OLEH :
KELOMPOK
FAKULTAS KESEHATAN
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya
sehingga penulis bias menyelesaikan makalah yang berjudul “Uji Dependent T Test”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bimbingan, pengarahan dan
bantuan dari semua pihak sehingga makalah ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya.
Untuk itu penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1 Bapak I Gede Putu DarmaSuyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D selaku rector Institut
Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada
penulis menyelesaikan makalah ini.
2 Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta, S.Kep., MNS selaku Wakil Rektor (Warek) II
InstitutTeknologi dan Kesehatan Bali.
3 Bapak Ns. I Kadek Nuryanto, S.Kep., MNS selaku Dekan Fakultas Kesehatan yang
memberikan dukungan kepada penulis.
4 Ibu Ns. A.A.A. Yuliati Darmini, S.Kep., MNS selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan yang memberikan dukungan moral dan perhatian kepada penulis.
5 Ibu Luh Yenny Armayanty, S.ST., M. Biomed selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, untuk itu
dengan hati terbuka, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya konstruktif untuk
kesempurnaan makalah ini.
Denpasar, 21
November 2020
Penulis ,
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................12
PUSTAKA .....................................................................................................................iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan industry yang semakin pesat dewasa ini selain memberikan dampak
positif berupa peningkatan taraf hidup masyarakat,juga dapat menimbulkan berbagai
permasalahan bagi para pelaku dan sector industry itu sendiri maupun masyarakat pada
umumnya. Manusia sebagai tenaga kerja merupakan pelaksana diberbagai sector
industry, supaya tenaga kerja mampu berkerja dengan produktif dan aman maka perlu
pengerahan tenaga kerja secara efektif dan efisien.
Dalam setiap proses produksi tenaga kerja tidak bisa lepas dari kebisingan baik
berasal dari suara mesin, peralatan kerja, suara – suara teman yang menggu kepuasan
dalam bekerja. Kebisingan diartikan sebagai semua suara atau bunyi yang tidak
dikehendaki yang bersumber dari alat – alat proses produksi dan atau alat – alat kerja
yang pada tingat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. (Suma’mur,
2009).
Linggkungan kerja yang bising perlu mendapat perhatian yang lebih karena tenaga
kerja yang terpapar bising akubat proses produksi dapat menimbulkan gangguan
kesehatan dan kenyamanan kerja. Untuk efisiensi dan produktifitas kerja maupun
proteksi tenaga kerja, keseimbangan yang optimal antara beban langsung dan beban
tambahan oleh lingkungan kerja dan kapasitas kerja perlu dicapai. Beban tambahan
akibat kerja disebabkan oleh faktor – faktor antara lain faktor fisik, faktor kimia, faktor
biologi, faktor fisiologis, faktor psikologis. (Suma’mur, 2009).
Keterpaparan terhadap kebisingan yan melebihi nilai ambang batas pad akurun
waktu yng cukup lama akan berakibat pada gangguan pendenganran ringan dan jika
terjadi terus menerus akan menyebabkan ketulian permanen. Selain itu juga
menimbulkan gangguan emosional yang memicu meningkatnya tekanan darah. Energy
1
kebisingan yang tinggi mempu juga menimbulkan efek seperti perubahan frekuensi
detak jantung, perubahan tekanan darah, dan tingkat pengeluaran keringat. Dapat juga
terjadi efek psikososial dan psikomotor jika seseorang berada di lingkungan yang
bising. (Harrington dan Gill, 2005).
TI = 29 log P/Po
Keterangan :
P : Tekanan suara
L1 L2 L3 L4 L5
1
Leq = 10 log (n 1 ×10 10 +n2 ×10 10 +n3 ×10 10 +n 4 × 10 10 +n5 ×10 10 )
N
Keteranan :
n : frekuensi kemunculan Ln
2
kebisingan 85 dB selama 8 jam kerja dalam sehari. Sehingga Untit Boiler Batubara PT.
Indo Acidatama, Tb. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar intensitasnya melebihi
amban batas.
Dari hasil pengukuran kebisingan yang melebihi NAB tersebut, dapat berpenruh
terhadapat fisiologis tenaga kerja salah satunya perubahan tekanan darah. Dari uraian
diatas penulis ingin mengkaji teori tersebut dengan mengandakan penelitian tentang
Perbedaan Tekanan Darah Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah Terpapar Kebisingan
Melebihi NAB di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tb. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar.
B. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka dalam penelitian ini
penulis merumusakan masalah sebagai berikut “ adakah perbedaan tekanan darah
tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB di Unit Boiler
Batubara PT. Indo Acidatama, Tb. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar“.
C. Hipotesis
Ha : ada perbedaan tekanan darah tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar
kebisingan melebihi NAB.
3
BAB II
METODE PENELITIAN
4
4. Desain Penelitian
Populasi
Sampling Jenuh
Sampel
Paired Sample
t-test
5
3. Satuan : decibel (dB)
4. Hasil : Kebisingan sebelum dan sesudah bekerja
5. Skala Pengukuran : Nominal
3. Satuan : mmHg
7. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan data sesuai
dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang digunakan untuk
pengambilan data beserta pendukungnya adalah:
1. Kebisingan
Untuk mengukur kebisingan digunakan alat Sound Level Meter merk RION
type NA-20 Teknik pengukurannya adalah :
a. Pasang baterai pada tempatnya
b. Putar switch ke BATT untuk mengecek kondisi baterai
c. Putar switch ke A
d. Putar FILTER-CAL-INT ke arah INT
e. Putar level switch sesuai dengan tingkat kebisingan yang terukur
f. Gunakan meter dynamic characteristic selector switch “FAST” karena
jenis kebisingannya continue.
g. Arahkan mikrofon pada sumber kebisingan
h. Jarak sound level meter dengan sumber bising adalah sesuai dengan
posisi tenaga kerja selama kerja
i. Pengukuran di lima titik, masing-masing titik diukur sebanyak 5 kali
dan diambil hasil yang paling tinggi
j. Angka skala dibaca setelah panah penunjuk dalam keadaan stabil.
6
2. Tekanan Darah
Untuk mengukur tekanan darah digunakan alat
Sfigmomanometer dan Stetoskop Merk ABN. Teknik pengukurannya adalah :
a. Tenaga kerja dalam posisi duduk tegak, lengan kiri diletakkan diatas
meja
b. Lengan bagian atas dibalut dengan manset lalu digelembungkan
sampai nadi dalam lengan atas tidak terasa
c. Dicari pembuluh darah arteri yang dekat dengan lengan yang dibalut
manset dan pada pembuluh darah arteri tersebut stetoskop diletakkan
d. Tekanan udara dalam manset dikeluarkan dengan memutar katup pada
bladder dengan perlahan lalu mendengarkan suara yang dihasilkan
dari aliran darah, waktu pertama kali terdengar suara denyut itu
disebut tekanan sistolik
e. Manset terus dikempiskan secara perlahan sampai suara denyut berhenti,
inilah yang disebut tekanan diastolik.
3. Kuesioner, yaitu untuk mengetahui kesediaan tenaga kerja menjadi
responden dan mengetahui identitasnya.
4. Alat tulis, yaitu untuk mencatat hasil pengukuran.
5. Timbangan berat badan, yaitu alat untuk mengukur berat badan
seseorang.
6. Microtoice, yaitu alat untuk mengukur tinggi badan.
8. Cara Kerja Penelitian
Cara kerja penelitian meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
a. Mempersiapkan lembar isian data subjek penelitian
b. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran
c. Survei pendahuluan ke tempat penelitian untuk melihat kondisi
tempat kerja, proses kerja, kondisi tenaga kerja serta melakukan
pengukuran kebisingan dan tekanan darah.
2. Tahap pelaksanaan
a. Mengisi lembar isian data meliputi umur, masa kerja dan tingkat
pendidikan.
b. Mengukur berat badan, tinggi badan untuk menghitung status
gizi/IMT.
c. Mengukur kebisingan dengan Sound Level Meter merk RION type
7
NA-20.
d. Mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar kebisingan
melebihi NAB dengan Sfigmomanometer dan Stetoskop merk ABN.
Pengukuran sebelum terpapar kebisingan dilakukan saat tenaga
kerja sampai di tempat kerja lalu di istirahatkan ± 10 menit,
sedangkan setelah terpapar kebisingan tenaga kerja langsung
diukur tekanan darahnya sebelum berganti pakaian untuk pulang.
3. Tahap Penyelesaian
Mengumpulkan semua data, mengolah, menganalisa dan
menyimpulkan.
9. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan
dengan uji statistik Paired T-Test dengan menggunakan program komputer SPSS
versi 16.0, dengan syarat data berdistribusi normal. Normalitas data
menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Nilai signifikasi
(Asymp.sig.) apabila nilai signifikasi > 0,05 (p > 0,05) maka data dalam
distribusi normal (Riwidikdo, 2008). Interpretasi hasil uji statistik Paired T-Test
sebagai berikut:
a. Jika p value ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.
b. Jika p value > 0,01 tetapi ≤ 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.
c. Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan.
8
BAB III
Tabel 10. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah
Terpapar Kebisingan Melebihi NAB
Tekanan Darah
Nama
Subjek Sistolik Diastolik
A 95 110 75 80
B 122 140 90 95
C 120 145 80 94
D 110 126 75 70
E 100 115 70 80
F 120 110 80 80
G 110 120 80 85
H 110 125 80 90
I 110 120 80 80
J 125 130 80 85
K 100 110 70 80
L 120 140 90 100
M 120 130 80 100
N 120 120 80 80
O 125 120 80 80
P 110 125 80 90
Q 125 130 90 90
R 120 110 80 80
S 125 130 79 70
9
T 140 150 90 95
Jumlah 2327 2506 1609 1704
Rata-rata 116,3 125,3 80,4 85,2
10
Chart Title
5%
15%
80%
Chart Title
30%
60%
10%
11
Hasil ini menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal karena nilai p
> 0,05.
Hasil uji statistik tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah terpapar
kebisingan melebihi NAB dengan Paired T-Test diketahui bahwa nilai p sebesar
0,000 atau kurang dari 0,05 (p≤ 0.05), maka H0 ditolak, hasil ini menunjukkan
bahwa ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah sistolik sebelum dan
sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB.
Hasil uji statistik tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah terpapar
kebisingan melebihi NAB dengan Paired T-Test diketahui bahwa nilai p
sebesar 0,006 atau kurang dari 0,05 (p ≤ 0,05), maka Ho ditolak. Hasil ini juga
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah
diastolik sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB.
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari analisis dengan uji statistik Paired T- Test nilai p sebesar 0,000
untuk tekanan darah sisitolik. Dengan nilai p sebesar 0,000 berarti p ≤
0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan. Hal ini menunjukan bahwa
ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah sistolik tenaga
kerja sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB di Unit
Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat,
Karanganyar.
2. Besar nilai p untuk tekanan darah diastolik adalah 0,006. Dengan nilai
p 0,006 berarti p ≤ 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara tekanan
darah sistolik tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar kebisingan
melebihi NAB di Unit Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar.
DAFTAR PUSTAKA
Bernyoman, N. D. (2010). Perbedaan tekanan darah karyawan yang terpapapar
panas di atas nab dan di bawah nab di Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri
Kebakkramat Karanganyar.
Buckman R., Westcoot P. 2010. Apa yang Seharusnya Anda Ketahui tentang
Tekanan darah Tinggi. Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama. pp:20-23
Guyton, Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. p: 173 Haryono,
Subaris H. 2007. Hygene Lingkungan Kerja. Jogjakarta: Mitra Cendekia
Kusmindari D. 2008. Pengaruh intensitas kebisingan pada proses sugu dan proses
ampelas terhadap tekanan darah tenaga kerja di bengkel kayu x. Jurnal
imiah TEKNO. 5:87-96. (5 Maret 2011)
Pearce E.C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama. pp: 169-171.
Ramadhan A.J. 2010. Mencermati Berbagai Gangguan pada Darah dan Pembuluh
Darah. Jogjakarta: DIVA Press. pp:31-33