Anda di halaman 1dari 70

1

PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP


HIPERTENSI
LITERATURE REVIEW

Disusun oleh:

Sundaidah 19010161

Erlina Ayu Biru 19010191

Tsamara Ifada D 19010168

Dian Indah M 19010189

Fakhirizil Gilang 19010196

PROGRAM STUDI ILMU

KEPERAWATAN UNIVERSITAS

dr.SOEBANDI JEMBER

YAYASAN PENDIDIKAN JEMBER INTERNASIONAL JEMBER (JIS)


BAB 3

METODE

3.1 Prosedur Pencarian Literatur

3.1.1 Framework yang digunakan

Prosedur yang dibutuhkan untuk menemukan artikel dengan PICOS framework.

1) Population/problem, masalah atau populasi dalam literature review ini adalah pada penderita
hipertensi

2) Intervention, tindakan dalam literature review ini adalah pemberian terapi bekam pada
penderita hipertensi

3) Comparation, ada faktor pembanding sebelum dan sesudah dilakukan terapi bekam

4) Outcome, adanya dampak terapi bekam yaitu menurunnya tekanan darah pada penderita
hipertensi

5) Study design, penggunaan desain Purposive sampling menggunakan prepost test design.

3.1.2 Kata Kunci

Mencari jurnal atau artikel menggunakan keyword dan boolean operator (AND, OR NOT
or AND NOT) yang dipakai untuk menspesifikkan pencarian, sehingga memudahkan dalam
menentukan artikel jurnal yang dapat digunakan. Kata kunci yang dbutuhkan pada penelitian ini
yaitu “wet cupping”, “dry cupping” AND “hypertension”.

Tabel 2.1 Kata Kunci

Bekam Basah Bekam Kering Hipertesin

Wet Cupping Dry Cupping Darah Tinggi


3.1.3 Databese

Data yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut yaitu data sekunder yang didapatkan
bukan melalui pengamatan langsung, akan tetapi didapatkan melalui hasil penelitian yang telah
dilaksanakan para peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang diperoleh berbentuk jurnal atau
sesuai topik yang dilakukan dengan database melalui Google Schoolar

3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

KRITERIA INKLUSI EKSKLUSI


Problem/Population Jurnal nasional
Jurnal nasional
maupun internasional
maupun internasional
yang tidak
yangberkaitan dengan
berhubungan dengan
topik penelitian terapi
topik yang akan diteliti
bekam pada penderita
yang sesuai pada
hipertensi
kriteria inklusi
Intervention Pemberian terapi
Selain pemberian
bekam (wet
terapi bekam
cupping
Therapy dan dry
cupping)
Comparation Tidak ada pembanding Tidak ada pembanding
Outcome Adanya pengaruh Tidak terdapat
pemberian terapi pengaruh pemberian
bekam yaitu terapi bekam
menurunnya tekanan terhadap penurunan
darah pada penderita tekanan darah pada
hipertensi penderita hipertensi

Study Design Quasi eksperiment Literature review


Tahun terbit Jurnal maupun artikel Jurnal maupun artikel
yang diterbitkan yang diterbitkan
setelah tahun 2017 sebelum tahun 2017
Bahasa Selain Indonesia dan
Indonesia dan inggris
Inggris
3.3 Pemilihan Studi dan Penilaian Kualitas

3.3.1 Hasil pencarian dan pemilihan studi

Seusai hasil pencarian literature menggunakan publikasi Google Schoolar, dengan penggunaan kata kunci

“cupping therapy” AND “hypertension”, AND “pain” peneliti menemukan 423 jurnal yang cocok dengan

kata kunci tersebut. Lalu kemudian jurnal penelitian diskrining sebanyak 338. Jurnal diseleksi karena

diterbitkan tahun 2017 ke bawah dengan penggunaan bahasa selain bahasa inggris dan bahasa indonesia.

Kemudian jurnal dipilih kembali berdasarkan kriteria inklusi yang sudah ditentukan oleh peneliti, seperti

jurnal yang memiliki judul yang sama ataupun mempunyai fungsi yang hampir sama dengan penelitian ini

dengan mengidentifikasi abstrak pada jurnal-jurnal tersebut. Jurnal yang tidak memenuhi kriteria maka

diekslusi. Sehingga didapatkan 5 jurnal yang akan dilakukan ulasan pada setiap jurnalnya.

3.3.2 Daftar artikel hasil pencarian

Literature Review disintesis dengan penggunaan metode naratif dengan mengkategorikan pada data hasil

ekstraksi yang sesuai dengan hasil yang diukur untuk menjawab fungsi dari penelitian ini. Jurnal

penelitian yang cocok dengan patokan dikelompokkan lalu dibuat ringkasan jurnal yang meliputi tahun

terbit, author, metode penelitian, judul, yang digunakan untuk meliputi: desain penelitian, sampling,

variabel, instrumen dan analisis, hasil penelitian serta database


Exclude (n=492)

Problem/Populasi:

Tidak sesuai dengan topic


Pencarian Literature dalam
(n=119) Intervention :
literature review ini menggunakan
empat databese yaitu Google Selain terapi bekam basah,kering dan
Scholar( n = 2143 ) kombinasi (n=87)

Outcome:

Tidak ada hubungan dengan terapi bekam


basah, kering, dan kombinasi (n=89)
Seleksi jurnal 5 tahun terakhir, dan
menggunakan bahasa Indonesia Study design:
dan inggris (n=1570)
Systematic riview

Identifikasi dan pemilihan judul (n=58) Literature


(n=577)
Riview (n=43) Book

chapter (n=58)
Identifikasi dan pemilihan abstrak
(n=85) Excluded (n=74)

Hasil penelitian tidak


Jurnal akhir yang dianalsa sesuai menyebutkan mengenai
adanya terapi bekam basah,
rumusan masalah dan tujuan
kering dan kombinasi pada
penderita hipertensi (n=34)

Tujuan peneliti tidak


Penelitian termasuk di dalam sesuai (n=21)
sintesis (n=11)
Metode penelitian tidak
dijelaskan secara rinci
(n=19)
NO. AUTHO TAH VOLUME, JUDUL METODE(Desa Hasil Penelitian DATA
UN ANGKA in, Sampel, BASE
R Variable,
Instrumen,
Analisis)
1. Yogie 2018 September Pengaruh D: Quasy Terdapat perbedaan yang Google
Bagus 2018; Terapi Eksperiment signifikan antara pretest Schooo
Pratama, 2476-9614 Bekam S: simple dan posttest pada lar
Hanny Kering random kelompok intervensi (p
Rasni, Terhadap sampling 0,004 sistolik, 0,046
Wantiyah Tekanan V: Tekanan diastolik) dan tidak
Darah Pada darah, Bekam terdapat perbedaan yang
Lansia kering signifikan pada kelompok
Dengan I: two kontrol (p 0,705 sistolik,
Hipertensi di group pre- 0,317 diastolik). Analisis
PSTW posttest data menunjukkan terdapat
Jember design perbedaan signifikan antara
A: Wilcoxon kelompok intervensi dan
test dan Mann- kontrol pada sistolik (p
Whitney test 0,007), tetapi tidak terdapat
perbedaan signifikan pada
diastolik (p,0,4).
2. Sang ayu 2021 No1, 2021: Pengaruh D: Quasy Menunjukkan pada tekanan Google
ketut 90-98 Terapi Eksperiment darah sistolik diperoleh Schooo
Candraw Bekam S: Purposive nilai p value sebesar 0,000 lar
ati, Ni Kering sampling dan tekanan darah diastolik
komang Terhadap V: Tekanan diperoleh nilai p value
sukraandi Tekanan darah, Bekam sebesar 0,001 ini berarti
ni Darah Pada kering, terdapat pengaruh tekanan
Pasien Hipertensi darah sistolik dan diastolik
Hipertensi I: Observasi sebelum dan sesudah
Primer Pengambilan diberikan terapi bekam
data tekanan kering.
darah
A: Paired T Test
3. Sang ayu 2021 Volume 5 Pengaruh D: Quasy menunjukkan ada pengaruh Googl
ketut No 1, Hal Terapi Eksperiment signifikan antara tekanan e
Candraw 537-547, Bekam S: Purposive darah sistole pada School
ati, Ni Mei 2021 Kering Sampling kelompok intervensi ar
komang Kombinasi V: Tekanan setelah diberikan
sukraandi Akupressure darah, Bekam bekam kering kombinasi
ni Terhadap kering,Hipertens akupressure dengan
Tekanan i, kelompok kontrol dengan
Darah Pada I: Observasi p.value
Pasien pengambilan 0,007<0,05. Serta ada
Hipertensi data tekanan pengaruh signifikan antara
Primer darah tekanan darah diastole pada
A: Independent kelompok intervensi setelah
T Test diberikan bekam kering
kombinasi akupresur
dengan
kelompok kontrol dengan p
value 0,000<0,05.
4. Alkausar 2021 01 (1), Pengaruh D: Quasy Didapatkan Googl
Samsi 2021, 13- Terapi Eksperiment bahwa klasifikasi tekanan e
Asis, 19 Bekam S: Purposive darah sebelum intervensi School
Fadli , Basah Sampling dengan nilai mean 168,00 ar
Ishak Terhadap V: Tekanan dengan standar
Kenre Penurunan darah, Bekam deviasi 12,065 untuk
Tekanan Basah,Hipertens tekanan darah sistol, mean
Darah Pada i, tekanan darah diastol 93,50
Pasien I: Pre-post dengan standar
Hipertensi test design deviasi 6,687, dan
A: - nilai mean sistol
setelah intervensi
didapatkan 140,00
dengan standar deviasi
13,33, serta diastol
didapatkan nilai mean
80,00 dengan standar
deviasi 0,000. Hasil uji
bivariat
dengan metode paired t test
didapatkan nilai p value
0,000 (<0,05) menunjukkan
ada pengaruh
tekanan darah sebelum dan
sesudah terapi bekam
basah.
5. Nuridah, 2021 Vol. 6 No. Pengaruh Ter D: Quasy Setelah dilakukan Googl
Yodang 1 (Februari api Bekam te Eksperiment pembeka man basah e
2021) rhadap Teka S:purposive selama tiga bulan berturut School
nan Darah pa sampling -turut, tekanan darah sistol ar
da Penderita V: Tekanan e
Hipertensi: S darah, dan diastole mengalami pen
tudi Quasy E Bekam,Hiperten urunan secara signifikan pa
ksperimental si, da kelompok intervensi seb
I: Pre-post test esar 0,000 (p0,05) sehingga
design disimpulkan bahwa ada per
A:friedman test bedaan rata-rata tekanan da
rah pada ketiga interval wa
ktu pengukuran pada kelom
pok intervensi.
BAB 4
HASIL DAN ANALISIS

4.1 Hasil

4.1.1 Karakteristik Umum Literature

Tabel 4.1 Kriteria umum dalam penyelesaian studi

No Kategori F %
A Tahun Publikasi
1. 2018 1 20
2. 2020 1 20
3. 2021 3 60
Jumlah 5 100
B Desain Penelitian
1. Quasi eksperimen 5 100
Jumlah 5 100
C Sampling Penelitian
1. Purposive sampling 3 60
4. Probability sampling 1 20
5, Consecutive sampling 1 20
Jumlah 5 100
D Instrumen Penelitian
1. Observation 5 100
Jumlah 5 100
E Analisis Statistik Penelitian
1. Uji Friedman Test 1 20
2. paired t-test 3 60
3. Uji Wilcoxon and Mann whitney 1 20
Jumlah 5 100

Berdasarkan Literatur review sebanyak 60% di publikasikan pada tahun 2021 dan sebagian
besar menggunakan Quasi eksperimen sebanyak 100% menggunakan Purposive sampling
sebanyak 60% dan hamper seluruhnya menggunakan skala observation sebanyak 100% dan
menggunakan analisis penelitian paired t-test sebanyak 60%

Tabel 4.2 Jenis Terapi Bekam Untuk Penderita Hipertensi

No. Jenis Terapi Bekam Analisis Literature Sumber Empiris


Utama
1. Pengaruh Terapi Hasil analisis menunjukkan (Yogie Bagus
Bekam Kering terdapat perbeduan yang Pratama, Hanny
Terhadap Tekanan signifikan antara pretest dan Rasni,
Darah Pada Lansia posttest pada kelompok Wantiyah.,2018)
Dengan Hipertensi Di intervensi (p 0,004 sistolik,
PSTW Jember 0,046 diastolik) dan tidak
terdapar perbedaun yang
signifikan pada kelompok
kontrol (p 0,705 sistolik, 0,317
diastolik). Analisis data
menunjukkan perbedaan
perbedaan antara kelompok
interensi dan kontrol pada
sistolik (p 0,007), tetapi tidak
terdapat perbedaan signifikan
pada diastolik (p.0.4)
2. Pengaruh Terapi Hasil analisis (Sang Ayu Ketut
Bekam Kering menunjukkan pada Candrawati,Ni
Terhadap Tekanan tekanan darah sistolik Komang
Darah Pada Pasien diperoleh nilai p value Sukraandini.,
Hipertensi Primer 0,000 dan tekanan darah 2021)
diastolik diperoleh milai e
value sebesar 0,001 ini
berarti terdapat pengaruh
tekanan darah sistolik dan
diastolik sebelum dan
sebelum diberikan terapi
bekam kering. Terapi
bekam kering bisa
dijadikan terapi alternatif
untuk pasien dengan
hipertensi primer.
3. Pengaruh Terapi Hasil penelitian (Sang Ayu Ketut
Bekam Kering menunjukkan ada Candrawati,Ni
Kombinasi pengaruh signifikan antara Komang
Akupressure Terhadap tekanan darah sistole pada Sukraandini.,
Tekanan Darah Pada kelorapok setelah 2018)
Pasien Hipertensi intervensi diberikan
Primer bekam kering kombinasi
akupressure dengan
kelompok kontrol dengan
nilai p 0,007<0,05. Serta
ada pengaruh signifikan
antara tekanan darah
diastole pada kelompok
intervensi setelab
diberikan bekam kering
kombinasi akupresur
dengan kelompok kontrol
dengan nilai p 0,000<0,05.
Terapi bekam kering
kombinasi akupresur
direkomendasi sebagai
terapi alternatif atau terapi
penunjang dalam
perawatan pasien
hipertensi primer.
4. Pengaruh Terapi Hasil analisis (Alkausar Samsi
Bekam Basah menunjukkan terapi Asis, Fadli, Ishak
Terhadap Penurunan bekam basah dapat Kenre., 2021)
Tekanan Darah Pada menurunkan tekanan
Pasien Hipertensi darah dengan merangsang
pengeluaran zat-zat yang
dapat membantu proses
dilatasi kapiler pembuluh
darah dan akan timbul
efek relaksasi meskipun
tidak disertai dengan
terapi farmakologi.
5. Pengaruh Terapi Setelah dilakukan (Nuridah dan
Bekam Terhadap pembekaman basah Yodang., 2021)
Tekanan Darah Pada selama tiga bulan berturut-
Penderita Hipertensi: turut, tekanan darah stolik
Study Quasy dan tekanan darah
Eksperimental mengalami penurunan
secara signifikan pada
kelompok intervensi
sebesar 0,o pe 005) dan
kelompok kontrol (p0,05)
sehingga mengatakan
bahwa ada perbedaan rata-
rata tekanan darah pada
ketiga interval waktu
pengukuran pada
kelompok intervensi.

BAB 5

PEMBAHASAN

Peningkatan usia menyebabkan terjadinya penebalan pada ventrikel kiri dan katub jantung, menurunnya

pacemaker jantung, terjadi kekakuan pembuluh darah arteri dan katub vena menjadi tidak kompeten yang

semuanya itu secara progresif meningkatkan tekanan darah danberesiko terjadinya hipertensi. Hal ini

didukung dari hasil penelitian yang menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi lebih tinggi pada usia 75-

90 tahun yaitu sebanyak 64% dibandingkan pada usia 60-74 tahun yaitu sebanyak 36%. Peningkatan usia

menyebabkan terjadinya penebalan pada ventrikel kiri dan katub jantung, menurunnya pacemaker

jantung, terjadi kekakuan pembuluh darah arteri dan katub vena menjadi tidak kompeten yang semuanya

itu secara progresif meningkatkan tekanan darah dan beresiko terjadinya hipertensi. Terdapat beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi tekanandarah yang meliputi riwayat keluarga, aktifitas fisik, merokok,

konsumsi alkohol, stres, obesitas, diet natrium dan diabetes. (Yogie Bagus Pratama, Hanny Rasni,

Wantiyah 2018).

Pada penelitian ini Rata-rata nilai tekanan darah 168,00/93,50 mmHg sebelum dilakukan terapi
bekam basah serta nilai rata-rata tekanan setelah dilakukan intervensi yaitu 140,00/80,00 mmHg,
perbedaan nilai tekanan darah sebelum dan setelah dilakukan intervensi terjadi karena dengan
dilakukan terapi bekam basah memungkinkan seorang klien merasakan relaksasi, nyeri kepala
dan tengkuk berurang bahkan hilang. Hal ini disebakan karena adanya mediator kimiawi seperti
histamin yang dapat memberikn efek vasodilator kuat terhadap pembuluh darah dan dapat
meningkatkan permeabilitas kapiler serta dapat membantu proses perbaikan mikrosirkulasi
pembuluh darah. Mediator lain adalah serotonin yang juga memiliki peran sebagai vasodilator
dan vasokontraktor, serta berfungsi untuk mengatur mood, nafsu makan, tidur, dan kontraksi
otot. Begitupun dengan bradikinin yang dihasilkan di dalam plasma darah atau cairan intertisial
dari penguraian enzimatik suatu globulin serum sebagai respon dari terapi bekam basah, yang
berfungsi sebagai vasodilator kuat bagi bagi arteriol serta dapat meningkatkan permeabilitas
kapiler (Fatonah, S., e. al, 2015). Melalui zat nitrit oksida (NO) yang didapatkan dari terapi
bekam basah dapat berperan dalam mengontrol vasodilatasion sehingga dapat menurunkan
tekanan darah, menigkatkan suplai nutrisi dan darah yang diperlukan sel dan lapisan pembuluh
darah, sehingga menjadikan pembuluh darah lebih elastis dan kuat serta mengurangi tekanan
darah. Nitrit oksidasi berperan dalam vasodilatasion sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
(Ahmad Razak Sharaf, 2012 dalam Lestari, Y. A., et al, 2017). Kandungan darah terapi bekam
basah yakni : leukosit yang hanya sepersepuluh dalam darah hijamah, eritrosit memiliki bentuk
yang ganjil dan tidak mampu melaksanakan tugasnya. Karena itu sel-sel eritrosti yang ganajil ini
akan menghilang dengan sendirinya, yang disebut dengan darah kotor. Oksidasi tetap terjadi,
karena dalam darah ada oksigen dan terjadi imbas tubuh. Dalam darah hijamah juga terkandung
oxydant dari sekresi kelenjar 7 jaringan atau yang mengendap di tubuh, bukan hanya toxin dari
kontaminan. Semua sel darah merah dalam darah bekam memiliki bentuk aneh, artinya sel-sel
tersebut tidak mampu lagi melakukan aktifitasnya. Disamping menghambat sel lain yang masih
mudah dan aktif. Artinya darah yang keluar dari proses bekam basah adalah darah yang sudah
tidak berguna lagi (Fatahillah., et al, 2020). Penelitian pada umumnya memberikan gambaran
bahwa terapi bekam merupakan sebuah terapi komplementer yang aman dan nyaman digunakan
(Lu et al., 2019). Hal tersebut dirasakan oleh beberapa pasien dalam penelitian ini saat beberapa
jam setelah terapi bekam, dimana efek relaksasi yang dirasakan dan hilangnya nyeri kepala yang
mereka rasakan membuat perasaan mereka terasa sangat nyaman setelah melakukan terapi
bekam. Dapat dijelaskan secara fisiologis bahwa terapi bekam yang bekerja dalam menstimulasi
penurunan tekanan darah melalui beberapa reaksi dari efek cupping yang dilakukan seperti
menstimulasi aksi vasodilator seperti adenosin, noradrenalin, dan histamin yang diketahui dapat
meningkatkan sirkulasi darah, dan merangsang sistem saraf otonom untuk menurunkan tekanan
darah (Zarei et al., 2012). Mekanisme terapi bekam dalam menurunkan tekanan darah juga
terjadi melalui pelepasan oksida nitrat yang menyebabkan pelebaran pembuluh darah, sehingga
membuat pembuluh darah lebih kuat dan elastis, yang mengontrol hormone aldosteron sehingga
volume darah yang mengalir di pembuluh darah menurun dan tekanan darah menurun secara
stabil (Asmalinda & Sapada, 2018). Selain itu, tekanan negatif pada terapi bekam juga dapat
mempengaruhi stimulus terjadinya penurunan tekanan darah, dengan hasil uji coba dalam sebuah
penelitian yang menunjukkan bahwa 400-540 mbar dapat menurunkan tekanan sistol dan diastol
darah sampai pada dua pekan kedepan (Zarei et al., 2012). Prinsip kerja bekam adalah menyedot
permukaan kulit pada titik stimulasi meridian. Penyedotan permukaan kulit menyebabkan
bendungan local pada titik stimulasi meridian sehingga menyebabkan hipoksia dan radang.
Proses ini dapat memperbaiki mikrosirkulasi dan fungsi sel dengan cepat. Stimulasi kekebalan
tubuh terjadi karena peningkatan elastisitas spektrin dari 15 hari setelah terapi bekam kering,
sehingga daya tahan tubuh meningkat baik sebagai pencegahan maupun perlawanan terhadap
penyakit (Risniati, Y., Afrilia, A. R., Lestari, T. W

BAB 6

PENUTUP
Berdasarkan jurnal-jurnal yang telah direview oleh peneliti dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Rata-rata tekanan darah sistolik sebelum terapi bekam basah maupun kering dan
kombinasi akupressure sebesar antara 150/90 mmHg hingga 190/90 mmHg

2. Setelah dilakukan terapi bekam kering, basah maupun kombinasi, tekanan darah rata-
rata menurun
3. Adanya hasil yang signifikan setelah dilakukan terapi bekam kering, basah, maupun
kombinasi pada penderita hipertensi
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Edisi Khusus, September 2018 ISSN (Online) : 2476-9614

PENGARUH TERAPI BEKAM KERING TERHADAP TEKANAN DARAH PADA


LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PSTW JEMBER

(THE EFFECT OF DRY CUPPING THERAPY ON BLOOD PRESSURE IN THE


ELDERLY WITH HYPERTENSION AT PSTW JEMBER)

Yogie Bagus Pratama1*, Hanny Rasni2,


Wantiyah3 1,2,3Fakultas Keperawatan Universitas
Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember. Telp./Fax. (0331)
323450
*e-mail: yogiebaguspratama1995@gmail.com

ABSTRAK

Lansia ditandai dengan penurunan fungsi tubuh, sehingga menjadikan lansia beresiko tinggi
terjadi hipertensi. Hipertensi adalah kondisi peningkatan tekanan darah secara konsisten pada
≥140 / 90 mmHg. Pengobatan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologi &
nonfarmakologi. Salah satu terapi nonfarmakologi yang dapat digunakan untuk penanganan
hipertensi adalah dengan menggunakan terapi bekam kering. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis pengaruh bekam kering terhadarp tekanan darah lansia dengan hipertensi.
Tekanan darah lansia sebagai variabel dependen dan bekam kering sebagai variabel
independen. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental dengan two group pre-posttest
design. Sampel berjumlah 22 orang yang didapatkan secara simple random sampling. Sampel
dibagi dalam dua grup. Analisis data menggunakan Wilcoxon test dan Mann-Whitney test
dengan 95% CI (α:0,05). Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan
antara pretest dan posttest pada kelompok intervensi (p 0,004 sistolik, 0,046 diastolik) dan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok kontrol (p 0,705 sistolik, 0,317
diastolik). Analisis data menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara kelompok
intervensi dan kontrol pada sistolik (p 0,007), tetapi tidak terdapat perbedaan signifikan pada
diastolik (p,0,4). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terapi bekam kering berpengaruh
dalam menurunkan tekanan darah sistol pada lansia dengan hipertensi.
Kata kunci: terapi bekam kering, lansia, hipertensi.

ABSTRACT

Elderly characterized by decreased of body function are in high risk of hypertension.


Hypertension is a consistent increase in blood pressure at ≥140 / 90 mmHg. Treatment of
hypertension can be done for both, pharmacologically and nonpharmacologically. One of
nonpharmacology therapies to treat hypertension is by using dry cupping therapy. The
purpose of this study was to analyze the effect of dry cupping to elderly blood pressure with
hypertension. Elderly blood pressure with hypertension as dependent variabel and dry
cupping therapy as independent variabel. This research used quasi experimental with two
group pre-post test design. The sample was 22 people obtained with simple random
sampling. The samples divided into two groups. Data analysis using Wilcoxon test and
Mann-Whitney test with 95% CI (α:0.05). Analysis result showed significant differences
between pretest and posttest in intervention group (p 0.004 systole, 0.046 diastole) and no
significant difference in control group (p 0.705 systole, 0.317 diastole). Data analysis results
showed significant differences between intervention and control groups in systole (p 0.007),
but no significant difference in diastole (p 0.4). Therefore, the conclusion is dry cupping have

94
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Edisi Khusus, September 2018 ISSN (Online) : 2476-9614
an effect in decreasing sistol blood pressure in elderly with hypertension.
Keywords: Dry Cupping Therapy, elderly, hypertension

95
PENDAHULUAN Intervensi bekam kering dilakukan
Usia harapan hidup beberapa sekali waktu dengan rentang waktu 15-30
dekade terakhir mengalami peningkatan, menit untuk semua responden pada
sehingga menyebabkan jumlah lansia kelompok intervensi. Pengukuran pretest
semakin meningkat. Usia lanjut ditandai dan posttest pada kelompok intervensi
dengan penurunan fungsi tubuh dalam dilakukan 5 menit sebelum dan 5 menit
beradaptasi. Penurunan tersebut setelah dilakukan terapi bekam kering.
menyebabkan lansia rawan terserang Pada kelompok kontrol dilakukan
penyakit kronis seperti hipertensi, asam pengukuran pretest dan posttest dengan
urat, stroke, gagal ginjal dan jantung. jarak waktu 30 menit. Penelitian ini
Tekanan darah 160/90 mmHg dapat dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha
diklasifikasikan sebagai hipertensi untuk (PSTW) Jember.
semua batasan usia. Analisis data menggunakan analisis
Hasil studi pendahuluan diperoleh univariat dan bivariat. Analisis univariat
data lansia di PSTW Jember berjumlah digunakan untuk menggambarkan
140 orang. Lansia yang tercatat mengalami karakteristik responden. Analisis bivariat
hipertensi pada oktober 2017 sebanyak 50 menggunakan uji Wilcoxon dan Mann-
orang dengan 7 diantaranya mengalami whitney dengan α= 0,05. Peneliti
stroke. Penatalaksanaan hipertensi di menggunakan program komputer untuk
PSTW Jember berupa pemeriksaan proses pengolahan data dan analisis
tekanan darah, pemberian obat statistik.
antihipertensi serta senam lansia secara
rutin dua minggu sekali. HASIL
Penatalaksanaan hipertensi dapat Karakteristik Responden
dilakukan dengan cara farmakologi dan Tabel 1. Distribusi Responden berdasarkan
nonfarmakologi. Bekam merupakan jenis Usia Lansia
pengobatan nonfarmakologi yang cukup
dikenal dimasyarakat. Bekam adalah Kelompok Mean SD 95% CI
terjemahan dari bahasa arab hijamah yang (tahun)
berarti penyedotan, sehingga dapat Intervensi 73, 18 7,01 68,47-
didefinisikan sebagai teknik penyedotan Kontrol 69,09 3,01 77,89
dengan alat bekam, baik disertai pengeluaran 67,06-
darah maupun tidak. Bekam tanpa 71,11
mengeluarkan darah disebut bekam
kering. Tujuan penelitian ini adalah untuk Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-
menganalisis pengaruh terapi bekam rata usia responden pada kelompok
kering terhadap tekanan darah pada lansia intervensi adalah 73,18, dan hasil interval
dengan hipertensi di PSTW Jember. kepercayaan 95% diyakini usia berada
pada rentang 68,47-77,89 tahun.
METODE Kelompok kontrol memiliki nilai rata-rata
Penelitian ini menggunakan usia 69,09 dan hasil interval kepercayaan
metode quasy experiment dengan 95% diyakini usia berada pada rentang
rancangan two group pre-post test design. 67,06-71,11 tahun.
Teknik pengambilan sampel adalah
probability sampling dengan pendekatan Tabel 2. Distribusi Responden berdasarkan
simple random sampling dengan total Jenis Kelamin dan Riwayat Merokok
responden berjumlah 22 orang yang Lansia
terbagi dalam kelompok kontrol dan
intervensi.
Karakteristik Intervensi Kontrol
n % n % Kelompok Tekanan Z p
a. Jenis Kelamin Darah
- Laki-laki 8 72,7 7 63,6 Sistol
- Perempuan 3 23,3 4 36,4 pretest Sistol -
Total 11 100,0 11 100,0 posttest 2887 0,004
b. Riwayat Intervensi Diastol
Merokok 6 54,5 6 54,5 pretest - 0,046
- Iya 5 45,5 5 45,5 Diastol 2000
- Tidak posttest

Tabel 2 jenis kelamin lebih banyak Tabel 4 menunjukkan hasil uji


pada laki-laki dengan jumlah total Wilcoxon pada tekanan darah sistol dan
sebanyak 15 orang atau sebesar 68,2%. diastol kelompok intervensi memiliki nilai
Sebagian besar responden memiliki p<0,05, yaitu 0,004 pada sistolik dan 0,046
riwayat merokok yang berjumlah 12 orang pada diastolik.
atau sebesar 54,5%.. Hal tersebut menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan signifikan rata-rata
Tekanan Darah Kelompok Intervensi tekanan darah pretest dan posttest pada
Tabel 3. Gambaran Hasil Pretest dan kelompok intervensi.
Posttest Tekanan Darah Lansia
Tekanan Darah Kelompok Kontrol
Kelomp Media Min- Tabel 5. Gambaran Hasil Pretest dan
ok n Max Posttest Tekanan Darah Lansia
TD
Interve (mmH (mmH
nsi g) g) Media Min-
140- Kelomp
Sistolik 140 n Max
Pretest 150 ok TD
Diastolik 80 (mmH (mmH
70-90 Kontrol
g) g)
120- 140-
Sistolik 140 Sistolik 140
Posttest 150 Pretest 155
Diastolik 80 70-90 Diastolik 80
70-90
140-
Tabel 3 menunjukkan gambaran Sistolik 145
Posttest 150
hasil tekkanan darah pada kelompok Diastolik 80
70-90
intervensi dan didapatkan nilai median
140/80mmHg pada pretest dan posttest. Tabel 5 menunjukkan gambaran
Pada pretest memiliki nilai min-max 140- hasil tekkanan darah pada kelompok
150mmHg pada sistolik dan 70-90mmHg kontrol dan didapatkan nilai median
pada diastolik, sedangkan pada posttest 140/80mmHg pada pretest dan
memiliki nilai min-max 120-150mmHg 145/80mmHg pada posttest. Pada pretest
pada sistolik dan 70-90mmHg pada memiliki nilai min-max 140-155mmHg
diastolik. pada sistolik dan 70-90mmHg pada
diastolik, sedangkan pada posttest
Tabel 4. Hasil Uji Wilcoxon Tekanan memiliki nilai min-max 140-150mmHg
Darah Lansia Berdasarkan Pretest dan pada sistolik dan 70-90mmHg pada
Posttest diastolik.

Tabel 6. Hasil Uji Wilcoxon Tekanan


Darah Lansia Berdasarkan Pretest dan rata tekanan darah diastol antara kelompok
Posttest intervensi dan kelompok kontrol
Kelompok Tekanan Z p PEMBAHASAN
Darah Karakteristik Responden
Sistol Rata-rata usia yang menjadi
pretest responden dalam penelitian adalah 73,18
Sistol tahun pada kelompok intervensi dan 69,09
-378 0,705
posttes tahun pada kelompok kontrol. Prevalensi
Kontrol
t hipertensi berbanding lurus dengan
-1000 0,317
Diastol peningkatan usia, semakin tua usia maka
pretest semakin banyak juga kejadian hipertensi.
Diastol Kejadian hipertensi semakin meningkat
posttest dengan bertambahnya usia. Hal ini
didukung dari hasil penelitian yang
Tabel 6 menunjukkan hasil uji menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi
Wilcoxon pada tekanan darah sistol dan lebih tinggi pada usia 75-90 tahun yaitu
diastol kelompok kontrol memiliki nilai sebanyak 64% dibandingkan pada usia 60-
p>0,05, yaitu 0,705 pada sistolik dan 0,317 74 tahun yaitu sebanyak 36%. Peningkatan
pada diastolik. usia menyebabkan terjadinya penebalan
Hal tersebut menunjukkan bahwa pada ventrikel kiri dan katub jantung,
tidak terdapat perbedaan signifikan rata- menurunnya pacemaker jantung, terjadi
rata tekanan darah pretest dan posttest kekakuan pembuluh darah arteri dan katub
pada kelompok kontrol. vena menjadi tidak kompeten yang
semuanya itu secara progresif
Tekanan Darah Kelompok Intervensi meningkatkan tekanan darah dan beresiko
dan Kelompok Kontrol terjadinya hipertensi.
Tabel 7. Hasil Uji Mann Whitney Tekanan Mayoritas responden penelitian
Darah Sistolik Lansia pada Kelompok berjenis kelamin laki-laki 15 (68,2%).
Intervensi dan Kelompok Kontrol Laki-laki diduga memiliki gaya hidup
Kelompok Tekanan Z p lebih cenderung untuk meningkatkan
Darah tekanan darah seperti merokok, stres
Intervensi - akibat beban hidup dsb. Hasil penelitian
Sistol 0,007 sebelumnya menyebutkan bahwa
Kontrol 2716
Intervensi hipertensi lebih banyak terjadi pada laki-
Diastol -841 0,400 laki.
Kontrol
Sebagian besar responden
Tabel 7 menunjukkan hasil uji Mann- penelitian memiliki riwayat merokok 12
Whitney perbedaan rata-rata tekanan darah (54,4%). Penelitian sebelumnya
lansia antara kelompok intervensi dan menyebutkan bahwa terdapat hubungan
kelompok kontrol di UPT PSTW Jember signifikan antara perilaku merokok dengan
setelah diberikan terapi bekam kering kejadian hipertensi dengan nilai p 0,001.
mendapatkan p value = 0,007 pada sistolik Nikotin yang terkandung dalam
dan 0,4 pada diastolik. rokok dapat mempengaruhi tekanan darah
Hal tersebut menunjukkan bahwa melalui pembentukan plak atersklerosis.
terdapat perbedaan signifikan rata-rata Nikotin juga memiliki efek langsung pada
tekanan darah sistol antara kelompok pelepasan hormon epinefrin dan
intervensi dan kelompok kontrol, serta tidak nonepinefrin. Karbonmonoksida yang
terdapat perbedaan signifikan rata- meningkat dalam darah akibat merokok
juga dapat mempengaruhi tekanan darah.
Hasil analisa data dengan
menggunakan uji Wilcoxon pada kelompok
kontrol, terdapat penurunan rata-rata
Perbedaan Tekanan Darah Kelompok tekanan darah sebesar 0,46 pada sistolik
Intervensi dan 1,82 pada diastolik dengan nilai p
Hasil analisa data dengan 0,705 pada sistolik dan 0,317 pada
menggunakan uji Wilcoxon pada diastolik (p<α). Berdasarkan hasil analisa
kelompok intervensi, terdapat penurunan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak
rata-rata tekanan darah sebesar 9,09 pada terdapat perbedaan signifikan rata-rata
sistolik dan 3,63 pada diastolik dengan tekanan darah sebelum dan setelah
nilai p 0,004 pada sistolik dan 0,046 pada diberikan terapi bekam kering pada
diastolik (p<α). Berdasarkan hasil analisa kelompok intervensi. Meskipun terdapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan rata-rata tekanan darah pada
perbedaan signifikan rata-rata tekanan kelompok kontrol, akan tetapi secara
darah sebelum dan setelah diberikan terapi statistik penurunan yangterjadi tidak
bekam kering pada kelompok intervensi. signifikan, hal ini dikarenakan tidak
Hasil penelitian ini sejalan dengan diberikannya terapi bekam kering pada
hasil penelitian Irawan dan Ari tentang kelompok kontrol selama penelitian..
pengaruh terapi bekam terhadap Terdapat beberapa faktor yang
penurunan tekanan darah pada klien dapat mempengaruhi tekanan darah yang
hipertensi yang menyatakan bahwa meliputi riwayat keluarga, aktifitas fisik,
tekanan darah sistol dan diastol mengalami merokok, konsumsi alkohol, stres, obesitas,
penurunan rata-rata sebesar 22,87mmHg diet natrium dan diabetes. Penurunan
pada sistol dan 21,42mmHg pada diastol. tekanan darah yang terjadi pada kelompok
Secara teori tekanan darah dipengaruhi kontrol dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
oleh tiga hal, yaitu kecepatan denyut yang mempengaruhi tekanan darah, karena
jantung, cardiac output, dan Total pada kelompok kontrol tidak diberikan
Resistance Peripheral (TPR). terapi bekam. Faktor-faktor lain yang
Pembekaman pada kulit dapat mempengaruhi tekanan darah lansia di
menyebabkan terjadinya kerusakan pada PSTW meliputi diet natrium, aktifitas fisik
Mast Cell. Akibat kerusakan ini akan rutin berupa senam lansia, serta kajian
dilepaskannya beberapa zat seperti rohani rutin setiap minggu. Selain itu,
serotonin, histamin, bradikinin, slow pengobatan rutin yang diberikan tenaga
reacting substance (SRS), serta zat lain kesehatan untuk mengatasi hipertensi pada
yang belum diketahui. Zat-zat ini lansia juga memliki peranan dalam
menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler menurunkan tekanan darah pada kelompok
dan arteriol, tidak hanya disekitar tempat kontrol.
bekam melainkan juga ditempat yang jauh
dari titik bekam, sehingga terjadi Pengaruh Relaksasi Aromaterapi
perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah. Jasmine terhadap Kualitas Tidur pada
Menurut Widada, bekam memiliki efek Lansia di Karang Werdha Kecamatan
rileksasi otot. Rileksasi tersebut Jenggawah Kabupaten Jember
diakibatkan oleh produksi hormon Hasil analisa data menggunakan uji
endorfin pada saat dilakukan bekam. Pada Mann-Whitney terhadap perbedaan
saat tubuh merasa nyaman, frekuensi tekanan darah antara kelompok kontrol
jantung akan mengalami penurunan. dan intervensi didapatkan nilai p 0,007
pada tekanan darah sistolik dan p 0,4 pada
Perbedaan Tekanan Darah Kelompok tekanan darah diastolik. Berdasarkan hasil
Kontrol analisis tersebut menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan signifikan rata-rata
tekanan darah sistolik antara kelompok Berdasarkan hasil penelitian,
intervensi dan kelompok kontrol, akan peneliti menunjukkan bahwa bekam kering
tetapi pada tekanan darah diastol tidak telah memberikan manfaat yang nyata
terdapat perbedaan yang signifikan rata- dalam menurunkan tekanan darah pada
rata tekanan darah antara kelompok lansia dengan hipertensi. Bekam
kontrol dan perlakuan. Oleh karena itu menyebabkan dilatasi pembuluh darah,
dapat disimpulkan bahwa, bekam kering penurunan denyut jantung serta perbaikan
berpengaruh terhadap penurunan tekanan elastisitas pembuluh darah yang
darah sistol pada lansia dengan hipertensi kesemuanya secara teori memiliki
di PSTW Jember. pengaruh dalam menurunkan tekanan
Menurut Umar, bekam darah. Penelitian ini diperkuat oleh teori-
menyebabkan reaksi peradangan yang teori yang sudah dikemukakan serta fakta-
dapat mengakibatkan terlepasnya zat fakta terkait hasil analisa data pada uji
serotonin, histamin, bradikinin, slow Mann-Whitney yang mendapatkan nilai p
reacting substance (SRS), serta zat lain 0,004 pada teanan darah sistol (p<0,05).
yang belum diketahui. Zat-zat tersebut Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan
menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler bahwa terapi bekam kering memiliki
dan arteriol. Bekam menstimulasi untuk pengaruh dalam menurunkan tekanan
diproduksinya zat nitric oxide (NO) yang darah sistol pada lansia dengan hipertensi
berdampak pada relaksasi otot polos di PSTW Jember.
pembuluh darah. Pengeluaran zat-zat
tersebut menyebabkan vasodilatasi dan KESIMPULAN
relaksasi pembuluh darah, yang mana hal Terjadi penurunan rata-rata tekanan
ini akan berdampak pada penurunan darah pada lansia dengan hipertensi setelah
tekanan darah. Tekanan negatif efek dari diberikan terapi bekam kering, hal ini
bekam menyebabkan terjadinya dilatasi menunjukkan bahwa bekam kering
kapiler. Pembekaman juga menghasilkan memiliki efek yang baik terhadap tekanan
heme oxygenase-1 (HO-1) yang berfungsi darah lansia dengan hipertensi. Terdapat
untuk memetabolisme heme. Katalisis perbedaan yang signifikan rata-rata
heme menghasilkan karbon monoksida tekanan darah sistol antara kelompok
(CO). Produksi CO dari aktivasi heme intervensi dan kelompok kontrol, akan
oxygenase-1 (HO-1) menstimulasi tetapi pada tekanan darah diastol tidak
diproduksinya cyclic guanosine terdapat perbedaan yang signifikan rata-
monophosphate (cGMP) yang berfungsi rata tekanan darah antara kelompok
untuk vasodilatasi pembuluh darah, intervensi dan kelompok kontrol. Dengan
meskipun efeknya sedikit lemah jika demikian dapat disimpulkan bahwa bekam
dibandingkan dengan nitric oxide (NO). kering memiliki pengaruh dalam
Menurut hasil penelitian yang menurunkan tekanan darah sistol pada
dilakukan oleh Rusdiatin, respon dari lansia dengan hipertensi.
seseorang setelah dilakukan bekam
menyatakan merasa nyaman dan timbul SARAN
rasa kantuk. Pada saat seseorang merasa Penelitian ini diharapkan dapat
nyaman dan relaks, maka sistem saraf menjadi tambahan informasi mengenai
simpatik akan tenang dan yang lebih terapi komplementer, khususnya pada
banyak berperan adalah sistem saraf terapi bekam kering, sehingga diharapkan
parasimpatik. Kondisi relaks menyebabkan dapat diaplikasikan dalam pemberian
frekuensi jantung menurun, dengan asuhan keperawatan baik ditatanan klinik
menurunnya frekuensi jantung, maka maupun komunitas.
tekanan darah juga akan menurun. Penelitian ini dapat menjadi acuan
untuk penelitian selanjutnya, diharapkan
dapat mengontrol faktor-faktor yang dapat Yaxr4DcAhVUfH0KHf_-
menyebabkan bias. Selain itu, penelitian
selanjutnya juga dapat melakukan bekam
kering pada variabel yang lain seperti
nyeri, stress, gangguan tidur dsb yang
secara teori memiliki keterkaitan satu sama
lain

UCAPAN TERIMA KASIH


Peneliti menyampaikan terima kasih
kepada responden penelitian dan PSTW
Jember yang telah memberikan ijin dan
bersedia menjadi responden penelitian.

KEPUSTAKAAN
Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik
penduduk lansia. Jakarta: BPS
Jakarta-Indonesia; 2015
Efendi, F. & Mahfudli. 2009. Keperawatan
kesehatan komunitas: teori dan
praktik dalam keperawatan.
Jakarta:Salemba Medika;
Sunaryo, Wijayanti, M., Kuhu, M.,
Sumedi, T., Widayanti, ED.,
Sukrillah, UA., Riyadi, S., &
Kuswanti, A. 2015. Asuhan
keperawatan gerontik. Yogyakarta:
CV ANDI OFFSET;
Baradero, M., Wilfrid, D., & Yakobus. S.
2008. Klien gangguan
kardiovaskuler. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC;
Tao L, Kendall. 2014. Sinopsis organ
kardiovaskuler: pendekatan dengan
sistem terpadu dan disertai
kumpulan kasus klinik. Tanggerang
Selatan: KARISMA Publishing
Group;
Sugung I. 2017. Hidup sehat dengan
detoks. Yogyakarta: Khitah
Publishing;
Aldjoefrie MR. 2015 . Bekam hijamah
menurut sains dan kedokteran
modern [internet]. [cited 2 Juni
2018]. Availeble from:
https://books.google.co.id/books?id
=jKozBgAAQBAJ&printsec=front
cover&dq=bekam+hijamah+menur
ut+sains+dan+kedokteran+modern
&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjqy
BHoQ6wEIKjAA#v=onepage&q lansia. Semarang: Stikes Widya
= bekam%20hijamah%20menurut Husada Semarang;
%2 0sains%20dan%20kedokteran Setyanda YOG, Sulastri D, Lestari Y.
%20 modern&f=false 2015. Hubungan merokok dengan
Buford TW. 2016 Hypertension and
aging. Ageing Research Reviews
[internet]. [cited 29 Januari
2018]:
96-111. Available
from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.arr.201
6
.01.007
Badan Litbangkes. 2013. Riset kesehatan
dasar 2013. Jakarta: Badan
Litbangkes Kemenkes RI;
Seke PA, Bidjuni HJ, Lolong J. 2016.
Hubungan kejadian stres dengan
penyakit hipertensi pada lansia di
balai penyantunan lanjut usia
senjah cerah kecamatan mapanget
kota manado. E-
Journal Keperawatan.; 4(2): 1-5
Stanley M, Beare PG. 2006.
Gerontological nursing: a health
promotion/protection approach 2nd
edition. Philadelphia: The F.A.
Davis Company;
Purnama DS, Prihartono NA. 2013.
Prevalensi hipertensi dan faktor-
faktor yang berhubungandengan
kejadian hipertensi pada lansia di
posyandu lansia wilayah
kecamatan johar baru. Jakarta
Pusat: FKM UI;
Mohan V, Deepa M, Farooq S, Datta M,
Deepa R. 2007 . Prevalence,
awareness and control of
hypertension in Chennai—The
Chennai Urban
Rural
Epidemiology Study (CURES-
52). J Assoc Physicans India
[internet]. [cited 03 Desember
2017] Available
from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pu
b med/17844691
Retnaningsih D, Kustriyani M, Sanjaya
BT. 2017. Perilaku merokok
dengan kejadian hipertensi pada
kejadian hipertensi pada laki-laki Psikologi UGM [internet]. [cited
usia 35-65 tahun di kota padang. 18 Desember 2017]. Available
Jurnal Kesehatan Andalas.; 4(2): from:
434-440 http://Neila.staff.ugm.ac.id/wordpr
Irawan H, Ari S. 2012. Pengaruh terapi ess/wp-content/upload.
bekam terhadap penurunan tekanan
darah pada klien hipertensi. Jurnal
Ilmu Kesehatan.; 1(1):31-37
Corwin E. 2009. Buku saku patofisiologi
edisi 3.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC;
Widada W. 2011. Terapi bekam sebagai
solusi cerdas mengatasi radikal
bebas akibat rokok: berdasarkan
penelitian terbaru terhadap
komponen Darah. Bandung: Lubuk
Agung;
Rusdiatin IE. 2015. Terapi bekam kering
terhadap penurunan tekanan darah
pada lansia dengan hipertensi.
Jurnal Kesehatan Madani.; 6(2):
92-98
Potter PA, Perry AG. 2005. Fundamental
of nursing: concepts, process, and
practice volume 1 4th edition. Saint
Louis: Mosby – Year Book Inc;
Bell K, Twiggs J, Olin BR. 2015 .
Hypertension:the silent killer:
update JNC-8 guideline
recommendations. Contuining
Education [internet]. [cited 24
Februari 2018] Available
from:https://c.ymcdn.com/sites/ww
w.aparx.org/resource/resmgr/CEs/C
E_Hypertension_The_Silent_K.pdf
Umar WA. 2008. Sembuh dengan satu titik.
Solo: A-Qowam Publishing;
Lowe DT. 2017 . Cupping therapy: an
analysis of the effects of suction on
skin and the possible influence on
human health, complementary
therapies in clinical practice
[internet]. [cited 25 Februari 2018].
Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.ctcp.201
7.09.008
Ramdhani N, Putra AA. 2008.
Pengembangan multimedia
relaksasi.Yogyakarta: Bagian
Psikologis Klinis Fakultas
Accelerating the world's research.

Pengaruh Terapi Bekam terhadap


Tekanan Darah pada Penderita
Hipertensi: Studi Quasy
Eksperimental
Yodang Yodang

Jurnal Kesehatan Vokasional

Cite this paper Downloaded from

Related papers of the best related papers

Muhammad Reza

shafiyyah putri maulana

Nurfitria Dara Latuconsina


Jurnal Kesehatan Vokasional, Vol. 6 No. 1 (Februari 2021) ISSN 2541‑0644 (print), ISSN 2599‑3275 (online)
DOI https://doi.org/10.22146/jkesvo.62909

Pengaruh Terapi Bekam terhadap Tekanan Darah pada


Penderita Hipertensi: Studi Quasy Eksperimental

Nuridah1 dan Yodang2


1,2
Universitas Sembilan Belas November
nuridah.usnkolaka@gmail.com1
Kolaka

Diajukan 6 Januari 2021 Diperbaiki 3 Februari 2021 Diterima 9 Februari 2021


ABSTRAK

Latar Belakang: Hipertensi sebagai penyakit tidak menular saat ini sangat meningkat dan merupakan
penyakit pembuluh darah yang dapat menyebabkan terjadinya kematian mendadak sehingga
penyakit ini dikenal sebagai silent killer. Meningkatnya persentase ketidakpatuhan meminum obat
hipertensi disebabkan berbagai alasan dan hal ini membuat banyaknya pengobatan non-farmakologi
yang bersifat alternatif dan komplementer yang bermunculan, salah satunya adalah terapi bekam.
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh terapi bekam basah pada penderita hipertensi dalam
menurunkan tekanan darah.
Metode: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy eksperimen dengan
pendekatan Control Group Design pre- post test. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita
hipertensi yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kolaka yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik
pengambilan sampel dengan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden.
Instrumen dilakukan dengan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan alat pengukuran
tekanan darah dan data dianalisis dengan menggunakan uji friedman test.
Hasil: Setelah dilakukan pembekaman basah selama tiga bulan berturut-turut, tekanan darah sistole
dan diastole mengalami penurunan secara signifikan pada kelompok intervensi sebesar 0,000 (p< 0,05)
dan kelompok kontrol (p>0,05) sehingga disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata tekanan darah
pada ketiga interval waktu pengukuran pada kelompok intervensi.
Kesimpulan: Terapi bekam memiliki pengaruh dalam menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi.

Kata Kunci: Bekam Basah; Hipertensi; Terapi Alternatif; Terapi Komplementer

ABSTRACT

Background: Hypertension as a non- communicable disease is currently increasing and is a blood vessel disease
that can cause sudden death so that it is known as a silent killer. The increasing percentage of non - adherence to
taking hypertension drugs is due to various reasons and this has led to the emergence of many alternative and
complementary non- pharmacological treatments, one of which is cupping therapy.
Objective: This study aimed to determine the effect of wet cupping therapy on hypertensive patients in
reducing blood pressure.
Method: This was a quasi- experiment with a pretest and posttest control group design. The sampling technique
was purposive sampling, consisting of 40 respondents who were divided into two groups. The data analyzes
used the Friedman test.
Results: After three consecutive months of cupping therapy, both systolic and diastolic blood pressure decreased
significantly in the intervention group with a p- value of 0.000 (p <0.05), while the control group with a p- value
of more than 0.05. There was a difference in mean both systolic and diastolic at all three intervals of
measurements in the intervention group.
Conclusion: Cupping therapy has potential benefits in reducing blood pressure among hypertensive patients.

Keywords: Wet cupping; Hypertension; Alternatives therapy; Complementary Therapy; Hypertensive Coastal
residents

https://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 26, 2021 53


Pengaruh Terapi Bekam terhadap Tekanan
Darah...
PENDAHULUAN memahami bahaya hipertensi yang
Hipertensi merupakan peningkatan mengancam jiwa (Kemenkes RI, 2018).
tekanan darah sistolik lebih dari 140 Pengobatan non-farmakologis atau
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih pengobatan alternatif lebih disukai oleh
dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran sebagian orang, terkait dengan persepsi
dengan selang waktu lima menit dalam masyarakat tentang efek samping
keadaan istirahat atau relaksasi yang konsumsi bahan kimia dan kondisi
cukup (Kemenkes RI, 2018). Namun ekonominya. Pengobatan alternatif
demikian, penyakit ini merupakan salah umumnya dilakukan dengan
satu dari dua faktor risiko utama menggunakan obat-obatan herbal dan
independen di dunia untuk penyakit cara tradisional yang sesuai dengan
kardiovaskular dan menjadi faktor utama kepercayaan turun temurun dan agama
di Indonesia sebagai penyebab terjadinya mereka. Salah satu alternatif yang dipilih
kerusakan organ jantung, pembuluh sebagai terapi komplementer adalah
darah, ginjal, paru-paru, sel-sel saraf bekam. Pengobatan ini selain sangat
motorik dan sensoris, bahkan mental terjangkau dengan akses lingkungan yang
manusia. Akibatnya, hipertensi juga nyaman dan aman juga sangat dianjurkan
dikategorikan sebagai the silent disease karena kemanjuran dan
atau bahkan the silent killer, dengan keterjangkauannya (Syahputra et al.,
2019).
risikonya yang lebih dari 20% atau 1 dari 5
penderita hipertensi akan berisiko Dalam istilah bahasa, bekam berarti
mengalami kematian (Mukhlis et al., menghisap. Bekam merupakan sebuah
2020). metode dengan mengeluarkan darah hasil
Menurut WHO, hipertensi sebagai metabolisme atau darah yang
salah satu penyakit tidak menular terkontaminasi racun dan oksidan dari
bertanggung jawab atas 45% kematian tubuh lewat permukaan kulit. Cara ini
akibat penyakit jantung dan 51% kematian dianggap lebih aman dibandingkan
akibat strok. Dilaporkan bahwa sekitar dengan cara pemberian obat antioksidan
40% orang dewasa di atas 24 tahun telah atau obat kimia lainnya. Bekam basah
didiagnosis hipertensi meningkat dari 600 dianggap lebih efektif untuk berbagai
juta pada tahun 1980 menjadi 1 miliar penyakit, terutama penyakit yang
pada tahun 2008. Prevalensi hipertensi berkaitan dengan gangguan pada
tertinggi di Afrika adalah 46% orang pembuluh darah. Berbeda dengan bekam
berumur dari 25 tahun ke atas, sedangkan kering yang mungkin hanya
prevalensi terendah ditemukan di menyembuhkan penyakit ringan, bekam
Amerika Serikat dalam 36% kasus basah dapat membantu mengatasi
(Kemenkes RI, 2014). penyakit yang lebih parah, akut, kronis
Walaupun terlihat besaran persentase atau degeneratif, seperti hipertensi
penyakit hipertensi tidak sebesar di (Widada et al., 2019).
negara-negara maju, hipertensi termasuk Manfaat bekam pada hipertensi
penyakit tidak menular yang cukup besar merupakan sebuah proses menurunkan
secara nasional (25,8%) dengan persentase sistem saraf simpatis dan membantu
tertinggi 30,9% di Bangka Belitung dan pengontrolan kadar hormon aldosteron di
terendah 16,8% di wilayah Papua. sistem saraf. Kemudian, hal tersebut
Keadaan tersebut juga dilaporkan bahwa, merangsang sekresi enzim yang bertindak
dari 1/3 orang yang terdiagnosis dengan sebagai sistem angiotensin renin yang
hipertensi, hanya 0,7% yang minum obat. dapat menurunkan volume darah, dan
Hal ini menggambarkan bahwa sangat mengeluarkan oksida nitrat yang
rendahnya kesadaran masyarakat dalam berperan dalam vasodilatasi pembuluh
https://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 26, 2021
54
Pengaruh Terapi Bekam terhadap Tekanan
Darah...
darah sehingga penurunan tekanan darah yang dilakukan intervensi pembekaman
dapat terjadi. Selain itu, sifat terapi sedangkan pada kelompok control
preventif dari kejadian hipertensi dilakukan pengukuran tekanan darah
sangatlah kuat sehingga sangat tanpa melakukan perlakuan. Analisis data
dianjurkan sebagai sebuah terapi yang digunakan dalam penelitian ini
komplementer dari pencegahan dan adalah dengan menggunakan uji friedman
pengobatan hipertensi (Rahman et al., test.
2020). Bekam melalui oksida nitrat akan
meningkatkan suplai nitrasi dan darah Prosedur Percobaan
yang dibutuhkan oleh sel dan lapisan Kelompok eksperimen akan diberikan
arteri dan vena, yang menjadikannya perlakuan dengan pembekaman pada titik
lebih kuat dan lebih elastis serta hipertensi sebanyak satu kali dalam
mengurangi tekanan darah. Bekam sebulan selama 3 bulan berturut-turut,
berperan dalam merangsang reseptor sedangkan kelompok kontrol dilakukan
spesifik yang berhubungan dengan observasi tekanan darah dengan tidak
penyusutan dan peregangan diberikan intervensi. Sebelum diberikan
pembuluh darah perlakuan, kelompok intervensi akan
(baroreseptor) sehingga pembuluh darah diukur tekanan darahnya 5 menit sebelum
dapat merespon rangsangan dan intervensi dilakukan (pre–test), lalu
meningkatkan kepekaan terhadap diberikan treatment (bekam), dan
penyebab hipertensi (Muflih & Judha, kemudian mengukur kembali tekanan
2019). darahnya (post- test) 5 menit setelah
Beberapa penelitian sebelumnya telah pembekaman. Pada setiap akhir bulan
mengujicobakan bekam dalam melihat selama 3 bulan berturut-turut masa
respons tekanan darah, tetapi efektivitas intervensi, evaluasi dilakukan dengan
jangka panjang belum dapat diobservasi mengukur kembali tekanan darah
lebih lanjut dalam penelitian tersebut. responden.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini,
fenomena tersebut dilihat dengan Prosedur Bekam Basah
melakukan intervensi dalam kurun waktu Prosedur bekam basah ini adalah 1)
tiga bulan dengan intervensi pada awalnya, kita menentukan titik
pembekaman secara berturut-turut bekam pada area kulit; 2) kemudian titik
dengan tujuan untuk melihat pengaruh bekam tersebut didisinfeksi dengan
terapi bekam pada penderita hipertensi. menggunakan alkohol 70%; 3) selanjutnya
gelas bekam atau cupping ditempatkan
METODE PENELITIAN pada titik-titik bekam yang telah
Penelitian ini merupakan quasi ditentukan (sesuai keluhan); 4) diberikan
experiment dengan menggunakan tekanan negatif sehingga udara akan
pendekatan pre- posttest with control group terkumpul dalam gelas; 5) biarkan selama
design (Nursalam, 2014). Populasi dalam 1-2 menit; 6) kemudian gelas akan dibuka
penelitian ini adalah penderita hipertensi dan membiarkan udara dalam gelas tadi
yang masuk dalam kriteria inklusi, yakni keluar; 7) setelah itu, dilakukanlah
hipertensi yang tanpa komplikasi, penusukan atau penyayatan pada area
mengalami tingkatan pre-hipertensi epidermis kulit dengan menggunakan
sampai pada hipertensi tingkat II lanset sekali pakai atau bisturi; 8)
sebanyak 40 sampel, yang terdiri dari 20 kemudian, gelas akan ditempatkan
kelompok kontrol dan 20 kelompok kembali pada area titik bekam yang sama;
intervensi. Teknik pengambilan sampel 9) tekanan negatif diberikan lagi sehingga
dalam penelitian ini adalah purposive udara dan darah yang telah terkumpul
sampling dengan kelompok eksperimen https://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 26,
2021
Pengaruh Terapi Bekam terhadap Tekanan
Darah...
pada area bekam tersedot keluar; 10) kelompok intervensi dan alat tensimeter
diamkan selama 3-5 menit; dan 11) setelah serta stetoskop manual untuk mengukur
itu darah dikeluarkan dan dibersihkan tekanan darah kelompok intervensi dan
area pembekamannya dengan tetap kontrol (Aboushanab & AlSanad, 2017).
memperhatikan prinsip aseptik (Abdullah Analisis data dilakukan dengan uji
et al., 2016). Standardisasi praktik terapi friedman test dengan α≤0.05 (Nursalam,
bekam adalah langkah yang sangat 2014; Sartik et al., 2017). Uji normalitas
penting untuk menghilangkan atau diperoleh dari Shapiro-Wilk.
mengurangi efek samping terkait dengan Penelitian ini telah mendapatkan izin
bekam (Aboushanab & AlSanad, 2018). etika dari Komisi etik penelitian
Beberapa efek samping ringan yang Kesehatan Ikatan Ahli Kesehatan
terjadi pada pasien bekam yakni rasa Masyarakat Indonesia (IAKMI) Provinsi
lemas, mengantuk, rasa haus, hematom Sulawesi Tenggara, Nomor 119a/KEPK-
atau kemerahan pada area titik IAKMI/IV/2020.
pembekaman, dan rasa pegal setelah
pembekaman. Namun, kondisi tersebut HASIL DAN PEMBAHASAN
akan hilang dalam beberapa waktu ke
depan, sedangkan efek samping yang Karakteristik Responden
berat biasanya terjadi lesi atau lepuhan Tabel 1 menunjukkan sebagian besar
pada area titik pembekaman yang responden kelompok intervensi berumur
diakibatkan karena lamanya pembukaan antara 50-59 tahun (40%), sedangkan
cup pada tindakan pembekaman sehingga umur responden kelompok kontrol
sangat diperlukan tenaga ahli yang terbesar ditemukan pada umur 60-69
professional dalam melakukan tindakan tahun (45%) dengan jenis kelamin
pembekaman ini (Muflih & Judha, 2019). terbanyak dari kedua kelompok yaitu
Instrumen dalam penelitian ini perempuan: intervensi (75%) dan kontrol
adalah dengan menggunakan alat bekam (80%).
untuk melakukan intervensi kepada Tabel 1. Karakteristik Responden
Kelompok Intervensi

No. Karakteristik Pers


Frekuensi
1 Usia (tahun)
40 - 49 5
50 - 59 8
60 - 69 7
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 5
Perempuan 15
Tabel ke-2, menunjukkan tekanan bek
darah sistolik tiga bulan
tertinggi sebelum berturut- turut
terapi bekam didapatkan pada
sebesar 220 bulan ketiga
mmHg tekanan darah
(hipertensi sistolik tertinggi
tingkat II) dan sebesar
terendah sebesar 180 mmHg dan
130 mmHg terendah sebesar
(pre-hipertensi). 110 mmHg.
Setelah Kemudian,
dilakukan terapi tekanan darah
bekam selama diastolik
Pengaruh Terapi Bekam terhadap Tekanan
ditemukan Darah...
sebesar 80
sebelum mmHg.
terapi Setelah terapi
bekam, pada
bulan ke-3
didapatkan
tekanan
darah
diastolik yang
tertinggi
sebesar 100
mmHg dan
terendah
sebesar 70
mmHg,
sedangkan
pada
kelompok
kontrol,
tekanan
darah sistolik
penderita
hipertensi
yang tidak
menjalani
terapi bekam
pada bulan
pertama
sebesar 190
mmHg dan
terendah
sebesar 140
mmHg,
kemudian
pada bulan
kedua
sebesar 200

56
February 26, 2021
Pengaruh Terapi Bekam terhadap Tekanan
Darah...
mmHg dan terendah 140 mmHg, pada 70 mmHg, bulan kedua tertinggi 110 mmHg
bulan ketiga tertinggi sebesar 190 dan dan terendah 80 mmHg, serta di bulan ketiga
terendah sebesar 100 mmHg. Pada tertinggi sebesar 120 mmHg dan terendah
tekanan diastolik di bulan pertama sebesar 60 mmHg.
tertinggi sebesar 100 mmHg dan terendah Tabel 2. Rerata Tekanan Darah
Pasien Kelompok Intervensi dan
Kontrol
No. Kelompok Intervensi Periode Pengukuran M
1 Tekanan Darah Sistolik Pre-Intervention 1
Post-Intervention 1
Post-Intervention 2
Post-Intervention 3
2 Tekanan darah Pre-Intervention 1
Diastolik Post-Intervention 1
Post-Intervention 2
Post-Intervention 3
Kelompok Kontrol
1 Tekanan Darah Sistolik Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
2 Tekanan darah Bulan 1
Diastolik Bulan 2
Bulan 3
Tabel 3 menunjukkan ada pengaruh me
yang signifikan dibandingkan
pada kelompok kelompok kontrol.
intervensi setelah
melakukan
terapi bekam
dalam
Tabel 3. Analisis Tekanan Darah
Pre and Post-Intervensi pada
Kedua Kelompok
No. Tekanan darah Kelompok N
1 Tekanan Darah Sistolik Intervensi 20
Kontrol 20
2 Tekanan Darah Intervensi 20
Diastolik Kontrol 20
PEMBAHASAN menunjukkan
Dari tingginya risiko
beberapa data penyakit hipertensi
demografi sejalan dengan
didapatkan semakin
bahwa penderita bertambahnya
hipertensi umur manusia,
terbanyak yakni dengan umur yang
pada rentang merupakan faktor
umur 50-59 utama risiko
tahun pada terjadinya penyakit
kelompok hipertensi.
intervensi dan
diikuti 60-69 Penelitian
tahun pada
kelompok terdahulu
kontrol . Hal ini menemukan
beberapa data
Pengaruh Terapi Bekam terhadap Tekanan
demografi Darah...
hipertensi pada wanita umur di atas 45
dalam hal ini (Hazwan & yang kurang tahun
usia sebagai Pinatih, 2017). patuh dalam merupakan
faktor terbesar Penemua mengonsumsi awal persiapan
dari kejadian n ini obat terjadinya fase
hipertensi, menjelaskan hipertensi menopause
dengan umur bahwa, (Pramana et karena kejadian
di atas 40 tahun sejalan al., 2019). tersebut
paling dengan umur Selain itu, mengakibatkan
meningkat yang semakin wanita yang hormon
faktor risikonya bertambah, telah beranjak
(p= 0.000) struktur https://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 26,
(Sartik et al., anatomi 2021
2017). Faktor organ di
umur juga dalam tubuh
menjadi faktor pun ikut
risiko tertinggi mengalami
kejadian beberapa
hipertensi, perubahan, di
dengan bukti ataranya
bahwa umur 50 struktur
tahun ke atas pembuluh
memiliki darah arteri
frekuensi yang makin
terbesar dari menipis dan
kejadian tidak elastis
yang
mengakibatka
n penampang
pembuluh
darah
semakin
menyempit
sehingga hal
ini membuat
tekanan
aliran darah
semakin
meningkat.
Selain itu,
beberapa
penelitian
menemukan
jenis kelamin
yang paling
rentan
dengan
kejadian
hipertensi
adalah
wanita,
terutama
Pengaruh Terapi Bekam terhadap Tekanan
Darah...
estrogen yang memiliki manfaat besar yang dilakukan seperti menstimulasi aksi
dalam melindungi peredaran darah vasodilator seperti adenosin,
mengalami penurunan yang signifikan noradrenalin, dan histamin yang
(Kusumawaty et al., 2016). Namun, diketahui dapat meningkatkan sirkulasi
beberapa penelitian yang lain melaporkan darah, dan merangsang sistem saraf
jenis kelamin laki-laki lebih berisiko otonom untuk menurunkan tekanan
dibanding dengan wanita dikarenakan darah (Zarei et al., 2012). Mekanisme
faktor gaya hidup seperti merokok dan terapi bekam dalam menurunkan tekanan
beban kerja yang dilakukan lebih banyak darah juga terjadi melalui pelepasan
dialami oleh laki-laki (Tumanduk et al., oksida nitrat yang menyebabkan
2019). pelebaran pembuluh darah, sehingga
Hasil penelitian ini menunjukkan membuat pembuluh darah lebih kuat dan
bahwa pemberian terapi bekam selama elastis, yang mengontrol hormon
tiga bulan berturut-turut terbukti efektif aldosteron sehingga volume darah yang
menurunkan tekanan darah sistol mengalir di pembuluh darah menurun
maupun diastol pada penderita hipertensi dan tekanan darah menurun secara stabil
dibandingkan dengan kelompok kontrol (Asmalinda & Sapada, 2018).
yang tidak diberikan kombinasi terapi Selain itu, tekanan negatif pada terapi
bekam. Pada hasil analisis pre dan post bekam juga dapat mempengaruhi
pemberian terapi bekam pada tiap stimulus terjadinya penurunan tekanan
bulannya juga telah membuktikan bahwa darah, dengan hasil uji coba dalam
terapi bekam efektif menurunkan tekanan sebuah penelitian yang menunjukkan
darah pada penderita hipertensi. Hasil ini bahwa 400-540 mbar dapat menurunkan
sejalan dengan penelitian yang tekanan sistol dan diastol darah sampai
sebelumnya, dimana dilaporkan bahwa pada dua pekan kedepan (Zarei et al.,
terapi bekam memiliki pengaruh dalam 2012). Pada beberapa kondisi, pemberian
menurunkan tekanan darah (p<0,05) tekanan negatif saat melakukan cupping
(Astuti & Syarifah, 2018). Hasil yang sama lebih disarankan untuk dilakukan tidak
pula ditemukan dalam penelitian yang terlalu kuat karena kondisi tersebut akan
serupa, yaitu tekanan darah yang membuat rasa nyeri yang dapat
mengalami penurunan yang signifikan mengakibatkan rasa trauma sehingga hal
setelah dilakukan terapi bekam (Surahmat ini dapat menstimulasi hormon kortisol
& Damayanti, 2017). keluar. Oleh karena itu, beberapa keadaan
Terapi bekam dari beberapa tekanan darah justru akan lebih
penelitian pada umumnya memberikan meningkat dari sebelumnya walaupun
gambaran bahwa terapi bekam dengan melakukan cupping beberapa kali.
merupakan sebuah terapi komplementer Sebaiknya untuk mendapatkan hasil
yang aman dan nyaman digunakan (Lu et pembekaman dengan relaksasi yang
al., 2019). Hal tersebut dirasakan oleh maksimal, pemberian tekanan negatif
beberapa pasien dalam penelitian ini saat dapat dilakukan dengan pemberian
beberapa jam setelah terapi bekam, tekanan yang tidak terlalu kuat. Teknik ini
dimana efek relaksasi yang dirasakan dan dilakukan dalam penelitian ini sehingga
hilangnya nyeri kepala yang mereka efektifitas dapat ikut dianalisis secera
rasakan membuat perasaan mereka terasa verbal. Akhirnya, dalam penelitian studi
sangat nyaman setelah melakukan terapi fenomenologi dijelaskan bahwa beberapa
bekam. Dapat dijelaskan secara fisiologis pasien hipertensi memilih terapi bekam
bahwa terapi bekam yang bekerja dalam sebagai sebuah terapi alternatif dan
menstimulasi penurunan tekanan darah komplementer yang aman, nyaman, dan
melalui beberapa reaksi dari efek ekonomis dalam mengendalikan tekanan
cupping https://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 26, 2021

58
Pengaruh Terapi Bekam terhadap Tekanan
Darah...
darah mereka (Syahputra et al., 2019). Asmalinda, W., & Sapada, E. (2018).
The Effect of Wet Cupping
KESIMPULAN (Hijama) Toward The Changing of
Terapi bekam memiliki pengaruh Body Immune System in Venous
yang signifikan dalam menurunkan Blood of Healthy Person. Jurnal
tekanan darah sistolik dan diastolik pada Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(2),
penderita hipertensi hingga tiga bulan 137–144. https://doi.org/10.30604/
berturut-turut, sehingga dapat jika.v3i2.121
disimpulkan bahwa terapi bekam dapat Astuti, W., & Syarifah, N. Y. (2018).
digunakan sebagai terapi alternatif dan Pengaruh Terapi Bekam Terhadap
komplementer yang aman, nyaman, dan Tekanan Darah Pada Pasien
ekonomis baik dalam aspek preventif, Hipertensi Di Klinik Sehat Mugi
kuratif, maupun rehabilitatif. Barokah Karakan Godean Sleman
Yogyakarta. MIKKI (MIajalah
UCAPAN TERIMA KASIH Ilmu Keperawatan Dan
Peneliti mengucapkan terima kasih Kesehatan Indonesia),
kepada Direktur Penelitian dan 7(1). https://doi.org/
Pengabdian Masyarakat, Direktorat https://doi.org/10.47317/
Jenderal Penelitian dan Pengembangan, mikki.v7i1.13
Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Hazwan, A., & Pinatih, G. N. I. (2017).
Riset dan Inovasi Nasional atas hibah Gambaran karakteristik penderita
melalui skim Penelitian Dosen Pemula hipertensi dan tingkat kepatuhan
dengan nomor kontrak 066/SP2H/LT/ minum obat di wilayah kerja
DRPM/2020. Puskesmas Kintamani I. Intisari
Sains Medis, 8(2), 130–134. https://
DAFTAR PUSTAKA doi.org/10.15562/ism.v8i2.127
Abdullah, S. A., Mohd Najib, M. N., Kemenkes RI. (2014). Info Datin
Dali, A. F., & Sulaiman, S. (2016). Hipertensi. In Kementerian,
Malay Cupping Therapy: Kesehatan. https://
A Haematological www.kemkes.go.id/folder/view/01/
Analysis Pilot Study. structure-publikasi-pusdatin-info-
In Regional Conference on Science, datin.html
Technology and Kementerian Kesehatan RI. (2018).
Social Sciences (RCSTSS Hasil Utama RISKESDAS 2018.
2014) (pp. 523– 529). Springer https://kesmas.kemkes.go.id/assets/
Singapore. https:// upload/dir_519d41d8cd98f00/files/
doi.org/10.1007/978-981-10-0534- Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf
3_52 Kusumawaty, J., Hidayat, N., &
Aboushanab, T., & AlSanad, S. (2018). Ginanjar, E. (2016). Hubungan
A brief illustration of the official Jenis Kelamin dengan Intensitas
national standards for the safe use Hipertensi pada Lansia di Wilayah
of cupping therapy (Hijama) in Kerja Puskesmas Lakbok
Saudi Arabia. Journal of Integrative Kabupaten Ciamis.
Medicine, 16(5), 297–298. https:// Mutiara Medika: Jurnal
doi.org/10.1016/j.joim.2018.07.006 KedokteranDan Kesehatan,
Aboushanab, T., & AlSanad, S. M. 16(2). https://doi.org/
(2017). Simulation in Cupping https://doi.org/10.18196/
Training: An Innovation Method. mmjkk.v16i2.4450
Journal of Acupuncture and Meridian Lu, S., Du, S., Fish, A., Tang, C., Lou,
Studies, 10(6), 409–410. https:// Q., & Zhang, X. (2019). Wet
doi.org/10.1016/j.jams.2017.10.003 cupping for hypertension: a
https://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 26,
Pengaruh Terapi Bekam terhadap Tekanan
Darah...
2021
Pengaruh Terapi Bekam terhadap Tekanan
Darah...
systematic review and meta- 60
analysis. Clinical and Experimental
Hypertension (New York, N.Y. :
1993), 41(5), 474–480. https://
doi.org/
10.1080/10641963.2018.1510939
Muflih, M., & Judha, M. (2019).
Effectiveness of Blood Pressure
Reduction Reviewed from
Amount of Kop, Duration And
Location of Point of Bekam
Therapy. NurseLine Journal, 4(1),
46. https://doi.org/
10.19184/nlj.v4i1.9042
Mukhlis, H., Hardono, Hermawan, N.
S. A., Purwono, J., & Wahyudi, D.
A. (2020). Cupping Therapy For
Hypertensive Patients: A Quasi-
Experimental Research With Time
Series Design. Journal of Critical
Reviews, 7(14), 1437–1443. https://
doi.org/10.31838/jcr.07.14.326
Nursalam. (2014). Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba
Medika. Pramana, G. A., Dianingati,
R. S., & Saputri, N. E. (2019).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan Minum Obat Pasien
Hipertensi Peserta
Prolanis di Puskesmas
Pringapus Kabupaten Semarang.
IJPNP (Indonesian Journal
of Pharmacy and Natural
Product), 2(1).
http://jurnal.unw.ac.id:1254/
index.php/ijpnp/article/view/196
Rahman, H. S., Ahmad, G. A.,
Mustapha, B., Al-Rawi, H. A.,
Hussein, R. H., Amin, K., Othman,
H. H., & Abdullah, R. (2020). Wet
cupping therapy ameliorates pain
in patients with hyperlipidemia,
hypertension, and diabetes: A
controlled clinical study.
International Journal of Surgery
Open, 26, 10–15. https://doi.org/
10.1016/j.ijso.2020.07.003
Sartik, S., Tjekyan, R. S., & Zulkarnain,
Pengaruh Terapi Bekam terhadap Tekanan
Darah...
M. (2017). Risk Factors And The Atherosclerosis Journal, 8, 1–4.
Incidence Of Hipertension In http://arya.mui.ac.ir/
Palembang. Jurnal Ilmu index.php/arya/article/view/316
Kesehatan Masyarakat, 8(3), 180–
191. https://
doi.org/10.26553/jikm.2017.8.3.1
80- 191
Surahmat, R., & Damayanti, N. Nuridah, ...
R. (2017). Pengaruh Terapi
Bekam Dalam
Menurunkan
Tekanan Darah Pada
Pasien Hipertensi Di Rumah
Bekam Palembang. Majalah
Kedokteran Sriwijaya, 1,
43–49.
https://core.ac.uk/download/pd
f/ 267825455.pdf
Syahputra, A., Dewi, W. N., &
Novayelinda, R. (2019). Studi
Fenomenologi: Kualitas Hidup
Pasien Hipertensi Setelah
Menjalani Terapi Bekam. Jurnal
Ners Indonesia, 9(1), 19. https://
doi.org/10.31258/jni.9.1.19-32
Tumanduk, W. M., Nelwan, J. E., &
Asrifuddin, A. (2019). Faktor-
faktor risiko hipertensi yang
berperan di Rumah Sakit
Robert Wolter Mongisidi.
E- CliniC, 7(2).
https://doi.org/10.35790/ecl.
7.2.2019.26569
Widada, W., Ontoseno, T., &
Purwanto, B. (2019).
Pengaruh Terapi
Bekam Basah
Dalam Menurunkan
Apoliprotein-B Pada Penderita
Hiperkolesterolemia.
Prosiding Seminar Nasional
2018 “Peran Dan
Tanggung Jawab Tenaga
Kesehatan Dalam
Mendukung Program
Kesehatan Nasionalʺ, 53–58.
https://doi.org/10.32528/
psn.v0i0.1730
Zarei, M., Hejazi, S., Javadi, S. A., &
Farahani, H. (2012). The efficacy
of wet cupping in the treatment
of hypertension. ARYA
Available online at https://stikesmu-sidrap.e-journal.id/JPKK 19
Jurnal Pendidikan Keperawatan dan Kebidanan, 01 (1), 2021, 13-19

Pengaruh Terapi Bekam Basah Terhadap Penurunan Tekanan


Darah Pada Pasien Hipertensi
Alkausar Samsi Asis1, Fadli2*, Ishak Kenre3
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Muhammadiyah Sidrap, Indonesia
2
Fakultas Keperawatan Kebidanan ITKeS Muhammadiyah Sidrap, Indonesia
3
Fakultas Teknologi Kesehatan dan Sains ITKeS Muhammadiyah Sidrap,
Indonesia fadlietri@gmail.com
*corresponding author
Tanggal Pengiriman: 19 Maret 2021, Tanggal Penerimaan: 20 April 2021

Abstrak
Terapi bekam basah dapat menurunkan tekanan darah dengan merangsang pengeluaran zat-zat
yang dapat membantu proses dilatasi kapiler pembuluh darah dan akan timbul efek relaksasi
meskipun tidak disertai dengan terapi farmakologi. Tujuan penelitian ini adala untuk
mengetahui pengaruh terapi bekam basah terhadap penurunan tekanan darah pada pada pasien
hipertensi dengan menggunakan satu kelompok. Metode penelitian menggunakan quasi
esperimen dengan desain “pre-post test design” yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Tanjongnge, Soppeng, Sulawesi Selatan antara bulan Juli hingga Agustus 2020. Dalam
penelitian ini terdapat 10 responden yang dilakukan terapi bekam basah dengan pengukuran
tekanan darah dilakukan selama 7 hari setelah terapi. Bekam basah berperan dalam mengontrol
vasodilatasion sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Hasil dari penelitian ini didapatkan
bahwa klasifikasi tekanan darah sebelum intervensi dengan nilai mean 168,00 dengan standar
deviasi 12,065 untuk tekanan darah sistol, mean tekanan darah diastol 93,50 dengan standar
deviasi 6,687, dan nilai mean sistol setelah intervensi didapatkan 140,00 dengan standar deviasi
13,33, serta diastol didapatkan nilai mean 80,00 dengan standar deviasi 0,000. Hasil uji bivariat
dengan metode paired t test didapatkan nilai p value 0,000 (<0,05) menunjukkan ada pengaruh
tekanan darah sebelum dan sesudah terapi bekam basah.

Kata Kunci: bekam basah; hipertensi; tekanan darah


Abstract

Wet cupping therapy can lower blood pressure by stimulating the release of substances that can help the
process of dilating the capillaries of blood vessels and there will be a relaxing effect even though it is not
accompanied by pharmacological therapy. The purpose of this study was to determine the effect of wet
cupping therapy on reducing blood pressure in hypertensive patients using one group. The research
method used is a quasi-experimental design with a “pre-post test design” which was carried out in the
working area of the Tanjongnge Health Center, Soppeng, South Sulawesi between July and August 2020.
In this study there were 10 respondents who carried out wet cupping therapy with blood pressure
measurements carried out for 7 days after therapy. Wet cupping plays a role in controlling vasodilation
so that it can lower blood pressure. The results of this study found that the classification of blood
pressure before the intervention with a mean value of 168.00 with a standard deviation of 12.065 for
systolic blood pressure, a mean diastolic blood pressure of 93.50 with a standard deviation of 6.687, and
a mean value of systolic after intervention was obtained for 140.00 with a standard a deviation of 13.33,
and diastole obtained a mean value of 80.00 with a standard deviation of 0.000. The results of the
bivariate test using the paired t test method obtained a p value of 0.000 (<0.05) indicating that there was
an effect of blood pressure before and after wet cupping therapy.

Keywords: wet cupping; hypertension; blood pressure

This is an open access article under the CC–BY-SA license.


Jurnal Pendidikan Keperawatan dan Kebidanan, 01 (1), 2021, 13-19 14
Alkausar Samsi Asis, Fadli, Ishak Kenre

PENDAHULUAN
Hipertensi adalah keadaan dimana seorang pasien mengalami peningkatan tekanan darah
secara terus-menerus dan berlangsung lama yang disebabkan karena peningkatan kinerja jantung
memompa darah dalam memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi dalam tubuh (Fadli, 2018;
Garwahusada, E., & Wirjatmadi, B, 2020).
Menurut WHO (World Health Organization) 2015 dalam Fadli 2018, menunjukkan
bahwa hipertensi menjadi penyebab kematian dini yang menyebabkan sekitar 8 juta kematian,
dimana 1,5 juta kejadian tiap tahun. Hampir 1 milyar orang diseluruh dunia mengalami
hipertensi. Di tahun 2020 sekitar 1,56 miliar orang dewasa akan hidup dengan hipertensi di
Dunia dan sepertiga di Asia Timur-Selatan. Sedangkan menurut American Heart Association
(AHA) dalam Nelwan, J. E., & Sumampouw, O. 2019, Penderita hipertensi berusia ≥ 18 tahun
mencapai 74,5 juta di Amerika, sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya.
Berdasarkan data Riskesdas 2018, menyatakan bahwa angka kejadian hipertensi di
Indonesia mengalami peningkatan dari 25,8% penderita umur ≥ 18 tahun pada tahun 2013
menjadi 34,1% pada tahun 2018 (Riskesdas, K, 2018). Prevalensi hipertensi di Sulawesi Selatan
pada tahun 2017 yang didapatkan melalui pengukuran tekanan darah penduduk ≥ 18 tahun
sebesar 14,14%, tertinggi di Soppeng (98,79%), diikuti Tana Toraja (94,03%), dan Bulukumba
(86,06%) (Depkes Sul-sel, 2018).
Berdasarkan data rekam medik tahun 2018 di Puskesmas Tanjongnge Kabupaten
Soppeng didapatkan bahwa terdapat 9.654 penderita hipertensi, 5.205 penderia tahun 2019, serta
jumlah penderita dari bulan januari sampai maret tahun 2020 sebanyak 280 penderita
(Puskesmas Tanjonge, M. R, 2020).
Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan terapi komplementer, dimana terapi
komplementer adalah sebuah kelompok pengobatan nonfarmakologi yang secara umum tidak
termasuk dalam pengobatan konvensional. Salah satu terapi komplementer yang populer
diseluruh dunia adalah terapi bekam (Pringgayuda, Idayati, & Indiaresti, 2020). Salah satu upaya
alternatif yang dapat dilakukan dalam menangani penyakit hipertensi agar tidak terjadi
komplikasi yang lebih parah adalah dengan melakukan terapi bekam (Muflih, M., & Judha, M,
2019; Surahmat, R., & Damayanti, N. R, 2019; Trisnawati, E., & Jenie, I. M, 2019).
Terapi bekam basah diketahui dapat membersihkan tubuh dari toksik dengan cara
penyanyatan atau tusukan-tusukan kecil dipermukaan kulit kemudian dilakukan pengeluaran
darah dengan alat tertentu. Dengan dilakukannya bekam, tubuh akan mengeluarkan zat seperti
serotonin, histamin, brandkinin, slowreacing substance yang mengakibatkan terjadinya
perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah yang akan berefek relaksasi pada otot yang kaku serta
menstabilkan tekanan darah (Astuti, D. P, 2018; Dewi, W. N, 2019). Bekam juga dapat
mengeluarkan zat anti nyeri dan anti peradangan (Pringgayuda, F, et al, 2020). Terapi bekam
basah efektif meningkatkan sensitivitas barorefleks arteri dengan indikator penurunan tekanan
darah pada lansia hipertensi hingga batas 4 minggu setelah terapi, tanpa efek samping serius
yang dialami responden (Fadli, et al, 2020).
Melalui zat nitrit oksida (NO) yang didapatkan dari terapi bekam basah dapat berperan
dalam mengontrol vasodilatasion sehingga dapat menurunkan tekanan darah, menigkatkan
suplai nutrisi dan darah yang diperlukan sel dan lapisan pembuluh darah, sehingga menjadikan
pembuluh darah lebih elastis dan kuat serta mengurangi tekanan darah. Nitrit oksidasi berperan

Copyright © 2021, Jurnal Pendidikan Keperawatan dan Kebidanan


dalam vasodilatasion sehingga dapat menurunkan tekanan darah. (Ahmad Razak Sharaf, 2012
dalam Lestari, Y. A., et al, 2017).
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sormin, T (2019), didapatkan
bahwa ada penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi setelah dilakukan terapi bekam
basah yang awalnya tekanan darah sistolik rata-rata adalah 152,50 mmHg dan rata-rata tekanan
diastolik 85,25 mmHg, menjadi 134,25 mmHg untuk tekanan darah sistolik dan 80 mmHg untuk
tekanan darah diastolik. Penelitian yang lain menyebutkan bahwa ada pengaruh terhadap
penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi dengan menggunakan Uji Wilcoxon (Surahmat,
R., & Damayanti, N. R, 2019).
Berdasarkan latar belakang di atas, terapi bekam basah dapat membersihkan toksik dari
tubuh, serta merangsang tubuh untuk mengeluarkan zat aktif seperti serotonin, histamin,
brandikinin, slowrancing subtance, dan nitrit oksida yang diketahui dapat menurunkan tekanan
darah. Terapi bekam basah belum dikenal dikalangan masyarakat umum di wilayah kerja
Puskesmas Tanjongnge, dengan diadakannya penelitian ini sebagai wadah untuk
memperkenalkan salah satu metode pengobatan non farmakologi yang dapat untuk pengobatan
hipertensi. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi bekam
basah terhadap penurunan tekanan darah pada klien hipertensi.

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, rancangan yang digunakan adalah quasi
eksperimen dengan desain “pre-post test design” tanpa kelompok kontrol yaitu dengan
melakukan pengukuran sebelum dan sesudah diberikan intervensi berupa terapi bekam basah
yang bertujuan untuk mengetahui selisih angka tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi. Penelitian ini telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tanjongnge Kabupaten
Soppeng dan dilaksanakan pada 22 Juni 2020 sampai dengan 6 Juli 2020. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Tanjongnge
Kabupaten Soppeng pada bulan Januari sampai Maret Tahun 2020 yakni sebanyak 280
penderita. Pengambilan sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode
consecutive sampling dengan jumlah sampel 10 responden. Adapun uji analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji T dependen (paired test) dengan nilai kemaknaan atau alfa
(α) = 0,05 yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel independen dengan
variabel dependen.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Nilai Tekanan Darah Sebelum Intervensi pada Klien Hipertensi
di wilayah kerja Puskesmas Tanjongnge Kecamatan
Marioriwawo Kabupaten Soppeng (n=10)
Variabel n Mean Std Deviation Min-Max
Tekanan Darah Sistol 10 168,00 12,065 150-180
Tekanan Darah Diastol 10 93,50 6,687 80-100

Tabel 1 menunjukan bahwa uji analisis univariat didapatkan nilai rata-rata tekanan darah
sebelum intervensi yaitu hasil mean 168,00, standar devisi 12,065, nilai minimun 150 dan
maksimum 180 untuk tekanan darah sistol dan untuk tekanan darah diastol nilai mean 93,50,
standar deviasi 6,687, nilai minimun 80 dan maksimum 100.
Tabel 2. Nilai Tekanan Darah Setelah Intervensi pada Klien Hipertensi
di wilayah kerja Puskesmas Tanjongnge Kecamatan
Marioriwawo Kabupaten Soppeng (n=10)
Std
Variabel n mean Min-Max
Deviation
Tekanan Darah Sistol 10 140,00 13,333 120-160
Tekanan Darah Diastol 10 80,00 0,000 80-80

Tabel 2 menunjukkan bahwa uji analisis univariat didapatkan nilai rata-rata tekanan darah
setelah intervensi yaitu hasil mean 140,00, standar devisi 13,333, nilai minimun 120 dan
maksimum 160 untuk tekanan darah sistol dan untuk tekanan darah diastol nilai mean 80,00,
standar deviasi 0,000, nilai minimun 80 dan maksimum 80.

Tabel 3. Analisa Uji Paired T Test Nilai Tekanan Darah (n=10)


95% CI
Variabel n Mean S.E T df p
Min-Max
Pre-post test
10 28,00 2,13 13,12 9 23,17-32,83 0,000
Tekanan darah
sistol Pre-post test 10 13,50 2,12 6,38 9 8,72-18,28 0,000
Tekanan darah diastol

Tabel 3 menjelaskan bahwa dari 10 responden dengan hipertensi didapatkan rata-rata nilai
tekanan darah pre-post test yaitu 28,000 untuk tekanan darah sistol dan diastol 13,500, nilai T
13,119 untuk tekanan darah sistol dan diastol 6,384, dan didapatkan nilai p=(0,000) dengan
tingkat kemaknaan p<α (0,05) yang dimana nilai p<α, H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti
ada pengaruh terapi bekam basah terhadap penurunan nilai tekanan darah pada klien hipertensi
di wilayah kerja puskesmas tanjongnge kabupaten soppeng.
Terapi bekam dapat mempengaruhi tekanan darah pada pasien hipertensi meskipun tidak
disertai dengan terapi farmakologi. Terapi bekam basah diberikan selama kurang lebih 30 menit
dan dilaksanakan pada siang hari antara jam 13.00-16.00, serta dilakukan pengukuran tekanan
darah 30 menit sebelum dan sesudah dilakukan intervensi, hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Pratama., et al, (2018) yang dalam penelitiannya dilakukan pengukuran tekanan
darah dengan jarak 30 menit sesudah dilakukan intervensi.
Terapi bekam basah ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fadli., et al, (2020),
yang menyatakan bahwa terapi bekam basah efektif dalam meningkatkan sensitivitas barorefleks
arteri dengan indikator penurunan tekanan darah pada lansia hingga batas 4 minggu setelah
diterapi dan tanpa efek samping, dimana penurunan tekanan darah terjadi pada minggu kedua
dan pada minggu keempat mencapai batas normal, namun pada minggu keenam efek bekam
basah telah hilang (Fadli., et al, 2020).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sormin, T, (2019), yang menyatakan
bahwa dengan malakukan terapi bekam dapat merangsang tubuh mengeluarkan beberapa zat
seperti serotini, histamin, bradikinin, slow reacting subtance (SRS), serta zat-zat lain yang dapat
membantu proses dilatasi kapiler pembuluh darah dan akan timbul efek relaksasi (pelemasan)
pembuluh darah, otot-otot yang kaku serta akibat vasodilatasi umumnya akan menurunkan
tekanan darah secara stabil. Pada penelitian ini didapatkan nilai rata-rata tekanan darah
sistolik
adalah 152,50 mmHg dan setelah terapi bekam mengalami penurunan menjadi 134,25 mmHg,
sedangkan untuk nilai rata-rata tekanan darah diastol 85,25 mmHg, kemudian menglami
penurunan menjadi 80 mmHg setelah dilakukan terapi bekam. Hasil uji statistik didapatkan P-
value 0,0000, yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara tekanan darah sistole dan
diastol sebelum dan setelah dilakukan terapi bekam.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan yang dilakukan oleh Astuti, W., & Syarifah, N. Y,
(2018), didapatkan nilai P-value <0,05 yang menyatakan bahwa ada pengaruh terapi bekam
basah pada pasien hipertensi, yang menunjukkan nilai tekanan darah sistol 160-170 mmHg serta
diastol 90-155 mmHg sebelum intervensi, kemudian mengalami penurun setelah dilakukan
intervensi menjadi 135-150 mmHg untuk tekanan darah sistol serta 85-90 mmHg untuk tekanan
darah diastol.
Pada penelitian ini rata-rata nilai tekanan darah 168,00/93,50 mmHg sebelum dilakukan
terapi bekam basah serta nilai rata-rata tekanan setelah dilakukan intervensi yaitu 140,00/80,00
mmHg, perbedaan nilai tekanan darah sebelum dan setelah dilakukan intervensi terjadi karena
dengan dilakukan terapi bekam basah memungkinkan seorang klien merasakan relaksasi, nyeri
kepala dan tengkuk berurang bahkan hilang. Hal ini disebakan karena adanya mediator kimiawi
seperti histamin yang dapat memberikn efek vasodilator kuat terhadap pembuluh darah dan
dapat meningkatkan permeabilitas kapiler serta dapat membantu proses perbaikan
mikrosirkulasi pembuluh darah. Mediator lain adalah serotonin yang juga memiliki peran
sebagai vasodilator dan vasokontraktor, serta berfungsi untuk mengatur mood, nafsu makan,
tidur, dan kontraksi otot. Begitupun dengan bradikinin yang dihasilkan di dalam plasma darah
atau cairan intertisial dari penguraian enzimatik suatu globulin serum sebagai respon dari terapi
bekam basah, yang berfungsi sebagai vasodilator kuat bagi bagi arteriol serta dapat
meningkatkan permeabilitas kapiler (Fatonah, S., e. al, 2015).
Melalui zat nitrit oksida (NO) yang didapatkan dari terapi bekam basah dapat berperan
dalam mengontrol vasodilatasion sehingga dapat menurunkan tekanan darah, menigkatkan
suplai nutrisi dan darah yang diperlukan sel dan lapisan pembuluh darah, sehingga menjadikan
pembuluh darah lebih elastis dan kuat serta mengurangi tekanan darah. Nitrit oksidasi berperan
dalam vasodilatasion sehingga dapat menurunkan tekanan darah. (Ahmad Razak Sharaf, 2012
dalam Lestari, Y. A., et al, 2017).
Kandungan darah terapi bekam basah yakni : leukosit yang hanya sepersepuluh dalam
darah hijamah, eritrosit memiliki bentuk yang ganjil dan tidak mampu melaksanakan tugasnya.
Karena itu sel-sel eritrosti yang ganajil ini akan menghilang dengan sendirinya, yang disebut
dengan darah kotor. Oksidasi tetap terjadi, karena dalam darah ada oksigen dan terjadi imbas
tubuh. Dalam darah hijamah juga terkandung oxydant dari sekresi kelenjar 7 jaringan atau yang
mengendap di tubuh, bukan hanya toxin dari kontaminan. Semua sel darah merah dalam darah
bekam memiliki bentuk aneh, artinya sel-sel tersebut tidak mampu lagi melakukan aktifitasnya.
Disamping menghambat sel lain yang masih mudah dan aktif. Artinya darah yang keluar dari
proses bekam basah adalah darah yang sudah tidak berguna lagi (Fatahillah., et al, 2020).
Puncak terapi bekam basah yakni dengan melakukan perlukaan dipermukaan kulit yang
terlokalisir dan terkontrol yang menyebabkan sedikit rasa nyeri. Rangsangan nyeri ini
merangsang pengiriman sensorik oleh motor neuron ke thalamus sehingga terjadi pelepasan
ACTH, kortison, endorphin, enkepalin, histamin, bradikinin, serotonin, nitrit oksida dan faktor
hormonal lainnya. Pelepasan zat neuro kimia ini menyebabkan hilangnya nyeri disertai dengan
peningkatan oksigen dan aliran darah dari titik yang dibekam. Hal ini menyebabkan otot menjadi
rileks, tekanan darah menurun bahkan kembali normal, dan tercipta kesehatan yang optimal.
Setelah dilakukan terapi bekam basah, responden menyatakan bahwa badan mereka
menjadi lebih sehat, kekakuan pada tubuh berkurang bahkan hilang, tidur jadi lebih baik, serta
dapat malakukan aktifitas sehari-hari dengan optimal. Dengan malakukan terapi bekam basah
sekali sebulan dapat memaksimalkan kesehatan tubuh serta dapat meningkatkan imunitas tubuh
menjadi lebih baik.

SIMPULAN
Berdasarkan analisis hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ada pengaruh
terapi bekam basah pada klien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Tanjongnge Kabupaten
Soppeng dengan nilai p 0,000<0,05(α).

DAFTAR PUSTAKA
Astuti, D. P. 2018. Efektifitas Bekam Basah pada Pasien Hipertensi. 1(2). Diambil dari
http://jurnal.unw.ac.id:1254/index.php/ijnr/article/view/180/148
Astuti, W., & Syarifah, N. Y. 2018. Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Tekanan Darah pada
Pasien Hipertensi di Klinik Sehat Mugi Barokah Karakan Godean Sleman Yogyakarta.
Mikki, 7(1), 8–16. Diambil dari http://jurnal.stikes-
wirahusada.ac.id/index.php/mikki/article/view/13
Depkes Sul-sel. (2018). Profile Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Dewi, W. N, 2019. Studi Fenomenologi: Kualitas Hidup Pasien Hipertensi setelah Menjalani
Terapi Bekam. Jurnal Ners Indonesia, 9(1), 19–32. Diambil dari
https://jni.ejournal.unri.ac.id/index.php/JNI/article/view/7590/6601
Fadli, Ahmad Andi Aastria, Safruddin, Baharuddin Rohani, F. S. 2020. Effect Of Wet Cupping
Against Increased Arterial Baroreflex Sensitivity In Hypertensive Patients : Randomized
Controlled Trial (Rct). 7(14), 671–676. Diambil dari
http://www.jcreview.com/?mno=28273
Fadli. 2018. Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Perubahan Tekanan Darah pada
Pasien Hipertensi. Jurnal Keperawatan, 12, 249–253. Diambil dari
http://ejournal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/view/315
Fatahillah, A., Suhardi, K., & Akbar, Z. 2020. Panduan Pengajaran Bekam Perkumpulan
Bekam Indonesia (PBI) (IX). Jakarta.
Fatonah, S., Rihiantoro, T., & Astuti, T. 2015. Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Tekanan
Darah Penderita Hipertensi. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 14(2), 123.
https://doi.org/10.26630/jkep.v14i2.1294
Garwahusada, E., & Wirjatmadi, B. 2020. Hubungan Jenis Kelamin, Perilaku Merokok,
Aktivitas Fisik dengan Hipertensi pada Pegawai Kantor. 15(1), 60–65. Diambil dari
https://e-journal.unair.ac.id/MGI/article/view/12314/0
Lestari, Y. A., Hartono, A., & Susanti, U. 2017. Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Perubahan
Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Dusun Tambak Rejo Desa Gayaman
Mojokerto. Nurse and Health: Jurnal Keperawatan, 6(2), 14.
https://doi.org/10.36720/nhjk.v6i2.16
Malik, M. 2015. Hubungan Antara Sains dan Hijamah dalam Perspektif Hadis Nabi
SAW. Fhlebotom, 3, 98–113. Diambil dari http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/tafsere/article/view/7666/6192
Muflih, M., & Judha, M. 2019. Effectiveness of Blood Pressure Reduction Reviewed from
Amount of Kop, Duration and Location of Point of Bekam Therapy. NurseLine Journal,
4(1), 46. https://doi.org/10.19184/nlj.v4i1.9042
Nelwan, J. E., & Sumampouw, O. 2019. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Perubahan
Pengetahuan Masyarakat Tentang Hipertensi di Kota Manado. PHWB, 1(July), 1–7.
Diambil dari
https://www.researchgate.net/profile/Oksfriani_Sumampouw/publication/334729914
Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam (Pertama). Yogyakarta: Nuha Medika.
Pratama, Y. B., Rasni, H., & Wantiyah. 2018. The Effect of Dry Cupping Therapy on
Blood
Pressure in The Elderly with Hypertension At PSTW Jember. (September), 94–101.
Diambil dari http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/TIJHS/article/view/1530/1264
Pringgayuda, F., Idayati, & Indiaresti, P. 2020. Terapi Bekam Basah Area Punggung
Mengurangi Nyeri Sendi pada Pasien RheumaThoid Artritis. Diambil dari
https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/21008/46
Puskesmas Tanjonge, M. R. 2020. Data Hipertensi Puskesmas Tanjonge Kabupaten Soppeng.
Rahman, M. A. 2016. Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Tekanan Darah pada Pasien
Hipertensi di Klinik Bekam Abu Zaky Mubarak. Jurnal keperawatan UIN, 53–56. Diambil
dari http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/30634
Rahmawati, S. A. 2019. Gambaran Kadar Asam Urat Sesudah Bekam Basah pada Pra Lansia.
Diambil dari http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/2710/
Riskesdas, Kemenkes RI. 2018. Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS). Journal of
Physics A: Mathematical and Theoretical, 44(8), 1–200. https://doi.org/10.1088/1751-
8113/44/8/085201
Saputra, R., Febrianita, Y., & Parmanda, K. 2017. Efektifitas Bekam Terhadap Penurunan
Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), 1–6.
Diambil dari http://jurnal.univrab.ac.id/index.php/jpm/article/view/389/244
Sormin, T. 2019. Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi.
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 14(2), 123. https://doi.org/10.26630/jkep.v14i2.1294
Surahmat, R., & Damayanti, N. R. 2019. Pengaruh Terapi Bekam dalam Menurunkan Tekanan
Darah pada Pasien Hipertensi di Rumah Bekam Palembang. Majalah Kedokteran
Sriwijaya, 49(1), 43–49. https://doi.org/10.32539/mks.v49i1.8323
Susi, S., Ani, S., & Warsono. 2017. Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penurunan Tekanan
Darah pada Penderita Hipertensi di Poliklinik Trio Husada Malang. Nursing News, 2,
281–291. Diambil dari https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/view/651/523
Trisnawati, E., & Jenie, I. M. 2019. Terapi Komplementer Terhadap Tekanan Darah pada
Penderita Hipertensi. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(3), 641.
https://doi.org/10.35842/jkry.v6i3.370
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 5 No 1, Hal 537-547, Mei 2021 e-ISSN 2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

PENGARUH TERAPI BEKAM KERING KOMBINASI AKUPRESSURE


TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI
PRIMER

Sang Ayu Ketut Candrawati1, Ni Komang Sukraandini2


1,2 Nursing Departement, Wira Medika Bali Health College

Email: candrawikastar@gmail.com

Abstrak

Latar Belakang: hipertensi adalah salah satu penyakit silent killer yang banyak dijumpai
di Indonesia dan menduduki urutan keenam dari 12 penyakit tidak menular. Hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan darah di atas 140/90 mmHg. Komplikasi penyakit
hipertensi sangat berpengaruh terhadap penyakit kardiovaskuler dimana, 45%
kematian disebabkan karena penyakit jantung dan 51% karena stroke. Bekam kering
dan akupresur merupakan bagian dari terapi komplementer. Bekam kering adalah
tindakan non invasif, menggunakan cupping pada titik-titik meridian, berfungsi
memperbaiki mikrosirkulasi pembuluh darah. Akupresur adalah rangsangan pada titik-
titik saraf tubuh. Terapi bekam kering cocok dikombinasikan dengan akupresur, karena
pada penderita hipertensi selain gangguan sirkulasi juga sering ditandai sakit kepala,
sehingga bisa diatasi dengan pijat akupresur titik meridian GV 20 baihui yang efektif
untuk mengurangi nyeri. Tujuaan penelitian: mengetahui adanya pengaruh terapi
bekam kering kombinasi akupresur terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi
primer. Studi ini adalah Quasi Eksperimen dengan bentuk rancangan pre-post test with
control group design. Jumlah sampel 30 pasien hipertensi primer yang diambil dengan
purposive sampling. Data diukur dengan tensi digital merk onemed. Analisis data
menggunakan independent T Test. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh
signifikan antara tekanan darah sistole pada kelompok intervensi setelah diberikan
bekam kering kombinasi akupressure dengan kelompok kontrol dengan p.value
0,007<0,05. Serta ada pengaruh signifikan antara tekanan darah diastole pada
kelompok intervensi setelah diberikan bekam kering kombinasi akupresur dengan
kelompok kontrol dengan p value 0,000<0,05. Terapi bekam kering kombinasi
akupresur direkomendasi sebagai terapi alternatif atau terapi penunjang dalam
perawatan pasien hipertensi primer.

Kata Kunci : Bekam Kering , Akupressure, Tekanan Darah , Hipertensi Primer

Abstract

Background: Hypertension is one of the most common silent killer diseases in Indonesia
and ranks sixth out of 12 non-communicable diseases. Hypertension is defined as blood
pressure above 140/90 mmHg. Complications of hypertension are very influential on
cardiovascular disease where, 45% of deaths are due to heart disease and 51% due to
stroke. Dry cupping and acupressure are part of complementary therapy. Dry cupping is
a non-invasive procedure, using cupping at meridian points to improve the
microcirculation of blood vessels. Acupressure is the stimulation of nerve points in the
body. Dry cupping therapy is suitable to be combined with acupressure, because
hypertension sufferers are also often marked by headaches, so it can be treated with

537
acupressure massage of the GV 20 baihui meridian points which is effective for reducing pain. Purpos
combination dry cupping therapy is recommended as an alternative or adjunctive therapy in the trea

Keywords: Dry Cupping, Acupressure, Blood Pressure, Primary Hypertension

PENDAHULUAN ≥18 tahun cenderung meningkat,


dimana tahun 2013 prevalensi
Hipertensi merupakan salah satu hipertensi yaitu 25,8% meningkat
penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi 34,11% atau dengan 658,201
menjadi masalah global dan kasus pada tahun 2018 (Badan
penyumbang angka kesakitan dan Penelitian dan Pengembangan
kematian di dunia termasuk Indonesia. Kesehatan RI, 2018). Data profil
Hipertensi merupakan factor resiko Kesehatan Provinsi Bali tahun 2015,
terhadap kerusakan organ penting hasil pengukuran tekanan darah pada
seperti otak, jantung, ginjal, retina, penduduk usia ≥ 18 tahun, Kabupaten
pembuluh darah besar (aorta) dan Gianyar menduduki peringkat ke empat
pembuluh darah perifer (PERHI, 2019). dengan jumlah hipertensi yaitu 355.335
Hipertensi atau tekanan darah tinggi kasus (Dinas Kesehatan Provinsi Bali,
adalah gangguan pada sistem pembuluh 2017). Tahun 2016 jumlah penyakit
darah yang mengakibatkan kenaikan hipertensi di Kabupaten Gianyar berada
tekanan darah diatas normal yaitu di urutan ke dua dari 10 besar penyakit
tekanan sistol >140 mmHg dan tidak menular dengan 18.022 kasus
diastol >90 mmHg (Dinas Kesehatan baru dan lama dari segala umur
Kabupaten Gianyar, 2017). sedangkan di UTP Kesmas Gianyar
mencapai 6.856 kasus hipertensi (Dinas
Prevalensi kasus hipertensi di Kesehatan Kabupaten Gianyar, 2017).
dunia berdasarkan data Word Health
Organization (WHO) pada tahun 2013 Sebanyak 9,4% kematian di
mencapai 26,4% dan diperkirakan pada seluruh dunia, disebabkan karena
tahun 2025 jumlahnya akan meningkat komplikasi hipertensi, 45% kematian
menjadi 29,2% (Risniati et al., 2019). karena penyakit jantung dan 51%
Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 kematian karena penyakit stroke
juta berada di negara maju dan 639 (Kemenkes RI, 2014). Penatalaksanaan
sisanya berada di negara berkembang, hipertensi secara umum yaitu melalui
termasuk Indonesia (Zaenurrohmah & terapi farmakologis dan
Rachmayanti, 2017). Prevalensi nonfarmakologis. Penatalaksanaan non
hipertensi di Indonesia berdasarkan farmakologi melalui modifikasi gaya
hasil pengukuran pada penduduk umur hidup seperti penurunan berat badan,
retriksi garam, aktivitas fisik, adopsi pola makan DASH, dan terapi komplementer
seperti bekam kering dan akupresur gangguan sirkulasi juga sering ditandai
(Ahmae, 2019; Muhadi, 2016). sakit kepala, sehingga bisa diatasi
dengan pijat akupresur titik meridian
Bekam kering adalah tindakan GV 20 Baihui yang efektif untuk
non invasif, menggunakan cupping pada mengurangi nyeri.
titik-titik meridian dan berfungsi
memperbaiki mikrosirkulasi pembuluh Hasil penelitian oleh (Jansen et
darah (Ahmae, 2019). Akupresur adalah al., 2012) menyebutkan bahwa terapi
salah satu bentuk fisioterapi dengan bekam kering berpengaruh terhadap
memberikan stimulasi pada titik-titik penurunan tekanan darah baik sistolik
saraf tubuh. Terapi bekam kering cocok maupun diastolic. Hasil penelitian oleh
dikombinasikan dengan akupresur, (Pujiastuti & Azaria, 2019; Sangkur G et
karena pada penderita hipertensi selain al., 2016), tindakan bekam kering dan
akupresur pada pasien hipertensi
primer sangat efektif dan memberikan
METODE hasil yang optimal penurunannya.
test yang dilakukan sebelum intervensi
Penelitian dilakukan di wilayah baik pada kelompok intervensi maupun
kerja UPT Kesmas Blahbatuh II Gianyar. pada kelompok kontrol. Kelompok
Design penelitian Quasi eksperimental intervensi dilakukan bekam kering
dengan rancangan pre-posttest with kombinasi acupressure dan kelompok
control group desaign. Populasi kontrol diberikan bekam kering. Durasi
penelitian adalah pasien hipertensi pemberian terapi yaitu satu kali dalam
primer. Penentuan sampel seminggu selama 4 minggu baik pada
menggunakan tehnik purposive kelompok intervensi maupun kelompok
sampling, sampel penelitian sebnyak 30 kontrol.
pasien dengan hipertensi primer yang
terbagi menjadi dua kelompok, yaitu 15 Analisa data univariat dilakukan
sampel pada kelompok intervensi dan untuk mengetahui mean, median,
15 sampel pada kelompok kontrol. simpang baku (SD), nilai minimal dan
maksimal pre-post intervensi baik pada
Variabel dalam penelitian ini kelompok intervensi maupun pada
adalah tekanan darah systole dan kelompok kontrol. Data yang diperoleh
diastole pasien hipertensi primer adalah data yang berdistribusi normal
sebelum dan sesudah diberikan maka analisa bivariate menggunakan Uji
intervensi. Kelompok perlakuan akan Paired t test untuk mengetahui
diberikan tindakan terapi bekam kering perbedaan rata-rata tekanan darah
kombinasi akupressure sedangkan sistole dan diastole pre-post pada
kelompok kontrol diberikan bekam masing-masing kelompok, dan
kering. selanjutnya menggunakan uji
Independent T Test untuk mengetahui
Pengumpulan data diawali perbedaan rata-rata tekanan darah
dengan pengukuran tekanan darah pre sistole dan diastole pre-post antar
kelompok.
HASIL darah sistole dan diastole pada
kelompok intervensi sebelum dan
1. Hasil Analisa Univariat

a. Kelompok intervensi

Hasil analisis data tekanan


darah systole dan diastole pada Hasil Analisa Data Tekanan
kelompok kontrol: Darah Pada Kelompok Kontrol
Saat Pre Test dan Post Test di
Tab UPT Kesmas Blahbatuh II
el 1. Gianyar Tahun 2019
sesudah perlakuan.
Tekanan Mean Std.Dev Maxi p
Mini
Tabel 1. Darah mum mum Value
Hasil Analisa Data Tekanan Darah Sistolik
Sebelum 145.40 15.76 121 173 0,019
Pada Kelompok Intervensi Saat Pre Sesudah 133.00 11.46 115 149
Test Dan Post Test di UPT Kesmas Diastolik
Blahbatuh II Gianyar Tahun 2019 Sebelum 76.47 8.043 64 65 0,149
Sesudah 72.73 5.216 67 81
Berdasarkan tabel 1, diperoleh
Tekanan Mean Std.Dev Minim Maximu p Value data rata-rata tekanan darah sistolik
Darah um m
sebelum terapi bekam kering
Sistolik
Sebelum 171.60 22.643 141 214 0,000 sebesar 145,40 mmHg dengan
Sesudah 149.20 18.312 130 190 standard deviasi 15,76 mmHg,
Diastolik
116
sedangan sesudah terapi bekam
Sebelum 93.73 11.423 77 0,001 kering sebesar 133.00 mmHg
Sesudah 83.13 5.998 75 99 dengan standard deviasi 11,46
Berdasarkan tabel 1, diperoleh data rata- mmHg. Selanjutnya untuk rata-rata
rata tekanan darah sistolik sebelum terapi tekanan darah diastolik sebelum
bekam kering kombinasi acupressure sebesar terapi bekam kering sebesar 76,47
171,60 mmHg dengan standard deviasi mmHg dengan standard deviasi
22,643 mmHg, sedangkan sesudah terapi 8,043 mmHg, sedangan sesudah
bekam kering kombinasi akupresur sebesar terapi bekam kering sebesar 72,73
149,20 mmHg dengan standard deviasi mmHg dengan standard deviasi
18,312 mmHg. Selanjutnya untuk rata-rata 5,216 mmHg.
tekanan darah diastolik sebelum terapi
bekam kering kombinasi akupresur sebesar 2. Hasil Analisi Bivariat
93,73 mmHg dengan standard deviasi 11,423
mmHg, sedangan sesudah terapi bekam Analisis hasil uji statistik
kering kombinasi akupresur sebesar 83,13 menggunakan Uji Independent T Test
mmHg dengan standard deviasi 5,998 mmHg. dengan hasil sebagai berikut :
b. Kelompok Kontrol Tabel 3.
Pengaruh Terapi Bekam
Hasil analisis data berdasarkan Kering Kombinasi Akupresur
variabel penelitian yaitu tekanan terhadap Tekanan Darah pada
Pasien Hipertensi Primer
Variabel Kelompok N St p
deviasi value
Sistolik Kontrol 15 11.458 0.007
Perlakuan 15 18.312
Diastolik Kontrol 15 5.216 0,000
Perlakuan 15 5.998 diberikan bekam kering kombinasi
Hasil penelitian menunjukkan akupresur dengan kelompok kontrol
ada perbedaan signifikan antara dengan p.value 0,007<0,05. Serta
tekanan darah sistole pada terdapat perbedaan signifikan
kelompok intervensi setelah antara tekanan darah diastole pada
kelompok mikrosirkulasi pembuluh darah
(Ahmae, 2019). Sejalan dengan hasil
perlakuan setelah diberikan penelitian oleh (Susi Susanah, Ani
bekam kering kombinasi akupresur Sutriningsih, 2017) hasil uji
dengan kelompok kontrol dengan p statistik Wilcoxon terdapat selisih
value 0,000<0.05. Hal ini berarti ada penurunan tekanan darah dengan
pengaruh yang signifikan bekam selisih nilai mean pada sistole dan
kering kombinasi akupresur dengan diastole dengan nilai p value 0.000
penurunan tekanan darah pada yang berarti nilai p < 0,50 artinya
pasien hipertensi primer. terdapat pengaruh terapi bekam
terhadap penurunan tekanan darah
PEMBAHASAN pada penderita hipertensi di
Poliklinik Trio Husada Malang.
1. Perbedaan Tekanan Darah Pre-
Posttest pada Kelompok (Anees et al., 2015)
Intervensi menjelaskan terapi kerja bekam
menurut teori nitri oksida (NO)
Berdasarkan tabel 1 dapat bahwa zat NO mempunyai peranan
dilihat bahwa terjadi penurunan penting dalam trauma bekam seperti
nilai mean tekanan darah sistolik bekam pada kasus hipertensi,
pasien setelah mendapat terapi dimana zat NO bereperan dalam
bekam kering kombinasi vasodilatasi pembuluh darah
akupressure dari 171,60 mmHg sehingga menyebabkan penurunan
menjadi 149,20 mmHg dengan nilai tekanan darah. Fungsi lain dari zat
p value 0.000 dan nilai mean tekanan NO adalah anti trombotik, relaksasi
darah diastolik juga mengalami otot dan juga anti inflamasi.
penurunan dari 93,73 mmHg
menjadi 83,13 mmHg dengan nilai p Majid, 2009 dalam(Risniati et al.,
value 0,001 yang berarti terdapat 2019) bahwa di bawah kulit, otot,
perbedaan rata-rata tekanan darah maupun tendon terdapat suatu titik/
sistolik dan diastolik pada kelompok point yang mempunyai sifat
intervensi sebelum dan sesudah istimewa. Titik/ point tersebut
diberikan terapi bekam kering saling berhubungan membujur dan
kombinasi acupressure melintang membentuk jaring-jaring
(jala) yang diidientikkan dengan
Bekam kering adalah tindakan meridian tubuh. Jala ini
non invasif, menggunakan cupping berhubungan yang erat antar bagian
pada titik-titik meridian dan tubuh, dan dapat bereaksi secara
berfungsi memperbaiki serentak. Kelainan yang terjadi pada
satu point dapat menular dan
memengaruhi poin lainnya.

Prinsip bekam sama dengan


akupresur dimana pengobatan pada
satu titik juga bisa mengobati titik
yang lain (Risniati et al., 2019).
Prinsip kerja bekam menyedot
bagian permukaan kulit pada area
tertentu yang memiliki kesamaan
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 5 No 1, Hal 537-547, Mei 2021 e-ISSN 2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

meridian, sedangkan akupresur Asumsi peneliti ketika


menggunakan penekanan dan pembuluh darah sudah mengalami
stimulasi langsung pada titik vasodilatasi akibat terapi bekam
tertentu untuk mencapai hasil yang kemudian dilanjutkan dengan terapi
diinginkan. Sehingga terapi bekam akupresur selama 15 menit pada
sangat cocok dikombinasi dengan titik-titik meridian tubuh yang
terapi akupresur. bermasalah maka hantaran hangat
akibat penekanan yang tepat pada
Adikara 2015 dalam titik-titik meridian tubuh dapat
(Kurniyawan, 2018) Akupresur menstimulasi saraf-saraf superfisial
adalah terapi dengan prinsip healing kulit untuk diteruskan ke
touch dengan memberikan stimulus hipotalamus lebih tepat. Sistem saraf
pada titik-titik meridian tubuh desenden melepaskan apiat endogen
menggunakan jari-jari tangan seperti hormone endorphin di dalam
dengan tujuan mempengaruhi organ tubuh dan meningkatkan
tubuh tertentu untuk mengaktifkan pengeluaran hormone dopamin.
energy (qi) tubuh sehingga aliran Respon ini menyebabkan
energy qi dalam tubuh seimbang. peningkatan aktivitas kerja system
Penekanan pada titik-titik saraf parasimpatis yang berfusngi
akupuntur tubuh dapat memberikan mengontrol aktivitas yang
efek local yaitu penurunan rasa berlangsung dan bekerja saat tubuh
nyeri. Energy akupresur pada titik- rileks. Persepsi sentuhan oleh pasien
titik tubuh akan mengalir melalui sebagai stimulus respon relaksasi
meridian menuju target organ atau respon menenangkan suasana
sehingga memberikan efek hati serta mengurangi kelelahan
persepsi/ rasa seperti kenyamanan akan mengaibatkan penurunan
dan tau efek relaksasi kepada klien tekanan darah pada pasien.
selain itu, terapi akupresur dapat
merangsang pengeluaran serotonin 2. Perbedaan Tekanan Darah pada
yang berfunsi sebagai Kelompok Kontrol
neurotransmitter dan mengaktifkan
kelenjar pineal untuk memproduksi Berdasarkan tabel 2 dapat
hormone melatonin. dilihat bahwa terjadi penurunan
nilai mean tekanan darah sistolik
Sejalan dengan penelitian pasien setelah mendapat terapi
(Haryani & Misniarti, 2020) tentang bekam kering dari 145,40 mmHg
Efektifitas Akupresur dalam menjadi 133,00 mmHg dengan nilai
Menurunkan Skala Nyeri Pasien p value 0,019 yang berarti terdapat
Hipertensi Diwilayah Kerja perbedaan rata-rata tekanan darah
Puskesmas Perumnas. Hasil sistolik sebelum dan sesudah
penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pada kelompok control,
terdapat perbedaan rata-rata skor sedangkan nilai mean tekanan darah
nyeri antara sebelum dengan setelah diastolik tidak mengalami
diberikan intervensi akupresur penurunan yang signifikan dari
dengan nilai p valuae 0,001. Ini 76,47 mmHg menjadi 72,73 mmHg
berarti terapi akupresur dapat dengan nilai p value 0,149 sehingga
menurunkan atau mengurangi nyeri tidak terdapat perbedaan rata-rata
akut maupun kronis pada pasien tekanan darah diastolik sebelum dan
hipertensi.
sesudah pada kelompok
perlakuan kontrol.
542
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 5 No 1, Hal 537-547, Mei 2021 e-ISSN 2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502
darah diastolik saraf otonom
Hipert pada sampel memberi Secara
ensi adalah hipertensi banyak fisiologis
kondisi dengan p value peluang untuk tekanan
dimana 0,149 peneliti integrasi diastolik
hasil berasumsi berbagai merupakan
pengukura sudah terjadi tekanan
n tekanan penurunan yang darah yang
darah serotonin pada mempengaruhi terjadi saat
sistolik otak. Respon tekanan darah, jantung
(TDS) ≥140 dari penurunan seperti faktor tidak
mmHg serotonin ini emosi (takut, sedang
dan/atau bisa saja marah, cemas), berkontrak
hasil menyebabkan stress fisik si/
pengukura ketidaknyaman (nyeri, kerja relaksasi
n tekanan an pada pasien fisik, atau pada
darah seperti perubahan saat
diastolik perasaan tidak suhu), kadar jantung
(TDD) ≥90 nyaman atau oksigen dalam sedang
mmHg tidak rileks darah, dan melakukan
pada yang dikarenakan glukosa, juga pengisian
didapat sampel baru level tekanan sehingga
lewat pertama kali darah yang di tekanan ini
pengukura melakukan kontrol oleh cenderung
n dua kali terpai bekam. baroreseptor lebih
secara Namun menetap
berurutan demikian sehingga
dengan peneliti juga diperlukan
selang berasumsi, jika kekuatan
waktu lima terapi bekam ekstra
menit diberikan pada untuk
dalam jumlah yang dapat
keadaan lebih banyak mempenga
cukup akan ruhi
istirahat/te berkecenderun tekanan
nang gan untuk diastolik.
terjadi Dibandingk
(Kemenkes. perubahan. an dengan
RI, 2014; tekanan
PERHI, Sejalan sistolik
2019). dengan yang terjadi
penelitian oleh pada saat
Hasil (Sormin, 2019) jantung
penelitian menyatakan berkontrak
peneliti Banyaknya si lebih
pada jalur neuronal banyak
kelompok yang saling faktor yang
kontrol berinteraksi dapat
tidak untuk mempenga
terdapat mengatur ruhi
penurunan aliran impuls perubahan
tekanan tekanan
543
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 5 No 1, Hal 537-547, Mei 2021 e-ISSN 2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502
dar eristik diastoli menit.
ah usia c. Disamping
dib 73,33 juga faktor-
an % Me faktor lain
din adalah nurut yang perlu
gka lansia, asumsi dikontrol
n diman penelit seperti pola
pa a i untuk diet, latihan
da secara memp dan
saa fisiolog eroleh aktivitas
t is hasil serta
jan sudah terapi kontrol
tun terjadi bekam emosi.
g penuru yang
nan lebih 3. Pengaru
ber elastisi baik h Terapi
ela tas diperlu Bekam
ksa dindin kan Kering
si g terapi Kombina
Ke pembu bekam si A
seh luh dengan Terhada
ata darah. frekue p
n Sherw nsi Tekanan
Ka ood, yang Darah
bu 2011 lebih Pada
pat menya terkon Pasien
en takan trol Hiperten
Gia tekana dengan si Primer
nya n durasi Pada
r, darah seming Kelompo
20 diastoli gu k
17) k sekali Interven
terkait selama si dan
S dengan 5 Kelompo
elai sirkula sampai k
n si 7 Kontrol
itu corone
pa r, jka Berdasark kombinasi
da arteri coroner an akupressure
pe mengal Uji dengan kelompok
nel ami Independent T kontrol dengan
itia ateros Test p.value 0,007<0,05.
n klerosi menunjukkan Serta terdapat
pe s maka ada perbedaan perbedaan
nel dapat signifikan signifikan antara
iti memp antara tekanan tekanan darah
ber engaru darah sistole diastole pada
das hi pada kelompok kelompok
ark tekana intervensi perlakuan setelah
an n setelah diberikan bekam
kar darah diberikan kering kombinasi
akt bekam kering akupresur dengan
544
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 5 No 1, Hal 537-547, Mei 2021 e-ISSN 2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502
kelompok nilai p value tubuh,
kontrol 0,000 (<0,05) menghilangkan menajamka
dengan p yang berarti rasa n pe
value ada pengaruh sakit, meningkat
0,000<0,05 memulihkan kan daya
. Hal ini signifikan ingat dan
berarti ada pemberian tubuh, kecerdasan,
pengaruh terapi bekam melancarkan meningkatk
yang terhadap peredaran an system
signifikan penurunan darah, imun (Zaki,
bekam tekanan darah 2012).
kering sebelum dan
kombinasi setelah Diduku
akupresur intervensi. ng oleh
dengan hasil
penurunan Bekam penelitian
tekanan berperan peneliti
darah pada menenangkan dimana
pasien sistem saraf rata-rata
hipertensi simpatik usia sampel
primer. (simpatic penelitian
nervous adalah
Sejalan system). diatas 60
dengan Pergolakan tahun dan
hasil pada sistem masuk
penelitian saraf simpatik dalam
oleh ini katagori
(Surahmat menstimulasi lansia.
& sekresi enzim Bertambah
Damayanti, yang berperan nya usia
2019) sebagai sistem pada
dengan angiotensin individu
judul renin. Setelah menyebabk
penellitian sistem ini an
Pengaruh tenang dan penurunan
Terapi aktivitasnya disemua
Bekam berkurang, fungsi
Dalam tekanan darah organ salah
Menurunk akan turun satunya
an (Ahmae, adalah
Tekanan 2019). penurunan
Darah Pada Adapun pompa
Pasien beberapa jantung dan
Hipertensi manfaat dari berkurangn
di Rumah terapi bekam, ya
Bekam yaitu elastisitas
Palembang mengeluarkan pembuluh darah
mengguna angina, toksin, sehingga
kan uji dan kolesterol menyebabk
wilcoxon yang an tekanan
didapatkan berbahaya darah
meningkat.
545
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 5 No 1, Hal 537-547, Mei 2021 e-ISSN 2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502
ng akan dengan
A kecend aliran penyakit
sum erunga darah hipertensi
si n juga dimana
pen terjadi merang kondisi
eliti nya sang pembuluh
didu pening titik- darah yang
kun katan titik sudah
g tekana tubuh mengalami
oleh n seperti penurunan
Ang darah. halnya fungsi
gara Ini terapi elastisitas
dan dipeng akupres dan
Nan aruhi ur dan penurunan
ang oleh akupunt fungsi aorta
201 bebera ur. menyebabk
3 pa Menuru an efek
dala factor t asumsi yang
m seperti peneliti ditimbulka
(RO tekana Pember n dari
HAT n ian terapi
AMI arterial terapi belam
, yang bekam dirasa
201 mening dengan belum
5) kat, frekuen maksimal.
usia terjadi si 1 kali Oleh karena
40 nya semingg itu terapi
tahu regurgi u bekam
n, tasi (durasi perlu
mes aorta 5- dikombinas
kipu dan 7 i dengan
n proses menit) akupresur
hipe degene pada untuk
rten ratif lansia stimulasi
si yang
dap sering atau tubuh yang
at terjadi rangsangan bermasalah selama
terj pada pada titik-titik 15 menit menjadi
adi usia tubuh yang lebih efektif
pad tua. bermasalah dirasankan pada
a agar lebih lansia sehingga
sem (Sy dirangsang terjadi penurunan
ua arif, sehingga tekanan darah yang
usia n.d.)me pergerakan lebih baik.
. nyatak aliran darah
Bert an setelah Sejalan dengan
amb terapi pembekaman hasil penelitian
ahn bekam selain dan dilanjutkan (Aminuddin et al.,
ya merang lagi dengan 2020) didapatkan
usia sang penambahan hasil ada pengaruh
sese perger rangsangan pemberian terapi
ora pada titik- titik akupresur terhadap
546
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 5 No 1, Hal 537-547, Mei 2021 e-ISSN 2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502
penurunan dengan cara signal
tekanan menyeimbangk rangsangan
darah pada an aliran errgi ke batang
pasien “qi” tubuh. otak dan
hipertensi. Terapi dapat
Akupresur akupresur mengaktifk
adalah dapat an kelenjar
terapi dilakukan pineal
dengan dengan untuk
perangsang menggunakan menstimula
an pada jari pada si produksi
titik tubuh bagian jempol hormone melatonin
dan telunjuk. yang
dengan Lama pijatan berpengaru
menggunak tergantung h terhadap
an jari-jari pada jenis tekanan
tangan pijatan yang darah.
untuk dilakukan pada Akupresur
menstimula pijatan yang juga
si atau dilakukan menstimula
mengaktiva maksimal 30 si
si titik-titik kali tekanan pelepasan
energi pada histamin yang
tubuh masingmasing berpengar
sehingga titik dengan uh pada
memberika pemijatan vasodilatasi
n efek searah jarum pembuluh
nyaman jam. darah,
dan rileks dimana
kepada Sejalan kedua
pasien dengan (Majid manfaat
(Kemenkes & Rini, 2016) akupresur
RI, 2015 menyatakan tersebut
dalam(Har bahwa terapi dapat
yani & akupresur menurunka
Misniarti, merupakan n tekanan
2020)). terapi healing darah pada
touch lansia.
(Kurni menggunakan
yawan, jari-jari tangan KESIMPULAN
2018) atau bagian
menyataka tubuh lain Hasil uji
n terapi untuk statistic
akupresur merangsang menggunakan
dapat pengeluaran uji independent
menurunka serotonin yang t test
n nyeri menunjukkan
sekaligus berfungsi ada perbedaan
menyembu signifikan
hkan sebagai antara tekanan
penyakit neurotransmitt darah sistole
er pembawa pada kelompok
547
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 5 No 1, Hal 537-547, Mei 2021 e-ISSN 2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502
interve pok Syakib, Jurnal
nsi kontrol M. Kesehatan
setelah dengan p (2020 Manarang,
diberik value ). 6(1), 57.
an 0,000<0,0 Penur https://do
bekam 5. Hal ini unan i.org/10.3
kering berarti Tekan 3490/jkm.
kombi ada an v6i1. 119
nasi pengaruh Darah Anees, S.,
akupre yang Pende Arafath,
ssure signifikan rita Y., &
denga bekam Hipert Chisholm,
n kering ensi K. (2015).
kelom kombinasi Setela Hijamah
pok akupresur h (Cupping
kontro dengan Diberi therapy)
l penuruna kan as a
denga n tekanan Terap Preventiv
n darah i e
p.value pada Akupr Medicine-
0,007< pasien esur. A Retro-
0,05. hipertensi
Serta primer. Prospective (2017). Profil
terdap Kesehatan
at REFRENSI Study. Kabupaten
perbed International Gianyar Tahun
aan Ahmae, R. Journal of …, 2016.
signifi S. 4(2), 88– 1–187.
kan (2019 100. http://www.disk
antara ). http://prlpubl es.baliprov.go.id/
tekana Beka isher.com/jou f
n mnya, rnal/in iles/subdomain/
darah Penya dex.php/ayus diskes/Juni
diastol kit h/article/vie 2017/Profil
e pada dan w/67
kelom Terap Kesehatan
Badan Penelitian
pok i dan
perlak Dasar Gianyar 2016.pdf
Pengembanga
uan - n Kesehatan Dinas Kesehatan
setelah Dasar RI. (2018). Provinsi Bali.
diberik Llmia Laporan (2017). Profil
an h Nasional Kesehatan
bekam Terap Riset Provinsi Bali
kering i Kesehatan Tahun 2015.
kombi Beka Dasar. Profil Kesehatan
nasi m Kementrian Provinsi
akupre (XI). Kesehatan RI,
sur Thibb 1–582. Bali,
denga ia.
n Dinas Kesehatan 142.
Aminuddin, A., Kabupaten
kelom Sudarman, Y., & http://www.disk
Gianyar. es.baliprov.go.id/
548
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 5 No 1, Hal 537-547, Mei 2021 e-ISSN 2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502
f Terhadap
iles/subd Penurunan Kurniyawa ssure- as-
omain/di Tekanan n, E. H. compleme
skes/Prof Darah pada (2018) ntary-and-
il Penderita . alterna.pd
Kesehata Hipertensi Terapi f
n Primer. Kompl Majid, Y. A., &
ement Rini, P. S.
Kemenkes.RI. er
Bali/Tahu (2016).
n Akupr Terapi
Pusdatin esur
2015/Bali Hipertensi. Akupresur
_Profil_20 Dalam Memberika
Infodatin, Menur
15.pdf Hipertensi, 1– n Rasa
unkan Tenang
Haryani, S., & 7. Tingka
Misniarti, https://doi.or dan
t Nyaman
M. g/10.1177/1 Nyeri.
(2020). 090198 serta
Pengar Mampu
Efektifitas 1740020040 uh
3 Menurunk
Akupre an
Akupresu Kemenkes RI. sur
re Tekanan
(2014). Lo4 Darah
Menurun Situasi (He
kan Skala Lansia.
kesehatan Kuk) Jurnal
Nyeri jantung. Dan
Pasien Aisyah :
Pusat Data Thai Jurnal
Hipertens Dan Cong
i Ilmu
Informasi Terhad Kesehatan, 1
Diwilayah Kementerian ap
Kerja (1),79–86.
Kesehatan Tingka https://doi
Puskesma RI, 3. t Nyeri
s .org/10.30
https://doi.or Persali 604/jika.v
Perumnas g/10.1017/C nan
. 1i1. 11
BO9781 Kala I
Keperawa 107415324.0 Pada Muhadi.
tan 04 Ibu (2016).
Reflesia, Bersali JNC 8 :
2(1), 21– n., Evidence-
30. 9(2), based
https://d 246– Guideline
oi.org/10. 256. Penangana
33088/jk https:/ n Pasien
r.v2i1. /medi Hipertensi
491 a.neliti Dewasa.
Jansen, S., .com/ Cermin
Karim, D., media Dunia
& /pu Kedoktera
Misrawati blicati n, 43(1),
. (2012). ons/1 54–59.
Efektivita 97137 PERHI. (2019).
s Terapi -ID-
Bekam acupre Konsensus
549
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 5 No 1, Hal 537-547, Mei 2021 e-ISSN 2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502
Pe e nan Therapy :
nat Pungg Keseha A Review
ala ung tan of
ksa Dan Tradisi Mechanis
na Akupr onal m , Safety
an esur Bekam and
Hi Terha : Benefits.
pe dap Kajian Jurnal
rte Tekan Mekan Penelitian
nsi an isme , Dan
20 Darah Keama Pengemba
19. Pada nan ngan
In Pende dan Pelayanan
do rita Manfa Kesehatan,
ne Hipert at 3(3), 212–
sia ensi Traditi 225.
n Di Rw onal ROHATAMI, O.
So 08 Cuppin (2015). Efektivitas
cie Kelur g
ty ahan
Hi Kricak Pemberian Medika Udayana,
pe Keca Terapi Bekam 5(9), 120–122.
rte matan Dan Terapi Sormin, T. (2019).
nsi Tegalr Pijat Refleksi Pengaruh Terapi
In ejo Terhadap Bekam Terhadap
do Yogya Tekanan Tekanan Darah
ne karta Darah Pada Penderita
sia, 2017. Penderita Hipertensi. Jurnal
34 Jurnal Hipertensi. 1– Ilmiah
– Keseh 13. Keperawatan Sai
35. atan, Sangkur G, B., Betik, 14(2), 123.
Pujiast 6(1), Nurmuharom https://doi.org/1
uti, 1–8. ah, D., 0.26630/jkep.v14
D., https: Nandya, I., i2.1294
& //doi. Diah, N., Surahmat, R., &
Az org/1 Utami, N., & Damayanti, N. R.
ari 0.359 Sutarsa, I. (2019). Pengaruh
a, 13/jk. (2016). Terapi Bekam
A. v6i1.1 Pengaruh Dalam
D. 11 Terapi Bekam Menurunkan
(2 Risniati, Y., Terhadap Tekanan Darah
01 Afrilia Tekanan Pada Pasien
9). , A. R., Darah Pasien Hipertensi Di
Stu Lestar Hipertensi Rumah Bekam
di i, T. Esensial Di Palembang.
Ko W., & Rumah Majalah
mp Siswo Bekam Kedokteran
ara yo, H. Denpasar Sriwijaya,
tif (2019 Mei-Juni
Ma ). Tahun 2014. 49(1),
sas Pelaya E-Jurnal

550
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 5 No 1, Hal 537-547, Mei 2021 e-ISSN 2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502
43–49. Terha Berkala
https://d (2017 dap Epidemiol
oi.org/10. ). Penur ogi, 5(2),
32539/m Influe unan 174.
ks.v49 nce of Tekan https://d
i1.8323 Cuppi an oi.org/10.
ng Darah 20473/jb
Susi Susanah, Thera
Ani Pada e.v5i2
py Pender 2017.174
Sutriningsih, Again
W. ita -184
st Hipert
Blood Zaki, M.
ensi Di (2012).
Press Wilaya
ure Lima
h Terapi
Drop Kerja
on Sehat. T
Puskes Elex
Hyper mas
tensio Media
Lojejer Komputi
n Kecam
Patien ndo.
atan
ts At Wuluh
Polycl an
inic Kabup
Trio aten
Husad Jember
a . 1–10.
Malan
g. Zaenurrohmah, D.
Journ H., & Rachmayanti,
al R.
Nursi D.
ng (2017)
News, .
2(1), Relatio
281– nship
291. Betwe
en
Syarif, K. Knowl
(n.d.). edge
Penga and
ruh Hypert
Terap ension
i Histor
Kompl y with
ement Blood
er Pressu
Beka re
m Contro
Dan l in
Minya Elderly
k .
Zaitun Jurnal
551
Bali Medika Jurnal.
Vol 8 No 1, 2021: 90-98 ISSN : 2615-7047
DOI: https://doi.org/10.36376/bmj.v8i1

Disubmit 10 Desember 2020


Diterima 30 Maret 2021

PENGARUH TERAPI BEKAM KERING TERHADAP


TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI
PRIMER

THE EFFECT OF DRY CUPPING THERAPY ON


BLOOD PRESSURE IN PRIMARY HYPERTENSION
PATIENTS

Sang Ayu Ketut Candrawati1, Ni Komang Sukraandini2


1,2
Departemen Keperawatan, STIKes Wira Medika

ABSTRACT

Background: Hypertension is one of the non-communicable diseases that causes


morbidity and mortality in the world where 9.4% of deaths each year are due to
complications of hypertension. Hypertension is characterized by an increase in systolic
pressure> 140 mmHg and diastole> 90 mmHg. Dry cupping is an alternative therapy used
in lowering blood pressure in hypertensive patients. The aim of the study: to determine
the effect of dry cupping therapy on blood pressure in primary hypertensive patients. This
study is a Quasi- experimental with a One-Group Pretest-Posttest Design approach. The
number of samples was 15 patients with primary hypertension who were taken by
purposive sampling technique. Measurement of data using digital tension onemed brand.
Data analysis using Paired T Test. The results showed that the systolic blood pressure
obtained a p value of
0.000 and the diastolic blood pressure obtained a p value of 0.001 which means that there
is an effect of systolic and diastolic blood pressure before and after being given dry
cupping therapy. Dry cupping therapy can be used as an alternative therapy for patients
with primary hypertension.

Keywords: Bloodletting Cupping, Blood Pressure, Primary Hypertension

ABSTRAK

Latar Belakang: hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi
penyebab morbiditas dan mortalitas di dunia. 9,4% kematian setiap tahunnya diakibatkan
karena komplikasi hipertensi. Hipertensi ditandai dengan peningkatan tekanan sistol >140
mmHg dan diastol >90 mmHg. Bekam kering merupakan salah satu terapi alternatif yang
digunakan dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Tujuaan penelitian:
mengetahui adanya pengaruh terapi bekam kering terhadap tekanan darah pada pasien
hipertensi primer. Studi ini adalah Quasi-eksperimental dengan pendekatan One-Group
Pretest-Posttest Design. Jumlah sampel 15 pasien hipertensi primer yang diambil dengan
tehnik purposive sampling. Pengukuran data menggunakan tensi digital merk onemed.

https://balimedikajurnal.com/ 90
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/
Bali Medika Jurnal.
Vol 8 No 1, 2021: 90-98 ISSN : 2615-7047
DOI: https://doi.org/10.36376/bmj.v8i1
Analisis data menggunakan Paired T Test. Hasil penelitian menunjukkan pada tekanan

https://balimedikajurnal.com/ 91
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/
darah sistolik diperoleh nilai p value sebesar 0,000 dan tekanan darah diastolik diperoleh
nilai p value sebesar 0,001 ini berarti terdapat pengaruh tekanan darah sistolik dan
diastolik sebelum dan sesudah diberikan terapi bekam kering. Terapi bekam kering bisa
dijadikan terapi alternatif untuk pasien dengan hipertensi primer.

Kata Kunci : Bekam Kering , Tekanan Darah , Hipertensi Primer

Alamat Korespondensi : STIKes Wira Medika Bali


Email : candrawikastar@gmail.com

PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang
menjadi masalah global dan penyumbang angka kesakitan dan kematian di dunia
termasuk Indonesia. Hipertensi merupakan factor resiko terhadap kerusakan organ
penting seperti otak, jantung, ginjal, retina, pembuluh darah besar (aorta) dan
pembuluh darah perifer (PERHI, 2019). Hipertensi atau tekanan darah tinggi
adalah gangguan pada sistem pembuluh darah yang mengakibatkan kenaikan
tekanan darah diatas normal yaitu tekanan sistol >140 mmHg dan diastol >90
mmHg (Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, 2017).
Prevalensi kasus hipertensi di dunia berdasarkan data Word Health
Organization (WHO) pada tahun 2013 mencapai 26,4% dan diperkirakan pada
tahun 2025 jumlahnya akan meningkat menjadi 29,2% (Risniati et al., 2019). Dari
972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya
berada di negara berkembang, termasuk Indonesia (Zaenurrohmah &
Rachmayanti, 2017). Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil
pengukuran pada penduduk umur ≥18 tahun cenderung meningkat, dimana tahun
2013 prevalensi hipertensi yaitu 25,8% meningkat menjadi 34,11% atau dengan
658,201 kasus pada tahun 2018 (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
RI, 2018). Data profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2015, hasil pengukuran
tekanan darah pada penduduk usia ≥ 18 tahun, Kabupaten Gianyar menduduki
peringkat ke empat dengan jumlah hipertensi yaitu 355.335 kasus (Dinas
Kesehatan Provinsi Bali, 2017). Tahun 2016 jumlah penyakit hipertensi di
Kabupaten Gianyar berada di urutan ke dua dari 10 besar penyakit tidak menular
dengan 18.022 kasus baru dan lama dari segala umur sedangkan di UTP Kesmas
Gianyar mencapai 6.856 kasus hipertensi (Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar,
2017).
Sebanyak 9,4% kematian di seluruh dunia, disebabkan karena komplikasi
hipertensi, 45% kematian karena penyakit jantung dan 51% kematian karena
penyakit stroke (Kemenkes RI, 2014). Penatalaksanaan hipertensi secara umum
yaitu melalui terapi farmakologis dan nonfarmakologis. Penatalaksanaan non
farmakologi melalui modifikasi gaya hidup seperti penurunan berat badan, retriksi
garam, aktivitas fisik, adopsi pola makan DASH, dan terapi komplementer seperti
bekam kering (Ahmae, 2019; Muhadi, 2016).
Bekam kering adalah tindakan non invasif, menggunakan cupping pada
titik-titik meridian dan berfungsi memperbaiki mikrosirkulasi pembuluh darah
(Ahmae, 2019). Hasil penelitian oleh (Jansen et al., 2012) menyebutkan bahwa
terapi bekam kering berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah baik sistolik
maupun diastolik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh terapi
bekam kering terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi primer sehingga kita
dapat mengetahui apakah terapi bekam kering dapat bermanfaat dalam
penanganan pasien hipertensi primer.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh II Gianyar.


Design penelitian Quasi-eksperimental dengan pendekatan One-Group Pretest-
Posttest. Populasi penelitian adalah pasien hipertensi primer. Penentuan sampel
menggunakan tehnik purposive sampling, sampel penelitian sebnyak 15 pasien
dengan hipertensi primer.
Variabel dalam penelitian ini adalah tekanan darah systole dan diastole
pasien hipertensi primer sebelum dan sesudah diberikan intervensi terapi bekam
kering. Pengumpulan data diawali dengan pengukuran tekanan darah pre test yang
dilakukan sebelum intervensi. Pemberian terapi bekam kering kombinasi dengan
durasi pemberian yaitu satu kali dalam seminggu selama 4 minggu. Pengukuran
tekanan darah post test yang dilakukan setelah intervensi.
Analisa data univariat dilakukan untuk mengetahui mean, median,
simpang baku (SD), nilai minimal dan maksimal sebelum dan sesudah intervensi.
Data yang diperoleh adalah data yang berdistribusi normal maka analisa bivariate
menggunakan Uji Paired t test untuk mengetahui perbedaan rata-rata tekanan
darah sistole dan diastole pre-post pada kelompok.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Analisa Univariat


a. Karakteristik Responden Penelitian

Tabel 1.
karakteristik penelitian berdasarkan Umur, jenis Kelamin, Riwayat
Pekerjaan
dan Riwayat Pendidikan
No Variabel Karakteristik n %
1 Umur a. Pra lansia (45-59) 4 26,67
b. Elderly (60-74) 11 73,33
b. Old (75-89) 0 0
2 Jenis kelamin a. Laki-laki 3 20
b. Perempuan 12 80
4 Riwayat a. Buruh 3 20
pekerjaan b. Petani 9 60
a. Pedagang 3 20

3 Riwayat a. Sekolah dasar 15 100


Pendidikan b. SMP 0 0
c. SMA 0 0
d. Perguruan Tinggi 0 0

Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat karakteristik responden


berdasarkan usia yaitu 11 responden (73,3% berada pada katagori
Elderly atau usia lanjut. Berdasarkan jenis kelamin yaitu 12
responden (80%) berjenis kelamin perempuan, berdasarkan riwayat
pekerjaan yaitu 9 responden (60%) bekerja sebagai petai dan
berdasarkan riwayat pendidikan yaitu 15 responden (100%) tamat
Sekolah Dasar (SD).

b. Tekanan Darah sebelum dan setelah diberikan perlakuan terapi bekam


kering

Hasil analisis data berdasarkan variabel penelitian yaitu tekanan


darah sistole dan diastole pada kelompok kontrol:
Tabel 2.
Hasil Analisa Data Tekanan Darah Sebelum Dan Setelah Diberikan
Terapi Bekam Kering Di UPT Kesmas Blahbatuh II Gianyar
Tahun 2019
Tekanan Darah Mean Std.Dev Minimum Maximum
Sistolik
Sebelum 171,60 22,64 141 214
Sesudah 149,20 18,31 130 190
Diastolik
Sebelum 93,73 11,42 77 116
Sesudah 83,13 5,99 75 99

Berdasarkan tabel 1, diperoleh data rata-rata tekanan darah sistolik


sebelum terapi bekam kering sebesar 171,60 mmHg dengan standard
deviasi 22,64 mmHg, sedangan sesudah terapi bekam kering sebesar
1149,20 mmHg dengan standard deviasi 18,31 mmHg. Selanjutnya
untuk rata-rata tekanan darah diastolik sebelum terapi bekam kering
sebesar 93,73 mmHg dengan standard deviasi 11,42 mmHg, sedangan
sesudah terapi bekam kering sebesar 83,13 mmHg dengan standard
deviasi 5,99 mmHg.

2. Hasil Analisi Bivariat

Analisis hasil uji statistik menggunakan Uji Paired T Test dengan hasil
sebagai berikut :
Tabel 3.
Pengaruh Terapi Bekam Kering Terhadap Tekanan Darah Pada
Pasien Hipertensi Primer

Tekanan Darah Mean Sandar p Value


Deviasi
Sistolik 22,400 13,479 0,000
Sebelum dan
sesudah inervensi
Diastolik 10,600 9,164 0,001
Sebelum dan
sesudah inervensi

Berdasarkan tabel 2, diperoleh hasil analisis uji Uji Paired t test pada
tekanan darah sistolik diperoleh nilai p value sebesar 0,000 yang berarti
terdapat perbedaan rata-rata tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah
diberikan terapi bekam kering. Selanjutnya pada tekanan darah diastolik
diperoleh nilai p value sebesar 0,001 yang berarti terdapat perbedaan rata-
rata tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah diberikan terapi bekam
kering.

B. Diskusi Hasil Penelitian

1. Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Intervensi Terapi Bekam


Kering Pada Pasien Hipertensi Primer.
Berdasarkan tabel 1, diperoleh data rata-rata tekanan darah sistolik
sebelum terapi bekam kering sebesar 171,60 mmHg dengan standard deviasi
22,64 mmHg, sedangan sesudah terapi bekam kering sebesar 1149,20
mmHg dengan standard deviasi 18,31 mmHg. Selanjutnya untuk rata-rata
tekanan darah diastolik sebelum terapi bekam kering sebesar 93,73 mmHg
dengan standard deviasi 11,42 mmHg, sedangan sesudah terapi bekam
kering sebesar 83,13 mmHg dengan standard deviasi 5,99 mmHg.
Hipertensi adalah kondisi dimana hasil pengukuran tekanan darah
sistolik (TDS) ≥140 mmHg dan/atau hasil pengukuran tekanan darah
diastolik (TDD) ≥90 mmHg pada yang didapat lewat pengukuran dua kali
secara berurutan dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang (Kemenkes.RI, 2014; PERHI, 2019).
Hasil penelitian peneliti pada kelompok kontrol tidak terdapat
penurunan tekanan darah diastolik pada sampel hipertensi dengan p value
0,149 peneliti berasumsi sudah terjadi penurunan serotonin pada otak.
Respon dari penurunan serotonin ini bisa saja menyebabkan
ketidaknyamanan pada pasien seperti perasaan tidak nyaman atau tidak
rileks dikarenakan sampel baru pertama kali melakukan terpai bekam.
Namun demikian peneliti juga berasumsi, jika terapi bekam diberikan pada
jumlah yang lebih banyak akan berkecenderungan untuk terjadi perubahan.
Bekam kering adalah tindakan non invasif, menggunakan cupping
pada titik-titik meridian dan berfungsi memperbaiki mikrosirkulasi
pembuluh darah (Ahmae, 2019). Sejalan dengan hasil penelitian oleh (Susi
Susanah, Ani Sutriningsih, 2017) hasil uji statistik Wilcoxon terdapat selisih
penurunan tekanan darah dengan selisih nilai mean pada sistole dan diastole
dengan nilai p value 0.000 yang berarti nilai p < 0,50 artinya terdapat
pengaruh terapi bekam terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi di Poliklinik Trio Husada Malang.
(Anees et al., 2015) menjelaskan terapi kerja bekam menurut teori
nitri oksida (NO) bahwa zat NO mempunyai peranan penting dalam trauma
bekam seperti bekam pada kasus hipertensi, dimana zat NO bereperan dalam
vasodilatasi pembuluh darah sehingga menyebabkan penurunan tekanan
darah. Fungsi lain dari zat NO adalah anti trombotik, relaksasi otot dan juga
anti inflamasi.
Majid, 2009 dalam(Risniati et al., 2019) bahwa di bawah kulit, otot,
maupun tendon terdapat suatu titik/ point yang mempunyai sifat istimewa.
Titik/ point tersebut saling berhubungan membujur dan melintang
membentuk jaring-jaring (jala) yang diidientikkan dengan meridian tubuh.
Jala ini berhubungan yang erat antar bagian tubuh, dan dapat bereaksi secara
serentak. Kelainan yang terjadi pada satu point dapat menular dan
memengaruhi poin lainnya.
Sejalan dengan penelitian oleh (Sormin, 2019) menyatakan Banyaknya
jalur neuronal yang saling berinteraksi untuk mengatur aliran impuls saraf
otonom memberi banyak peluang untuk integrasi berbagai stimulus yang
mempengaruhi tekanan darah, seperti faktor emosi (takut, marah, cemas),
stress fisik (nyeri, kerja fisik, perubahan suhu), kadar oksigen dalam darah,
dan glukosa, juga level tekanan darah yang di kontrol oleh baroreseptor
Menurut asumsi peneliti pemberian terapi bekam dengan durasi
seminggu sekali selama 7 menit memberikan perubahan pada tekanan darah
klien. Hal ini disebabkan ketika pemberian terapi bekam kering, klien
menerima dengan rileks disamping itu kontrol perilaku seperti adaptasi
stress, aktivitas fisik, pola diet juga bisa mempengaruhi tekanan darah klien.

2. Pengaruh Terapi Bekam Kering Terhadap Tekanan Darah Pada


Pasien Hipertensi Primer
Hasil analisis uji Uji Paired t test pada tekanan darah sistolik diperoleh
nilai p value sebesar 0,000 dan tekanan darah diastolik diperoleh nilai p
value sebesar 0,001 yang berarti ada pengaruh tekanan darah sistolik dan
diastolik sebelum dan sesudah diberikan terapi bekam kering.

Sejalan dengan hasil penelitian oleh (Surahmat & Damayanti, 2019)


dengan judul penellitian Pengaruh Terapi Bekam Dalam Menurunkan
Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Rumah Bekam Palembang
menggunakan uji wilcoxon didapatkan nilai p value 0,000 (<0,05) yang
berarti ada pengaruh yang signifikan pemberian terapi bekam terhadap
penurunan tekanan darah sebelum dan setelah intervensi.
Bekam berperan menenangkan sistem saraf simpatik (simpatic nervous
system). Pergolakan pada sistem saraf simpatik ini menstimulasi sekresi
enzim yang berperan sebagai sistem angiotensin renin. Setelah sistem ini
tenang dan aktivitasnya berkurang, tekanan darah akan turun (Ahmae,
2019). Adapun beberapa manfaat dari terapi bekam, yaitu mengeluarkan
angina, toksin, dan kolesterol yang berbahaya dari tubuh, menghilangkan
rasa sakit, memulihkan fungsi tubuh, melancarkan peredaran darah,
menajamkan penglihatan, meningkatkan daya ingat dan kecerdasan,
meningkatkan system imun (Zaki, 2012).

Prinsip kerja bekam adalah menyedot permukaan kulit pada titik


stimulasi meridian. Penyedotan permukaan kulit menyebabkan bendungan
local pada titik stimulasi meridian sehingga menyebabkan hipoksia dan
radang. Proses ini dapat memperbaiki mikrosirkulasi dan fungsi sel dengan
cepat. Stimulasi kekebalan tubuh terjadi karena peningkatan elastisitas
spektrin dari 15 hari setelah terapi bekam kering, sehingga daya tahan tubuh
meningkat baik sebagai pencegahan maupun perlawanan terhadap penyakit
(Risniati, Y., Afrilia, A. R., Lestari, T. W., & Siswoyo, H, 2019).

Asumsi peneliti ketika pembuluh darah sudah mengalami vasodilatasi


maka hantaran hangat akibat penekanan yang tepat pada titik-titik meridian
tubuh dapat menstimulasi saraf-saraf superfisial kulit untuk diteruskan ke
hipotalamus lebih tepat. Sistem saraf desenden melepaskan apiat endogen
seperti hormone endorphin di dalam tubuh dan meningkatkan pengeluaran
hormone dopamin. Respon ini menyebabkan peningkatan aktivitas kerja
system saraf parasimpatis yang berfungsi mengontrol aktivitas yang
berlangsung dan bekerja saat tubuh rileks.

SIMPULAN DAN SARAN

Hasil uji statistic menggunakan uji Paired t test menunjukkan ada pengaruh
terapi bekam kering terhadap tekanan darah pada pasien Hipertensi Primer dengan
p value systole 0,000 dan p value diastole 0,001. Terapi bekam kering dapat
dijadikan sebagai terapi alternatif atau pendukung untuk perawatan klien dnegan
Hipertensi. Studi ini menunjukkan hubungan yang jelas antara bekam kering dan
tekanan darah pada pasien dengan hipertensi primer. Oleh karena itu, terapi
bekam kering dapat digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvensional, yang
memungkinkan pengurangan pemberian dosis obat antihipertensi tertentu. Untuk
hubungan penurunan tekanan darah oleh terapi bekam dan pengurangan rasa nyeri
pelu diteliti lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmae, R. S. (2019). Bekamnya, Penyakit dan Terapi Dasar-Dasar Llmiah


Terapi Bekam (XI). Thibbia.
Anees, S., Arafath, Y., & Chisholm, K. (2015). Hijamah (Cupping therapy) as a
Preventive Medicine-A Retro-Prospective Analytical Study. International
Journal of …, 4(2), 88–100.
http://prlpublisher.com/journal/index.php/ayush/article/view/67
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI. (2018). Laporan Nasional
Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehatan RI, 1–582.
Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar. (2017). Profil Kesehatan Kabupaten
Gianyar Tahun 2016. 1–187.
http://www.diskes.baliprov.go.id/files/subdomain/diskes/Juni 2017/Profil
Kesehatan Gianyar 2016.pdf
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015.
Profil Kesehatan Provinsi Bali, 142.
http://www.diskes.baliprov.go.id/files/subdomain/diskes/Profil Kesehatan
Provinsi Bali/Tahun 2015/Bali_Profil_2015.pdf
Jansen, S., Karim, D., & Misrawati. (2012). Efektivitas Terapi Bekam Terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Primer.
Kemenkes.RI. (2014). Pusdatin Hipertensi. Infodatin, Hipertensi, 1–7.
https://doi.org/10.1177/109019817400200403
Kemenkes RI. (2014). Situasi kesehatan jantung. Pusat Data Dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI, 3.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Muhadi. (2016). JNC 8 : Evidence-based Guideline Penanganan Pasien Hipertensi
Dewasa. Cermin Dunia Kedokteran, 43(1), 54–59.
PERHI. (2019). Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019. Indonesian Society
Hipertensi Indonesia, 34–35.
Risniati, Y., Afrilia, A. R., Lestari, T. W., & Siswoyo, H. (2019). Pelayanan
Kesehatan Tradisional Bekam : Kajian Mekanisme , Keamanan dan Manfaat
Traditional Cupping Therapy : A Review of Mechanism , Safety and
Benefits. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 3(3),
212–225.
Sormin, T. (2019). Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Tekanan Darah Penderita
Hipertensi. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 14(2), 123.
https://doi.org/10.26630/jkep.v14i2.1294
Surahmat, R., & Damayanti, N. R. (2019). Pengaruh Terapi Bekam Dalam
Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Rumah Bekam
Palembang. Majalah Kedokteran Sriwijaya, 49(1), 43–49.
https://doi.org/10.32539/mks.v49i1.8323
Susi Susanah, Ani Sutriningsih, W. (2017). Influence of Cupping Therapy Against
Blood Pressure Drop on Hypertension Patients At Polyclinic Trio Husada
Malang. Journal Nursing News, 2(1), 281–291.
Zaenurrohmah, D. H., & Rachmayanti, R. D. (2017). Relationship Between
Knowledge and Hypertension History with Blood Pressure Control in Elderly.
Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(2), 174.
https://doi.org/10.20473/jbe.v5i22017.174-184
Zaki, M. (2012). Lima Terapi Sehat. T Elex Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai