TITLE]
[Document Subtitle]
liu purnomo
LOG
VERSI 1.0 SEPTEMBER 2016
VERSI 1.1 JANUARI 2017
VERSI 1.2 MARET 2017
VERSI 1.3 MARET 2017
VERSI 1.4 AGUSTUS 2017
VERSI 1.5 FEBRUARI 2018
VERSI 2.0 JANUARI 2019
VERSI 2.1 AGUSTUS 2019
VERSI 2.2 SEPTEMBER 2019
Update versi menyesuaikan kemajuan teknologi drone dan aplikasi pendukung yang terus
berkembang sedemikian pesatnya. Saya berusaha menyajikan modul pembelajaran yang
aktual dan relevan dengan aplikasi dan drone terbaru.
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................... IV
A. Member Of .................................................................................................................... VI
PENGANTAR .......................................................................................................................... X
1. DJI GO 4..................................................................................................................... 13
2. DJI GO........................................................................................................................ 13
2. Roll .............................................................................................................................. 25
3. Yaw............................................................................................................................. 25
A. Fotogrametry ............................................................................................................... 31
B. Orthomosaicking ............................................................................................................. 48
C. Rekontruksi 3D Model................................................................................................... 57
Pilot Drone Bersertifikat FASI (BRP & RPL) & APDI. Mahir
menerbangkan drone, Baik Fixed Wing maupun Multi-Rotor.
mahir mengoperasikan Drone untuk Pemetaan Wilayah
maupun untuk Foto dan Videografi. Sudah melakukan
pemetaan menggunakan drone sejak 2013.
A. Member Of
1. Intruktur dalam “Pelatihan pemetaan menggunakan drone”. Yang diikuti oleh PUPR
Provinsi Nusa Tenggara Timur dan BPBD Kab. Murung Raya, di Serpong, Banten pada
Tanggal 3 – 5 Oktober 2019.
2. Instruktur dalam “Bimbingan teknis penggunaan pesawat udara tanpa awak (PUTA)
dalam rangka peningkatan kapasitas staff kegiatan Forest Programme II Sulawesi” yang
diadakan oleh BPDASHL Palu – Poso di Sulawesi Tengah, 5 – 8 Agustus 2019.
3. Instruktur dalam training drone untuk kebencanaan bertema “Pelatihan Teknis
Penanganan Darurat Bencana operator peralatan drone” yang diadakan oleh Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Wisata Batu, di Jawa Timur, 11 – 15
Maret 2019.
4. Instruktur dalam training drone untuk pemetaan bertema “Pelatihan Akuisisi Dan
Analisis Data Presisi Menggunakan Mesin Terbang Tanpa Awak Untuk Pemetaan Dan
Perencanaan Lahan Gambut” yang diadakan oleh Badan Restorasi Gambut dan Pusat
Keteknikan Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Balai Besar Gunung Gede Pangrango,
Cianjur, Jawa Barat pada tanggal 10 – 15 Desember 2018.
5. Instruktur dalam training drone untuk pemetaan bertema “Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Manusia (SDM) dalam penggunaan GPS dan PUTA” yang diadakan oleh Balai
Perhutanan Sosial dan Kemitraan Wilayah Sulawesi bertempat di Hotel MaxOne
Makassar pada tanggal 4 – 8 Desember 2018.
6. Instruktur dalam Training “ Drone untuk foto dan videografi “ untuk Direktorat
Penggunaan Jasa Laut, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia di Fave Hotel Depok, Tanggal 27 – 29
September 2018.
7. Instruktur Bimbingan Teknik Penyusunan rancangan kegiatan dan Evaluasi RHL
menggunakan pesawat udara tanpa awak (PUTA) lingkup Ditjen PDASHL Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Neo+ Savana, Sentul, Bogor, Tanggal 27 – 30
Agustus 2018.
8. Instruktur dalam Training “ Drone for Mapping” untuk staff Administrasi Wilayah Kota
Samarinda, yang diadakan di Kantor Walikota Samarinda, Kalimantan Timur pada
tanggal 24 – 26 Agustus 2018.
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha esa karena atas berkat dan rahmat dari-
Nya sehingga saya bisa menyusun dan menyelesaikan Modul Bimbingan Teknis
Pengoperasian Pesawat Udara Tanpa Awak (PUTA) ini.
Drone hanyalah sebuah benda mati dengan teknologi canggih yang ditanamkan didalamnya.
Teknologi ini bisa menjadi pisau bermata dua, disatu sisi bisa sangat membantu menyelesaikan
tugas – tugas sulit kita, namun disisi lain juga bisa menimbulkan dampak kerusakan yang
serius.
Oleh karena itu, penting bagi saya untuk menyusun modul ini, sehingga peserta tidak hanya
pandai menerbangkan drone saja, melainkan juga memahami sisi lain dari penyalah-gunaan
drone.
Terima kasih kepada para peserta pelatihan sekalian yang telah mempercayai saya dalam
membimbing pengoperasian PUTA ini, saya berharap peserta sekalian mencari sebanyak –
banyaknya referensi dalam meningkatkan kualitas, sehingga penggunaan Drone bisa menjadi
lebih efektif dan bisa benar – benar membantu anda dalam menyelesaikan tugas anda.
Saya juga berharap, sumbangsih kecil saya ini bisa bermanfaat bagi peningkatan kapasitas
sumber daya manusia Indonesia sekarang dan dimasa depan. Modul ini juga tidak terlepas dari
kesalahan dan kekeliruan saat penyusunannya, untuk itu saya mengharapkan segala bentuk
kritik dan saran demi penyempurnaan modul ini.
“Safe Fly”
P u r nomo
Liu
Liu Purnomo
A. Alat Peraga
Demi mensukseskan bimbingan teknis pengoperasian Drone ini, maka diperlukan beberapa
alat dan bahan yang harus disiapkan, beberapa alat tersebut adalah seperti berikut;
1. Hardware
a. DJI Phantom / Mavic / Inspire (lebih baik jika setiap peserta bawa masing – masing)
b. Laptop Untuk pengolahan data (Seluruh peserta wajib membawa masing – masing,
Minimum Spek / Win 7 Pro, 8, 10 / Mac dengan pararel / 64 bit / Ram 4 GB / Core i3)
c. LCD dan Proyektor untuk presentasi
d. Landing Pad Drone
e. Smartphone + Kabel data (bawa masing masing peserta)
2. Software
a. DJI GO (IOS & Android)
b. DJI GO 4 (IOS & Android)
c. Pix4Dcapture (IOS & Android)
d. CTRL + DJI (Android)
e. Agisoft Photoscan (Laptop)
f. ArcGis (Laptop)
3. ATK
a. Spidol
b. Whiteboard
c. Kertas Plano
d. Buku catatan
Format agenda ini sifatnya tentatif, tepat waktu adalah kuncinya. Pada umumnya, dalam 3 hari
pelajaran sudah bisa menjadi dasar ilmu sehingga dapat di praktekkan di tempat kerja, Untuk
bimbingan teknis yang lebih mendalam, disarankan untuk dilakukan selama 5 Hari.
Adapun untuk format pelatihan selama 3 hari, bisa mengikuti agenda dibawah ini ;
Durasi
No Materi / Praktek
(jam)
hari pertama
1 Pembukaan 2
Pengantar Tentang Drone
2 1. Mengenal Jenis - jenis drone 2
2. Mengenal Komponen - Komponen Drone
3 Mengenal Komponen dan Fungsi - fungsi remote kontrol
Teori Penerbangan Drone
3 1. Penjelasan Tentang Pengoperasian Awal 2
2. Preflight & Flight Checking
3. Take Of dan Landing drone
Teori Aerial Surveying
4 1. Penjelasan tentang survey mapping using drone 2
2. Instal aplikasi survey mapping
hari kedua
5 Praktek penerbangan drone 4
6 Praktek mapping drone 4
hari ketiga
7 Praktek Mosaic data 6
8 Penutup & Evaluasi 2
Evolusi bentuk Drone berkembang sangat pesat, saat ini sudah sulit sekali untuk menghitung
secara detail berapa banyak jenis Drone yang ada, karena hampir setiap saat Drone model baru
diproduksi, hal ini dikarenakan perkembangan teknologi dan tuntuntan kebutuhan para
pemakai Drone.
Meski model Drone sangat banyak, namun kita bisa melakukan klasifikasi menjadi dua, yaitu
fixed wing dan multi-rotor. Berdasarkan bentuk, drone dibagi menjadi dua jenis, drone dengan
sayap disebut Fixed Wing, sementara drone tanpa sayap yang terbang menggunakan baling –
baling disebut Multi-rotor.
Fixed Wing adalah pesawat udara tanpa awak yang memiliki sayap sebagaimana pesawat
terbang pada umumnya, dan bisa terbang berkat adanya kecepatan udara. Kecepatan udara ini
dihasilkan oleh dorongan ke depan biasanya dengan alat baling-baling yang diputar oleh motor
yang ditenagai oleh baterai Drone.
Keuntungan utama Drone model Fixed Wing ini adalah struktur yang jauh lebih sederhana
dibandingkan dengan Rotary Wing. Struktur yang lebih sederhana ini memudahkan pengguna
dalam melakukan perawatan dan perbaikan. Hal ini berdampak pada waktu operasional yang
lebih singkat.
Lebih penting lagi, struktur yang sederhana ini membuat system aerodinamika Drone menjadi
lebih efisien yang memberi keuntungan pada durasi penerbangan yang lebih lama dengan
kecepatan lebih tinggi. Akhirnya akan menghasilkan area survei yang lebih luas.
Keunggulan lain dari Fixed Wing adalah karakteristiknya yang bisa melayang meski motor
dalam keadaan mati, sehingga jika terjadi kerusakan motor, Drone jenis ini masih bisa
melayang dan tidak serta merta jatuh ke tanah.
Yang juga perlu dipertimbangkan adalah kenyataan bahwa Drone Fixed Wing mampu
membawa muatan lebih besar untuk jarak yang lebih jauh dengan daya yang lebih rendah
sehingga memungkinkan Anda membawa beberapa sensor yang lebih banyak untuk kebutuhan
pemetaan anda.
Satu-satunya kelemahan Fixed Wing adalah perlunya landasan pacu atau peluncur untuk lepas
landas dan mendarat. Namun solusi VTOL (vertikal take off / landing) dan STOL (short take
off / landing) sangat populer untuk membantu mengatasi masalah ini. Juga pesawat Fixed Wing
harus tetap berada dalam gerak maju yang konstan, yang berarti mereka tidak dapat tetap diam
seperti pesawat jenis Rotary Wing.
Rotary Wing terdiri dari 2 atau lebih baling – baling, maling baling inilah yang dikenal sebagai
rotor. Drone rotary di Indonesia lebih dikenal dengan Copter. Copter memiliki banyak
jenisjenis yang terdiri dari minimal satu rotor (helikopter), 3 rotor (tridhcopter), 4 rotor
(quadcopter), 6 rotor (hexacopter), 8 rotor (octocopter) serta bisa dimodeifikasi ditambah
rotornya menjadi 12 atau 16 rotor. Penambahan Rotor ini biasanya dengan cara membagi 1
lengan bercabang seperti huruf Y, jika lengannya ada 8, maka akan terdapat 8 Y, yang akan
menjadi 8x2 rotor, 16.
Cara kerja Rotary Wing ini sesungguhnya sama seperti Fixed Wing, namun istimewanya
pesawat jenis ini adalah dapat bertahan dititik yang sama dalam beberapa waktu, sedangkan
pada jenis fixed wing harus tetap bergerak agar dapat bertahan di ketinggian yang sama.
Kemampuan mereka untuk melayang dan melakukan manuver membuat Rotary Wing cocok
untuk pekerjaan seperti melakukan pemantauan dimana manuver presisi dan kemampuan
untuk mempertahankan visual pada satu target untuk waktu yang lama diperlukan.
Drone jenis rotary wing juga di klasifikasi berdasarkan bentuk arm nya, seperti dibawah ini ;
Gambar 3. Penamaan Rotary Wing berdasarakan bentuk Arm dan Jumal Rotor
Drone jenis rotary wing yang dibuat oleh DJI adalah drone yang sangat mudah di operasikan.
Selain mudah dioperasikan, drone ini relatif lebih murah dibandingkan dengan drone Fixed
Wing. Hanya saja, keterbatasan daya jelajah membuat drone ini tidak efektif untuk pemetaan
area dalam skala luas.
Drone adalah satu – kesatuan system yang telah dirancang sedemikian rupa untuk mendukung
sebuah Drone untuk terbang. Secara umum drone dibagi atas ;
• Perangkat Keras
• Perangkat Mekanik
• Perangkat Elektonik
Kali ini, kita tidak akan membahas tentang Fixed wing, bahasan kita fokus pada drone rotary
wing. Nah, mari kita bahas satu persatu jenis jenis drone ini.
Untuk bisa mengendalikan drone DJI, maka perlu menggunakan DJI GO, DJI GO adalah
aplikasi milik DJI yang digunakan untuk view drone. DJI Go bisa di download di appstore
maupun Playstore, bisa di dapatkan secara gratis.
1. DJI GO 41
2. DJI GO
1
Aplikasi update terakhir 30 September 2019, bisa berubah seiring di perbahauinya aplikasi
2
Support dengan device lain yang sesuai dan dalam riset yang berkelanjutan
4. Interface DJI GO 4
Kapasitas memori
Obstacle Sensing
Status untuk sistem sensor vision
Function
Status koneksi antara Drone dengan
Remot status
remot kontrol
3
Posisi sesungguhnya berdiri (vertical)
4
Lebih jauh akan dibahas pada bab selanjutnya
Semakin pesat perkembangan drone, semakin banyak fitur dan kemudahan yang ditawarkan
untuk membantu pekerjaan sehari – hari. Sayangnya, hal tersebut juga berbanding lurus dengan
ancaman yang timbul.
Pandai menerbangkan drone saja tidak cukup, untuk dapat mengoperasikan drone, harus pula
dibarengi dengan pengetahuan yang mendalam tentang 12 Aeronautical Knowledge wajib,
yaitu ;
1. Applicable Regulation
2. Airspace Classification, Operating Requirements, and flight Restrictions
3. Aviation Weather Source & Effect Weather on Drone Performance
4. Drone Loading
5. Emergency Procedures
6. Radio Communication Procedures
7. Risk Assesment
8. Human Factor Effecting Pilot Performance
9. Aeronautical Decision Making and Judgment
10. Airport Operations and Navigation
11. Maintenance & Preflight inspection Procedures
12. Aerodinamyc
Semua point tersebut merukapakan soal yang diuji jika ingin mengambil sertifikasi
professional di DKPPU. Namun untuk saat ini, proses sertifikasi pilot drone di DKPPU masih
belum melayani pilot drone, cukup dengan sertifikat kompetensi dari lembaga kursus.
Silahkanmengikuti sertifikasi dari APDI dan FASI, namun untuk mengikuti sertifikasi tersebut,
anda harus mahir dulu menerbangkan drone, sebaiknya ikut pelatihan terlebih dahulu sebelum
mengikuti sertifikasi.
Dokumen Ijin Penggunaan Drone Jalur Non Rekreasi Hobby (Komersial) ada delapan
dokumen Sementara untuk survei pemetaan foto udara ditambah satu dokumen :
1. Surat Penunjukkan Tugas atau perintah survei udara dari K/L atau
BUMN/Perusahaan yg memberi tugas.
2. Surat Rekomendasi dari pengelola wilayah (cagar budaya,taman nasional,cagar
alam, perhutanan, perkebunan, restricted area)
3. Surat Permohonan ijin rekomendasi ke Airnav (LPPNI), tembusan DKUPPU,
DNP, dan Kemhan
4. Surat Rekomendasi Airnav terkait area penerbangan.
5. Surat Registrasi Pesawat dan Sertifikasi Pilot dari DKUPPU (Dit.Kelaikudaraan
Ditjenhubud)
6. Surat Ijin Kegiatan Terbang dari Dit. Navigasi Penerbangan
7. Notam dari Airnav (LPPNI)
8. Asuransi Terbang (pihak ketiga)
9. Security Clearance Kegiatan dari Ditjen Strahan Kemhan (Untuk survei, pemetaan,
foto udara)
10. Flight Security Clearance untuk unscheduled flight dari Dispamsanau (Untuk survei,
pemetaan, foto udara).
Hari / Tanggal :
Drone / Gear :
Tujuan :
Kru :
Sebelum TakeOff
¨ Mengingatkan ke orang sekitar ¨ Kompas sudah di kalibrasi
¨ Unpack drone dan peralatan ¨ Cek kekuatan satelit GPS
¨ Memasang kartu memori ¨ RTH Mode sudah di atur
¨ Pilot siap ¨ Tidak ada warning
¨ Kopilot siap ¨ Misi sukses terbaca
Sebelum Mulai Misi
¨ Hover di sekitar selama 30 detik
¨ Dengarkan dan lihat segala bentuk ketidak – normalan drone
¨ Tes control maneuver
¨ Tes kamera, memotret
¨ Misi sudah bagus
Selama Misi
¨ Memastikan drone tetap terkoneksi (jika mungkin)
¨ Drone terlihat oleh Kopilot (Visual line of sight) (jika mungkin)
¨ Gerakan drone sesuai arah misi
¨ Cuaca tetap bagus, tidak mendung dan angin kencang
Setelah landing
¨ Matikan drone, kemudian remote control
¨ Foto terambil dengan sempurna
¨ Cek kerusakan drone
¨ Mengemas drone dan peralatan lainnya.
Baik fixed wing maupun rotary wing memiliki 3 axis, yaitu lift, roll dan yaw. Jadi bukan geser,
maju, mudur dan sebagainya. Biar lebih seragam mulailah untuk menghafal gerakan – gerakan
drone ini.
1. Pitch
3. Yaw
1. Ketuk icon
2. Anda dapat membatalkan fungsi ini dengan cara mengetuk icon pada layar DJI GO
4
3. Setelah mendarat, mesin akan mati secara otomatis
Menyalakan Mesin
Untuk menyalakan mesin, anda dapat menarik kedua tuas kendali ke dalam atau keluar secara
bersamaan.
Atau
Untuk mematikan mesin, anda cukup menarik dan menahan tuas gas ke bawah.
Atau
Akhir – akhir ini kita ramai mendengar instilah pemetaan menggunakan Drone, pemetaan
menggunakan Drone ternyata mampu menjawab keterbatasan dan ketidak – akuratan data yang
dikeluhkan oleh pelaku pemetaan selama ini.
Dengan menggunakan Drone, pekerjaan survei udara dengan tujuan pemetaan dan fotogrametri
dapat dilakukan secara lebih mudah, murah, serta cepat. Drone yang dapat terbang rendah akan
menghasilkan resolusi peta citra yang tinggi (GSD hingga 5 cm/pixel), serta bentuknya yang
ringkas membuatnya mudah diterbangkan di mana saja. Umumnya, industri yang
menggunakan Drone untuk pemetaan adalah industri perkebunan kelapa sawit, Pertambangan,
hutan tanaman industri, dinas pekerjaan umum, hingga kontraktor yang ingin melihat
perkembangan proyeknya.
Dalam sehari, Drone kami dapat memetakan daerah seluas ± 4,000 hektar secara tepat sesuai
Area of Interest. Selain itu, bentuknya yang ringkas membuat Drone dapat dioperasikan di
manapun dan di beragam medan seperti dataran, pantai, perbukitan, hingga pegunungan.
Salah satu kelebihan lainnya dari pemetaan menggunakan Drone adalah tentang kualitas
gambar dan resolusi gambarnya. Kualitas gambar yang dihasilkan jauh lebih baik daripada citra
satelit, baik yang gratis maupun berbayar. Resolusi spasial yang dihasilkan dapat mencapai 5
cm/pixel, atau setara dengan peta skala 1:500.
Kelebihan lain dari Drone adalah bisa terbang rendah, sehingga foto hasil Drone akan terbebas
dari gangguan awan. Selain itu, gambar Drone adalah gambar yang ada hari ini, artinya foto
hasil Drone lebih up to date yang bisa di dokumentasikan sesuai tanggal yang kita inginkan.
Saat ini, tidak hanya RGB, drone sudah bisa membawa kamera dan sensor yang beragam.
Mulai dari Multispekral sampai LiDAR.
Kamera RGB atau kamera biasa adalah jenis kamera yang paling banyak digunakan untuk
pemetaan. Dengan kamera ini, kita bisa menghasilkan orthophoto. Selain bisa menghasilkan
RGB, kamera dengan sensor ini bisa digunakan untuk menghasilkan Model Elevasi Digital
(DEM), meski tidak seakurat Laser Scanner.
2. Kamera Multispektral
Kamera multispectral memiliki data dengan frekuensi sangat detail yang disuguhkan dalam
spektrum elektromagnetik. Panjang gelombang elektromagnetik dibagi dalam beberapa filter
dengan menggunakan beberapa instrumen yang sensitif dengan panjang gelombang, termasuk
dari frekuensi penglihatan manusia.
Frekuensi penglihatan manusia berapa antara 400 sampai 700 nm, yang artinya bahwa manusia
hanya bisa membedakan warna dari ungu sampai merah.
Panjang
Gelombang Pemanfaatan
Energi
Near Infrared
750-900 nm Untuk perkebunan dan Pertanian
(NIR)
LiDAR adalah singkatan dari Light Detecting and Ranging. LiDAR bekerja dengan cara yang
mirip dengan Radar dan Sonar namun menggunakan gelombang cahaya dari laser, bukan
gelombang radio atau suara.
Sistem LiDAR menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan cahaya untuk menabrak objek
atau permukaan dan memantulkan kembali ke pemindai. Jarak kemudian dihitung
menggunakan kecepatan cahaya, Ini dikenal sebagai pengukuran Flight Velocity .
Sistem LiDAR dapat menembakkan sekitar 1.000.000 pulsa per detik. Hasil pengukuran
kemudian dapat diproses menjadi visualisasi 3D yang dikenal sebagai ‘titik awan’ atau Point
Clouds.
Sayangnya, dengan Sensor LiDar ini, kita hanya bisa mendapatkan elevasi model saja, tidak
bisa menghasilkan Orthophoto sebagaimana hasil kamera RGB.
Sensor LiDAR harganya sangat mahal, Milyaran Rupiah. Wajar jika jasa pemetaan LiDAR
juga biasanya memasang tarif 1 juta sampai 1.5 Juta untuk setiap hektarnya. Output datanya
pun sangat akurat
1 unit
Peralatan diatas adalah alat wajib yang harus dibawa ke lapangan, untuk angka yang tertera
adalah angka minimal, semakin banyak semakin baik.
Untuk mempermudah proses penerbangan, maka dibutuhkan sebuah misi yang disebut Flight
Plan, Flight Plan ini bisa dibuat menggunakan Aplikasi Pix4Dcapture yang bisa anda
Downlaod di Playstore atau di Itunes / Appstore.
Selain Pix4D, masih banyak aplikasi lain yang bisa digunakan, dari yang gratis sampai yang
berbayar.
Untuk pemetaan yang lebih serius, saya sarankan anda memebli Litchi, karena aplikasi ini bisa
membantu anda membuat rencana terbang dengan mengimport Flight Plan dengan ektensi file
KML.
2 DroneDeploy DJI
4 Litchi DJI
5 AutoPilot DJI
Pix4Dcapture adalah aplikasi untuk merencanakan misi yang bisa didapatkan secara gratis.
Aplikasi ini bisa dipakai di Android dan iOS.
Pix4Dcapture sangat mudah digunakan, interface nya lebih sederhana, sehingga tidak
membingungkan.
Walaupun gratis, aplikasi ini bisa digunakan untuk kegiatan professional. Drone ini bisa
menjawab hampir semua kebutuhan surveyor, beberapa tipe misi yang bisa digunakan adalah
sebagai berikut.
2. General Setting
5
Bisa berubah sesuai update dari Pix4D
Setelah semua sudah di set, silahkan klik tombol start misi, nanti akan ada ceklis yang muncul,
jika semua sudah di centang hijau, artinya misi sudah bagus dan siap diterbangkan.
Agisoft Photoscan adalah software 3D modelling menggunakan citra / foto yang direkam
secara stereo/multi sudut, sehingga dari paralaks antar foto yang dihasilkan dapat disusun
sebuah model tiga dimensi dari foto.
Agisoft dapat digunakan untuk mengolah foto udara yang direkam menggunakan
DRONE/Drone, sehingga dari hasil perekamannya dapat dihasilkan mosaic orthofoto, titik
tinggi (elevation point clouds) dan DEM resolusi tinggi serta dapat ditampilkan secara tiga
dimensi.
Agisoft Photoscan tergolong lengkap dan mampu mengakomodir kebutuhan pengolahan data
Drone, selain kemampuannya dalam melakukan mosiakin foto, Agisoft Photoscan juga mampu
menghasilkan gambar yang memiliki Geographic Refrence.
Menu bar
Toolbar
Workspace
Ground Control
Consule
Model View
. Foto
Invert Selection
Grow Selection
Shrink Selection
Gradual Selection
Dense Cloud
Dense Cloud
Classes
Shaded
Solid
Wireframe
Show/Hide Items
Show Camera
Show Markers
Show Aligned
Chunk
Reset View
Predefined Views
Top 7
Buttom Ctrl + 7
Left Ctrl + 3
Right 3
Front 1
Back Ctrl + 1
Perspective /
5
Orthographic
Panes
Workspace
Timeline
Ground Control
Untuk memastikan proses ini bisa berjalan dengan baik, setidaknya ada 3 tahapan utama, yaitu:
Persiapan, Prosessing dan Export data, dibawah ini kita akan bahas satu persatu tahapan
tersebut.
3. Setelah foto terinput ke Photoscan lakukan proses seleksi foto dengan pendekatan
posisi dan ketinggian pengambilan gambar.
Jika anda perhatikan dengan seksama, proses misi hanya pada jalur tertentu saja, sisanya adalah
jalur pergi dan jalur pulang pesawat, pada jalur pergi dan pulang inilah akan kita buang, pada
jendela sebelah kanan, kalian bisa melihat ada barisan foto disana, foto yang paling atas adalah
foto terakhir, artinya itu adalah foto jalur pulang, sedangkan foto paling bawah adalah foto
pertama, artinya foto itu adalah foto saat pergi. Kalian bisa arahkan kursor dan klik pada photo
paling atas, kemudian klik shift dan arrow down pada keyboar kalian sampai semua foto pada
jalur pulang terseleksi semua. Contoh pada gambar dibawah ini.
Kemudian anda bisa memilih memotong foto – foto yang berada di overshoot dengan fitur
Rectangle Selection, dan menseleksi bagian ujung atas dan bawah misi. Kemudian klik
Remove Camera untuk menghapusnya.
2. Align Foto
Align photo dilakukan untuk mengidentifikasi titik—titik yang ada di masing— masing foto
dan melakukan proses matching titik yang sama di dua atau lebih foto. Proses align photos
akan menghasilkan model 3D awal, posisi kamera dan foto disetiap perekaman, dan sparse
point clouds yang akan digunakan di tahap berikutnya.
1. Dari tab Workspace, Klik kanan pada Chunk, arahkan ke process dan pilih align
photos. Tunggu Prosesnya sampai selesai.
2. Pilih kualitas yang akan digunakan, tersedia tiga pilihan akurasi, yaitu High, Medium
dan Low. Semakin tinggi akurasinya, maka data yang akan dihasilkan akan semakin
bagus, namun prosesnya juga akan semakin lama, karena ini untuk latihan saya hanya
akan menggunakan Accuracy Medium.
3. Set Ground Control pada pair preselection untuk menggunakan log location sebagai
parameter alignment.
Keterangan : Generic digunakan untuk memproses photo yang diambil dari Drone yang
hasil fotonya sudah otomatis ada geotag, sedangkan ground control digunakan untuk
mengolah gambar yang diambil dari Drone yang tidak menghasilkan foto sekaligus
geotag.
4. Pada tabs Advanced anda bisa memilih ingin menggunakan limit berapa banyak,
semakin kecil angka limit, semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk memproses
data.
5. Setelah itu, klik tombol untuk memulai proses Align Photos. Tunggu
prosesnya sampai selesai
6. Setelah proses Alignment selesai gunakan tools rectangle selection untuk menseleksi
hamparan gambar yang telah terbentuk dari proses alignment.
1. Pada tab Workspace, klik kanan pada chunk, arahkan pada process dan pilih Build
dense Cloud.
2. Sama seperti sebelumnya, kalian bisa memilih kualitas sesuai keinginan kalian, tersedia
mulai dari Lowest, sampai dengan Ultra high, supaya tidak terlalu lama saya
menggunakan kualitas medium saja.
3. Untuk filter, anda bisa memilih aggressive untuk lokasi dengan perbedaan titik tinggi
yang lebih sederhana, sementara untuk mild digunakan untuk kasus yang lebih
kompleks.
4. Pilih OK untuk memulai proses build dense cloud, tunggu prosesnya sampai selesai
5. Setelah proses selesai, klik pada dense cloud view untuk melihat hasilnya
6. Lakukan proses cutting pada bagian ujung supaya gambar hasil terlihat rapi dengan
cara seleksi menggunakan Rectangle Selection.
4. Build Mesh
Model 3D atau mesh adalah salah satu keluaran utama dari pemrosesan foto udara di Agisoft.
Model 3D nanti digunakan sebagai dasar pembuatan DEM baik DSM maupun DTM dan juga
orthofoto. Mesh yang dihasilkan juga dapat dieksport ke format lain untuk diproses lanjutan di
software lain seperti Google Sketchup, AutoCAD atau ArcGIS.
Pada tab Workspace, klik kanan pada chunk, arahkan pada process dan pilih Build Mesh.
1. Untuk Surface Type silahkan pilih hight Field
2. Untuk sumber data pilih Dense Cloud
3. Untuk Polygon Count sesuaikan dengan kondisi dan situasi, kalau hanya untuk latihan
gunakan saja yang medium
4. Klik OK untuk memulai proses Build Mesh Tunggu sampai selesai
5. Build Texture
Model texture adalah model fisik 3D dari kenampakan - kenampakan yang ada di
area liputan foto. Model texture dapat dieksport ke dalam berbagai format model
3D.
1. Pada tab Workspace, klik kanan pada chunk, arahkan pada process dan pilih
Build Texture.
2. Untuk mapping mode pilih Orthophoto
3. Untuk Blending Mode pilih mosaic (default)
4. Count size biarkan default saja
5. Pilik OK untuk memulai proses build texture
6. Tunggu sampai selesai
6. Export Data
Jika sudah selesai melakukan proses pengolahan data, tahapan selanjutnya adalah mengexport
data tersebut sehingga bisa diolah di software data analys seperti arcgis dan lain lain. Ada dua
jenis data yang akan kita export, yang pertama berupa mosaic orthophoto dan data DEM.
4. Letakkan hasil didalam folder yang kita inginkan, biar lebih mudah
ditemukan, saya sarankan untuk menyatukan dalam folder project kita tadi.
5. Pilih file Tiff/GeoTIFF yang memiliki informasi spasial (posisi)
Export DEM
DEM adalah singkatan dari Digital Elevation Models, DEM merupakan data digitall yang
memiliki informasi ketinggian, dengan fitur DEM ini, kita bisa membangun sebuah data foto
3 Dimensi (3D).
1. Pada halaman utama agisoft
2. Klik File kemudian pilih menu Export DEM
3. Untuk projection Type pilih geographic
Rekonstruksi 3D Model Menggunakan Agisoft Photoscan - Model 3 Dimensi adalah salah satu
output terbaik dari Pemetaan Menggunakan Drone. Bagaimana cara menghasilkan 3D Model
Menggunakan Aplikasi Agisoft Photoscan?
Agisoft Photoscan adalah aplikasi pengolah data yang cukup populer digunakan di Indonesia,
selain proses pengolahan data yang ringan, pengerjaan yang lebih sederhana menjadikan
aplikasi ini menjadi favorit.
Langkah pertama, Klik Tools kemudian pilih Preferences. kemudian atur beberapa parameter
seperti dibawah ini;
Pada Tab General
Untuk menambahkan foto, seperti biasa, anda cukup klik ikon Tambah Foto ... perintah
dari menu Workflow atau klik Tambahkan tombol Foto di toolbar Workspace. Dalam
dialog Add Photos, cari folder sumber dan pilih file yang akan diproses. Klik tombol Open .
3. Mask Gambar
Untuk mencapai hasil rekonstruksi yang baik, maka langkah pertama yang harus kita lakukang
adalah membuang gambar ynag tidak relevan dengan 3D yang ingin kita buat. Dalam kasus
Doll ini, kita melihat banyak sekali gambar yang harus dibuang, sehingga hanya menyisakan
objek boneka saja. Gambar – gambar yang harus dibuang antara lain latar belakang, meja putar,
latar depan yang tidak disengaja, dll.
Cara membuang latar belakang ini cukup mudah, namun diperlukan keuletan dan ketelitian,
lebih mudah jika gambar kontras.
Silahkan Double Klick pada gambar dengan objek yang mengganggu, kemudian anda bisa
Pilih salah satu alat pilihan dari Toolbar:
4. Align Foto
Pada tahap ini PhotoScan memperbaiki posisi kamera untuk setiap foto dan membangun model
awan titik yang jarang.
Berdasarkan perkiraan posisi foto, aplikasi agisoft photoscan akan menghitung informasi
kedalaman agar setiap foto digabungkan menjadi satu foto yag besar sehingga tidak terpisah -
pisah.
Pilih perintah Build Dense Cloud dari menu Workflow .
Tetapkan nilai berikut yang disarankan untuk parameter dalam dialog Build Dense Cloud :
Quality: Medium (kualitas yang lebih tinggi membutuhkan waktu yang cukup lama dan
menuntut lebih banyak sumber daya komputasi)
6. Builds mesh
Setelah dense cloud direkonstruksi, dimungkinkan untuk menghasilkan model jaring poligonal
berdasarkan data Dense Cloud.
Pilih perintah Build Mesh dari menu Workflow .
Tetapkan nilai berikut yang direkomendasikan untuk parameter dalam dialog Build Mesh:
Surface type: Arbitrary
7. Build Texture
Langkah ini bisa dilewati jika model untextured cukup sebagai hasil akhir.
Pilih perintah Build Texture dari menu Workflow .
Tetapkan nilai berikut yang direkomendasikan untuk parameter dalam dialog Build Texture :
Mapping mode: Generic
Blending mode: Mosaic
Texture size/count: 4096 x 1 (lebar dan tinggi atlas tekstur dalam piksel dan menentukan
jumlah file agar tekstur diekspor. Mengekspor tekstur ke beberapa file memungkinkan untuk
8. Ekspor Model
Jika model harus diekspor ke file, pilih Export Model ... perintah dari menu File .
Dalam dialog Save As ... pilih folder untuk menyimpan 3D Models anda, sesuaikan format
model yang dibutuhkan. Klik tombol Simpan .
Dalam dialog Model Ekspor menunjukkan parameter ekspor yang diinginkan. Perhatikan
bahwa daftar parameter pengekspor yang tersedia tergantung pada format file yang dipilih.
Catatan: Tekstur yang diekspor akan disimpan dalam folder yang sama dengan model 3D
dengan nama file yang sama (jenis file dipilih oleh pengguna).
PhotoScan mendukung upload model langsung ke sumber Sketchfab dan Verold . Untuk
mempublikasikan model online Anda gunakan fungsi Upload Model ... perintah dari menu
File.