Dosen Pengampu :
Nidya Shara Mahardika, S. TP., M.P
Disusun Oleh :
Aris Syafa’atin NIM 191710301007
Bima Eka Saputra NIM 191710301015
I Gede Surya Dwipangga NIM 191710301035
Khusnud Diyanah NIM 191710301041
Hanik Widianti NIM 191710301055
TIP A 2019
B. Penyusun Laporan
Laporan ini disusun oleh kelompok 2 mata kuliah Sistem Produksi
Bersih kelas TIP A 2019 yang beranggota sebagai berikut:
1. Aris Syafa’atin
2. Bima Eka Saputra
3. I Gede Surya Dwipangga
4. Khusnud Diyanah
5. Hanik Widianti
DESKRIPSI PERUSAHAAN
Pabrik Tahu Pacar Keling merupakan salah satu UKM yang terdapat di
Surabaya tepatnya di Jalan Pacar Kembang, Pacar Keling Surabaya. UKM ini
mengkhususkan diri untuk memproduksi tahu. Usaha ini adalah usaha keluarga yang
diwariskan secara turun menurun sejak tahun 1960. Saat ini usaha Pabrik Tahu Pacar
Keling dipegang oleh generasi ketiga yaitu Ibu Nancy Gunawan selaku pemilik dan
penanggung jawab perusahaan. Dikarenakan usaha ini merupakan usaha keluarga dan
masih bergerak di level UKM, sehingga tidak memiliki struktur organisasi yang tidak
formal. untuk tahu yang diproduksi oleh Pabrik Tahu Pacar Keling ini ada 2 jenis yaitu
tahu biasa dan tahu kasur. Untuk bahan baku yang digunakan yaitu campuran kedelai
lokal dan kedelai impor. Untuk karyawan yang digunakan pada Pabrik Tahu ini
sejumlah 20 orang dengan rincian 2 orang pencucian, 1 orang di penggilingan, selain itu
terdapat 4 orang pada proses pemasakan, 4 orang pada proses pencetakan, 2 orang pada
proses pembalikan pencetakan, 2 orang bagian pemotongan tahu, 2 bagian kernet dan 2
sopir. Adapun daerah pemasaran dari pabrik tahu ini adalah sekitar wilayah pabrik pacar
keling dan pasar kembang hingga paling jauh daerah Bratang Surabaya. Setiap harinya
usaha ini mampu menghasilkan kurang lebih 7 kuintal kedelai menjadi produk tahu,
dimana sebanyak 95 % dari produksi tersebut merupakan pelanggan tetap dan sisanya
dijual ditempat langsung.
Terdapat sembilan proses yang dilakukan dalam produksi pembuatan tahu pada
pabrik tahu Pacar Keling. Tahapan proses pembuatan tahu adalah sebagai berikut :
Pada produksi tahun di Industri Tahu Pacar Keling limbah yang dihasilkan dari
proses produksi hanya dibuang begitu saja tanpa dilakukan pengelolaan lebih lanjut.
Oleh karena itu, diperlukan adanya solusi atau alternatif untuk menangani limbah yang
dihasilkan. Adapun jenis limbah yang dihasilkan dan juga solusi yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut :
A. LIMBAH PADAT
Menurut Anggreni (2012), limbah padat merupakan suatu bahan yang terbuang
atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum
memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, limbah padat merupakan sisa/hasil kegiatan
manusia, yang berbentuk organik dan anorganik yang dapat membahayakan lingkungan
sehingga diperlukan pengelolaan dan pengolahan yang baik. Limbah padat yang
dihasilkan dari Industri Tahu pacar keling adalah kulit kedelai dan ampas tahu. Solusi
atau alternatif yang dapat diberikan untuk pengolahan limbah padat tahu antara lain :
1. Pakan Ternak.
2. Tempe
Ampas tahu dapat dimanfaatkan menjadi tempe gembus. Tempe ini diolah dari
ampas tahu yang diproses dengan ragi seperti jenis ragi untuk membuat tempe kedelai.
Kemudian dibungkus dengan plastik dan difermentasi sampai menjadi tempe gembus,
sehingga memiliki tekstur yang lebih empuk hampir menyerupai oncom. Proses untuk
membuat ampas tahu sangat mudah, bahan yang tidak banyak dan hasil yang lebih
banyak. Tempe gembus bisa dimasak menjadi berbagai olahan sesuai dengan selera.
Makanan ini tidak hanya sehat tapi juga penuh dengan nutrisi.
Ampas tahu mengandung kalori dan protein dalam jumlah yang cukup tinggi.
Ampas tahu akan diolah menjadi tepung seperti jenis tepung beras maupun tepung
gandum. Produksi dari tepung ampas tahu bisa dimanfaat untuk membuat kue dan jenis
masakan lain. Dalam sebuah penelitian yang dikembangkan terbukti bahwa tepung
ampas tahu sangat baik untuk mendukung pertumbuhan anak-anak. Pada proses
pembuatan tepung ampas tahu ini dibutuhkan ampas tahu yang masih baru, tahap –
tahap pembuatan tepung ampas tahu dengan cara: ampas tahu basah diperas
menggunakan kain agar mengurangi kandungan air pada ampas tahu, dikukus ampas
tahu yang sudah diperas selama 15 menit dengan suhu 100oC, dikeringkan dengan sinar
matahari langsung atau dengan alat pengering (cabinet) sampai kering, dihaluskan
menggunakan blender, diayak menggunakan 40 mesh dan hasil akhirnya menjadi
tepung ampas tahu dengan aroma khas tepung ampas tahu.
B. LIMBAH CAIR
Limbah cair yang dihasilkan dari Industri Tahu pacar keling adalah air bekas
pencucian, air bekas rendaman, air bekas penirisan, air endapan bubur tahu, dan air sisa
hasil endapan tahu. Solusi atau alternatif dalam pengolahan limbah cair antara lain
yaitu:
1. Biogas
Air limbah tahu dapat diolah menjadi biogas sebagai energi alternatif yang eco
friendly (ramah lingkungan. Air limbah tahu mempunyai kandungan metana (CH4) >
50% sehingga sangat memungkinkan untuk bahan sumber energi biogas. Sistem
pembuatan biogas cukup sederhana, air limbah dari pabrik tahu nantinya dialirkan ke
dalam bak digester yang sudah disediakan sebelumnya. Di dalam bak inilah air limbah
tahu yang banyak mengandung nutrisi bagi perkembangan bakteri metanogenik akan
berproses dan menghasilkan gas metana. Umumnya, lama proses air limbah menjadi gas
hanya butuh satu hari. Biogas yang sudah diolah dapat digunakan sebagai energi
alternatif dalam pembuatan tahu.
2. Nata de Soya
Limbah cair hasil proses pengolahan tahu dapat diolah menjadi nata de soya.
Alternatif dari pengolahan limbah cair tahu tersebut menjadi Nata de Soya diharapkan
mampu mengurangi dampak yang ditimbulkan dari aktivitas produksi tahu yang bersifat
negatif (pencemaran). Limbah cair tahu yang masih segar disaring dan dipanaskan
kemudian ditambahkan gula pasir, urea, dan fosfat. Adapun gizi dalam 100 gram nata
de soya terdiri dari 24 gram karbohidrat; 2,35 gram protein; 0,08 gram lemak; dan 0,01
gram kalsium. Dalam proses pengolahan nata de soya menggunakan campuran air
kelapa sebagai sumber mineral, N, dan vitamin bagi mikroba (Acetobacter xylinum).
Bila tak ditambah air kelapa nata de soya yang dihasilkan rapuh, dan membentuk
rongga-rongga.
Untuk proses pengolahan dapat diawali dengan limbah cair tahu disaring dan
dipanaskan kemudian ditambahkan gula pasir, pupuk urea, fosfat, dengan cara
melarutkannya ke dalam limbah cair tahu yang panas dan masukkan kedalam panci
melalui saringan kain kemudian dimasak sampai mendidih lagi selama lima sampai
sepuluh menit. Setelah itu tambahkan asam asetat glasial hingga mencapai pH sekitar 4
dalam larutan yang masih hangat kuku sambil diaduk. Selanjutnya larutan tadi
dimasukkan kedalam tempat fermentasi lalu ditutup dengan kertas dan diikat dengan
karet serta dibiarkan hingga dingin. Setelah campuran dingin (suhu kamar) tambahkan
starter lalu wadah / tempat fermentasi disimpan di tempat yang datar dan aman, selama
8-12 hari. Selama penyimpanan dan proses fermentasi berlangsung, wadah/ tempat
berisi media tersebut tidak boleh digoyang atau digeser atau diganggu. Setelah 8-12 hari
nata yang terbentuk diambil, selanjutnya dicuci dan direndam dengan air secara
berulang-ulang sampai rasa asam asetat hilang. Nata kemudian dimasak dan ditiriskan
dan selanjutnya dipotong kecil-kecil dan siap untuk disimpan dalam kulkas atau
dipasarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggara, Rio. 2013. Evaluasi Pengembangan Produksi Tahu Yang Berkualitas, Ramah
Lingkungan, Dan Ekonomis Dengan Metode Green Quality Function
Development II (GQFD-II) Di Pabrik Tahu Pacar Keling Surabaya.
Surabaya: Universitas Airlangga.
Anggreni, Maria Winda. 2012. Pengelolaan Limbah Padat Sebagai Bagian Penerapan
Konsep Green Building. Depok : Universitas Indonesia.