Anda di halaman 1dari 2

Perbezaan Agama, Kepercayaan Dan

Adat Resam Sesuatu Kaum Tidak


Seharusnya Menjadi Penghalang Dalam
Mewujudkan Rakyat Malaysia Yang
Bersatu Padu. Berikan Hujah Anda.
MUKADIMAH

Perpaduan merupakan satu harapan yang sering diimpikan oleh manusia melalui  datang dan
perginya tiap-tiap ummat itu.  Penjelasan ini dapat dilihat melalui dari awal kejatuhan sistem
kehidupan yang terpuruk dan sistem kehidupan manusia yang dibangkitkan. Surah al-a'raf ayat
34 difirmankan tuhan berbunyi tiap-tiap umat mempunyai batas waktu[537]; maka apabila
telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak
dapat (pula) memajukannya.  Terpuruk yang dimaksudkan adalah dimana tatacara kehidupan
manusia itu sudah tidak lagi berlandaskan sistem kebenaran kehidupan yang harus dicontohi
manusia itu melalui sistem alami. Namun atas ketetapan yang telah menjadi ketetapan tuan
pemiliknya oleh sesiapa sahaja terutama watak manusia itu sendiri yang sering melampaui
batas – batasnya. Bagi mendapatkan penjelasan yang lebih lanjut, adalah harus dicerdasi istilah
Perpaduan itu sendiri.
Perpaduan didefenisikan sebagai satu aturan sistem yang ditadbir urus sebuah kelompok, organisasi
atau masyarakat dan negara seluruhnya melalui tunduk dan patuh pendukung-pendukung yang
berpegang pada buhul tali tuhan. Melalui surah Al-Baqarah ayat 256 “Tidak ada paksaan untuk
(memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang
sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut [162] dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Berharap kepada  perpaduan itu, tidak hanya semisal angan-angan mat jenin. Menghina
seseorang itu adalah ditegah. Kata-kata itu mampu melampaui batasan yang dapat memecah
belahkan kehidupan manusia. Maka oleh itu, kejadian alam harus kita baca melalui sifat-sifat
yang telah ditunjukkan oleh tuan pemiliknya sebagai tatanan ilmu kehidupan antara yang haq
dan juga batil agar kamu mendapat penjelasan.
Oleh itu, untuk berada didalamnya sebuah kerajaan  perpaduan yang damai sejahtera, itu haruslah
mempunyai satu kekuasaan. Kekuasaan itu juga digelarkan berkuasa atau pemerintahan. Tugas si
pemerintah itu pula harus bersifat seperti yang dijelaskan diatas iaitu tunduk patuh pada satu aturan
sistem kebenaran kehidupan. Dengan melampaui batas bercakap itulah akan menimbulkan sifat
amarah. Melalui kemarahan itu hadir bisikan hasut yang sering akan mengeserkan hubungan  insan
yang tidak sepandangan dan sombong menurut hawa nafsu mereka.
Maka oleh itu, kejadian alam harus kita baca melalui sifat-sifat yang telah ditunjukkan oleh
tuan pemiliknya sebagai tatanan ilmu kehidupan antara yang haq dan juga batil agar kamu
mendapat penjelasan. Contohnya tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh, tidak berjudi
dan tidak berbohong. Ini juga merupakan satu tatanan sistem aturan yang harus dipatuhi oleh
pengikut, warganegara atau pengabdi.
Maka dapat disimpulkan, dengan mengimani satu kepercayaan adalah harus tidak berbeda-beda
terhadap tunduk dan patuh rakyat yang berada didalam satu wilayah penguasaan sesuatu sistem
kenegaraan itu. Sudah jelas lagi nyata, dengan sifat sombong, ego dan bongkak itu, telah beberapa
kali ditunjuki oleh tuhan ummat itu di bangkit dan digantikan degan ummat yang baru supaya kita
meyakininya. Namun, ia tetap akan berlalku atas ketetapan tuhan melalui manusia yang suka
melampau batas dan ingkar.
Mari kita melihat fenomena “sekejap ada, sekajap tiada” iaitu siang dan malam itu
bagaimanakah ia berlaku dan tidak berlanggar antara sesuatu dari awal kejadian alam ini.
Bukankah alam seperti matahari, bulan yang berada diatas langit itu tidak pernah menjadi
makhluk yang ingkar? Bukannlah mereka adalah yang hanya tunduk dan patuh patuh tuhan itu
bagi melayani hidup kehidupan manusia yang suka berlaku ingkar?

Nukilan Safwan Zuber


 

Anda mungkin juga menyukai