Anda di halaman 1dari 33

HUKUM

KETERBU
KAaN
INFORMA
SI
ANGGOTA KELOMPOK 3
1. Putri Kharisma Khoiriyah 205030107111032.
2. Surisno 205030101111004.
3. Safinatunnajah Huwaidi 205030107111106.
4. Nurkhazizah Annisa205030101111093.
5. Ines Saraswati 205030107111036.
6. Maruli Janviter Sianturi 205030100111120
7. Nadia Azzahra Inas Saleema 205030100111070.
8. Erlangga Ali Muhammad 205030107111043
9. Johannes Rafael Purba 205030100111117

.
1
DEFINISI DAN
2 3 4 5 6
PENJELASAN DASAR
UMUM Latar belakang HUKUM REGULASI HUKUM
substansi uud STUDI KASUS
1DASAR DAN
PENJELASAN
UMUM
HUKUM
KETERBUKAAN
INFORMASI
Terdapat dalam UU No.14 tahun 2008
yaitu membahas mengenai Keterbukaan
Informasi Publik
Keterbukaan
Informasi Publik
● Produk hukum Indonesia yang
dikeluarkan pada tahun 2008 dan
diundangkan pada 30 April 2008.
● Mulai berlaku 2 tahun setelah
diundangkan,
● Terdiri dari 64 pasal, yang intinya:
Memberikan kewajiban kepada setiap
Badan Publik untuk membuka akses bagi
setiap pemohon informasi publik untuk
mendapatkan informasi publik, kecuali
beberapa informasi tertentu.
Tujuan UU
Keterbukaan Informasi
● Publik
Menjamin hak warga negara untuk mengetahui
rencana pembuatan kebijakan publik, program
kebijakan publik, dan proses pengambilan
keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu
keputusan publik.
● Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses
pengambilan kebijakan publik.
● Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam
pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan
Badan Publik yang baik.
● Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan
informasi di lingkungan Badan Publik untuk
menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.
Informasi yang dikecualikan dalam UU adalah Informasi Publik yang apabila dibuka dan
diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat:
● menghambat proses penegakan hukum
● mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha
tidak sehat
● membahayakan pertahanan dan keamanan negara
● mengungkapkan kekayaan alam Indonesia
● merugikan ketahanan ekonomi nasional
● dapat merugikan kepentingan hubungan luar negeri
● mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang;
● mengungkap rahasia pribadi
2
LATAR BELAKANG
Latar belakang
Di era globalisasi akses terhadap segala informasi sangat terbuka. Masyarakat dengan mudah mengakses
informasi yang dibutuhkan. Seiring waktu dengan berkembangnya pemahaman tentang Negara Hukum Demokrasi
dan Negara Kesejahteraan, akses terhadap kinerja dan informasi pemerintahan kini menjadi suatu fenomena global.
Pemerintah suatu negara yang ada di dunia kini mulai membuka diri terhadap informasi-informasi tentang
penyelenggaraan negara atau pemerintahannya kepada publik. Negara hukum demokrasi adalah negara dimana
pelaksanakan sistem kenegaraannya berdasarkan amanat rakyat, maka sudah sewajarnya dan bahkan merupakan hak
rakyat untuk mengetahui informasi-informasi mengenai kinerja atau penyelenggaraan negara dan/atau pemerintahan.
Selanjutnya, Pasal 28 F UUD 45 menegaskan bahwa: Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia. Pada dasarnya tujuan utama keterbukaan informasi publik di setiap Negara adalah memastikan bahwa
lembaga publik akan lebih akuntabel dan kredibel dengan menyediakan informasi dan dokumen sesuai permintaan
publik (Bolton, 1996).
3
DASAR HUKUM
DASAR
HUKUM
Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik

● Pasal 20 mengatur fungsi dan kekuasaan


Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
● Pasal 21 memuat hak anggota DPR
untuk mengajukan usul rancangan
undang-undang.
● Pasal 28 J memuat hak asasi manusia
dan kewajiban untuk tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan
undang-undang dalam menjalankan hak
dan kebebasannya.
4
SUBSTANSI
Substansi
Bab I: Ketentuan umum yang berisi pengertian dari berbagai
kata yang berkaitan dengan Keterbukaan Informasi Publik
seperti pengertian dari informasi, informasi publik, badan
publik, komisi informasi, sengketa informasi publik, mediasi,
ajudikasi, pejabat publik, pejabat pengelola informasi dan
dokumentasi, orang, pengguna informasi publik, dan pemohon
informasi publik.

Bab II: Asasnya yaitu :

a) Bersifat terbuka

b) Mudah diakses

c) Informasi yang dikecualikan bersifat ketat,terbatas,dan


rahasia
Substansi
Bab II: Tujuannya yaitu:

a. Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana,


program, proses, dan alasan pembuatan kebijakan publik
b. Meningkatkan partisipasi dan peran aktif masyarakat
dalam pengambilan kebijakan publik
c. Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik
d. Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di
lingkungan Badan Publik

Bab III: Hak setiap orang untuk memperoleh informasi publik


dengan kewajiban menggunakan informasi publik sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan dan badan publik
berhak menolak memberikan atau berhak menyediakan
infomasi publik.
Substansi
Bab IV: Berisi tetang informasi yang wajib disediakan dan
diumumkan yaitu Badan Publik wajib mengumumkan informasi
secara berkala yang berkaitan dengan badan publik itu sendiri
dan mengumumkan informasi tersebut secara serta-merta, serta
mengumumkan layanan informasi yang dimilikinya. Selain itu,
informasi publik juga wajib disediakan oleh Badan Usaha
(Negara, Daerah, dan lainnya), partai politik, dan organisasi
nonpemerintah.

Bab V: Berisi tentang informasi yang dikecualikan, seperti informasi


yang dapat menghambat proses penegakan hukum, dapat mengganggu
kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan
perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat, dapat membahayakan
pertahanan dan keamanan negara, dapat mengungkapkan kekayaan alam
Indonesia, dapat merugikan ketahanan ekonomi nasional, dapat
merugikan kepentingan hubungan luar negeri, dapat mengungkapkan isi
akta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat
seseorang, dapat mengungkap rahasia pribadi, surat-surat yang
dirahasiakan oleh antar Badan Publik atau intra Badan Publik, dan
informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang-Undang.
Substansi
Bab VI:

●Pasal 21: Perolehan informasi publik didasarkan pada prinsip


cepat, tepat waktu, dan biaya yang ringan

● Pasal 22: Mekanisme memperoleh informasi publik :

a) Mengajukan permintaan

b) Badan Publik mencatat informasi yang dibutuhkan

c) Badan Publik memberikan tanda bukti permintaan informasi


publik

d) Badan Publik wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis


Substansi
Bab VII:

● Pasal 23: Komisi Informasi adalah lembaga yang berfungsi


menjalankan UU ini dan peraturan pelaksanaannya, serta
menyelesaikan sengketa informasi publik

● Pasal 24: Komisi Informasi terdiri atas Komisi Informasi


Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota

● Pasal 26: Tugas Komisi Informasi :

a) Menerima, memeriksa, dan memutus permohonan


penyelesaian Sengketa Informasi Publik

b) Menetapkan kebijakan umum pelayanan Informasi Publik


Bab VII:
Substansi
● Pasal 28: Komisi Informasi Pusat bertanggung jawab kepada
Presiden dan menyampaikan laporan tentang pelaksanaan
kepada DPR.

Bab VIII:

● Pasal 35: Pemohon Informasi Publik dapat mengajukan


keberatan secara tertulis kepada atasan Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi .

● Pasal 36: 1. Keberatan diajukan oleh pemohon


informasi publik

2. Atasan pejabat memberikan tanggapan


atas keberatan yang diajukan secara
tertulis
Bab VIII:
Substansi
● Pasal 37: Upaya penyelesaian sengketa Informasi Publik
diajukan kepada Komisi Informasi sesuai dengan
kewenangannya

● Pasal 38: Komisi Informasi yang berwenang harus mulai


mengupayakan penyelesaian sengketa

● Pasal 39: Putusan Komisi Informasi yang berasal dari


kesepakatan melalui mediasi bersifat final dan mengikat

Bab IX:

● Pasal 40:

a) Penyelesaian sengketa melalui mediasi hanya dapat


dilakukan terhadap pokok perkara tertentu
Bab IX:
Substansi
b) Kesepakatan dalam proses mediasi dituangkan dalam bentuk
putusan Mediasi Komisi Informasi

● Pasal 41: Dalam proses mediasi anggota Komisi Informasi


berperan sebagai mediator

● Pasal 42: Penyelesaian sengketa Informasi Publik melalui


ajudikasi nonlitigasi ditempuh apabila mediasi tidak berhasil

● Pasal 45: Badan Publik harus membuktikan hal pendukung


pendapatnya

.
Bab X:
Substansi
● Pasal 47: Pengajuan gugatan dilakukan melalui pengadilan
tata usaha negara apabila yang digugat adalah Badan Publik
Negara, dan melalui pengadilan negeri apabila yang digugat
adalah Badan Publik selain Badan Publik Negara

● Pasal 48: Pengajuan gugatan hanya dapat ditempuh apabila


pihak yang bersengketa secara tertulis menyatakan tidak
menerima putusan ajudikasi ]

● Pasal 50: Pihak yang tidak menerima putusan pengadilan


tata usaha negara atau peradilan negeri dapat mengajukan
kasasi kepada MA
Bab XI:
Substansi
1. Setiap Orang yang dengan sengaja menggunakan
Informasi Publik secara melawan hukum dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).
2. Badan Publik yang dengan sengaja tidak menyediakan,
tidak memberikan, dan/atau tidak menerbitkan Informasi
Publik berupa Informasi Publik secara berkala, Informasi
Publik yang wajib diumumkan secara serta-merta,
Informasi Publik yang wajib tersedia setiap saat, dan/atau
Informasi Publik yang harus diberikan atas dasar
permintaan sesuai dengan Undang-Undang ini, dan
mengakibatkan kerugian bagi orang lain dikenakan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).

.
Bab XI:
Substansi
3. Setiap Orang yang dengan sengaja dan melawan
hukum menghancurkan, merusak, dan/atau
menghilangkan dokumen Informasi Publik dalam
bentuk media apa pun yang dilindungi negara
dan/atau yang berkaitan dengan kepentingan
umum dipidana dengan pidana penjara paling lama
2 (dua) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

Bab XII:

● Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran ganti


rugi oleh Badan Publik negara diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Bab XIII:
Substansi
● Komisi Informasi Pusat harus sudah dibentuk paling lambat
1 (satu) tahun sejak diundangkannya UndangUndang ini.

Bab XIV:
1. Pada saat berlakunya Undang-Undang ini semua peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan perolehan
informasi yang telah ada tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dan belum diganti berdasarkan Undang-Undang
ini.
2. Undang-Undang ini mulai berlaku 2 (dua) tahun sejak tanggal
diundangkan.
3. Penyusunan dan penetapan Peraturan Pemerintah, petunjuk
teknis, sosialisasi, sarana dan prasarana, serta hal-hal lainnya
yang terkait dengan persiapan pelaksanaan Undang-Undang ini
harus rampung paling lambat 2 (dua) tahun sejak Undang-
Undang ini diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Substansi
Kesimpulan:

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi


Publik merupakan rezim hukum baru yang mengusung prinsip transparansi
dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Undang-
Undang tersebut tidak hanya mengatur keterbukaan informasi pada
lembaga negara saja, tetapi juga pada organisasi nonpemerintah yang
sebagian atau seluruh dananya bersumber dari dana publik, baik Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
sumbangan masyarakat, maupun sumber luar negeri. Selain itu, Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
mengamanatkan pembentukan peraturan pemerintah yang mengatur
mengenai Jangka Waktu Pengecualian terhadap Informasi yang Dikecualikan
dan tata cara pembayaran Ganti Rugi oleh Badan Publik Negara. Namun,
Peraturan Pemerintah ini tidak hanya mengatur mengenai kedua hal
tersebut, tetapi mengatur juga mengenai pertimbangan tertulis kebijakan
Badan Publik, pengklasifikasian Informasi yang Dikecualikan, kedudukan dan
tugas Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi, dan pembebanan
pidana denda.
5
REGULASI HUKUM
Regulasi hukum
keterbukaan informasi
publik
Regulasi keterbukaan informasi publik keterbukaan
informasi publik merupakan pondasi dalam membangun tata
pemerintahan yang baik (good governance). Pemerintahan
yang transparan, terbuka dan partisipatoris dalam seluruh
proses pengelolaan kenegaraan, termasuk seluruh proses
pengelolaan sumber daya publik sejak dari proses
pengambilan keputusan, pelaksanaan serta evaluasinya.
Regulasi hukum
keterbukaan informasi
publik
Ketentuan Pidana Hukum Keterbukaan Informasi Publik
● Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan informasi publik
secara melawan hukum dipidana dengan pidana penjara paling
lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).
● Setiap orang yang dengan sengaja membuat informasi publik yang
tidak benar atau menyesatkan dan mengakibatkan kerugian bagi
orang lain dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun dan/atau denda paling banyak rp 5.000.000,00 (lima juta
rupiah).
● Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengakses
dan/atau memperoleh dan/atau memberikan informasi yang
dikecualikan sebagaimana diatur dalam pasal 17 huruf c dan huruf
e, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
pidana denda paling banyak rp20.000.000,00 (dua puluh juta
rupiah).
6
Studi kasus
Studi kasus

● Implementasi UU Nomor ● Aspek=aspek yang dapat


14 Tahun 2008 tentang mendorong keterbukaan
Keterbukaan Informasi informasi publik, yakni
Publik di Pemerintahan pengetahuan kemampuan
Daerah Provinsi Kepulauan atau kapasitas dan
Bangka Belitung kemauan.
● Kendala implementasi
keterbukaan informasi
publik di Pemerintahan
Daerah
DAFTAR
PUSTAKA
● Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik. Presiden Republik
Indonesia. Jakarta.
THANK
you

Anda mungkin juga menyukai