rachma.dini19@mhs.uinjkt.ac.id
ABSTRACT
This article aims to analyze the discussion on the implementation of Islam and
knowledge in the face of the 5.0 industrial revolution. The research method used is
descriptive qualitative, in which the data obtained from secondary data and literature
studies were analyzed in depth. The results of this discussion In the era of Society 5.0,
community groups are not homogeneous, so it is very difficult. Problems arise with
technological advances that are able to change the way people think into a more
complex lifestyle. with the help of technologies like Powers like robots and the internet.
Thus, science that is used as an axiomatic milestone in leadership, science and
technology that has a positive effect on the development of science and technology for
mankind and the environment is philosophy and science in various fields.
ABSTRAK
A. PENDAHULUAN
B. METODE PENELITIAN
Artikel ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, di mana sumber dalam paper
ini didapatkan melalui data sekunder dan pemahaman literatur yang peneliti analisis
secara mendalam. Dengan menggunakan penulisan kualitatif bertujuan untuk
memahami kejadian serta fenomena yang pada saat itu dialami oleh poin penulisan
dengan mengilustrasikan kembali melalui tulisan, bahasan, kalimat dan kerangka
spesifik yang wajar (Sugiyono, 2014). Berdasarkan metode kualitatif deskriptif,
sumber data sekunder didapatkan dari situs web resmi yang mencakup data terkait
Islam dan ilmu pengetahuan beberapa jurnal nasional.
Dengan cara pengambilan data penulis akan menggali data sesuai dengan
diskusi tentang bagaiman implementasi islam dan pengetahuan dalam menghadapi
pengaruh dari Revolusi Society 5.0. Berkenaan hal itu, maka sumber yang didapatkan
dari bermacam buku dan kajian literatur, jurnal elektronik, ulasan maupun informasi
yang konkret dalam meganalisis problematika yang dikaji. Setelah data dikumpulkan,
dipilah dan digolongkan menjadi satu, kemudian akan dilakukan pengkajian yang
berdasarkan penelaahan dari penulis.
1
Harun Nasution, Islam Rasional (Bandung: Mizan, 1998), hlm.7 21 W. Montgomery Watt, Islam dan
Peradaban Dunia: Pengaruh Islam hlm 44-45
penyebaran pengetahuan Yunani dan pengetahuan lainnya. Naskah Yunani yang
diterjemahkan oleh Khilafah Al-Rasyid meliputi beragam rupa cabang ilmu
pengetahuan, seperti mathematics, ilmu perbintangan, kajian medis, dan filsafat.
Sejarah keilmuan Islam di zaman kita ini disambut baik melalui arketipe
perselisihan atau esensi dari diskusi dan penyatuah yang akan memberikan pengaruh
pada penciptaan adat berpikir sosial-keagamaan baik bersifat personal maupun global.
Sebuah gagasan penting dari penelitian Nidhal Gessum adalah bahwa meskipun Al-
Qur'an mengandung banyak perintah yang memungkinkan orang untuk mengamati dan
merenungkan fenomena alam dan hubungannya dengan Pencipta mereka, masih sulit
untuk membuat hubungan antara konsep-konsep ilmiah yang banyak orang tidak dapat
dengan mudah menemukan bahwa Anda mengalami kesulitan. Karena konsep
pengetahuan begitu berkembang dan bersumber pada Al-Qur'an.
Sebutan kata ‘ontologi’ berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata,
yaitu ta onta berarti “yang berada”, dan logi berarti ilmu pengetahuan atau ajaran 2.
Dengan demikian, ontologi bisa dikatakan sebagai ilmu atau doktrin tentang eksistensi
dan istilah ontologi pertama kali dihadirkan oleh Rudolph. Sedangkan, epistemologi
secara etimologi itu berasaskan dari bahasa Yunani epistemology (wawasan) dan logos
(ilmu organisasi, teori). Secara terminologi, epistemologi adalah teori atau paham
tentang kiat dan landasan pengetahuan, terfokus pada batasan pengetahuan dan realitas
atas ilmu tersebut.3 Aksiologi membahas masalah nilai. Istilah aksiologi berasal dari
axio dan logos, axios yang berarti nilai, logos yang berarti akal, teori, aksiologi yang
berarti studi tentang teori nilai, sifat, standar dan keadaan metafisik nilai.4
Ilmu pengetahuan tidak bisa dilepaskan dari hal tersebut. Adanya 3 kajian di atas
umpamanya serupa megkaji tentang esensi, hanya saja beranjak dari aspek dan intensi
yang berbeda. Epistemologi dapat dikatakan sebagao filosofi wawasan yang membahas
dengan cara apa kita memperoleh pengetahuan, bagaimana kita dapat mengetahuinya
dan bagaimana hal itu berbeda. Ontologi mengupas akan aspek yang kita telaah, apa itu
sebenarnya, dan bagaimana kaitannya dengan kekuatan pikiran. Aksioma sebagai paham
akan nilai mengkaji tentang pengetahuan, penggolongan, sasaran, dan ekskalasi. Filsafat
2
Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.118-119
3
Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam..., h. 3.
4
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 26
ilmu terbentuk lantaran hadirnya sebuah ilmu pengetahuan. Menurut Gie filsafat ilmu
adalah pemikiran reflektif tentang semua problematika yang berelasi dengan dasar-dasar
science dan korelasinya dengan perspektif realita kehidupan manusia.
Filsafat Ilmu adalah cabang filsafat dan karena itu cenderung mendefinisikan
kembali cara ilmu dibentuk dan dipahami. Demikian pula, ilmu pengetahuan Islam
membuktikan kebenaran wahyu sebagai hukum Tuhan, membuktikan ketidakmampuan
akal untuk memahami Tuhan sepenuhnya, dan menegaskan bahwa wahyu tidak
bertentangan dengan pikiran. Perbedaan antara filsafat ilmu dan filsafat Islam terletak
pada asal usul hukum-hukum pemikiran. Filsafat Ilmu memecahkan masalah
berdasarkan pemahaman kritis dan mendasar dari masalah ilmiah.
Ciri khas dari ilmu pengetahuan yang tidak dapat bantah yaitu sering berubah-
ubah. Artinya sesuatu yang salah mungkin bisa menjadi benar di masa yang akan
datang. Misalnya, teori bumi datar yang dipatahkan dengan adanya teori bumi bulat
yang kemudian teori tersebut dipatahkan juga dengan adanya teori bumi datar. Salah
satu penyebab dari adanya perbedaan tersebut, yaitu karena titik tolak pemikiran
manusia yang didasarkan panca indera atau perasaan umum. Dalam hal ini, ilmu
pengetahuan hanya memuat kebenaran, objek-objek dan peristiwa-peristiwa yang dapat
dilihat dengan mata seseorang. Dimana orang tersebut mempunyai sifat
pelupa, keliru, bahkan tidak mengetahuinya. Oleh karena itu, apa yang dikatakan
kebenaran ilmiah bersifat relatif dan memiliki makna yang sangat terbatas.
Ketika kesimpulan ditarik, akar sains adalah emosi, kecerdasan, berita yang benar,
dan intuisi. Namun jauh lebih penting dari semua ini adalah wahyu dan ilham, yang juga
bisa disebut hati. Hubungan antara akal dan wahyu tidaklah bertentangan. Kecerdasan
memiliki tingkat tinggi dalam Al-Qur'an. Akal digunakan untuk memahami wahyu,
bukan menentangnya. Kebenaran ilmiah bukanlah soal teori mana yang lebih baik,
tetapi teori yang membantu orang memecahkan masalah di sekitar kita lebih bermanfaat.
Pemahaman yang benar tentang esensi psikologi manusia dalam psikologi Islam
adalah metode nilai-nilai agama. Tentu saja, tidak ada definisi ilmiah yang mencakup
kedua zat tersebut. Ilmu lainnya sederhana. Definisi yang salah dapat memberikan kesan
“kehancuran” terhadap alam ajaran ketuhanan, sehingga dari sudut pandang psikologi
Islam, perilaku manusia dapat menjadi stabilitas bagi pemenuhan standar psikologis
manusia yang seumpama tidak dapat diterima dalam psikologi sekuler. Psikologi adalah
ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Seperti yang ditunjukkan oleh penelitian
psikologis, Islam sebagai agama universal dan ajarannya yang paling penting juga
memainkan peran penting dalam jiwa manusia. Psikologi Islam mempelajari prinsip-
prinsip penelitian psikologi manusia. Dengan mengacu pada sumber-sumber hukum
Islam, psikologi dari perspektif Islam dapat menangkap bagaimana konsep manusia
dalam Islam mencakup perilaku dan karakter manusia.
Di era milenial seperti saat ini, penyakit tidak hanya menyerang masyarakat kelas
bawah saja. Namun, banyak masyarakat golongan atas yang cenderung terkena penyakit
yang terbilang cukup berisiko seperti diabetes dan lainnya, terutama seperti awal tahun
2020 sudah merebaknya virus Covid-19 yang bisa menjadi penyakit mematikan dalam
segala kalangan. Perlu kita pertimbangkan, bahwa kesehatan itu membahas soal aspek
jasmani dan rohani. Situasi dan kondisi kesehatan masyarakat, akan berisiko tinggi
apabila masyarakat sendiri tidak bisa menjaga keseimbangan kebugaran jasmani dan
5
Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Bukhārī (Mesir: Maktabah „Ibad al-Rahman,
2008), 771.
6
Kaelany HD, Islam dan Aspek-aspek Kemasyarakatan, 169.
rohani mereka. Satu hal yang menitikberatkan kita untuk menjaga kesehatan tubuh ialah
dengan mengimplemntasikan pola hidup sehat atas dasar keinginan pribadi.
Karena, pada esensinya kesehatan hak milik semua orang, kita tidak bisa menggantinya
dengan barang ataupun uang. Al-Qur’an juga menyebutkan beragam rupa ayat yang
menghimbau manusia untuk tetap terus menjaga kesehatan mereka bukan hanya dari
aspek jasmani tetapi juga dalam hal rohaninya.
Al-Qur'an dan Ahli Sunnah menganjurkan umat Islam dalam memburu dan
memperoleh pengetahuan serta mendudukan mereka dengan berilmu ke standar yang
lebih tinggi. Jika ditinjau dan diperhatikan dari ayat-ayat Al-Qur'an tentang perintah
untuk menuntut ilmu, kita dapat melihat bahwa perintah ini memenuhi aspek universal,
terfokus dalam cabang ilmu yang disebut ilmu agama.
Articles:
Tantangan Pendidikan Islam dalam Menghadapi Society 5.0 Jurnal Islamika: Jurnal
Ilmu-Ilmu Keislaman p-ISSN:1693-8712|e-ISSN: 2502-7565 Vol. 19, No. 02,
Desember 2019, 99 – 110
Journal:
Abd. Wahid (2012) Korelasi Agama, Filsafat Dan Ilmu. Jurnal Substantia, Vol. 14, No.
2, Oktober 2012 https://jurnal.ar-raniry.ac.id/i ndex.php/ substantia/
article/download/4875/3158
Hasyim, Baso (2013) Islam Dan Ilmu Pengetahuan (Pengaruh Temuan Sains Terhadap
Perubahan Islam). DOI: https://doi.org/10.24252/jdt.v14i1.319
Supriyatna, Eman (2019) Islam dan Ilmu Pengetahuan. Jurnal Soshum Insentif ISSN
2655 - 268X | 2655 – 2698 DOI : https://doi.org/10.36787/jsi.v2i1.106
Sutarto, Dendi (2018) Konflik Antara Agama Dan Sains Dalam Perspektif Filsafat
Sosial. Jurnal Trias Politika, Vol 2. No.1 : 29 - 39 April 2018.
https://www.journal.unrika.ac.id/index.php/jurnaltriaspolitika/article/download/12
36/960