiap proses produksinya banyak
menggunakan mesin – mesin yang dapat menimbulkan kebisingan, salah satunya
Boiler Batubara yang digunakan untuk mensuplai uap ke plant. Berdasarkan
pengukuran kebisingan di lima titik dari ruang mesin boiler didapat hasil pengukuran
pada titik pertama 88dB, titik kedua 87dB, titik ketiga 86 dB, titik keempat 89 dB,
titik kelima 88 dB. Dengan rata – rata intensitas kebisingannya 87,71 dB dengan
perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut :
Intensitas Bising Ruangan

TI = 29 log P/Po

Keterangan :

TI : Intensitas kebisingan ruangan

P : Tekanan suara

Po :Tekanan suara dasar

Untuk perhitungan rasa – rata kebisingan sesaat :

L1 L2 L3 L4 L5
1
Leq = 10 log (n 1 ×10 10 +n2 ×10 10 +n3 ×10 10 +n 4 × 10 10 +n5 ×10 10 )
N

Keteranan :

Leq : rata – rata kebisingan yang diterima tenaga kerja

N : jumlah kejadian/jumlah data pengukuran

n : frekuensi kemunculan Ln

Ln : intensitas kebisingan dari hasil pengukuran

(Materi Linkungan Hidup, 1996).

Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP-51/MEN/1999 tentang


Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja menyebutkan bahwa intinsitas

2
kebisingan 85 dB selama 8 jam kerja dalam sehari. Sehingga Untit Boiler Batubara PT.
Indo Acidatama, Tb. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar intensitasnya melebihi
amban batas.

Dari hasil pengukuran kebisingan yang melebihi NAB tersebut, dapat berpenruh
terhadapat fisiologis tenaga kerja salah satunya perubahan tekanan darah. Dari uraian
diatas penulis ingin mengkaji teori tersebut dengan mengandakan penelitian tentang
Perbedaan Tekanan Darah Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah Terpapar Kebisingan
Melebihi NAB di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tb. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar.

B. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka dalam penelitian ini
penulis merumusakan masalah sebagai berikut “ adakah perbedaan tekanan darah
tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB di Unit Boiler
Batubara PT. Indo Acidatama, Tb. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar“.

C. Hipotesis

Ha : ada perbedaan tekanan darah tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar
kebisingan melebihi NAB.

3
BAB II
METODE PENELITIAN

A. Metode Pengambilan Data


1. Populasi
Populasi adalah kumpulan subjek atau objek atau fenomena yang dapat
diukur dan memenuhi kriteria sehingga menghasilkan suatu penelitian ( Swarjana,
2015 ). Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Jadi populasi berhubungan dengan data,
bukan manusia ( Sony dan Bagya, 2017). Pupolasi yang dimaksud adalah seluruh
tenaga kerja Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tb. Kemiri, Kebakkramat,
Karanganyar yang berjumlah 20 orang responden.
2. Sampel
Sample adalah kumpulan subjek yang dipilih melalui beberapa cara
populasi ( Swarjana,2015). Pengammbilan sampel pada penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan teknik total sampling dengan menggunakan 20 tenaga kerja
Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tb. Kemiri, Kebakkramat,
Karanganyar.
3. Sampling
Sampling adalah strategi memiliki helemen atau subjek dari populasi untuk
diteliti. Tujuan dari sampling ini untuk melakukan genelaralisir terhadap
keseluruhan populasi penelitian ( Swarjana, 2015). Teknik sampling merupakan
tektik pengambilan semple. Suatu cara untuk menentukan semple yang jumlahnya
sesuai dengan ukuran sempel yang akan dijadikan sebagai sumber data ( Sony dan
Bagya, 2017). Pada penelitian ini menggunakan tehnik sampling non probability
dengan menggunakan sampling jenuh yang merupakan tehnik penentuan sampel
bila anggota populasi digunakan menjadi sampel. (Sumardiono, 2010).

4
4. Desain Penelitian

Populasi

Sampling Jenuh

Sampel

Sebelum terpapar Sesudah terpapar


kebisingan Kebisingan

Tekanan Darah Tekanan Darah


sebelum terpapar sesudah terpapar
kebisisngan kebisingan

Paired Sample
t-test

5. Identifikasi Variabel Penelitian


a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kebisingan.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tekanan darah.
c. Variabel Pengganggu
1. Variabel pengganggu terkendali : umur, jenis kelamin, kondisi
kesehatan, riwayat penyakit, konsumsi kafein, kebiasaan merokok dan
konsumsi obat-obatan, tekanan panas.
2. Variabel pengganggu tidak terkendali : kondisi psikologis, olah raga.
6. Definisi Operasional Variabel
a. Variabel bebas : Kebisingan
1. Definisi
Kebisingan adalah suara yang ditimbulkan oleh mesin Boiler Batubara
PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar yang
intensitasnya melebihi ambang batas sehingga mengganggu kesehatan
tenaga kerja.
2. Alat Ukur : Sound Level Meter merk Rion type Na-20

5
3. Satuan : decibel (dB)
4. Hasil : Kebisingan sebelum dan sesudah bekerja
5. Skala Pengukuran : Nominal

b. Variabel terikat : Tekanan Darah


1. Definisi
Tekanan darah adalah kekuatan yang diciptakan oleh jantung ketika
memompa darah menuju pembuluh arteri dan kekuatan pembuluh
arteri ketika mendesak darah ke jantung.
2. Alat Ukur : Sfigmomanometer dan Stetoskop Merk ABN

3. Satuan : mmHg

4. Hasil : Data hasil pengukuran tekanan darah

5. Skala Pengukuran : Rasio

7. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan data sesuai
dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang digunakan untuk
pengambilan data beserta pendukungnya adalah:
1. Kebisingan
Untuk mengukur kebisingan digunakan alat Sound Level Meter merk RION
type NA-20 Teknik pengukurannya adalah :
a. Pasang baterai pada tempatnya
b. Putar switch ke BATT untuk mengecek kondisi baterai
c. Putar switch ke A
d. Putar FILTER-CAL-INT ke arah INT
e. Putar level switch sesuai dengan tingkat kebisingan yang terukur
f. Gunakan meter dynamic characteristic selector switch “FAST” karena
jenis kebisingannya continue.
g. Arahkan mikrofon pada sumber kebisingan
h. Jarak sound level meter dengan sumber bising adalah sesuai dengan
posisi tenaga kerja selama kerja
i. Pengukuran di lima titik, masing-masing titik diukur sebanyak 5 kali
dan diambil hasil yang paling tinggi
j. Angka skala dibaca setelah panah penunjuk dalam keadaan stabil.

6
2. Tekanan Darah
Untuk mengukur tekanan darah digunakan alat
Sfigmomanometer dan Stetoskop Merk ABN. Teknik pengukurannya adalah :
a. Tenaga kerja dalam posisi duduk tegak, lengan kiri diletakkan diatas
meja
b. Lengan bagian atas dibalut dengan manset lalu digelembungkan
sampai nadi dalam lengan atas tidak terasa
c. Dicari pembuluh darah arteri yang dekat dengan lengan yang dibalut
manset dan pada pembuluh darah arteri tersebut stetoskop diletakkan
d. Tekanan udara dalam manset dikeluarkan dengan memutar katup pada
bladder dengan perlahan lalu mendengarkan suara yang dihasilkan
dari aliran darah, waktu pertama kali terdengar suara denyut itu
disebut tekanan sistolik
e. Manset terus dikempiskan secara perlahan sampai suara denyut berhenti,
inilah yang disebut tekanan diastolik.
3. Kuesioner, yaitu untuk mengetahui kesediaan tenaga kerja menjadi
responden dan mengetahui identitasnya.
4. Alat tulis, yaitu untuk mencatat hasil pengukuran.
5. Timbangan berat badan, yaitu alat untuk mengukur berat badan
seseorang.
6. Microtoice, yaitu alat untuk mengukur tinggi badan.
8. Cara Kerja Penelitian
Cara kerja penelitian meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
a. Mempersiapkan lembar isian data subjek penelitian
b. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran
c. Survei pendahuluan ke tempat penelitian untuk melihat kondisi
tempat kerja, proses kerja, kondisi tenaga kerja serta melakukan
pengukuran kebisingan dan tekanan darah.

2. Tahap pelaksanaan
a. Mengisi lembar isian data meliputi umur, masa kerja dan tingkat
pendidikan.
b. Mengukur berat badan, tinggi badan untuk menghitung status
gizi/IMT.
c. Mengukur kebisingan dengan Sound Level Meter merk RION type

7
NA-20.
d. Mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar kebisingan
melebihi NAB dengan Sfigmomanometer dan Stetoskop merk ABN.
Pengukuran sebelum terpapar kebisingan dilakukan saat tenaga
kerja sampai di tempat kerja lalu di istirahatkan ± 10 menit,
sedangkan setelah terpapar kebisingan tenaga kerja langsung
diukur tekanan darahnya sebelum berganti pakaian untuk pulang.
3. Tahap Penyelesaian
Mengumpulkan semua data, mengolah, menganalisa dan
menyimpulkan.
9. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan
dengan uji statistik Paired T-Test dengan menggunakan program komputer SPSS
versi 16.0, dengan syarat data berdistribusi normal. Normalitas data
menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Nilai signifikasi
(Asymp.sig.) apabila nilai signifikasi > 0,05 (p > 0,05) maka data dalam
distribusi normal (Riwidikdo, 2008). Interpretasi hasil uji statistik Paired T-Test
sebagai berikut:
a. Jika p value ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.
b. Jika p value > 0,01 tetapi ≤ 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.
c. Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan.

8
BAB III

ANALISA HASIL DATA

3.1 Hasil Analisis Data

Hasil Pengukuran Tekanan Darah Tenaga Kerja

Sebanyak 20 sampel penelitian di Unit Boiler Batubara dilakukan


pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi
NAB. Untuk lebih jelas hasil pengukuran tekanan darah dapat dilihat pada tabel
10 sebagai berikut:

Tabel 10. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah
Terpapar Kebisingan Melebihi NAB

Tekanan Darah
Nama
Subjek Sistolik Diastolik

penelitian Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

A 95 110 75 80
B 122 140 90 95
C 120 145 80 94
D 110 126 75 70
E 100 115 70 80

F 120 110 80 80
G 110 120 80 85
H 110 125 80 90
I 110 120 80 80
J 125 130 80 85
K 100 110 70 80
L 120 140 90 100
M 120 130 80 100
N 120 120 80 80
O 125 120 80 80
P 110 125 80 90
Q 125 130 90 90
R 120 110 80 80
S 125 130 79 70
9
T 140 150 90 95
Jumlah 2327 2506 1609 1704
Rata-rata 116,3 125,3 80,4 85,2

Sumber : Data primer tahun 2011


Dari hasil pengukuran tekanan darah subjek penelitian di Unit Boiler
Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar
diperoleh rata-rata tekanan darah sistolik sebelum terpapar kebisingan melebihi
NAB 116,3 mmHg sedangkan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB
adalah 125,3 mmHg. Selisih sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi
NAB sebesar 9 mmHg, sedangkan rata-rata tekanan darah diastolik sebelum
terpapar kebisingan melebihi NAB adalah 80,4 mmHg sedangkan sesudah
terpapar kebisingan melebihi NAB adalah 85,2 mmHg. Selisih sebelum dan
sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB 4,8 mmHg.
Distribusi frekuensi perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik
sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB pada subjek
penelitian dapat dilihat pada tabel 11 di bawah

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Perubahan Tekanan Darah Sistolik dan


Diastolik Responden

Tekanan Perubahan Tekanan Darah


Darah Meningkat Menurun Tetap

Jumlah Presentase Jumlah Presentase Jumlah Presentase


Sistolik 16 80 % 3 15 % 1 5%
Diastolik 12 60 % 2 10 % 6 30 %

10
Chart Title

5%

15%

80%

Chart Title

30%

60%
10%

Sumber : Data primer tahun 2011


Dari hasil pengukuran tekanan darah sistolik menunjukkan bahwa dari ke
20 subjek penelitian di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar terdapat 16 orang (80%) mengalami peningkatan, 3
orang (15%) mengalami penurunan, dan 1 orang (5%) tekanan darah sistoliknya
tetap. Sedangkan untuk tekanan darah diastolik menunjukkan bahwa terdapat 12
orang (60%) mengalami peningkatan, 2 orang (10%) mengalami penurunan,
dan 6 orang tekanan diastoliknya tetap.
Dari hasil tersebut di atas, untuk normalitas data tekanan darah
digunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test dengan hasil normalitas data tekanan
sistolik nilai p sebelum terpapar kebisingan melebihi NAB adalah 0,224 dan
nilai p sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB adalah 0,788. Sedangkan
tekanan diastolik nilai p sebelum terpapar kebisingan melebihi NAB adalah
0,025 dan nilai p sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB adalah 0,269.

11
Hasil ini menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal karena nilai p
> 0,05.
Hasil uji statistik tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah terpapar
kebisingan melebihi NAB dengan Paired T-Test diketahui bahwa nilai p sebesar
0,000 atau kurang dari 0,05 (p≤ 0.05), maka H0 ditolak, hasil ini menunjukkan
bahwa ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah sistolik sebelum dan
sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB.
Hasil uji statistik tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah terpapar
kebisingan melebihi NAB dengan Paired T-Test diketahui bahwa nilai p
sebesar 0,006 atau kurang dari 0,05 (p ≤ 0,05), maka Ho ditolak. Hasil ini juga
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah
diastolik sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB.

12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari analisis dengan uji statistik Paired T- Test nilai p sebesar 0,000
untuk tekanan darah sisitolik. Dengan nilai p sebesar 0,000 berarti p ≤
0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan. Hal ini menunjukan bahwa
ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah sistolik tenaga
kerja sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB di Unit
Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat,
Karanganyar.
2. Besar nilai p untuk tekanan darah diastolik adalah 0,006. Dengan nilai
p 0,006 berarti p ≤ 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara tekanan
darah sistolik tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar kebisingan
melebihi NAB di Unit Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar.
DAFTAR PUSTAKA
Bernyoman, N. D. (2010). Perbedaan tekanan darah karyawan yang terpapapar
panas di atas nab dan di bawah nab di Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri
Kebakkramat Karanganyar.

Buckman R., Westcoot P. 2010. Apa yang Seharusnya Anda Ketahui tentang
Tekanan darah Tinggi. Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama. pp:20-23

Guyton, Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. p: 173 Haryono,
Subaris H. 2007. Hygene Lingkungan Kerja. Jogjakarta: Mitra Cendekia

Kusmindari D. 2008. Pengaruh intensitas kebisingan pada proses sugu dan proses
ampelas terhadap tekanan darah tenaga kerja di bengkel kayu x. Jurnal
imiah TEKNO. 5:87-96. (5 Maret 2011)

Moeljosoedarmo S. 2008. Higene Industri. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI. p:340

Notoadmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


pp:112-113

Pearce E.C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama. pp: 169-171.

Ramadhan A.J. 2010. Mencermati Berbagai Gangguan pada Darah dan Pembuluh
Darah. Jogjakarta: DIVA Press. pp:31-33

Riwidikdo H. 2008. Statistik Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press. pp:55- 60

Sumardiyono. 2010. Biostatistik Penelitian Bidang Hiperkes. Surakarta: UNS Press.


pp: 39-46

Anda mungkin juga menyukai