BAB I
PENDAHULUAN
pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian penting bagi ketahanan
keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara demokratis
menyediakan dan melayani permohonan informasi publik secara cepat, tepat waktu,
kewajiban tersebut pemerintah Kota Bandung yang di pimpin oleh Bapak Ridwan
dengan dibuatnya peraturan Walikota Bandung nomor 1352 Tahun 2014 Tentang
acuan mengenai ruang lingkup, tanggung jawab dan wewenang Pejabat Pengelola
Publik.
Kota Bandung . PPID berfungsi sebagai pengelola dan penyimpan dokumen yang
dimiliki oleh badan publik sesuai dengan amanat Undang – undang nomor 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Dengan keberadaan PPID maka
pengolahan informasi dan data disetiap SKPD maka dibentuklah PPID Pembantu.
PPID Pembantu adalah Pejabat yang melaksanakan tugas dan fungsi sebagai PPID
e. Bekerja sama dengan pejabat pada Unit kerja dilingkungan Satuan Kerja
informasi;
serta dokumentasi.
mudah, cepat, cermat dan akurat, yaitu setiap kegiatan dalam pemberian pelayanan
disajikan oleh badan publik. Kemudahan tersebut diaplikasikan baik dalam redaksi
Dokumentasi (PPID) utama dan Dask layanan informasi idealnya berada ditempat
yang memudahkan para pemohon informasi karena Dask layananan informasi dapat
publik;
masyarakat harus tahu tentang sebuah topik atau uraian yang dihadapi, Kota
Bandung adalah sebuah Kota yang dimana masyarakatnya sudah semi modern
6
artinya sebagian dari kehidupannya selalau ditunjang dengan alat – alat modern
Informasi Publik ini terlihat begitu rendah, hal tersebut dapat dilihat dari Tabel
dibawah ini.
Tabel 1.1
Jumlah Pemohon Informasi di PPID kota Bandung
Tahun 2015 2016 2017
Jumlah 30 207 210
( Sumber : Olahan Penelti dari PPID pemerintah Kota Bandung Tahun 2017 )
pada tahun 2016 sebanyak 207 pemohon, dan pada tahun 2017 sebanyak 210
rendah jika dibandingkan dengan jumlah penduduk kota Bandung pada tahun 2015
sebanyak 2.481.469 jiwa, sedangkan pada tahun 2016 dan 2017 sebanyak 2.
masyarakat .
terlihat dalam pelayanan informasi publik yang memudahkan warga mengakses dan
dalam penerapan keterbukaan informasi publik oleh PPID Pembantu dan Satker
yang diterima Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung selaku PPID
informasi tersebut diajukan karena PPID Pembantu dan Satker Pendidikan tidak
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung selaku PPID Utama Kota
Komunikasi dan Informatika Kota Bandung selaku PPID Utama Kota Bandung
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung selaku PPID Utama Kota
Dari 77 PPID Pembantu di OPD, Bagian, BUMD, BLUD dan 57 PPID Sub
pendukung dengan tepat waktu sesuai batas waktu dan perpanjangan batas waktu
Tabel 1.2
Hasil Monitoring Dan Evaluasi PPID Pembantu
Dan Satker Pendidikan (Sub PPID Pembantu)
Dari data diatas dapat dilihat bahwa PPID pembantu Dan SUB PPID
kemudian yang mengumpulkan tapi diluar batas waktu sebanyak 5 PPID Pembantu
dan Sub Pembantu dengan persentase 4%, kemudian yang tidak mengmpulkan
4 kewajiban diatas tetapi masih ada 43 PPID pembantu dan SUB Pembantu yang
tahun 2008 tentang keterbukaan Informasi Publik menegaskan bahwa Badan Publik
B. Pembatasan Masalah
10
Publik yang disebabkan oleh rendahnya kegiatan sosialisasi oleh PPID utama.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
keterbukaan informasi
2. Secara Praktis
11
F. Kerangka Pemikiran
penting karena merupakan suatu realisasi dari apa yang telah dirancang oleh
dapat membawa manfaat dan diharapkan sesui dengan tujuan yang ingin dicapai
oleh Negara. Sebagiamana yang diunkapkan oleh pakar kebijakan asal Afrika,
policies is as important f not more infortant than policy making. Policies will
remain dreams or print in file jakets unless they are implemented” ( Pelaksanaan
12
kebiajakan adalah sesuatu hal penting bahkan mengkin jauh lebih penting dari pada
bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak terimplementasikan)Jika dalam
Implementasi kebijakan tidak berjalan efektif, maka bisa dikatakan akan menjadi
sia – sia.
kebijakan oleh pemerintah tidak selalu berjalan sesui dengan yang diharapkan.
nyatanya dicapai, sebagai hasil atau kinerja dari pelaksanaan kebijakan tersebut.
menurut Van Meter dan van Horn, Mazmantan dan Sabatier, Hoodwood dan Gun,
goggin Bowman dan Lester, grindel, elmore, Edward III, Nakamura & smallood.
dikembangkan oleh Van Meter dan Van Horn yang dikutip dalam Suharsono, (2013
Meter dan Van Horn mengajukan enam variable yang dapat mempengaruhi
keberhasilannya jika dan hanya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan
bahkan terlalu utopis ) untuk dilaksanakan di level warga, maka agak sulit
2. Sumberdaya
apolitik. Tetapi ketika kompetensi dan kapabilitas dari suberdaya itu nihil,
Karena, mau tidak mau, ketika sumberdaya manusia yang kompeten dan
yang hendak dituju oleh tujuan kebijakan piblik. Demikian pula halnya
14
kucuran dana berjalan dengan baik, tetapi terbentur dengan persoalan waktu
yang terlalu ketat, maka hal ini pun dapat menjadi penyebab bagian
Karena itu sumberdaya yang diminta dan dimaksud oleh Van Meter
dan Van Horn adalah tiga bentuk sumberdaya tersebut . (2008 :143)
Hal ini sangat penting. Karena kinerja implementasi kebijakan (publik) akan
sangat banyak dipengaruhioleh ciri – ciri yang tepat serta cocok dengan para
maka agen pelaksana projek itu haruslah berkarasteristik keras dan ketat
pada aturan serta sanksi hukum. Sedanggkan bila kebijakan publik itu tidak
pelaksana yang diturunkana tidak sekeras dan tidak setegas pada gambaran
yang pertama.
kebijakan publik. Hal ini sangat mungkin terjadi oleh karena kebijakan yang
kesalahan – kesalahan akan sangat kecil untuk terjadi. Dan, begitu pula
sebaliknya. ( 2008:143 )
dan Van Horn adalah, sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong
ekonomi dan politik yang idak kondusif dapat menjadi biang keladi dari
G. Proposisi
Kota Bandung Akan berjalan baik berdasarkan ukuran dan standar tujuan