Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, mudik merupakan suatu kegiatan pulang ke kampung halaman


yang warga Indonesia lakukan setiap tahunnya. Mudik ini biasa dilakukan
menjelang hari raya besar keagaamaan seperti Lebaran. Pada saat itulah ada
kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan,
selain tentunya juga dengan orang tua. Transportasi yang digunakan saat mudik
antara lain: pesawat terbang, kereta api, kapal laut, bus, dan kendaraan pribadi
seperti mobil dan sepeda motor, bahkan truk dapat digunakan untuk mudik.
Tradisi mudik muncul pada beberapa negara berkembang dengan mayoritas
penduduk Muslim, seperti Indonesia dan Bangladesh. Namun, setelah pandemi
covid-19 mewabah ke seluruh dunia membuat kegiatan mobilisisasi menjadi lebih
sulit dilakukan karena untuk mencegah penyebaran virus corona ini. Indonesia
memiliki tantangan yang besar dengan pandemik covid-19 ini karena memiliki
populasi yang sangat besar dan tersebar luas dan secara fakta memiliki jumlah
penduduk ketiga terbesar di dunia. Banyak cara dan upaya telah dilakukan oleh
pemerintah dalam penanggulangan pandemik ini dimana pemerintah telah banyak
mengeluarkan kebijakan sebagai langkah awal yang responsif untuk
meminimalisir lebih luasnya penyebaran virus ini. Selain kebijakan kesehatan dan
keselamatan masyarakat. Hal tersebut membuat kegiatan mudik menjadi hal yang
sulit dilakukan karena dapat menambah angka penyebaran virus corona.
Pemerintah membuat suatu kebijakan larangan mudik Hari Raya Idul FItri tahun
2021 untuk mencegah naiknya angka penyebaran virus corona di Indonesia.
Larangan mudik ini diberlakukan dari tanggal 6-17 Mei 2021. Tetapi mulai dari
tanggal 22 April 2021 sudah ada penjagaan ketat terhadap warga yang ingin
melakukan perjalanan keluar kota. Larangan mudik ini juga selaras dengan
program vaksinasi yang dilakukan pemerintah agar upaya vaksinasi nya tidak sia-
sia.
Salah satu perushaan yang terkena dampak dari kebijakan ini adalah
perusahaan PT Garuda Indonesia. PT Garuda Indonsia merupakan salah satu
maskapai penerbangan terbesar di Indonesia. Jelas dari adanya kebijakan larangan
mudik dari pemerintah membuat PT Garuda Indonesia terkena dampak dan
pengaruh terhadap pemasukannya. Di sisi-sisi lain, banyak perusahaan angkutan
dan pemilik jasa transportasi terkena imbas nya dari kebijakan larangan mudik
tahun 2021. Dengan tidak adanya mudik Lebaran 2021 membuat para pemilik
perusahaan angkutan dan pemilik jasa transportasi harus memberhentikan bisnis
transportasi nya sementara. Dan juga para pemilik perusahaan angkutan dan
pemilik jasa transportasi juga harus tetap membayar biaya operasional dan gaji
harian karyawan nya walau kegiatan bisnis nya sedang terhenti sementara.
Hal tersebut menimbulkan suatu konflik terhadap pamilik jasa transportasi
kepada pemerintah. Dan hal tersebut akan dibahas di karya ilmiah ini bersamaan
dengan analisis dan solusi dampak dari kebijakan larangan mudik akibat pandemi
Covid-19 terhadap pemasukan perusahaan Garuda Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disusun rumusan masalah


apa saja dampak dari kebijakan larangan mudik akibat pandemi Covid-19
terhadap pemasukan perusahaan Garuda Indonesia.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya dampak dari kebijakan larangan mudik akibat pandemi


Covid-19 terhadap pemasukan perusahaan Garuda Indonesia.

2. Tujuan Khusus
a) Diketahuinya bagaimana dampak dari kebijakan larangan mudik
akibat pandemi Covid-19 terhadap pemasukan perusahaan Garuda
Indonesia
b) Diketahuinya apa saja dampak dari kebijakan larangan mudik
akibat pandemi Covid-19 terhadap pemasukan perusahaan Garuda
Indonesia.
c) Memberikan solusi dari dampak pemasukan perusahaan Garuda
Indonesia setelah dikeluarkan kebijakan larangan mudik di
Indonesia akibat pandemi Covid-19
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Coronavirus

Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan


penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui
menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga
yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan
menyebabkan penyakit covid-19. Covid-19 adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Ini merupakan virus baru
dan penyakit yang sebelumnya tidak dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan,
Tiongkok, bulan Desember 2019 (WHO). Meskipun pembatasan perjalanan sudah
ketat dilakukan dari dan menuju Tiongkok sejak 23 Januari 2020, banyak
masyarakat yang terkena covid19 berpergian keluar negaranya tanpa terdeteksi.
Gejala-gejala covid-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk
kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung
tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare, Gejala-gejala yang dialami
biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa orang yang
terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun dan tetap merasa sehat. Sebagian
besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu perawatan
khusus. Sekitar 1 dari 6 orang yang terjangkit covid-19 menderita sakit parah dan
kesulitan bernapas. Orang-orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan
kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan
jantung atau diabetes, punya kemungkinan lebih besar mengalami sakit lebih
serius. Mereka yang mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas sebaiknya
mencari pertolongan medis. (WHO) Pemerintah Tionkok sudah melakukan
lockdown atau pembatasan wilayah dan hasilnya adalah penurunan tingkat kasus
covid19 yang cukup signifikan serta meningkatnya kasus yang terdeteksi secara
dini.
2. Mudik

Mudik dapat diartikan sebagai pergi ke udik (hulu) yang selalu dilakukan
mansyarakat Indonesia menjelang perayaan Idul Fitri (lebaran) tiba. Umumnya
dilakukan oleh masyarakat yang tinggal diperantauan dilakukan pada 7 hari
sebelum Idul Fitri sampai dengan 7 hari setelah Idul Fitri. Dapat dikatakan bahwa
mudik lebaran bagi masyarakat Indonesia merupakan satu ritual tahunan yang tak
boleh dilanggar dan hal ini sama sekali dapat dikatakan tidak mengenal status
sosial – ekonomi maupun derajat kehidupan, sehingga memang ritual ini selalu
marak dan mungkin melanggar aturan serta penghalang apapun yang ada bila
keinginan untuk mudik lebaran sudah menjadi prioritas utama pada saat
menghadapi lebaran atau hari raya Idul Fitri. Perpindahan penduduk baik itu
bersifat permanen atau non permanen tidak dibatasi dengan sifat ataupun jarak
perpindahan, sukarela atau tidak dan didalam negeri atau luar negeri. Hanya saja
jelas dikatakan bahwa setiap perpindahan harus didefinisikan dengan niat orang
akan melakukan perpindahan (Everett Lee, 1984). Mudik dapat diinterpretasikan
sebagai perpindahan penduduk secara sementara dan kembali ke daerah asal
dengan harapan membawa keberhasilan yang dituai di kota besar.

3. Transportasi

Menurut berbagai Pakar di bidang transportasi,ada beragam definisi yang


sangat beragam. Menurut Kamaludin (1987), transportasi berasal dari kata latin
tranpotare, dimana tran berarti seberang atau sebelah dan portare berarti
mengangkut atau membawa. Jadi transportasi berarti mengangkut atau membawa
(sesuatu) kesebelah lain atau dari satu tempat ketempat lain. Menurut Abbas
(2008) Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang
dari suatu tempat ketempat lain. Sedangkan menurut Sakti (2011) transportasi
merupakan kegiatan memindahkan atau mengangkut muatan (barang dan
manusia) dari suatu tempat ketempat lain, dari suatu tempat asal (origin) ketempat
tujuan (destination). Pada dasarnya pengangkutan atau pemindahan penumpang
dan barang dengan transportasi ini adalah dengan maksud untuk dapat mencapai
ketempat tujuan dan mencapai atau menaikan utilitas (kegunaan) dari barang yang
diangkut. Menurut (Morlok, 1984) transportasi merupakan integral suatu fungsi
masyarakat, menunjukan hubungann yang sangat erat dengan gaya hidup,
jangkauan dan lokasi. Dengan adanya peraturan larangan mudik akibat covid19
ini tidak dipungkiri dapat membuat kegagalan sistem transportasi. Kegagalan
sistem transportasi mengganggu perkembangan suatu wilayah/kota,
mempengaruhi efisiensi ekonomi perkotaan, bahkan kerugian lainnya juga
berakibat pada masalah sosial, kemiskinan, dan kecemburuan sosial.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan

Jenis penelitian yang saya terapkan adalah penelitian deskriptif. Metode


deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa
orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya. Menurut Nazir (1988: 63)
dalam “Buku Contoh Metode Penelitian”, metode deskriptif merupakan suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,
suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki. Menurut Sugiyono (2005: 21)
menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan
untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Menurut Whitney (1960: 160)
metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.

Dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang


berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang
atau masalah aktual. Penelitian ini merupakan pendekatan kualitatif. Metode
penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
post positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan data dengan gabungan, analisis
data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2010:15). Penelitian ini lebih
menekankan pada pengungkapan makna yang terkandung di dalam deskripsi data
tersebut, karena itu penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2021 dan tempat
dilakukan dari daring.

C. Subjek Penelitian

Pengambilan subjek penelitian ditentukan secara purposive. Purposive


sendiri mempunyai arti disengaja, yang artinya bahwa pengambilan subjek
dilakukan berdasarkan adanya tujuan tertentu yang ingin dicapai bukan didasarkan
pada sistem strata, sistem random maupun sistem yang lainnya. Purposive
merupakan teknik penentuan subjek penelitian dengan pertimbangan khusus
sehingga layak dijadikan subjek. Sumber yang dapat memberikan informasi
dipilih secara purposive bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Oleh
karena itu, subjek yang diteliti akan ditentukan langsung dan berkaitan dengan
masalah dan tujuan dari penelitian. Oleh karenanya agar tidak sangat subyektif,
peneliti harus punya latar belakang pengetahuan tertentu subjek yang dimaksud
agar benar-benar bisa mendapatkan subjek yang sesuai dengan persyaratan atau
tujuan penelitian (memperoleh data yang akurat). Subjek dipilih berdasarkan
pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh subjek yang memiliki
karakteristik yang dikehendaki. Subjek dari penelitian adalah karyawan yang
mengurus keuangan di perusahaan Garuda Indonesia.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara merupakan bentuk komunikasi langsung antara


peneliti dan responden. Komunikasi langsung dalam bentuk tanya jawab dalam
hubungan tatap muka, sehingga gerak mimik responden merupakan pola media
yang melengkapi kata-kata secara verbal. Jenis wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu wawancara yang menggunakan panduan pokok-pokok
masalah yang diteliti. Dalam hal ini pewawancara terikat oleh suatu fungsi bukan
saja sebagai pengumpul data relevan dengan maksud penelitian yang telah
dipersiapkan, serta ada pedoman yang memimpin jalannya Tanya jawab. Dengan
adanya pedoman atau panduan pokok-pokok masalah yang akan diselidiki akan
memudahkan dan melancarkan jalannya wawancara. Dalam hal ini peneliti
melakukan penelitian tentang “analisis dampak dari kebijakan larangan mudik
akibat pandemi Covid-19 terhadap pemasukan perusahaan Garuda Indonesia.”
dengan pokok bahasan tersebut peneliti menyusun daftar pertanyaan yang
diajukan kepada subjek peniltian. Sehingga dapat diketahui secara terperinci lewat
wawawncara bagaimana dampak dari kebijakan larangan mudik akiibat pandemic
Covid-19 terhadap pemasukan perusahaan Garuda Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai