MEREK
DOSEN PENGAMPU : ANDREW SHANDY UTAMA, SH., MH
DISUSUN OLEH :
NYAYU SALSABILA ANDIERA AZALEA (180701079)
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Merek ?
2. Apa yang dimaksud Ekuitas Merk (Brand Equity) ?
3. Bagaimana Mengukur Ekuitas Merk ?
Apa Manfaat Pengukuran Ekuitas Merk ?
Bagaimana Pembuatan Merek yang Efektif ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Merek.
2. Untuk mengetahui Ekuitas Merk (Brand Equity).
3. Untuk mengetahui cara Mengukur Ekuitas Merk.
Untuk mengetahui Manfaat Pengukuran Ekuitas Merk.
Untuk mengetahui cara pembuatan Merek.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Merek
Produk adalah sesuatu yang dihasilkan di pabrik, sedangkan merek adalah sesuatu yang
dibeli oleh customer. Sebuah produk dapat ditiru oleh pesaingnya, sedangkan merek
memiliki keunikan sendiri. Sebuah produk secara cepat dapat termakan oleh waktu,
sedangkan merek yang sukses akan sepanjang masa.
Munurut kotler dalam bukunya yang berjudul The American Marketing Association: merek
adalah nama, istilah, tanda simbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang
di maksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok
penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.sedangkan Menurut Rangkuni
dalam bukunya yang berjudul the power of brands (2002:2) merek merupakan janji penjual
untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.
Merek baik akan memberikan jaminan kualitas, namun pemberian nama atau merek pada
suatu produk hendaknya tidak hanya merupakan suatu simbol saja. Merk dapat juga di bagi
dalam pengertian lainnya, seperti:
a. Brand name (nama merk) yang merupakan bagian dari, yang dapat di ucapkan.
Misalnya, honda, pepsodent dan sebagainya
b. Brand mark (tanda merk) yang merupakan sebagian dari merk yang dapat di kenali
namun tidak dapat di ucapkan, seperti lambang, desain, huruf maupun warna
c. Trade mark (tanda merek dagang) yang merupakan merek atau sebagian dari merek
yang di lindungi hukum karna kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa.
Tanda merek ini melindungi penjual dengan hak istimewanya untuk menggunakan nama
merek.
d. Copyright (hak cipta) merupakan hak istimewa yang di lindungi undang-undang untuk
memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis, musik maupun seni.
Agar perusahaan dapat menetukan nama merek yang spesifik untuk suatu barang produk,
ada beberapa kriteria yang perlu di penuhi, antara lain:
1. Merek harus menunjukan manfaat dan mutu produk
2. Merek harus memiliki ciri khas tersediri agar mudah di bedakan
3. Merek harus mudah di ucapkan, kenali dan di ingat
4. Merek sebaiknya tidak bermakna negatif apabila di terjemahkan dalam bahasa asing
5. Harus di dartarkan ke badan hukum agar mendapatkan hak paten
Sedangkan, Aaker mendefinisikan merek, yaitu sebuah nama atau symbol seperti logo yang
dimasukkan untuk mengidentifikasikan suatu produk seorang atau kelompok penjual dan
membedakan produk atau jasa tersebut dibandingkan dengan pesaingnya.
Merek adalah sebuah tanda yang dapat membedakan barang dan jasa yang diproduksi dan
dimiliki oleh suatu perusahaan terhadap perusahaan lainnya. Kata, huruf, angka, gambar,
foto, bentuk, warna, jenis logo, label atau gabungannya yang dapat digunakan untuk
membedakan barang dan jasa dapat dianggap sebagai sebuah merek.
Merek adalah janji penjual dalam menyampaikan kumpulan sifat, manfaat dan jasa yang
spesifikasi secara konsisten kepada pembeli. Menurut seorang eksekutif pemasaran, merek
dapat menyampaikan empat tingkat arti yaitu :
1. Atribut, dimana merk yang memiliki citra yang mampu mengkomunikasikan
keyakinan atau kepercayaan terhadap atribut fungsional produk.
2. Manfaat, dimana pelanggan tidak membeli atribut, tetapi membeli menfaat. Atribut
harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional.
3. Nilai, dimana merek mencerminkan sesuatu mengenai nilai-nilai pembeli. Pemasaran
merek harus mengenali kelompok spesifikasi pembeli yang nilai-nilaiya sesuai dengan
manfaat yang diberikan oleh merek tersebut.
4. Kepribadian, dimana merek akan menarik bagi orang yang memiliki kesesuaian /
kecocokan antara gambaran citra dirinya dengan citra merek.
Merek merupakan suatu tanda bagi konsumen untuk mengenal barang atau jasa yang
ditawarkan. Pengertian merek sering diartikan sebagai nama, istilah, simbol, desain, atau
kombinasi dari semuanya. Agar merek mudah dikenal masyarakat, penciptaan merek harus
mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
1. Mudah diingat
2. Terkesan hebat dan modern
3. Memilih arti (arti positif)
4. Menarik perhatian
E. Pembuatan Merek
Sebuah merek dagang yang efektif bagi sebuah usaha sangatlah penting, terutama dalam
pemasaran dan penjualan. Pemasaran dan penjualan produk dan jasa Anda akan berjalan
relatif lebih lancar jika merek dagang Anda menarik bagi para pelanggan.
Inilah beberapa langkah yang dapat di laksanakan untuk membuat merek dagang yang
efektif bagi sebuah usaha :
1. Pilih nama yang berdaya pembeda
Mungkin ini bukan hal baru lagi, tetapi ini adalah syarat pertama dan fundamental untuk
memilih sebuah nama bagi merek dagang. Nama yang terdengar mirip dengan kompetitor
Anda yang sudah eksis dalam bidang usaha yang Anda tekuni tidak akan efektif dalam
mendongkrak popularitas usaha dan merek dagang Anda, karena itu hanya akan membuat
Anda terjebak dalam persengketaan hukum yang pelik, menguras tenaga, uang serta waktu
bila pesaing Anda mengajukan keberatan dengan merek dagang Anda itu. Ingatlah bahwa
semakin berbeda merek dagang Anda dari para pesaing, semakin besar peluang usaha Anda
untuk maju dan berkembang.
2. Pilih yang tidak membingungkan
Pernahkah Anda merasa kesulitan melafalkan nama sebuah benda kemudian Anda
memutuskan untuk tidak menyebutkannya dan cenderung melupakannya? Begitulah yang
dapat terjadi pada merek dagang yang terlalu 'unik'. Meskipun harus terdengar unik dan
berbeda, bukan berarti Anda harus membuat sesuatu yang terlalu aneh dan di luar jangkauan
pengetahuan orang.
3. Hindari merek dagang yang tidak dapat didaftarkan
Tidak ada gunanya mencoba untuk mendaftarkan nama-nama yang tidak memenuhi syarat.
Dengan mendaftarkannya ke pihak yang berwenang, merek Anda akan terlindung dari niat
jahat para pesaing dan Anda mendapatkan hak kepemilikan yang pantas Anda dapatkan. Di
bawah Anda akan ketahui bahwa ada nama-nama yang harus Anda hindari untuk digunakan
sebagai merek dagang.
4. Hindari kata-kata yang bersifat deskriptif
Kata-kata deskriptif misalnya adalah "Deterjen Bubuk", "Telepon Selular", atau "Gula
Merah". Semua kata-kata tersebut menggambarkan karakteristik yang melekat pada benda
tertentu. Jika kata-kata seperti ini didaftarkan, kemungkinan besar Anda akan ditolak karena
persetujuan terhadap merek dagang seperti itu hanya akan membuat banyak orang harus
menghindari pemakaian istilah "Deterjen Bubuk" dalam kemasan deterjen mereka. Padahal
itu semestinya adalah istilah yang umum dan bisa digunakan siapa saja tanpa harus
mendapatkan izin.
5. Singkirkan nama depan
Nama-nama yang sering digunakan sebagai nama depan seseorang biasanya tidak dapat
didaftarkan sebagai merek dagang. Mengapa? Bayangkan betapa banyaknya orang memiliki
nama seperti merek dagang Anda. Apakah pelanggan akan dengan mudah mengingat merek
Anda? Merek "Kopi Arabica Pak Joko", misalnya, adalah contoh dari merek dagang yang
harus dihindari. Selain karena mengandung istilah yang bersifat deskriptif ("Kopi Arabica"),
juga terdapat nama yang sangat sering digunakan sebagai nama depan orang ("Pak Joko").
6. Buatlah merek dagang yang jelas dan tidak membingungkan pelanggan
Sebuah merek dagang yang baik sebaiknya membuat pelanggan tahu bahwa barang yang
akan ia beli berbeda dari barang lain yang sejenis yang telah ada lebih dahulu di pasaran.
Misalnya nama "Babie" untuk sebuah produk boneka mainan adalah merek dagang yang
membuat pelanggan bingung (dan jika tidak teliti, tertipu) karena sebelumnya telah ada
merek dagang yang lebih dahulu terkenal dan familiar di telinga konsumen, yaitu "Barbie".
Hal ini selain tidak membuat produk dan layanan Anda berbeda dari pesaing, juga akan
membuat Anda harus menghadapi tuntutan hukum yang sebenarnya tidak perlu dan bisa
dihindari. Sebagai tindakan pencegahan, lakukan penelitian seksama terhadap direktori
merek dagang yang dimiliki oleh badan berwenang (dalam hal ini Ditjen HKI).
7. Gunakan kata-kata yang unik dan berbeda
Hal ini dilakukan agar Anda mendapatkan sebuah merek dagang yang sebisa mungkin unik
serta berbeda dari yang lain. Maka dari itu, jangan gunakan kata-kata yang bersifat general
atau mencakup makna yang luas, misalnya "bagus", "ekonomis", "efisien", "mewah", dan
sebagainya. Meskipun membawa konotasi dan asosiasi positif, kata-kata tersebut terlalu
umum dan sering digunakan orang. Merek dagang Anda akan tenggela dan sulit dibedakan
dari kompetitor.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Merek adalah sebuah tanda yang dapat membedakan barang dan jasa yang diproduksi dan
dimiliki oleh suatu perusahaan terhadap perusahaan lainnya. Kata, huruf, angka, gambar,
foto, bentuk, warna, jenis logo, label atau gabungannya yang dapat digunakan untuk
membedakan barang dan jasa dapat dianggap sebagai sebuah merek.
Ekuitas merek adalah nilai suatu merek berdasarkan seberapa kuat merek tersebut
mempunyai loyalitas merek, kesadaran konsumen akan nama merek, kualitas yang
dipersepsikan, asossiasi merek dan berbagai aset lainnya seperti paten, merek dagang dan
hubungan jaringan distribusi.
Kekuatan suatu merek (brand equity) dapat diukur berdasarkan 7 indikator, yaitu:
Leadership
Stability
Market
Internationality
Trend merek menjadi semakin penting dalam industri.
Support
Protection merek tersebut mempunyai legalitas.
Manfaat Pengukuran Ekuitas Merk
Hasil pengukuran dapat digunakan sebagai benchmark terhadap market leader dan atau
kompetitor lain.
Hasil pengukuran dapat dijadikan guidance untuk penyusunan strategi komunikasi
pemasaran
Membantu dalam pelaksanaan manajemen perusahaan
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Organisasi Hak Kekayaan Intelektual dunia. (WIPO, 2008). Membuat Sebuah Merek: Pengantar
Merek Untuk Usaha Kecil dan Menengah. (World Intellectual Property organization – WIPO).
kevin lane keller & Philip kotler. 2007. manajemen pemasaran. Bandung: PT. Mitra Pustaka.