Ketebukaan dan Kebijakan Akses Informasi Diantara Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi
Adanya UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP)
memberikan jaminan hak atas Informasi Publik. Semua itu sangat penting untuk memastikan
peran serta masyarakat dalam pengawasan kinerja pemerintahan dalam mewujudkan good
governance dan clean governance. Oleh karena itu untuk mengukur sejauhmana kepatuhan
Badan Publik dalam penerapan Keterbukaan Informasi Publik pada badan Publik dilakukan
Monitoring dan Evaluasi (monev) Keterbukaan informasi Badan Publik.
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Arsip Nasional Republik Indonesia
(ANRI) mulai dibentuk pada tahun 2010 dengan berdasarkan pada Peraturan Kepala ANRI.
Adapun Organisasi Pengelola Informasi dan Dokumentasi ANRI dibentuk berdasarkan
Keputusan Kepala ANRI Nomor HK.01/141/2010. Seiring dengan perkembangan
perkembangan dan kebutuhan organisasi, struktur organisasi PPID direvisi dan diperbaharui
berdasarkan Keputusan Kepala ANRI Nomor 162 Tahun 2020 yang ditetapkan pada 27 Mei
2020. Saat ini PPID ANRI dijabat oleh Kepala Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat
(Humas). Dalam pelaksanaan tugasnya, PPID dibantu oleh pejabat fungsional pembantu yang
terdiri dari jabatan fungsional pranata hubungan masyarakat, pranata komputer dan arsiparis.
Pembentukan PPID ANRI merupakan pelaksanaan amanat Undang-undang No.14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang diselenggarakan dalam rangka :
Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik,
program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan
pengambilan suatu keputusan publik;
Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik;
Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan
pengelolaan Badan Publik yang baik;
Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan
efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan;
Mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak;
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau
Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik
untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.
1. Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap Pengguna
Informasi Publik.
2. Informasi Publik yang dikecualikan bersifat ketat dan terbatas.
3. Setiap Informasi Publik harus dapat diperoleh setiap Pemohon Informasi Publik
dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana.
Selain itu, dalam keterbukaan informasi badan publik memilik hak dan kewajiban, yakni
sebagai berikut:
Sumber Referensi:
https://www.anri.go.id/informasi-publik/ppid/profil
https://www.krjogja.com/berita-lokal/diy/yogyakarta/kid-diy-adakan-monev-
keterbukaan-informasi-badan-publik/