Anda di halaman 1dari 3

Tugas.

Ketebukaan dan Kebijakan Akses Informasi Diantara Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi

Oleh: Maria Stefani Kamusi


041867978

Adanya UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP)
memberikan jaminan hak atas Informasi Publik. Semua itu sangat penting untuk memastikan
peran serta masyarakat dalam pengawasan kinerja pemerintahan dalam mewujudkan good
governance dan clean governance. Oleh karena itu untuk mengukur sejauhmana kepatuhan
Badan Publik dalam penerapan Keterbukaan Informasi Publik pada badan Publik dilakukan
Monitoring dan Evaluasi (monev) Keterbukaan informasi Badan Publik.

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Arsip Nasional Republik Indonesia
(ANRI) mulai dibentuk pada tahun 2010 dengan berdasarkan pada Peraturan Kepala ANRI.
Adapun Organisasi Pengelola Informasi dan Dokumentasi ANRI dibentuk berdasarkan
Keputusan Kepala ANRI Nomor HK.01/141/2010. Seiring dengan perkembangan
perkembangan dan kebutuhan organisasi, struktur organisasi PPID direvisi dan diperbaharui
berdasarkan Keputusan Kepala ANRI Nomor 162 Tahun 2020 yang ditetapkan pada 27 Mei
2020. Saat ini PPID ANRI dijabat oleh Kepala Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat
(Humas). Dalam pelaksanaan tugasnya, PPID dibantu oleh pejabat fungsional pembantu yang
terdiri dari jabatan fungsional pranata hubungan masyarakat, pranata komputer dan arsiparis.
Pembentukan PPID ANRI merupakan pelaksanaan amanat Undang-undang No.14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang diselenggarakan dalam rangka :

 Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik,
program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta  alasan
pengambilan suatu keputusan publik;
 Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik;
 Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan
pengelolaan Badan Publik yang baik;
 Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan
efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan;
 Mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak;
 Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau
 Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik
untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.

Pelayanan Informasi Publik di lingkungan ANRI berdasarkan azas Keterbukaan Informasi


Publik yaitu:

1. Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap  Pengguna
Informasi Publik.
2. Informasi Publik yang dikecualikan bersifat ketat dan terbatas.
3. Setiap Informasi Publik harus dapat diperoleh setiap Pemohon Informasi Publik
dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana.

Selain itu, dalam keterbukaan informasi badan publik memilik hak dan kewajiban, yakni
sebagai berikut:

A. Hak Badan Publik


Berdasarkan Pasal 6 Undang–Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik, dinyatakan bahwa :

1. Badan Publik berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Badan Publik berhak menolak memberikan Informasi Publik apabila tidak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Informasi Publik yang tidak dapat diberikan oleh Badan Publik, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah:
o informasi yang dapat membahayakan negara;
o informasi yang berkaitan dengan kepentingan perlindungan usaha dari
persaingan usaha tidak sehat;
o informasi yang berkaitan dengan hak-hak pribadi;
o informasi yang berkaitan dengan rahasia jabatan; dan/atau
o informasi publik yang diminta belum dikuasai atau didokumentasikan.
4. Alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sampai dengan huruf g dapat
diselesaikan secara musyawarah oleh kedua belah pihak.
B. Kewajiban Badan Publik
Berdasarkan Pasal 7 Undang–Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik, dinyatakan bahwa :

1. Badan Publik wajib menyediakan, memberikan dan/ atau menerbitkan Informasi


Publik yang berada di bawah kewenangannya kepada Pemohon Informasi Publik,
selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan.
2. Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik yang akurat, benar, dan tidak
menyesatkan.
3. Untuk melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Badan Publik
harus membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk
mengelola Informasi Publik secara baik dan efisien sehingga dapat diakses dengan
mudah.
4. Badan Publik wajib membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang
diambil untuk memenuhi hak setiap Orang atas Informasi Publik.
5. Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) antara lain memuat pertimbangan
politik, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau pertahanan dan keamanan negara.
6. Dalam rangka memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai
dengan ayat (4) Badan Publik dapat memanfaatkan sarana dan/atau media elektronik
dan nonelektronik.

Sumber Referensi:

BMP Akses dan Layanan Arsip (Edisi 2)

https://www.anri.go.id/informasi-publik/ppid/profil

https://www.krjogja.com/berita-lokal/diy/yogyakarta/kid-diy-adakan-monev-
keterbukaan-informasi-badan-publik/

Anda mungkin juga menyukai