Anda di halaman 1dari 74

i

GAMBARAN KUALITAS TIDUR PASIEN


CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
DI RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO
SEMARANG

PROPOSAL RISET KEPERAWATAN

Oleh:
Anggie Novita Sari
117009

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2021
GAMBARAN KUALITAS TIDUR PASIEN
CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
DI RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO
SEMARANG

PROPOSAL RISET KEPERAWATAN

Proposal Riset Keperawatan ini diajukan sebagai salah satu syarat


untuk melakukan ujian proposal

Oleh:
Anggie Novita Sari
117009

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Riset Keperawatan ini telah disetujui, diperiksa untuk dipertahankan

di hadapan Tim Penguji Program Studi S-1 Keperawatan

STIKES Telogorejo Semarang

Semarang, April 2021

Pembimbing Utama

Ns. Felicia Risca Ryandini, M.Kep., Sp.Kep.MB

Pembimbing Pendamping

Ns. Bagus Ananta T., M.Kep

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Proposal riset keperawatan ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik

yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Anggie Novita Sari

NIM 117009

Tanda Tangan :
Tanggal : April 2021

iii
PRAKATA

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya yang dilimpahkan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Proposal

Riset Keperawatan yang berjudul “Gambaran Kualitas Tidur Pasien Congestive

Heart Failure (CHF) di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang” dengan baik dan

lancar. Proposal Riset Keperawatan ini disusun untuk memenuhi syarat melakukan

penelitian. Peneliti menyadari bahwa penyusunan Proposal Riset Keperawatan ini

dapat terselesaikan berkat dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak,

untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan tulus ikhlas

perkenankan peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. dr. Swanny Trikajanti Widyaatmaja, M. Kes, Ph. D selaku Ketua Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Telogorejo Semarang.

2. Kepada Direktur RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang yang telah

memberikan kesempatan dan waktu untuk memberikan informasi dalam

pengambilan data.

3. Ns. Ismonah, M.Kep.,Sp.MB selaku Wakil Ketua I STIKES Telogorejo

Semarang.

4. Ns. Sri Puguh K, M.Kep.,Sp.MB selaku Ketua Program Studi S-1 Keperawatan

STIKES Telogorejo Semarang.

5. Ns. Arlies Zenitha V, M.Kep selaku Koordinator Akademik Semester VIII yang

selalu memberi semangat dan motivasi dalam penyusunan Proposal Riset

Keperawatan.

6. Ns. Felicia Risca Ryandini, M.Kep., Sp.Kep.MB selaku pembimbing utama yang

telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan peneliti

iv
selama penyusunan Proposal Riset Keperawatan.

7. Ns. Bagus Ananta T., M.Kep selaku pembimbing pendamping yang telah

memberikan bimbingan dan saran serta semangat selama penyusunan Proposal

Riset Keperawatan.

8. Kepada orangtua tercinta Bapak Juned dan Ibu Larmi yang telah banyak

memberikan dukungan dan pengorbanan baik secara moril maupun materil

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

9. Teman-teman saya Ade Maila, Aisa Vaatun, Sarah Nursa, Erida Yona, Farikhah

Ismawati, Eka Sayang W, dan Rezagita yang selalu memberikan semangat dan

masukan untuk lebih baik.

10. Teman-teman mahasiswa prodi S-1 Keperawatan angkatan 2017 terutama teman

satu kelompok (Anisa DC, Ade K, Shohifatul Lathifah, dan Humairoh) yang

saling memberikan semangat dan bahu membahu selama proses konsultasi,

hingga terselesaikannya penyusunan Proposal Riset Keperawatan.

11. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian Proposal Riset Keperawatan

Dengan kerendahan hati, peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam

penyusunan proposal ini, oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan saran dan

kritik yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini, dan nantinya akan

bermanfaat bagi semua pihak. Peneliti mengucapkan terimakasih dan mohon maaf

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu

melimpahkan rahmat, hidayat, serta karunia-Nya kepada kita sekalian. Aamiin

Semarang, April 2021

Peneliti

v
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................................ iii

PRAKATA .............................................................................................................. iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi

DAFTAR SKEMA.................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian............................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

E. Keaslian Penelitian......................................................................... 8

F. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Dengan Peneliti ............... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ................................................................................10

B. Kerangka Teori ............................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep dan Variabel Penelitian ................................... 26

B. Hipotesis ......................................................................................... 26

vi
C. Rancangan Penelitian..................................................................... 27

D. Definisi Operasional ...................................................................... 27

E. Populasi dan Sampel ...................................................................... 28

F. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian...................................... 30

G. Etika Penelitian............................................................................... 30

H. Alat Pengumpulan Data ................................................................. 31

I. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 33

J. Analisis Data................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ............................................................................. 8

Tabel 1.2 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Dengan Peneliti .................... 9

Tabel 2.1 Kebutuhan Tidur Sesuai Usia............................................................. 21

Tabel 2.1 Definisi Operasional ........................................................................... 27

Tabel 3.2 Coding Data Penelitian 34


.......................................................................
Tabel 3.3 Analisa Data ........................................................................................ 36

viii
DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 2.1 Kerangka Teori ................................................................................... 25

Skema 3.1 Kerangka Konsep................................................................................ 26

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Plain Of Action

(POA) Lampiran 2 Studi

Pendahuluan

Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi

Responden Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi

Responden Lampiran 5 Kuisoner Data Demografi

Lampiran 6 Kuisoner Kualitas Tidur Pittsburgh Sleep Quality Index

(PSQI) Lampiran 7 Kuisoner Hasil Ukur PSQI

Lampiran 8 Daftar Hadir

Konsultasi Lampiran 9 Lembar

Konsultasi
DAFTAR LAMPIRAN

x
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang

Jantung adalah organ tubuh yang berongga berbentuk kerucut dengan ukuran

sekitar satu kepalan orang dewasa (Riza, 2018). Jantung memiliki fungsi untuk

memompa darah ke seluruh tubuh, selain itu jantung juga berfungsi untuk

mengangkut oksigen, nutrisi dan zat-zat untuk di distribusikan ke seluruh tubuh,

serta mengangkat zat-zat sisa (Riza, 2018). Banyak penyakit yang dapat muncul

ketika jantung tidak dapat berfungsi dengan baik, salah satunya adalah penyakit

Congestive Heart Failure (CHF). Penyakit CHF adalah keadaan dimana terjadi

bendungan sirkulasi akibat gagal jantung dan mekanisme kompensatoriknya

(Irwan, 2018). CHF dapat disimpulkan sebagai kondisi dimana ketidakmampuan

jantung untuk memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan

nutrisi jaringan tubuh.

Penyakit jantung merupakan penyakit yang menyebabkan kematian, sekitar 5,1

juta orang di Amerika Serikat mengalami gagal jantung (Putri, 2018).

Peningkatan kasus gangguan kardiovaskular di Indonesia juga semakin nyata

hingga ke daerah-daerah dengan data berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter

di Indonesia sebesar 0,13% dan yang terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 0,3

(Kemenkes RI, 2018). Prevelansi penyakit CHF di Jawa Tengah yaitu 1,6%.
1
2

Terdapat 17,5 juta jiwa (31%) dari 58 juta angka kematian disebabkan oleh

penyakit jantung (World Health Organization, 2016). Sedangkan pada RSUD

K.R.M.T Wongsonegoro Semarang pada tahun 2017 terdapat 3378 pasien CHF

dan pada tahun 2020 terdapat 2229 pasien CHF. Tingginya kasus gagal jantung

diikuti dengan banyaknya tanda dan gejala yang mempengaruhi aktivitas sehari-

hari.

New York Heart Association (NYHA) pertama kali membuat klasifikasi gagal

jantung berdasarkan pada derajat keterbatasan fungsional (PERKI, 2015).

Klasifikasi NYHA terdiri dari 4 kelas yaitu kelas I (satu) tidak terdapat batasan

dalam melakukan aktivitas fisik, tetapi aktivitas fisik tidak menimbulkan

kelelahan atau sesak nafas. Kelas II (dua) terdapat batasan aktivitas ringan, tidak

terdapat keluhan saat istirahat, tetapi aktivitas fisiknya menimbulkan kelelahan

dan sesak nafas. Kelas III (tiga) terdapat batasan aktivitas bermakna, tidak

terdapat keluhan saat istirahat, tetapi aktivitas fisiknya menimbulkan kelelahan

dan sesak nafas. Kelas IV (empat) tidak dapat melakukan aktivitas fisik tanpa

keluhan, tetapi terdapat gejala saat istirahat dan keluhan meningkat saat

melakukan aktivitas (PERKI, 2015).

Selain adanya keterbatasan aktivitas, CHF memiliki tanda dan gejala lain yang

sering ditemukan yaitu sesak nafas saat istirahat atau beraktivitas, kelelahan,

edema tungkai, efusi pleura, nafsu makan menurun, takipnea, takikardi,

orthopnea position, dan paroxysmal nocturnal dyspnea (PERKI, 2015). Dari

tanda dan gejala tersebut menyebabkan penderita CHF mengalami penurunan

kualitas tidur.
CHF menimbulkan berbagai gejala yang sering dirasakan adalah Orthopnea, dan

yang sering dijumpai adalah Paroxysmal Nocturnal Dyspnea. Orthopnea

position atau posisi orthopnea yaitu merupakan adapatasi dari posisi semi fowler

tinggi, dimana pasien dengan posisi 900 pasien duduk di tempat tidur atau di tepi

tempat tidur dengan meja yang menyilang diatas tempat tidur (Roihatul, 2017).

Tujuan dari orthopnea position yaitu membantu mengatasi masalah kesulitan

pernapasan dengan memberikan ekspansi dada maksimum, membantu pasien

yang mengalami masalah ekhalasi, membantu memaksimalkan ekspansi dada

dan paru (Roihatul, 2017). Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) adalah sesak

nafas yang terjadi secara tiba-tiba pada saat tengah malam setelah penderita tidur

selama beberapa jam. PND terjadi karena posisi tidur pasien telentang, pasien

terbangun kira-kira 2 jam setelah tertidur, sangat sesak, dan seringkali batuk

sehingga menyebabkan kualitas tidurnya kurang baik (Suci, 2017).

Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur sehingga tidak merasa

lelah, gelisah, dan mudah terangsang, apatis, dan lesu, sering menguap dan

mudah mengantuk, mata perih. Kualitas tidur meliputi kuantintas atau waktu

lama tidur itu sendiri, meliputi frekuensi terbangun, aspek subjektif lain dan

kepulasan tidur. Tidur merupakan cara untuk melepaskan kelelahan jasmani

maupun mental yang berpengaruh pada kualitas hidup pasien CHF (Sugiono,

2018).

Untuk kualitas tidur pasien CHF NYHA 1 tidak terdapat gangguan pada saat

tidur karena pada NYHA 1 ini pasien tidak ada batasan fisik karena aktivitasnya

tidak menimbulkan kelelahan, NYHA 2 ini pasien juga tidak merasakan

keletihan dan sesak nafas saat tidur karena adanya batasan aktivitas ringan,

NYHA 3 dimana pasien mengalami gangguan pada saat tidur karena aktivitasnya

menyebabkan kelelahan dan sesak nafas, dan NYHA 4 dimana pasien


mengalami keluhan meningkat pada saat tidur sehingga tidak bisa melakukan

aktivitas seperti biasa (PERKI, 2015).

Dampak fisik kualitas hidup berhubungan dengan kualitas tidur kurang yang

dapat mengakibatkan depresi akibat kelelahan. Oleh karena itu perlu dilakukan

penelitian terkait gambaran kualitas tidur pasien CHF sebagai penelitian dasar.
Menurut hasil penelitian Leni (2018) menunjukkan bahwa kualitas tidur pasien

CHF hampir seluruh responden (79,0%) kurang baik karena mengalami

gangguan pada saat tidur, seperti sesak nafas, rasa nyeri, lelah dan jantung

berdebar-debar, serta sering batuk ketika tidur. Menurut hasil penelitian (Suci,

2016) menunjukkan bahwa kualitas tidur pasien CHF hampir seluruh responden

memiliki kualitas tidur yang buruk. Banyak yang mempengaruhi kualitas tidur

pasien CHF selain akibat dari faktor fisiologis dari penyakitnya, seperti halnya

lingkungan (pencahayaan yang kurang terang, suara bising, posisi tempat tidur

yang terlalu dekat dengan pintu. Hasil penelitian Diah (2019) menunjukkan

bahwa kualitas tidur pasien CHF buruk, yang disebabkan oleh ketidaknyamanan

fisik misalnya kesulitan bernafas dan kecemasan. Dari latar belakang diatas dapat

disimpulkan bahwa peneliti perlu melakukan penelitian tentang Gambaran

Kualitas Tidur Pasien CHF.

B. Rumusan Masalah

Penyakit CHF dapat disimpulkan sebagai kondisi dimana ketidakmampuan

jantung untuk mempompakan darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan

nutrisi jaringan tubuh. CHF memiliki tanda dan gejala lain yang sering

ditemukan yaitu sesak nafas saat istirahat atau beraktivitas, kelelahan, edema

tungkai, efusi pleura, nafsu makan menurun, takipnea, takikardi, orthopnea

position, dan paroxysmal nocturnal dyspnea. Berdasarkan latar belakang diatas,

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran Kualitas

Tidur Pasien Congestive Heart Failure (CHF) di RSUD K.R.M.T

Wongsonegoro Semarang”.
C. Tujuan
Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi gambaran kualitas tidur pada pasien CHF di RSUD

K.R.M.T Wongsonegoro Semarang

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia, jenis

kelamin, dan pekerjaan

b. Untuk mengetahui gambaran kualitas tidur NYHA 1 pada pasien CHF di

RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang

c. Untuk mengetahui gambaran kualitas tidur NYHA 2 pada pasien CHF di

RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang

d. Untuk mengetahui gambaran kualitas tidur NYHA 3 pada pasien CHF di

RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang

e. Untuk mengetahui gambaran kualitas tidur NYHA 4 pada pasien CHF di

RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Diharapkan mampu memberikan informasi atau tambahan bahan ajar kepada

mahasiswa keperawatan terkait dengan masalah kualitas tidur CHF.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya sebagai informasi serta menjadi referensi ilmiah

khususnya menjadi data dasar untuk peneliti selanjutnya.


3. Bagi Pelayanan Kesehatan

Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan terkait dengan kualitas

tidur pasien CHF


E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1
Keaslian Penelitian

Penelitian Judul Metode Hasil


Diah Peningkatan Metode penelitian Setelah dilakukan pengaturan
Merdekawati, Kualitas Tidur yang digunakan oleh posisi tidur 100% (33 orang)
Farida Susanti, Klien peneliti dalam responden mengatakan tidur
Maulani, 2019 Kardiovaskuler penelitian ini adalah klien lebih baik. Dilihat dari
dengan Quasy Experimen hasil post-test dengan
Pengaturan dengan desain one kuisoner PSQI dari 7
Posisi Tidur group pre-test and komponen terdapat
post-test perubahan skoring komponen
nomor 4 efisiensi tidur rata-
rata nilai yang didapatkan 33
responden adalah 0 artinya
durasi tidur cukup.
Leni Kualitas Tidur Metode penelitian Hasil penelitian
Handayani, Pasien Gagal yang digunakan pada menunjukkan bahwa kualitas
Urip Rahayu, Jantung penelitian PSQI tidur pasien gagal jantung,
Hesti Platini, dengan validitas hampir seluruh responden
2020 sebesar 0,810 dan (79,0%) kurang baik.
reliabilitas 0,42.
Putri Mayang Gambaran Metode penelitian Hasil penelitian
Sari, Yusran Kualitas Tidur yang digunakan pada menunjukkan bahwa
Hasyim, Marti Pada Pasien penelitian ini adalah mayoritas 50% responden
Yuseva, 2018 Gagal Jantung di metode deskriptif yang mempunyai total jam tidur <5
Ruang ICCU bertujuan untuk jam, 60% responden
RSUD dr. M. menjelaskan dan membutuhkan waktu ⪰ 30
Yunus Bengkulu mendeskripsikan menit untuk memulai tidur ,
Tahun 2018 mengenai suatu 80% responden terbangun 2-
peristiwa atau masalah 3kali dalam semalam, 80%
yang terjadi. responden merasa mulai
mengantuk saat siang hari.
Suci Khasanah, Kualitas Tidur Metode penelitian ini Hasil penelitian ini
Harnanto Setyo Pasien menggunakan desriptif didapatkan 8% responden
Pambudi, 2014 Congestive komparatif dengan (50%) yang tidur dengan
Heart Failure menggunakan teknik posisi selain menghadap ke
(CHF) pada sampling consecutive kanan memiliki skor >5 yang
Posisi Miring sampling. artinya memiliki posisi tidur
Kekanan Menggunakan selain miring ke kanan.
instrument kuisoner
PSQI
Ira Suwartika, Analisis Faktor Metode penelitian ini Hasil penelitian ini
Peni Cahyati, Yang menggunakan cross didapatkan sebagian besar
2015 Berpengaruh korelasional, responden (58,7%)
Terhadap menggunakan teknik mengalami kualitas tidur
Kualitas Tidur sampling consecutive buruk, dan hanya sebagian
Pasien Gagal sampling. kecil responden (41,3%)
Jantung di Pengumpulan data kualitas tidurnya baik.
RSUD Kota menggunakan
Tasikmalaya kuisoner PSQI
F. Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Peneliti

Tabel 1.2
Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Peneliti

Analisa Penelitian Terkait Penelitian Peneliti


Persamaan:
1. Kuisoner Penelitian Instrumen penelitian terkait juga Instrumen penelitian yang
menggunakan pengukuran kualitas digunakan peneliti yaitu
tidur adalah PSQI dengan PSQI yang memiliki
Putri Mayang Sari, Yusran Hasymi, kesamaan dengan penelitian
Marti Yuseva (2018), Leni terkait.
Handayani, Urip Rahayu, Hesti
Plantini (2020)

2. Metode Penelitian Metode penelitian terkait juga Metode penelitian peneliti


menggunakan rancangan penelitian yaitu menggunakan
deskriptif analitik. Berdasarkan rancangan penelitian
hasil penelitian Putri Mayang Sari, deskriptif analitik yang
Yusran Hasymi, Marti Yuseva mempunyai kesamaan
(2018) dengan penelitian terkait.

Perbedaan:
1. Variabel Variabel penelitian terkait Variabel penelitian yang
menggunakan variabel peningkatan digunakan peneliti yaitu
kualitas tidur klien kardiovaskuler kualitas tidur CHF.
dan pengaturan posisi tidur. Desain
penelitian menggunakan Quasy
Experimen dengan desain one group
pre-test and post-test. Populasi
penelitian ini adalah klien CHF
dengan 33 responden.
Diah Merdekawati, Farida Susanti,
Maulani (2019)

2. Metode Sampling Metode sampling terkait Metode sampling penelitian


menggunakan metode non yang digunakan peneliti yaitu
probability sampling. Dengan Total Sampling. Dimana
jumlah sampel 62 orang. Leni sampel kurang dari 100
Handayani, Urip Rahayu, Hesti responden.
Platini (2020)
Metode sampling terkait
menggunakan metode consecutive
sampling. Suci Khasanah, Harnanto
Setyo Pambudi (2014).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Congestive Heart Failure (CHF)

a. Definisi CHF

CHF adalah kondisi kronis dan progresif dimana otot jantung tidak

mampu untuk memompa darah ke seluruh tubuh. CHF merupakan

sindrom klinis, akibat dari gangguan pericardium, miokardium,

endocardium, katup jantung atau pembuluh darah besar (Riza, 2018).

CHF juga dapat diartikan suatu kondisi dimana jantung mengalami

kegagalan dalam memompa darah untuk mencukupi kebutuhan sel tubuh

akan nutrient dan oksigen secara adekuat (Diah, 2019). Selain itu CHF

juga diartikan suatu keadaan darurat medis dimana jumlah darah yang

dipompa oleh jantung seseorang setiap menitnya tidak mampu memenuhi

kebutuhan normal metabolisme tubuh (Inggriane, 2017).

b. Etiologi

Mekanisme fisiologis yang menyebabkan CHF mencakup keadaan-

keadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir, atau menurunkan

kontraktilitas miokardium. Keadaan yang meningkatkan beban awal

10
11

meliputi regurgitasi aorta dan cacat septum ventrikel, sedangkan stenosis

aorta dan hipertensi sistemik akan meningkatkan beban akhir.

Kontraktilitas miokardium dapat menurun karena infark miokardium dan

kardiomiopati. Selain itu, ada faktor fisiologis yang dapat mengakibatkan

jantung gagal bekerja sebagai memompa karena stenosis katup

atrioventrikulis menganggu pengisian ventrikel, dan tamponade jantung

menganggu pengisian ventrikel dan ejeksi ventrikel, sehingga dapat

mengakibatkan CHF (Irwan, 2016). Selain itu etiologi CHF disebabkan

oleh kondisi yang melemahkan atau merusak miokardium, CHF bisa

disebabkan oleh faktor yang berasal dari jantung atau dari faktor

eksternal yang menempatkan permintaan berlebihan pada jantung

(Mayang, Hasymi, Yuseva. 2018).

c. Tanda dan Gejala

Dari penelitian Patricia, terdapat beberapa tanda dan gejala yang muncul

pada CHF yang ditandai oleh sesak nafas yang dapat timbul dalam

keadaan istirahat atau saat beraktivitas dan disebabkan oleh kelainan

struktur dan fungsi jantung dengan menurunnya curah jantung secara

tiba-tiba yang dapat menyebabkan penurunan tekanan darah tanpa

disertai edema perifer (Patricia, Starry, dan Agnes. 2013).

Beberapa tanda dan gejala yang dapat muncul pada CHF, menurut

(Irawan, 2016):

1) Dyspnea/Sesak nafas

Penderita CHF umumnya akan mengalami sesak nafas saat

melakukan aktivitas, saat istirahat, atau saat tidur. Sesak nafas terjadi
karena jantung tidak mampu memompa darah dari vena pulmonalis

sehingga terjadi bendungan cairan di dalam paru-paru, karena adanya

bendungan di paru-paru menganggu terjadinya pertukaran gas

sehingga mengalami sesak nafas.

2) Batuk kronis muncul wheezing

Penderita CHF mengalami batuk disertai dengan mucus berwarna

putih atau pink karena mengalami penumpukan cairan di paru-paru.

3) Edema

Penyebab edema pada penderita CHF karena terjadi penumpukan

cairan di dalam tubuhnya, selain itu ginjal mengalami gangguan

dalam regulasi natrium dan air sehingga terjadi peningkatan cairan di

dalam jaringan.

4) Fatigue

Penderita sering merasa kelelahan saat melakukan aktivitas sehari-

hari karena jantung tidak mampu memompa darah secara maksimal

sehingga kebutuhan darah yang mengandung oksigen dan zat lain

yang dibutuhkan tubuh menjadi berkurang.

5) Nausea/tidak nafsu makan

Hal ini diakibatkan karena saluran pencernaan mengalami penurunan

kebutuhan aliran darah sehingga menyebabkan gangguan dalam

pencernaan.

6) Konfusi

Penderita CHF muncul perilaku kurang perhatian atau penurunan

daya konsetrasi dan disorientasi, karena perubahan kandungan


elektrolit seperti natrium dalam tubuh menyebabkan penderita

menjadi konfusi.

7) Takikardia

Penderita seringkali mengalami palpitasi, karena jantung berusaha

memompa darah lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan.

8) Orthopnea

Kondisi dimana saat berbaring datar dapat menyebabkan kesulitan

bernafas (Salma, 2020)

9) Paroxysmal nocturnal dyspnea

Sesak secara tiba-tiba selama tidur, biasanya terjadi 2 sampai 4 jam

setelah tidur dan disertai dengan batuk kadang-kadang dengan

wheezing (Jahengir dan Casey, 2019).

d. Klasifikasi

Klasifikasi berdasarkan kelainan struktural jantung, menurut (PERKI,

2015)

1) Stadium A, memiliki resiko tinggi untuk berkembang menjadi CHF,

tapi tidak ada gangguan struktural atau fungsional jantung dan tidak

ada tanda dan gejala.

2) Stadium B, sudah berbentuk penyakit struktur jantung yang

berhubungan dengan perkembangan CHF, tetapi tidak terdapat tanda

dan gejala.

3) Stadium C, CHF simtomatik berhubungan dengan penyakit struktural

jantung yang mendasari.


4) Stadium D, penyakit jantung struktural lanjut serta gejala CHF yang

sangat bermakna saat istirahat walaupun sudah mendapati terapi

medis maksimal (refrakter).

Klasifikasi berdasarkan kapasitas fungsional (NYHA), menurut (PERKI,

2015):

1) Kelas I, tidak terdapat batasan dalam melakukan aktivitas fisik, tetapi

aktivitas fisik sehari-hari tidak menimbulkan kelelahan, palpitasi atau

sesak nafas.

2) Kelas II, terdapat batasan aktivitas ringan, tidak terdapat keluhan saat

beristirahat namun aktivitas sehari-hari menimbulkan kelelahan,

palpitasi atau sesak nafas.

3) Kelas III, terdapat batasan aktivitas bermakna, tidak terdapat keluhan

saat beristirahat tetapi aktivitas fisik ringan menyebabkan kelelahan,

palpitasi atau sesak nafas.

4) Kelas IV, tidak dapat melakukan aktivitas fisik tanpa keluhan,

terdapat gejala saat istirahat dan keluhan meningkat saat melakukan

aktivitas.

e. Penatalaksanaan

Menurut (Riza, 2018) penderita CHF tidak dapat diobati, namun

penatalaksanaan dapat dilakukan dengan strategi untuk memperbaiki

gejala-gejala yang muncul agar penderita tetap memiliki kualitas hidup

yang baik.
Tatalaksana penderita CHF meliputi:

1) Perubahan gaya hidup

a) Menghindari merokok

b) Memelihara berat badan

c) Menjaga intake cairan

d) Menghindari alkohol

e) Menghindari/membatasi kafein

f) Mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi

g) Melakukan aktivitas fisik

2) Pengobatan

Pengobatan yang diberikan pada penderita CHF antara lain:

a) Angiotensin Converting Enzyme (ACE) Inhibitors

b) Angiotensin II Receptor Blockers (ARBs) / Angiotensin-2

Receptor Antagonists

c) Angiotensin Receptor Neprilysin Inhibitors (ARNIs)

d) Beta Blockers

e) Aldosterone Antagonists

f) Hydralazine and isosorbide dinitrate

g) Diuretic

3) Pembedahan

Beberapa prosedur pembedahan yang dapat dilakukan antara lain:

a) Implantable Cardioverter-Defibrillator (ICD)

b) Cardiac Resynchronization Therapy (CRT)

c) Left ventricular assist device (LVAD)

d) Transpalatasi jantung
e) Percutaneous coronary intervention (PCI)

f) Coronary artery bypass

g) Penggantian katup jantung

Menurut Irawan (2016) penatalaksaan penderita CHF dibagi menjadi dua,

yaitu:

1) Non Medikamentosa

Dalam pengobatan ini ditekankan adalah istirahat, dimana kerja

jantung dalam keadaan dekompensasi harus dikurangi atau benar-

benar tirah baring mengingat konsumsi oksigen yang relatif

meningkat. Sering tampak gejala-gejala jantung jauh berkurang hanya

dengan istirahat saja, diet umunya berupa makanan lunak dengan

rendah garam. Jumlah kalori sesuai dengan kebutuhan, penderita

dengan gizi kurang diberi makanan tinggi kalori dan tinggi protein,

cairan yang diberikan sebanyak 80-100 ml/kgbb/hari dengan

maskimal 1500 ml/hari.

2) Medikamentosa

Pengobatan dengan cara medikamentosa masih digunakan diuretic

oral maupun parenteral yang masih merupakan ujung tombak

pengobatan CHF sampai edema atau asites hilang (tercapai

euvolemik).
Menurut Inggriane (2017) perlu diupayakan penanganan baik bersifat

farmakologis maupun non farmakologis. Penanganan tersebut berupa:

1) Aspek farmakologis

Penggunaan Adaptive servo-ventilation (ASV), yaitu untuk

meningkatkan LVEF secara signifikan, hal ini menunjukkan bahwa

gangguan tidur pada pasien CHF lebih merasakan manfaat dengan

penggunaan alat ini.

2) Aspek Non farmakologis

a) Pendidikan kesehatan tentang Sleep Hygiene

b) Manajemen koping bagi penderita CHF

c) Pemanfaatan waktu senggang/rekreasi bagi penderita CHF

d) Program olahraga secara teratur dan dibawah pengawasan ahlinya

2. Konsep Tidur

a. Definisi Tidur

Tidur adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya

keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan namun itu merupakan siklus

yang berulang, cirinya adalah aktivitas yang minim, kesadaran yang

bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis dan terjadi penurunan

respons terhadap rangsangan dari luar. Kebutuhan tidur sangat penting

bagi kualitas hidup, tiap individu memiliki kebutuhan tidur yang berbeda

baik kuantitas maupun kualitas tidurnya. Kualitas tidur berkaitan dengan

jenis tidur REM dan NREM yang merupakan kemampuan individu untuk

tetap tidur dan bangun dengan jumlah tidur REM dan NREM. Faktor

yang mempengaruhi tidur adalah kualitas dan kuantitas tidur yang dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas dapat menunjukkan adanya

kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat yang

sesuai dengan kebutuhannya (Arkha, 2019). Tidur juga dapat

didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang masih

dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan

rangsangan lainnya, tidur juga suatu proses perubahan kesadaran yang

terjadi berulang-ulang selama periode tertentu (Putri, Yusron & Marti.

2018).

b. Fisiologi Tidur

Pengaturan kegiatan tidur melibatkan hubungan mekanisme serebral

secara bergantian agara mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk

dapat tidur dan bangun yang diatur oleh sistem pengaktivasi retikulasi

(Aziz, 2015). Sistem tersebut adalah seluruh tingkatan kegiatan susunan

saraf pusat, termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur yang terletak

dalam mesensefalon dan bagian atas pons (Aziz, 2015). Dalam keadaan

sadar, neuron dalam reticular activating system (RAS) akan melepaskan

ketekolamin seperti norepineprin. Selain itu, RAS dapat memberikan

rangsangan emosi dan proses pikir. Pada saat tidur, terdapat pelapasan

serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak

tengah, yaitu bulbar synchronizing regional (BSR). Sedangkan saat

bangun bergantung dari keseimbangan implus yang diterima dipusat otak

dan sistim limbik. Pada sistim batang otak yang mengatur siklus atau

perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR (Yulrina, 2015).


Tidur juga merupaka suatu proses aktif multi-fase kerja otak yang

menjadi kebutuhan dasar fisiologis manusia (Putri, 2018). Restorasi

fungsi organ dan konsolidasi memori merupakan dua manfaat proses

tidur yang paling dibutuhkan tubuh. Tidur dapat terjadi karena adanya

ritme sirkardian dan proses homeostasis yang terjadi pada otak (Hanny,

2018).

c. Jenis/Tahapan Tidur

Menurut Aziz (2015) berdasarkan prosesnya, tidur dibagi menjadi dua

jenis tidur, yaitu:

1) Tidur gelombang lambat/Nonrapid Eye Movement (NREM)

NREM adalah jenis tidur yang disebabkan menurunnya kegiatan

didalam sistem pengaktifasi reticularis. Terdapat tahapan tidur jenis

NREM, yaitu:

a) Tahap I yaitu tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri-

ciri: relaks, masih sadar dengan lingkungan, merasa ngantuk, bola

mata bergerak dari samping ke samping, frekuensi nadi dan napas

sedikit menurun, dapat bangun segera selama tahap ini

berlangsung selama 5 menit.

b) Tahap II yaitu tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun

dengan ciri-ciri: mata pada umumnya menetap, denyut jantung

dan frekuensi napas menurun, temperatur tubuh menurun,

metabolisme menurun, berlangsung pendek dan beakhir 10-15

menit.
c) Tahap III yaitu tahap tidur dengan ciri-ciri: nadi dan frekuensi

nafas dan proses tubuh lainnya melambat, disebabkan adanya

dominasi sistem syaraf parasimpatis, sulit untuk bangun.

d) Tahap IV yaitu tahap tidur dalam dengan ciri-ciri: kecepatan

jantung dan pernafasan menurun, jarang bergerak dan sulit

dibangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambung menurun,

dan tonus otot menurun.

2) Tidur paradoks/Rapid Eye Movement (REM)

REM adalah jenis tidur yang berlangsung pada tidur malam yang

terjadi selama 5-20 menit, rata-rata timbul 90 mni, dimana periode

pertama terjadi 80-100 menit, akan tetapi kondisinya sangat lelah

maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri-ciri

dari tidur REM yaitu biasanya disertai mimpi aktif, lebih sulit

dibangunkan dari pada selama tidur nyenyak NREM, frekuensi

jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur, pada otot perifer terjadi

beberapa gerakan otot yang tidak teratur, mata cepat tertutup dan

terbuka, nadi cepat dan irreguler tekanan darah meningkat atau

berfluktuasi sekresi gaster meningkat dan metabolisme meningkat.

Pada tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi juga

berperan dan belajar, memori dan adaptasi.

d. Kebutuhan Tidur

Kebutuhan tidur merupakan suatu kebutuhan dasar yang dibutuhkan

semua orang. Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang
memerlukan istirahat tidur yang cukup untuk mengembalikan stamina

tubuh dalam kondisi optimal (Anita, Erna, dan Ismail, 2017),

Tabel 2.1
Kebutuhan Tidur Sesuai Usia

Umur Tingkat Perkembangan Jumlah Kebutuhan Tidur


0-1 bulan Bayi Baru Lahir 14-18 jam/hari
1 bulan - 18 bulan Infant 12-14 jam/hari
18 bulan - 3 tahun Toddler 11-12 jam/hari
3 tahun - 6 tahun Preschool 11 jam/hari
6 tahun - 12 tahun School Age 10 jam/hari
12 tahun - 18 tahun Adolescent 8,5 jam/hari
18 tahun - 40 tahun Young Adult 7-8 jam/hari
40 tahun - 60 tahun Middle Age Adult 7 jam/hari
60 tahun keatas Early Adult 6 jam/hari

3. Kualitas Tidur

a. Definisi Kualitas Tidur

Kualitas tidur adalah suatu keadaan dimana tidur menghasilkan kesegaran

dan kebugaran saat terbangun. Kualitas tidur mencakup aspek kuantitatif

dari tidur, seperti durasi tidur dan latensi tidur. Serta aspek subjektif,

seperti tidur dalam dan istirahat (Khasanah, 2012). Kualitas tidur adalah

kepuasaan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tidak

memperlihatkan perasaan lelah, gelisah, lesu, dan sering menguap atau

mengantuk (Diah, 2019).

b. Faktor yang mempengaruhi kualitas tidur

Menurut Cicik (2012) pemenuhan kebutuhan tidur bagi setiap orang berbeda-

beda. Seseorang bisa tidur ataupun tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya yaitu:
a. Status kesehatan

Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat tidur

dengan nyenyak, sedangkan untuk seseorang yang kondisinya kurang

sehat (sakit) dan rasa nyeri, maka kebutuhan tiduranya akan tidak

nyenyak

b. Lingkungan

Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk

tidur. Pada lingkungan bersih, bersuhu dingin, suasana tidak gaduh

(tenang), dan penerangan yang tidak terlalu terang maka akan membuat

seseorang tersebut tertidur dengan nyenyak, begitupun sebalaiknya jika

lingkungan kotor, bersuhu panas, suasana sangat ramai dan penerangan

sangat terang dapat mempengaruhi kualitas tidurnya.

c. Stress psikologis

Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur,

hal ini disebabkan karena kondisi cemas akan meningkatkan

norepineprin darah melalu sistem saraf simpatis.

d. Gaya hidup

Perilaku merokok juga dapat menyebabkan masalah tidur, hal ini terkait

dengan nikotin yang terkandung dalam rokok, disamping itu otak yang

telah kecanduan efek nikotin akan menyebabkan gangguan tidur.

Berdasarkan penelitian Putri Mayang, dkk (2018) faktor yang

mempengaruhi dari kualitas tidur yaitu berdasarkan usia, jenis kelamin,

pendidikan, dan pekerjaan. Pada hasil penelitian tersebut rata-rata usia

51-60 tahun sebanyak (60%) responden menunjukan kualitas tidur yang

buruk, hasil dari kualitas tidur buruk dapat dilihat dari jawaban responden
berdasarkan parameter tidurnya yang berhubungan dengan penyakit yang

dialaminya.

c. Pengukuran Kualitas Tidur

Pengukuran kualitas tidur dilakukan menggunakan The Sleep Quality

Questionaires (SQQ) yang diterjemahkan dalam versi Bahasa Indonesia

yaitu Kuisoner Kualitas Tidur yang lalu dimodifikasi menjadi The

Pittsburgh Sleep Quality Indeks (PSQI) yang terdiri dari 7 aspek

parameter tidur, yaitu total jam tidur malam, waktu memulai tidur,

frekuensi terbangun, perasaan segar saat bangun pagi, kedalaman tidur,

kepuasan tidur, dan perasaan lelah atau mengantuk di siang hari (Arkha,
2019). Instrumen PSQI terdiri dari sembilan pertanyaan yang

mempresentasikan tujuh komponen ukur yang menunjukan kualitas tidur,

mempunyai nilai validitas tinggi di setiap komponen pertanyaan.

Komponen yang termasuk dalam PSQI adalah data subjektif mengenai

kualitas tidur (subjective sleep quality), waktu yang diperlukan responden

untuk memulai tidur (sleep latency), lama waktunya tidur (sleep

duration), habitural sleep efficiency, gangguan yang dialami selama tidur

(sleep disturbance), penggunaan obat hypnotic-sedative (use of sleeping

medication) dan disfungsi yang dialami pada siang hari (daytime

disfunction). Jadi, setiap pertanyaan mempunyai rentang nilai dari 0-3,

dimana nilai 0 menunjukan kualitas tidur sangat baik dan nilai 3

menunjukkan kualitas tidur yang sangat buruk. Rentang nilai pada PSQI

yaitu 0-21, apabila hasil total 5 diartikan dengan kualitas tidur yang baik

dan nilai  diartikan dengan kualitas tidur yang buruk. Kesimpulannya

adalah semakin kecil nilai pengukuran PSQI menunjukkan semakin

bagus kualitas tidur pasien (Rosliana, 2021).

d. Kualitas tidur pasien CHF

Dari penelitian sebelumnya tentang kualitas tidur didapat 60% responden

mengalami kualitas tidur buruk, bahwa pasien CHF mengalami gejala

fisik seperti sesak nafas dan kelelahan. Responden pada penelitian ini

adalah pasien yang memiliki diagnosa CHF dimana penyakit yang

dialami sangat berpengaruh pada kualitas tidur, sehingga kualitas tidur

pasien CHF buruk. Dari analisa pertanyaan responden, mayoritas 60%


membutuhkan 30 menit untuk memulai tidur, 20% responden

membutuhkan waktu untuk memulai tidur 15 menit, dan 20% responden

yang membutuhkan waktu untuk memulai tidur 30 menit (Putri, Yusran

& Marti, 2018).

Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan bshwa kualitas tidur pasien

CHF, hampir seluruh responden (79,0%) mengalami kualitas tidur yang

buruk. Pada penelitian ini kurang baiknya kualitas tidur karena

mengalami gangguan pada saat tidur, seperti sesak napas, rasa nyeri,

lelah dan jantung berdebar sering batuk ketika sedan tidur (Leni, Urip &

Hesti, 2020).
B. Kerangka Teori

Karena adanya infark


m, kardiomiopati, stenosis aorta, dan hipertensi menyebabkan kontraktilitas miokardium menurun

Klasifikasi NYHA
NYHA I
CHF NYHA II
NYHA III
NYHA IV

Kebutuhan Dasar Manusia:


1. Pemenuhan oksigen
dan pertukaran gas
2. Cairan
Kebutuhan Tidur
3. Nutrisi
1. Kuantitas
4. Eliminasi
2. Kualitas
5. Istirahat dan tidur
6. Aktivitas
7. Seksual

Skema 2.1
Kerangka
Teori

Sumber : Inggriane (2017), Irawan (2016), Salma (2020), Jahengir (2019),


PERKI (2015)
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konsep dan Variabel Penelitian

Kerangka konsep yaitu formulasi dari kerangka teori atau teori-teori yang

mendukung penelitian. Adanya kerangka konsep untuk mengarahkan peneliti

untuk menganalisis hasil penelitian yang menghubungan antara variable-variabel

penelitian (Notoadmojo, 2012).

NYHA 1
Kualitas NYHA 2
Tidur CHF NYHA 3
NYHA 4

Skema 3.1
Kerangka
Konsep

B. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan hubungan antara variabel dengan variabel yang

masih bersifat sementara atau dugaan. Hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap masalah penelitian yang sebenarnya harus di uji secara empiris

(Wagiran, 2019). Penelitian ini dengan metode deskriptif analitik sehingga tidak

ada hipotesa.
26
27

C. Rancangan Penelitian

Desain penelitian yaitu rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa

sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadapat pertanyaan penelitian

(Setiadi, 2013). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan

rancangan deskriptif analitik yang bertujuan untuk memberikan gambaran

terhadap objek yang diteliti lalu membuat kesimpulan yang bersifat umum

(Suratman, 2017).

Penelitian akan memberikan gambaran tentang kualitas tidur pasien CHF

berdasarkan dengan klasifikasi NYHA 1, NYHA 2, NYHA 3, dan NYHA 4.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional yaitu mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik, sehingga memungkinkan untuk melakukan observasi

pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi

operasional ditentukan oleh parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian,

dan cara pengukurannya yaitu dimana variabel dapat diukur dan ditentukan

karakteristiknya (Notoadmojo, 2012).

Tabel 3.1
Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skor Skala


Kualitas Kualitas tidur adalah suatu Mengunakan 0-21, apabila Ordinal
Tidur keadaan dimana tidur alat ukur hasil total 5
CHF menghasilkan kesegaran dan PSQI, terdapat diartikan
kebugaran saat terbangun, yang 9 item soal. kualitas tidur
diukur pada pasien CHF dengan baik dan nilai
cara diukur pada malam hari.  diartikan
Dengan karakteristik responden kualitas tidur
sebagai berikut: buruk
a. NYHA 1, tidak terdapat
batasan dalam melakukan
aktivitas fisik, tetapi aktivitas
fisik tidak menimbulkan
kelelahan, palpitasi atau sesak
nafas.
b. NYHA 2, terdapat batasan
aktivitas ringan, tidak terdapat
keluhan saat istirahat tetapi
Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skor Skala
aktivitas sehari-hari
menimbulkan kelelahan,
palpitasi atau sesak nafas.
c. NYHA 3, terdapat batasan
aktivitas bermakna, tidak
terdapat keluhan saat
beristirahat tetapi aktivitas
sehari-hari menimbulkan
kelelahan, palpitasi atau sesak
nafas.
d. NYHA 4, tidak dapat
melakukan aktivitas fisik tanpa
keluhan, terdapat gejala saat
istirahat dan keluhan
meningkat saat melakukan
aktivitas.
(PERKI, 2015)

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Jadi populasi

bukan hanya orang tetapi juga objek dan benda-benda alam lainnya (Tarjo,

2019). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien CHF di RSUD

K.R.M.T Wongsonegoro Semarang. Total populasi 185 pasien CHF dalam

satu bulan.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti. Dengan kata lain sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Untuk dari itu sampel yang diambil dari populasi tersebut harus

betul-betul representatife (Tarjo, 2019). Sehingga peneliti merumuskan

kriteria sebagai berikut:


a. Kriteria Inklusi

1) Pasien yang mengalami CHF di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro

Semarang

2) Pasien yang bersedia menjadi responden

b. Kriteria Ekslusi

1) Pasien CHF yang mengalami kondisi kegawatan atau perburukan

2) Pasien CHF yang mengalami penurunan kesadaran

3. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi dalam

penelitian (Riyanto, 2011). Penelitian ini menggunakan teknik Total

Sampling. Total Sampling adalah dimana jumlah sampel sama dengan

populasi, alasan mengambil total sampling karena jumlah populasi kurang

dari 100 (Notoadmojo, 2012).

F. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Dilakukan di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni

G. Etika Penelitian

Etika penelitian dalam melakukan penelitian yaitu peneliti mendapatkan

rekomendasi dari institusi untuk mengajukan permohonan ijin yang akan

dilakukan oleh peneliti. Setelah mendapatkan ijin baru peneliti melakukan

penelitian dengan prinsip etika penelitian yang harus dipegang peneliti yaitu:
1. Menghormati hakekat dan martabat manusia (Respect for human diginity)

Peneliti harus menginformasikan tentang tujuan melakukan penelitian

tersebut. Peneliti juga perlu memberikan kebebasan kepada responden untuk

memberi informasi atau tidak memberi informasi. Peneliti harus menjelaskan

manfaat penelitian, menjelaskan manfaat yang didapat, peneliti dapat

menjawab pertanyaan dari responden berkaitan dengan prosedur, dan

responden mendapat jaminan terhadapat kerahasiaan terhadap informasi yang

diberikan. Apabila responden menyetujui, calon responden menandatangani

inform consent yang bertujuan untuk mengetahui manfaat dari penelitian

tersebut. Apabila responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati

keputusan responden.

2. Tanpa nama (Anonim)

Masalah etika keperawatan memberikan jaminan dalam penggunaan subjek

penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama

responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang dilaporkan.

4. Keadilan dan inkluisvitas

Dalam penelitian ini peneliti memperlakukan responden secara adil baik

sebelum dan sesudah keikutsertaannya dalam penelitian. Selama penelitian

ini tidak ada diskriminasi jika responden tidak bersedia mengikuti penelitian.
5. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna

mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi responden

dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi penelitian ini

meminimalisasikan dampak yang merugikan bagi responden (Swarjana,

2014).

H. Alat Pengumpulan
Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu metode menggunakan

kuisoner. Sedangkan kuisoner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden

untuk diisi oleh responden, selanjutnya dianalisis untuk memperoleh informasi

(Vivi, 2019)

Kuisoner yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar kuisoner PSQI

PSQI adalah alat ukur untuk mengetahui kualitas tidur yang terdiri dari

sembilan pertanyaan yang mempresentasikan tujuh komponen ukur yang

menunjukan kualitas tidur, mempunyai nilai validitas tinggi di setiap

komponen pertanyaan. Pada lembar kuisoner PSQI terdapat 4 pilihan isian,

dan 15 soal pilihan. Komponen yang termasuk dalam PSQI adalah data

subjektif mengenai kualitas tidur (subjective sleep quality), waktu yang

diperlukan responden untuk memulai tidur (sleep latency), lama waktunya

tidur (sleep duration), habitural sleep efficiency, gangguan yang dialami

selama tidur (sleep disturbance), penggunaan obat hypnotic-sedative (use of


sleeping medication) dan disfungsi yang dialami pada siang hari (daytime

disfunction).

2. Lembar demografi

Lembar demografi adalah informasi tentang data diri responden, yang terdiri

dari usia, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, dan lamanya

menderita CHF.

3. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

a. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya (Ovan & Andika, 2020).

Instrument dalam penelitian sudah pernah digunakan oleh peneliti

sebelumnya, penguji validitas ini menggunakan formulasi koefisien

korelasi Pearson Product Movement. Hasil yang didapatkan yaitu tingkat

korelasi r hitung 0,487-0,0778 (nilai r table > 0,444) mempunyai makna

memenuhi taraf signifikansi.

b. Uji Reabilitas

Reabilitas merupakan penerjemahan dari kata reability yang mempunyai

asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reabilitas yang

tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (Ovan & Andika, 2020).

Pengujian reabilitas menggunakan formulasi koefisiensi reabilitas Alfa

Cronbach dan didapatkan hasil 0,841 yang berarti instrument ini realibel,

karena nilai Alfa Cronbach > 0,6.


I. Prosedur Pengumpulan Data

1. Pengumpulan data pada penelitian ini untuk mempermudah dibantu 2


enumerator yaitu 2 mahasiswa semester 8 yang sudah mendapatkan penjelasan
penelitian yang dianggap mampu memahami dan melaksanakan prosedur
sesuai yang ditetapkan oleh peneliti. Tahap pengumpulan data pada penelitian
ini dilakukan dengan cara:

a. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin kepada STIKES Telogorejo

Semarang untuk melakukan pengambilan data.

b. Peneliti mengajukan permohonan ijin kepada Direktur RSUD K.R.M.T

Wongsonegoro Semarang.

c. Peneliti memperoleh jawaban ijin melakukan pengambilan data di RSUD

K.R.M.T Wongsonegoro Semarang.

2. Tahap pengumpulan data penelitian:

a. Ijin ke ruangan, untuk mencari calon responden sesuai kriteria

b. Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus kontrak waktu untuk

ketersediaan menjadi responden

c. Peneliti menjelaskan kepada responden mengenai penelitian ini yang

bersifat sukarela dan dijamin kerahasiaannya.

d. Peneliti mengajukan informed consent dengan menjelaskan langkah-

langkah penelitian, agar responden bersedia menandatangani informed

consent.

e. Setelah pengambilan data, peneliti mengecek kembali terkait jumlah

kuesioner dan jawaban yang telah dijawab oleh responden

f. Peneliti menjelaskan mengenai isi, tujuan serta cara pengisian kuesioner.

untuk mengisi kuesioner dibutuhkan waktu 10-15 menit. Hal ini

dijelaskan sampai responden mengerti, dan paham tentang kuesioner

yang akan diberikan


3. Tahap penyusunan data

a. Editing, merupakan kegiatan dalam upaya memeriksa kembali kebenaran

data yang diperoleh, editing dapat dilakukan pada tahap setelah data

terkumpul. Dipenelitian ini peneliti membagi kuisoner, setelah data yang

diinginkan terkumpul maka peneliti harus melakukan pengecekan

kembali terhadap jawaban kuisoner.

b. Coding, merupakan pemberian nomor atau kode, kode sangat penting

sebagai pengelolaan dan analisis data menggunakan computer. Selain

pemberian kode juga dibuat daftar kode rangkum dalam satu buku, untuk

memudahkan lokasi pada suatu kode. Pemberian kode pada data

penelitian dapat dilihat table berikut:

Tabel 3.2
Coding Data
Penelitian

Variabel Kategori Kode


Usia 20-30 tahun 1
31-40 tahun 2
41-50 tahun 3
51-60 tahun 4
>60 tahun 5
Jenis Kelamin Laki-laki 1
Perempuan 2

Pendidikan SD 1
SMP 2
SMA 3
S1 4

Agama Islam 1
Kristen 2
Budha 3
Katholik 4

Pekerjaan Wiraswasta 1
Tidak 2
bekerja/IRT 3
Mahasiswa

Lamanya <5 tahun 1


menderita CHF >6 tahun 2
c. Data Entry, merupakan suatu kegiatan memasukan data yang sudah

terkumpul ke database computer, setelah membuat distribusi frekuensi

sedergana dengan membuat daftar label kontigensi.

d. Melakukan teknik analisis

Dalam melakukan teknik analisis, khususnya terhadap data penelitian

akan menggunakan ilmu statistic terapan, yang disesuaikan dengan tujuan

yang hendak dianalisis. Apabila statistic penelitiannya deskriptif maka

akan menggunakan statistic interferensi. Statistic deskriptif adalah


statiska yang membahas cara meringkas, meyajikan, dan

mendeskripsikan suatu data dengan tujuan agar mudah dimengerti dan

lebih mempunyai makna. Statistic inferensial adalah statiska yang

dipergunakan untuk menyimpulkan parameter (populasi) berdasarkan

statistic (sampel) atau lebih dikenal dengan proses generalisasi/inferensi.

(Hidayat, 2017).

J. Analisis Data

1. Analisis Data

Analisis data merupakan cara mengolah data agar dapat disimpulkan atau

diinterprestasikan menjadi informasi dalam melakukan analisis data terlebih

dahulu data harus diolah. Dalam statistic, informasi yang diperoleh

dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, umumnya dalam

pengujian hipotesis, namun yang lebih penting adalah analisa data untuk

menyimpulkan agar data dapat diinformasikan/diinterprestasikan (Hidayat,

2017).

a. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan gambaran atau

karakteristik setiap variable penelitian. Bentuk analisis univariate

tergantung dari jenis datanya. Untuk numerik digunakan nilai mean atau

rata-rata, median dan standar deviasi. Data kategori yang digunakan nilai

median, minimal dan maksimal. Analisis yang disajikan dalam bentuk

distribusi frekuensi dan presentasi dari tiap variable berdasarkan umur,

jenis kelamin, dan pekerjaan.


Analisa Univariat dalam penelitian ini terdiri dari karakteristik responden,

tingkat kualitas tidur. Karakteristik responden meliputi usia, jenis

kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan kualitas tidurnya. Data kategorik

yang disajikan melalui tabel yaitu data distribusi frekuensi untuk jenis

kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan tingkat kualitas tidur, sedangkan

data numerik untuk usia, dan jumlah NYHA.

Tabel 3.3
Analisa
Data

No Data Responden Jenis Data Penyajian Data


Karakteristik Responden
1. Usia Reponden Numerik Tendesi central (Mean Median
Modus)
2. Klasifikasi NYHA Kategorik Tendesi Distribusi Frekuensi dan
Frekuensi
3. Jenis Kelamin Kategorik Tabel Distribusi Frekuensi dan
Frekuensi
4. Pendidikan Kategorik Tabel Distribusi Frekuensi dan
Frekuensi
5. Pekerjaan Kategorik Tabel Distribusi Frekuensi dan
Frekuensi
Variabel
1. Tingkat Kualitas Tidur Kategorik Tabel Distribusi Frekuensi dan
untuk masing-masing Frekuensi
kategori:
NYHA I, II, III, dan IV
37

DAFTAR PUSTAKA

Anita Damayanti, Ema Kadrianti & H. Ismail. (2017). Jurnal Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Tidur Pasien Yang
Dirawat Di Ruang Baji Kamase RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Arkha Rosyaria & Miftahul Khairoh. (2019). Effleurage Massage Aromatherapy


Lavender Sebagai Terapi Kualitas Tidur Malam Ibu Hamil. Surabaya: Jakad
Publishing

Aziz Alimul Hidayat & Musrifatul Uliyah. (2015). Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia. Surabaya: Health Books Publishing

Aziz Alimul Hidayat, (2017) Metodologi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan.


Jakarta: Salemba Medika

Diah Merdekawati, Farida Susanti & Maulani. (2019). Jurnal Peningkatan Kualitas
Tidur Klien Kardiovaskuler dengan Pengaturan Posisi Tidur

dr. Salma. (2020). Tetap Sehat Setelah Usia 40. Depok: Gema Insani

Hanny Handiyani. (2018). Healty Nurse: Napping Sehat bagi Perawat dan Tenaga
Kesehatan. Jakarta: UI Publishing

Inggriane Puspita Dewi. (2017). Jurnal Kualitas Tidur Pasien Gagal Jantung dan
Penanganannya

Irwan. (2016). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Yogyakarta: Deepublish

Jahengir Moini & Casey Chaney. (2019). Introduction to Pathology for the Physical
Therapist Assistant. Jones & Bartlett Learning, LCC

Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018.

Leni Handayani, Urip Rahayu & Hesti Platini. (2020). Jurnal Kualitas Tidur Pasien
Gagal Jantung

Notoadmojo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika
38

Patricia Ratna Sari, Starry H. Rampengan & Agnes L. Panda. (2013). Jurnal
Hubungan Kelas NYHA dengan Fraksi Ejeksi Pada Pasien Gagal Jantung
Kronik di BLU/RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

PERKI. (2015). Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung

Putri Mayang Sari, Yusran Hasymi & Marti Yuseva. (2018). Jurnal Gambaran
Kualitas Tidur Pada Pasien Gagal Jantung di Ruang ICCU RSUD dr. M
Yunus Bengkulu Tahun 2018

Riza Fikriana. (2018). Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta: Deepublish Publisher

Roihatul, Zahroh & Rivai Sigit Susanto. (2017). Jurnal Efektifitas Posisi Semi
Fowler dan Posisi Orthopnea Terhadap Penurunan Sesak Nafas Pasien TB
Paru

Rosliana Dewi. (2021). Teknik Relaksasi Lima Jari Terhadap Kualitas Tidur,
Fatique dan Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara. Yogyakarta: Deepublish

Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan, Ed. 2.


Yogyakarta: Graha Ilmu

Suci Khasanah & Harnanto Setyo Pambudi. (2017). Jurnal Kualitas Tidur Pasien
Congestive Heart Failure (CHF) Pada Posisi Tidur Miring Kekanan

Sugiono, Wisnu Wijayanto Putro & Sylvie Indah Kartika Sari. (2018). ERGONOMI
UNTUK PEMULA (Prinsip dasar dan Aplikasinya). Malang: UB Press

Swarjana, I Ketut. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi).


Yogyakarta: ANDI OFFSET

Tarjo. (2019). Metode Penelitian Sistem 3X Baca. Yogyakarta: Deepublish

Wagiran. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan: Teori dan Implementasi.


Yogyakarta: Deepublish

World Health Organization, (2016) WORLD HEALTH STATISTICS-


MONITORING HEALTH FOR THE SDGs. Wolrd Health Organization.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.00

Yulrina Ardhiyanti, Risa Pitriani & Ika Putri Damayanti, (2014) Panduan Lengkap
Keterampilan Dasar Kebidanan I, Ed. 1, Cet. 1. Yogyakarta: Deepublish
LAMPIRAN
PLAN OF ACTION (POA)

Proposal Riset Keperawatan “Gambaran Kualitas Tidur Pasien Congestive Heart Failure (CHF)

di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang"

No
Tahun 2020
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Kegiatan 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul proposal
2 Pengajuan BAB I
3 Pengajuan BAB II
4 Pengajuan BAB III
5 Sidang proposal
6 Perbaikan proposal
7 Pengajuan ijin penelitian
8 Pengambilan data
9 Pengajuan BAB IV
10 Pengajuan BAB V
11 Siding riset keperawatan
12 keperawatan
Perbaikan riset

13 keperawatan
Pengumpulan riset
Lampiran 1
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Gambaran Kualitas Tidur Pasien Congestive Heart Failure (CHF)

di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang

Kepada Yth. Bapak/Ibu

Calon Responden Penelitian

Di Tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Anggie Novita Sari

NIM 117009

Adalah mahasiswa program studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Telogorejo Semarang yang sedang melakukan penelitian dengan judul

“Gambaran Kualitas Tidur Pasien Congestive Heart Failure (CHF) di RSUD

K.R.M.T Wongsonegoro Semarang”. Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian

bagi anda sebagai responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan

dijaga dan dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Jika anda sebagai responden

mengundurkan diri maka diperbolehkan tidak terlibat dalam penelitian. Apabila

responden setuju, maka saya mohon kesediaannya untuk menandatangani

persetujuan dan menjawab semua pertanyaan sesuai petunjuk. Atas perhatian,

kerjasama dan kesediaannya menjadi responden saya ucapkan terimakasih.

Semarang,...........................2021

Peneliti,

Anggie Novita Sari


SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Gambaran Kualitas Tidur Pasien Congestive Heart Failure (CHF)

di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama :

Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti, dengan ini saya menyatakan bersedia

berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian yang berjudul “Gambaran

Kualitas Tidur Pasien Congestive Heart Failure (CHF) di RSUD K.R.M.T

Wongsonegoro Semarang”.

Adapun bentuk kesediaan saya adalah, sebagai berikut :

1. Bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner

2. Memberikan informasi yang benar dan sejujurnya terhadap apa yang diminta

atau ditanyakan oleh peneliti

Keikutsertaan saya ini sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Semarang,.........................2021

Responden, Peneliti,

(……….…………..) (Anggie Novita Sari)


KUISONER DATA DEMOGRAFI

No. Responden :

Hari/Tanggal :

Pertanyaan berikut adalah informasi tentang data diri Bapak/Ibu. Mohon diisi dengan

memberi tanda cek () pada kotak yang sesuai dengan jawaban Bapak/Ibu.

Informasi Responden

1. Tanggal Lahir : ……………………………………………………….

2. Usia........................................tahun

3. Jenis Kelamin :

o Laki-laki

o Perempuan

4. Pendidikan :

o Tidak sekolah

o SD

o SMP

o SMA

o Perguruan Tinggi

5. Pekerjaan : …………………………………………………….

6. Lamanya menderita CHF................................................................tahun

7. Keluhan yang dirasakan: ……………………………………………….


KUISONER KUALITAS TIDUR

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)

PETUNJUK

Pertanyaan berikut ini berkaitan dengan kebiasaan tidur yang biasa anda lakukan

selama seminggu lalu. Mohon anda menjawab semua pertanyaan.

A. Jawablah pertanyaan berikut ini pada titik-titik yang disediakan!

Selama sebulan yang lalu,

1. Kapan (jam berapa) biasanya anda tidur pada malam hari?

…………………………………………………………..

2. Berapa lama (dalam menit) anda perlukan untuk dapat tertidur tiap malam?

…………………………………………………………..

3. Kapan (jam berapa) biasanya anda bangun di pagi hari?

………………………………………………………….

4. Berapa jam lama tidur anda yang sebenarnya tiap malam?

………………………………………………………….
B. Berikan tanda () pada salah satu jawaban yang bapak/ibu anggap paling sesuai!

Tidak 1x 2x 3x
No Pertanyaan
pernah seminggu seminggu seminggu
5 Seberapa sering masalah
dibawah ini menganggu tidur
anda?
a. Tidak mampu tertidur
selama 30 menit sejak
berbaring
b. Terbangun ditengah malam
atau dini hari
c. Terbangun untuk ke kamar
mandi
d. Sulit bernafas dengan baik
e. Batuk atau mengorok
f. Kedinginan di malam hari
g. Kepanasan di malam hari
h. Mimpi buruk
i. Terasa nyeri
j. Alasan lain ……
6 Selama seminggu yang lalu,
seberapa sering anda
menggunakan obat tidur
7 Selama seminggu yang lalu,
seberapa sering anda
mengantuk ketika melakukan
aktivitas di siang hari
Tidak
No Pertanyaan Kecil Sedang Besar
antusias
8 Seberapa antusias anda ingin
menyelesaikan masalah yang
anda hadapi
Sangat Sangat
No Pertanyaan Baik Kurang
baik kurang
9 Pre-intervensi:
Bagaimana kualitas tidur anda
selama 1 bulan yang lalu
Post-intervensi:
Bagaimana kualitas tidur anda
selama 1 minggu yang lalu
Lampiran 7

HASIL UKUR PSQI

Penilaian
Komponen No Item Jawaban Skor
Efisiensi Tidur 1+3 >85 % 0
Rumus: 75-84 % 1
65-74 % 2
<65 % 3
Latensi Tidur 2 ≤ 15 menit 0
(waktu yang diperlukan 16-30 menit 1
untuk memulai tidur) 31-60 menit 2
>60 menit 3
Skor Latensi Tidur 2+5a 0 0
1-2 1
3-4 2
5-6 3
Durasi Tidur (lamanya waktu tidur) 4 ˃ 7 jam 0
6-7 jam 1
5-6 jam 2
<5 jam 3
Gangguan tidur pada malam hari 5b, 5c, 0 0
5d, 5e, 1-9 1
5f, 5g, 10-18 2
5h, 5i, 5j 19-27 3
Disfungsi tidur siang hari 7+8 0 0
1-2 1
3-4 2
5-6 3
Penggunaan obat tidur 6 0 0
<1 1
1-2 2
>3 3

Sumber: Curcio et al. (2012)


F.003/SOP/017/AKD

DAFTAR HADIR KONSULTASI

NAMA : ANGGIE NOVITA SARI

NIM 117009

TANDA TANGAN
NO TANGGAL TOPIK
MAHASISWA PEMBIMBING
1. Senin Perkenalan, mencari

7-12-2020 trend, issue untuk

pengajuan judul

Ns. Felicia Risca


Anggie Novita R., M.Kep.,
Sari Sp.Kep.MB
2. Senin Pengajuan topic

14-12-2020

Ns. Bagus Ananta


Anggie Novita
T., M.Kep
Sari
3. Senin Menyusun latar belakang

4-01-2020 dan tujuan

Anggie Novita Ns. Felicia Risca


Sari R., M.Kep.,
Sp.Kep.MB
4. Selasa Konsultasi BAB I

12-01-2021

Ns. Felicia Risca


Anggie Novita
R., M.Kep.,
Sari
Sp.Kep.MB

5. Rabu Konsultasi latar belakang

13-01-2021

Ns. Bagus Ananta


Anggie Novita
T., M.Kep
Sari

6. Jumat Konsultasi BAB I ke 2

29-01-2021

Ns. Felicia Risca


Anggie Novita
R., M.Kep.,
Sari
Sp.Kep.MB

7. Selasa Konsultasi BAB 1 ke 3

02-02-2021

Ns. Bagus Ananta


Anggie Novita
T., M.Kep
Sari
8. Jumat Konsultasi BAB I ke 4

18-02-2021 Konsultasi BAB II

Anggie Novita
Ns. Felicia Risca
Sari
R., M.Kep.,

Sp.Kep.MB

9. Minggu Konsultasi BAB I, BAB

20-02-2021 II, Kerangka Teori

Ns. Bagus Ananta


Anggie Novita
T., M.Kep
Sari

10. Selasa Konsultasi BAB I-III

07-03-2021

Ns. Felicia Risca


Anggie Novita
R., M.Kep.,
Sari
Sp.Kep.MB

11. Kamis Konsultasi BAB I-III

31-03-2021

Anggie Novita Ns. Bagus Ananta

Sari T., M.Kep


12. Jumat Konsultasi BAB I-III

12-04-2021

Ns. Bagus Ananta

Anggie Novita T., M.Kep

Sari

13. Kamis Konsultasi BAB I-III

15-04-2021

Ns. Felicia Risca


Anggie Novita
R., M.Kep.,
Sari
Sp.Kep.MB

14. Selasa Konsultasi BAB I-III

28-04-2021

Ns. Felicia Risca


Anggie Novita
R., M.Kep.,
Sari
Sp.Kep.MB
Lampiran 9

F.003/SOP/016-027/AKD

LEMBAR KONSULTASI

NAMA : ANGGIE NOVITA SARI

NIM : 117009

JUDUL : GAMBARAN KUALITAS TIDUR PASIEN CONGESTIVE HEART

FAILURE (CHF) DI RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO

SEMARANG

HARI/ POKOK BAHASAN DAN


NO. TANDA TANGAN
TANGGAL KOREKSI

1. Senin Perkenalan, mencari trend, issue

7-12-2020 untuk pengajuan judul

Ns. Felicia Risca R.,


M.Kep., Sp.Kep.MB
2. Senin Pengajuan topic

14-12-2020

Ns. Bagus Ananta T.,


M.Kep
3. Senin Menyusun latar belakang dan tujuan

4-01-2020
Ns. Felicia Risca R.,
M.Kep., Sp.Kep.MB
HARI/ POKOK BAHASAN DAN
NO. TANDA TANGAN
TANGGAL KOREKSI

4. Selasa Konsultasi BAB I

12-01-2021

Ns. Felicia Risca R.,

M.Kep., Sp.Kep.MB

5. Rabu Konsultasi latar belakang

13-01-2021

Ns. Bagus Ananta T.,

M.Kep

6. Jumat Konsultasi BAB I ke 2

29-01-2021

Ns. Felicia Risca R.,

M.Kep., Sp.Kep.MB

7. Selasa Konsultasi BAB 1 ke 3

02-02-2021
Ns. Bagus Ananta T.,

M.Kep

HARI/ POKOK BAHASAN DAN


NO. TANDA TANGAN
TANGGAL KOREKSI

8. Jumat Konsultasi BAB I ke 4

18-02-2021 Konsultasi BAB II

Ns. Felicia Risca R.,

M.Kep., Sp.Kep.MB

9. Minggu Konsultasi BAB I, BAB II,

20-02-2021 Kerangka Teori

Ns. Bagus Ananta T.,

M.Kep

10. Selasa Konsultasi BAB I-III

07-03-2021

Ns. Felicia Risca R.,

M.Kep., Sp.Kep.MB

11. Kamis Konsultasi BAB I-III

31-03-2021
Ns. Bagus Ananta T.,

M.Kep

HARI/ POKOK BAHASAN DAN


NO. TANDA TANGAN
TANGGAL KOREKSI

12. Jumat Konsultasi BAB I-III

12-04-2021

Ns. Bagus Ananta T.,

M.Kep

13. Kamis Konsultasi BAB I-III

15-04-2021

Ns. Felicia Risca R.,

M.Kep., Sp.Kep.MB

14. Selasa Konsultasi BAB I-III

28-04-2021

Ns. Felicia Risca R.,

M.Kep., Sp.Kep.MB

Anda mungkin juga menyukai