Anda di halaman 1dari 25

BIOSTATISTIK

ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN KEPERAWATAN

KORELASI PEARSON PRODUCT MOMENT

OLEH:

1. PUTU DIAH PURNAMAWATI (17C10049)


2. I NYOMAN AGUS ASTRAWAN (17C10050)
3. NI PUTU REGINA PRAMESTIA PUTRI (17C10051)
4. NI LUH AYU DEVIANA SARI BUDAYA (17C10052)
5. NI WAYAN SARININGSIH (17C10053)
6. MADE MEGA AYUNDA SARI (17C10054)
7. KADEK YUNI DWITRI AZHARI (17C10055)

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

INSTITUTE TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

2020/2

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan
Yang Maha Esa) karena atas asung wara nugrahanya kami dapat menyelesaikan tugas
Biostatistik dengan judul “Analisis dan Interpretasi Data Penelitian Keperawatan
dengan metode Korelasi Pearson Product Moment”. Tugas ini tidak mungkin dapat
terselesaikan tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami
menyampaikan terima kasih kepada :

1. Luh Yenny Armayanti, S.ST., M.Biomed. sebagai kordinator mata ajar


Biostatistik di Institut Teknologi dan Kesehatan Bali serta pembimbing dalam
pembuatan makalah ini.
2. Serta berbagai pihak yang ikut dalam membantu pembuatan makalah ini yang
penulis tidak dapat sebutkan satu per satu.

Mengingat banyak kekurangan yang kami miliki, tentunya makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan. Untuk itu kami akan sangat berterima kasih apabila ada
pendapat, saran ataupun kritik yang membangun demi perbaikan makalah ini,
sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Denpasar, 12 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................7
METODE PENELITIAN......................................................................................................7
A. Desain Penelitian........................................................................................................7
B. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................................7
1. Tempat Penelitian.....................................................................................................7
2. Waktu Penelitian......................................................................................................7
C. Populasi, Sampel, Sampling dan Hipotesis...............................................................7
1. Populasi....................................................................................................................7
2. Sampel......................................................................................................................8
3. Sampling..................................................................................................................8
4. Hipotesis..................................................................................................................8
D. Teknik Analisa Data...................................................................................................9
1. Uji Univariat............................................................................................................9
2. Analisa Bivariat........................................................................................................9
BAB III.................................................................................................................................12
HASIL ANALISA DATA....................................................................................................12
A. Hasil Data.................................................................................................................12
B. Uji Normalitas..........................................................................................................12
BAB IV..................................................................................................................................19
PENUTUP............................................................................................................................19
A. Kesimpulan................................................................................................................19

ii
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa akhir merupakan masa kritis pada mahasiswa karena pada masa ini
penuh dengan proses yang menuntut mahasiswa menyelesaikan pendidikan tepat
waktu. Mahasiswa sering kali begadang untuk mengerjakan tugas akademik,
khususnya mahasiswa tingkat akhir yang disibukkan dengan penyusunan skripsi dan
tugas akademik lainnya sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Berbagai
kesibukan tersebut dapat menjadi tekanan bagi para mahasiswa tingkat akhir yang
akan mengarah pada stresor negatif. Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor
yang ada dan merasa tertekan akan rentan mengalami stres.

Stres adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental
(Rismalinda, 2017). Umumnya seseorang yang mengalami stres akan terganggu
siklus kehidupannya merasakan ketidaknyamanan. Stres akademik dapat diartikan
sebagai keadaan suatu individu yang melibatkan tekanan hasil persepsi serta
penilainnya terhadap stresor akademik, berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan
pendidikan di perguruan tinggi (Kountul Y dkk., 2018). Beberapa penelitian telah
menunjukkan hasil tingkat stres mahasiswa keperawatan lebih tinggi dibanding
jurusan lainnya seperti mahasiswa kedokteran, farmasi, dan sosial (Rakhmawati,
2014). Beban belajar yang dimiliki mahasiswa keperawatan cukup berat selain
melakukan kegiatan akademik, mereka juga diharuskan mengikuti praktek klinik dan
observasi setiap pergantian mata kuliah, pembuatan laporan hasil observasi, tugas
kuliah yang diberikan dosen, dan masih banyak lagi sehingga membuat mereka tentu
harus menjaga keseimbangan dalam kehidupannya menuju pribadi yang dewasa.
(Dalam Ishmah Rosyidah, dkk. 2020)

1
Berbagai tuntutan akademik yang harus diselesaikan oleh mahasiswa
menyebabkan mereka mengalami stres akademik. Ketidakmampuan mahasiswa untuk
beradaptasi dengan keadaan tersebut membuat mereka mengalami stres. Stres
akademik diartikan sebagai keadaan dimana seseorang tidak dapat menghadapi
tuntutan akademik dan mempersepsi tuntutan akademik yang diterima sebagai
gangguan (Barseli, dkk, 2017). Alvin (dalam Eryanti, 2012) menjelaskan bahwa stres
akademik merupakan tekanan yang terjadi pada diri mahasiswa yang disebabkan oleh
adanya persaingan ataupun tuntutan akademik. Stres akademik disebabkan oleh
adanya academic stressor (Sayekti dalam Barseli, 2017). Academic stressor
merupakan yaitu penyebab stres yang bermula dari proses pembelajaran seperti
tekanan untuk mendapatkan nilai yang baik, lamanya belajar, banyaknya tugas,
rendahnya nilai/prestasi dan cemas dalam menghadapi ujian (Rahmawati dalam
Barseli, dkk, 2017). Barseli, dkk., (2017) menjelaskan bahwa stres akademik
merupakan tekanan yang diakibatkan adanya perspektif subjektif terhadap suatu
kondisi akademik. (Dalam Ade Chita Putri H, dkk. 2020)

Prevalensi kejadian stres cukup tinggi dimana hampir lebih dari 350 juta
penduduk dunia mengalami stres dan merupakan penyakit dengan peringkat ke-4 di
dunia menurut WHO. World Health Organization (WHO) pada tahun 2019
menyebutkan bahwa hampir 264 juta penduduk dunia mengalami stres dan/atau
depresi. Prevalensi kejadian stres di Indonesia sekitar 1,33 juta penduduk
diperkirakan mengalami gangguan kesehatan mental atau stres, angka tersebut
mencapai 14% dari total penduduk, dan mencapai 13% dengan tingkat stres akut
(stres berat) (Legiran & Belinawati, 2015). Terdapat 6,1% penduduk berusia >15
tahun yang mengalami depresi. Sekitar 10 juta penduduk Indonesia berusia >15 tahun
yang mengalami depresi.

Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2013 prevalensi penduduk yang


mengalami gangguan mental emosional stress di Indonesia adalah 6,0%, di Bali
sendiri prevalensi gangguan mental emosional stress ditemukan sebesar 4,4%, dan di

2
kota Denpasar prevalensi gangguan emosional stress ditemukan sebesar 2,3% pada
usia 15 tahun ke atas. Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2018 prevalensi
penduduk yang mengalami gangguan mental emosional stress secara nasional adalah
9,8%, di Bali sendiri prevalensi gangguan mental emosional stress ditemukan sebesar
8,4%, dan di Kota Denpasar prevalensi gangguan mental emosional stress sebesar
5,21% pada usia 15 tahun ke atas.

Studi prevalensi stres yang dilakukan oleh Health and Safety Executive di
Inggris melibatkan penduduk Inggris sebanyak 487.000 orang yang masih produktif
dari tahun 2013-2014. Didapatkan data bahwa angka kejadian stres lebih besar terjadi
pada wanita (54,62%) dibandingkan pada pria (45,38%). Penelitian mengenai tingkat
stres pada mahasiswa sesuai pilihan fakultas mereka telah dilakukan pada beberapa
universitas di dunia. Prevalensi mahasiswa di dunia yang mengalami stres didapatkan
sebesar 38-71%, sedangkan di Asia sebesar 39,6-61,3% (Habeeb 2010, Koochaki
2009). Sementara itu, prevalensi mahasiswa yang mengalami stres di Indonesia
sendiri didapatkan sebesar 36,7- 71,6% (Fitasari 2011).

Stres dapat terjadi pada berbagai tingkat usia dan pekerjaan, termasuk
mahasiswa. Sumber stres atau yang disebut stresor adalah suatu keadaan, situasi
objek atau individu yang dapat menimbulkan stres. Stresor pada mahasiswa dapat
bersumber dari kehidupan akademiknya, terutama dari tuntutan eksternal dan
tuntutan dari harapannya sendiri Stresor atau faktor pencetus stres yang dihadapi
oleh para mahasiswa dapat berhubungan dengan faktor personal seperti jauhnya
para mahasiswa dari orang tua dan sanak saudara, ekonomi/finansial (pengelolaan
keuangan, uang saku), problem interaksi dengan teman dan lingkungan baru, serta
problem-problem personal lainnya. Faktor akademik di sisi lain juga
menyumbangkan potensi stres misalnya tentang perubahan gaya belajar dari
sekolah menengah ke pendidikan tinggi, tugas-tugas perkuliahan, target
pencapaian nilai, prestasi akademik dan problem-problem akademik lainnya
(Legiran, 2015).

3
Banyaknya tuntutan dalam menyelesaikan perguruan tinggi menyebabkan
mahasiswa rentan mengalami stress. Stresor yang terus menerus dihadapi
mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi dapat berdampak pada kekacauan
hormon melatonin dan meningkatnya adrenalin serta hormone kortisol
mengakibatkan kualitas tidur pada mahasiswa terganggu. Apabila stress yang
tidak mampu dikendalikan dan diatasi akan memunculkan dampak negatif, stress
secara kognitif antara lain sulit berkonsentrasi, dampak secara emosional yaitu
sulit memotivasi diri, munculnya perasaan cemas, sedih, frustasi, dan dampak
secara fisiologis bagi kesehatan yang terganggu, daya tahan tubuh menurun, dan
gangguan pola tidur (Heiman & Kefin, 2005). Hal ini didukung oleh Gaultney
(2010) yang menjelaskan bahwa 22% mahasiswa yang berisiko mengalami
gangguan tidur juga berisiko memiliki Grade Point Average (GPA) yaitu nilai
rata-rata akademik yang rendah. Selain itu, Gaultney (2010) juga menjelaskan
bahwa prestasi akademik mahasiswa yang mengalami gangguan tidur lebih
rendah daripada mahasiswa yang mengalami cukup tidur. Selain mendapatkan
nilai rata-rata yang rendah gangguan pola tidur yang terjadi berkelanjutakan akan
mengakibatkan kekebalan tubuh menurun, kelelahan yang berlebih yang
mengakibatkan seseorang mudah terserang penyakit dan pencapaian kesuksesan
akademik mahasiswa tidak bisa lulus dengan IPK tinggi.
Penelitian Agung menyebutkan bahwa stres mahasiswa angkatan akhir
tergolong sangat tinggi, sebanyak 97,0%. Hal tersebut dikarenakan oleh faktor
emosi dan kurangnya self efficacy. Penelitian Gamayanti menyebutkan bahwa
stres pada mahasiswa angkatan akhir sebesar 69,39%. Penelitian Hastuti
menyebutkan bahwa prevalensi stres pada mahasiswa tingkat akhir sebesar
83,3%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ageng Pramudhita yang
menyebutkan bahwa prevalensi stres mahasiswa tingkat akhir sebesar 50%.
Dari latar belakang di atas diharapkan bagi prodi dapat memberi kebijakan
kepada mahasiswa yang akan melakukan tugas akhir diberikan waktu persiapan
selama satu semester. Selain itu juga dari pihak kampus dapat bekerjasama

4
dengan team kesehatan atau dinas kesehatan terkait untuk melakukan skrining
kesehatan jiwa sehingga dapat mencegah terjadinya stress yang lebih parah pada
mahasiswa.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas apakah ada hubungan antara tingkat stress dengan
kualitas tidur pada mahasiswa keperawatan yang sedang menyusun skripsi di
ITEKES Bali.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stress dengan
kualitas tidur pada mahasiswa keperawatan yang sedang menyusun skripsi di
ITEKES Bali.
2. Tujuan Khusus
a) Mengidentifikasi tingkat stress pada mahasiswa yang sedang
menyelesaikan skripsi di program studi
b) Mengidentifikasi kualitas tidur yang dialami mahasiswa yang sedang
sedang menyusun skripsi di ITEKES Bali.
c) Menganalisis hubungan tingkat stress dengan gangguan tidur pada
mahasiswa yang sedang sedang menyusun skripsi di ITEKES Bali.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan


memberi informasi tentang stress dan hubungannya dengan kualitas tidur
sehingga dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan perilaku hidup
sehat.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi responden (Mahasiswa)

5
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan serta dapat
menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang stress dan
hubungannya dengan kualitas tidur.

b. Bagi Institusi ITEKES BALI


Diharapkan penelitian ini dapat menambah literature atau menjadi sumber
bacaan bagi mahasiswa dan menjadi referensi bagi perpustakaan di instasi
pendidikan mengenai hubungan stress dengan kualitas tidur.

6
BAB II

METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
deskriftif korelatif, dengan metode pendekatan cros-sectional. Desain penelitian
deskriftif korelatif adalah penelitian yang menghubungkan variabel bebas dengan
variabel terikat, selanjutnya diuji secara statistic ( uji hipotesis ) atau dikenal
dengan uji korelasi yang menghasilkan koefisien korelasi ( Swarjana, 2015 ).
Metode pendekatan cross-sectional merupakan penelitian yang pada tahap
pengumpulan data dilakukan pada satu titik waktu ( at one point in time ) ,
fenomena yang diteliti adalah selama satu periode pengumpulan data ( Swarjana,
2015 ). Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stress
dengan kualitas tidur pada mahasiswa Keperawatan yang sedang menyusun
skripsi di ITEKES Bali

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ITEKES BALI karena ITEKES Bali salah
satu kampus yang sedang melakukan penyusunan skripsi.

2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 9 Desember 2020.

C. Populasi, Sampel, Sampling dan Hipotesis


1. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari individu atau objek yang secara potensial
dapat diukur sebagai bagian dari penelitian ( Swarjana, 2015 ). Populasi
dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di
ITEKES BALI yang berjumlah 188 orang.

7
2. Sampel
Sampel adalah kumpulan individu atau objek yang dapat diukur
mewakili populasi. Dalam penelitian, sampel yang diambil hendaknya sampel
yang dapat mewakili populasi ( Swarjana, 2015 ).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah adalah mahasiswa
keperawatan yang sedang menyusun skripsi di ITEKES BALI sebanyak 14
sampel.

3. Sampling
Sampling adalah sebuah strategi yang digunakan untuk memilih elemen
atau bagian dari populasi atau proses untuk memilih elemen populasi untuk
diteliti (Swarjana , 2015).
Cara pengambilan sampel pada pnelitian ini adalah dengan teknik probability
sampling dengan tipe simple random sampling. Probality sampling adalah
setiap elemen di dalam populasi memiliki peluang yang sama dan kesempatan
untuk dipilih ( Swarjana, 2015 ). Simple random sampling adalah metode
yang paling umum dan paling sederhana. Subjek memiliki peluang yang sama
untuk terpilih sebagai subjek dalam penelitian ( Swarjana, 2015 ). Jumlah
sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah 14 mahasiswa.

4. Hipotesis
Menurut Swarjana ( 2015 ) hipotesis merupakan jawaban yang
diharapkan pada sebuah penelitian. Hipotesis dibuat berdasarkan teori dan
studi empiris. Dalam penelitian terdapat dua jenis hipotesis yaitu alternative
hypothesis ( Ha ) dan null hypothesis ( H₀ ).
- Alternative hypothesis ( Ha ) merupakan hipotesis yang menyatakan
adanya hubungan antara dua atau lebih variable. Dalam penelitian ini ada
hubungan tingkat stress dengan kualitas tidur pada mahasiswa
Keperawatan yang sedang menyusun skripsi di ITEKES Bali
- Null hypothesis ( H₀ ) menyatakan tidak ada hubungan di antara variabel.
Dalam penelitian ini tidak ada hubungan tingkat stress dengan kualitas

8
tidur pada mahasiswa Keperawatan yang sedang menyusun skripsi di
ITEKES Bali
- Jadi hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan antara tingkat stress
dengan kualitas tidur pada mahasiswa Keperawatan yang sedang
menyusun skripsi di ITEKES Bali

D. Teknik Analisa Data


1. Uji Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012). Analisis data
yang digunakan adalah descriptive statistic yang bertujuan untuk mencari
distribusi frekuensi dan proporsi. Beberapa perhitungan descriptive statistic
meliputi nilai terbesar (maksimum), nilai terkecil (minimum), range
(perbedaan nilai terbesar dan nilai terkecil dari frekuensi distribusi ), dan
central tendency yang mencakup tiga perhitungan yaitu mean (nilai rata-rata),
median (nilai tengah), modus (nilai yang paling sering muncul) (Swarjana,
2015). Data yang didapatkan tidak berdistribusi normal sehingga
menggunakan nilai median, maksimum, dan minimum.

2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis perbedaan dua variabel
yaitu variabel independen dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2012).
Analisis bivariat pada penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi
hubungan tingkat stress dengan kualitas tidur pada mahasiswa Keperawatan
yang sedang menyusun skripsi di ITEKES Bali
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistif inferensial.
Dalam penelitian ini menggunakan uji parametrik pearson product moment (
r test ). pearson product moment merupakan salah satu metode uji hipotesis
yang bertujuan untuk mengatahui adanya hubungan atau keterkaitan antara 2
variabel yang berbeda. Variabel yang dimaksud adalah hubungan variable

9
terikat (dependent variable) dan variable bebas (independent variable)
(Swarjana, 2015).

a. Pearson product moment


Korelasi Pearson atau sering disebut Korelasi Product Moment (KPM)
merupakan alat uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis
asosiatif (uji hubungan) dua variabel bila datanya berskala interval atau
rasio. KPM dikembangkan oleh Karl Pearson. Untuk perhitungan
koefisien korelasi Pearson ada beberapa syarat yang harus dipenuhi,
yaitu:
1. Kedua variabel bersifat kuantitatif, yaitu interval atau rasio.
2. Sampel diambil dengan teknik random (acak).
3. Data yang akan diuji harus homogen.
4. Data yang akan diuji juga harus berdistribusi normal.
5. Perlu ada hubungan monoton antara kedua variabel (banyak orang
mengatakan bersifat linier). Hubungan monotonik terjadi ketika
salah satu variabel meningkat atau menurun nilainya bersama atau
ketika nilai variabel lainnya meningkat atau menurun (tetapi sifat
hubungan tidak boleh bervariasi).

b. Rumus Formula Pearson Product Moment

Gambar 1 : Formula pearson moment (Swarjana, 2015).

Berdasarkan formula di atas perhitungan data menggunakan


pearson correlation dapat dilakukan secara manual. Saat ini dengan
adanya teknologi sangat memudahkan peneliti dalam menguji
hipotesisnya. Pengujian Pearson correlation saat ini dapat dilakukan secara

10
digital dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistik (Swarjana,
2015).

c. Intepretasi Koefisien Pearson Product Moment


Tabel 4.1 Interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan
korelasi, nilai p, dan arah korelasi.

No Parameter Nilai Interpretasi


1 Kekuatan korelasi 0,00-0,199 Sangat lemah
0,20-0,399 Lemah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat

2 Nilai p p< 0,05 Terdapatkorelasi yang


bermakna antara dua
variabel yang diuji.

p> 0,05 Tidak terdapat korelasi


yang bermakna antara dua
variabel yang diuji.

3 Arah korelasi Positif (+) Searah, semakin besar


nilai satu variabel maka
semakin besar pula nilai
variabel lainnya.

Negatif (-) Berlawanan arah, semakin


besar nilai satu variabel
maka semakin kecil nilai
variabel lainnya

(Dahlan, 2009).

11
BAB III

HASIL ANALISA DATA

A. Hasil Data
No Tingkat Stress ( X ) Kualitas Tidur ( Y )
1 34 8
2 56 12
3 54 13
4 33 19
5 45 5
6 75 4
7 69 17
8 45 13
9 33 14
10 66 15
11 78 12
12 32 11
13 20 9
14 28 8

B. Uji Normalitas
Beradasarkan data di atas untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan
Y dalam uji Pearson harus melakukan uji normalitas terlebih dahulu
mengingat syarat dari Pearson Product Moment data yang dapat di uji harus
berdistribusi normal. Oleh sebab itu perlu pengujian normalitas di aplikasi
SPSS dengan cara :

12
Penulis memasukan data variabel ke dalam aplikasi spss. Setelah itu
penulis melakukan pengujian uji normalitas dengan cara
Analyse/Exlplore/memasukan variabel kedalam variabel yang ingin di ujikan
normalitas nya

13
Setelah
penulis memasukan variabel yang di ujikan penulis menekan tombol OK

14
untuk melihat hasil uji pada output yang sudah di record. Berikut ini adalah
hasil uji normalitasnya.
a. Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bawasannya setiap resonden


sudah menjawab pertanyaan dengan lengkap dan jumlah responden yang
menjawab sesuai dengan jumlah sampel yang ditentukan yaitu 14 responden.

15
Pada tabel diatas merupakan hasil dari deskripsi masing-masing
variabel. Pada variabel tingkat stress didapatkan hasil rata-rata tingkat stress
pada mahasiswa sebesar 47, 7143, sedangkan pada nilai tingkat stress
tertinggi adalah 78.00 dan terendah adalah 20.00. hal ini menunjukan tingkat
stress pada mahasiswa dari normal sampai berat atau Tingkat stress normal
( 20-44 ) dan tingkat stress berat ( 75 80 ).
Pada tabel kualitas tidur menunjukan hasil bawasannya rata-rata
kualitas tidur pada mahasiswa sebesar 11, 4286, sedangkan pada kualitas
tidur tertinggi adalah 19.00 dan terendah adalah 4.00. hal ini menunjukan
kalitas tidur pada mahasiswa dari rentang baik ( <5 ) dan buruk ( > 5-21 )

Berdasarkan tabel uji normalitas di atas didapatkan hasil bahwa


pengujian variabel tingkat stres memiliki signifikansi 0.311 dan kualitas tidur
memiliki signifikan 0.962 dengan uji normality Shapiro wilk. Alasan penulis
menggunakan uji normalitas shapiro-wilk adalah dikarenakan sampel dalam
penelitian ini kurang dari 100 dan datanya diambil dengan metode simple
random sampling. Beradarkan uji Shapiro-wilk dapat disimpulkan bahwa
kedua variabel memiliki siginivikansi >0,05 hal ini menunjukan kedua
variabel berdistribusi normal.
b. Uji Korelasi Pearson
Salah satu syarat uji Pearson product moment adalah data harus
berdistribusi normal, data bersifat rasio, dan data diambil secara acak

16
(random). Berdasarkan uji normalitas yang sudah penulis lakukan
sebelumnya mendapatkan hasil data berdistribusi normal. Sehingga data
tingkat stres dan kualitas tidur mahasiswa memenuhi syarat untuk uji korelasi

pearson product moment. Untuk melakukan uji ini dapat dilakukan dengan
cara Analyse/correlate/bivariate/Masukan variabel/ centang pada pearson
correlation/ok

17
Apabila sudah mengikuti semua proses diatas maka hasil uji korelasi
pearson product moment tingkat stress dan kualitas tidur mahasiswa adalah
sebagai berikut :

Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil hubungan antara variabel


tingkat stress dengan kualitas tidur pada mahasiswa dalam analisis bivariate
adalah :
- Berdasarkan nilai signifikansi sig ( 2 -failed ) , dari tabel output diatas
diketahui nilai sig. ( 2-Failed ) antara Tingkat stress ( X ) dengan Kualitas
tidur ( Y ) adalah sebesar 0, 832 atau > 0,05
- Berdasarkan nilai r hitung ( pearson Product Moment ). Diketahui nilai r
untuk hubungan tingkat stress ( X ) dengan kualitas tidur ( Y ) adalah
sebesar 0,063 > 0,05. Hal ini menunjukan bahwa Ha ditolak dan Ho
diterima. Artinya tidak ada hubungan antara tingkat stress dengan kualitas
tidur pada mahasiswa.

18
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pearson
correlation adalah salah satu uji statistik yang bertujian untuk mengetahui
hubungan antara variabel dengan syarat data yang di uji harus berdistribusi
normal dan teknik sampling menggunakan teknik acak serta data harus
bersifat homogen. Berdasarkan contoh kasus di atas dapat disimpulkan bahwa
nilai signifikansi sig ( 2 -failed ) , dari tabel output diketahui nilai sig. ( 2-
Failed ) antara Tingkat stress ( X ) dengan Kualitas tidur ( Y ) adalah sebesar
0, 832 atau > 0,05 dan berdasarkan nilai r hitung ( pearson Product Moment ).
Diketahui nilai r untuk hubungan tingkat stress ( X ) dengan kualitas tidur
( Y ) adalah sebesar 0,063 > 0,05. Hal ini menunjukan bahwa Ha ditolak dan
Ho diterima. Artinya tidak ada hubungan antara tingkat stress dengan kualitas
tidur pada mahasiswa.

19
DAFTAR PUSTAKA

Agusmar, A. Y., Vani, A. T., & Wahyuni, S. (2019). Perbandingan Tingkat Stres
pada Mahasiswa Angkatan 2018 dengan Angkatan 2015 Fakultas Kedokteran
Universitas Baiturrahmah. Health & Medical Journal. Diakses pada tanggal 11
Desember 2020. https://jurnal.unbrah.ac.id/index.php/heme/article/view/238

Ambarwati, P. D., Pinilih, S. S., & Astuti, R. T. (2019). Gambaran Tingkat Stres
Mahasiswa. Jurnal Keperawatan Jiwa. Diakses pada tanggal 11 Desember 2020.
http://103.97.100.145/index.php/JKJ/article/view/4466

Dahlan, M. S. (2009). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Gamayanti, W., Mahardianisa, M., & Syafei, I. (2018). Self disclosure dan Tingkat
Stres pada Mahasiswa yang Sedang Mengerjakan Skripsi. Psympathic: Jurnal
Ilmiah Psikologi. Diakses pada tanggal 11 Desember 2020.
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/psy/article/view/2282

Hidayat, A. ( 2012 ). Uji Pearson Product Moment dan Asumsi Klasik. Di peroleh
tanggal 11 Desember 2020 dari https://www.statistikian.com/2012/07/pearson-
dan-asumsi-klasik.html

Legiran, L., Azis, M. Z., & Bellinawati, N. (2015). Faktor risiko stres dan
perbedaannya pada mahasiswa berbagai angkatan di Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan.
Diakses pada tanggal 11 Desember 2020.
https://www.neliti.com/publications/181680/faktor-risiko-stres-dan-
perbedaannya-pada-mahasiswa-berbagai-angkatan-di-fakulta

20
Marbun, A. P., & Arneliwati & Amir, Y. (2017). Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Stres Mahasiswa Program Transfer Keperawatan yang Sedang Menyusun
Skripsi. Researchgate. 1(1), 2-5

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Statistik, ( 2020 ). Korelasi Product Moment Karl Pearson. Di peroleh pada tanggal
11 Desember 2020 dari https://maglearning.id/2020/07/22/korelasi-product-
moment-karl-pearson/

Swarjana, I. K. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Andi.

21

Anda mungkin juga menyukai