Anda di halaman 1dari 10

Implementasi Islam Dan Ilmu Pengetahuan Terhadap

Perkembangan Revolusi Society 5.0


Oleh: Rachma Dini (11190820000139)

Program Studi Ekonomi Akuntansi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah


Jakarta

rachma.dini19@mhs.uinjkt.ac.id

ABSTRACT

This article aims to analyze the discussion on the implementation of Islam and
knowledge in the face of the 5.0 industrial revolution. The research method used is
descriptive qualitative, in which the data obtained from secondary data and literature
studies were analyzed in depth. The results of this discussion In the era of Society 5.0,
community groups are not homogeneous, so it is very difficult. Problems arise with
technological advances that are able to change the way people think into a more
complex lifestyle. with the help of technologies like Powers like robots and the internet.
Thus, science that is used as an axiomatic milestone in leadership, science and
technology that has a positive effect on the development of science and technology for
mankind and the environment is philosophy and science in various fields.

Keywords: Islam, Knowledge, Civilization, Society 5.0, Change

ABSTRAK

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis pembahasan mengenai implementasi


islam dan pengetahuan dalam menghadapi revolusi industri 5.0. Metode penelitian yang
digunakan adalah kualitatif deskriptif, di mana data-data diperoleh dari data sekunder
dan studi literatur yang dianalisis secara mendalam. Hasil pembahasan ini Di era
Society 5.0, kelompok masyarakat tidak homogen, sehingga sangat sulit. Masalah
muncul dengan kemajuan teknologi yang mampu mengubah cara berpikir masyarakat
menjadi gaya hidup yang lebih kompleks. dengan bantuan teknologi seperti Kekuatan
seperti robot dan internet. Dengan demikian, ilmu yang dijadikan tonggak aksiomatik
dalam kepemimpinan, ilmu dan teknologi yang berpengaruh positif terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi umat manusia dan lingkungan
adalah filsafat dan ilmu pengetahuan diberbagai bidang.

Kata kunci: Islam, Pengetahuan, Peradaban, Society 5.0, Perubahan

A. PENDAHULUAN

Society 5.0 memecahkan berbagai isu masalah sosial dengan memanfaatkan


beragam rupa inovasi dan kreativitas yang diciptakan pada Revolusi Industri 4.0, seperti
Internet for Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan big data. Robot juga
meningkatkan kualitas hidup manusia. Ada disonansi antara agama dengan sains dan
teknologi, terutama karena sains dan teknologi pada zaman now mengalami
perkembangan kemajuam yang meroket, sedangkan agama berkembang sangat lambat.
Yang menjadi pembeda antara Islam dengan yang lain yakni penekanannya yakni
terletak pada ilmunya. Al-Qur'an dan ahli sunnah menganjurkan umat Islam tidak hanya
untuk memburu dan mendapatkan ilmu dan rasionalitas. Tetapi, juga untuk mengangkat
mereka yang berilmu ke derajatnya yang lebih tinggi. Jika melihat ayat-ayat Al-Qur'an
tentang mandatnya untuk mencari ilmu, perintah ini bersifat global, apalagi dalam ilmu
yang disebut ilmu agama. Barometer ilmu yang berguna yakni ilmu yang bertujuan
mendekatkan diri kepada Allah sebagai bukti penghambaan kepada-Nya.

B. METODE PENELITIAN

Artikel ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, di mana sumber dalam paper
ini didapatkan melalui data sekunder dan pemahaman literatur yang peneliti analisis
secara mendalam. Dengan menggunakan penulisan kualitatif bertujuan untuk
memahami kejadian serta fenomena yang pada saat itu dialami oleh poin penulisan
dengan mengilustrasikan kembali melalui tulisan, bahasan, kalimat dan kerangka
spesifik yang wajar (Sugiyono, 2014). Berdasarkan metode kualitatif deskriptif,
sumber data sekunder didapatkan dari situs web resmi yang mencakup data terkait
Islam dan ilmu pengetahuan beberapa jurnal nasional.

Dengan cara pengambilan data penulis akan menggali data sesuai dengan
diskusi tentang bagaiman implementasi islam dan pengetahuan dalam menghadapi
pengaruh dari Revolusi Society 5.0. Berkenaan hal itu, maka sumber yang didapatkan
dari bermacam buku dan kajian literatur, jurnal elektronik, ulasan maupun informasi
yang konkret dalam meganalisis problematika yang dikaji. Setelah data dikumpulkan,
dipilah dan digolongkan menjadi satu, kemudian akan dilakukan pengkajian yang
berdasarkan penelaahan dari penulis.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Ilmu Filsafat dan Agama
Terdapat persamaan antara science dan filsafat yakni terbilang keduanya
menggunakan cara berpikir mediatif dalam upaya menginterpretasikan realita yang ada.
Berkenaan hal itu, jika ditinjau dari lingkup filsafat maupun ilmu bergaya pemikiran
kritis, dimana menjadi open minded serta sangat fokus pada validitas. Disamping itu,
Yang menjadi pembeda antara filsafat dengan ilmu lebih menitikberatkan jika dimana
ilmu menjelajahi bidang yang spesifik, bersifat sistematis dan logis dalam strateginya.
Lalu, ilmu biasanya didasari dengan dilakukannya pengamatan, percobaan dan
penggolongan data serta berupaya untuk menemukan hukum-hukum atas fenomena
tersebut, sedangkan filsafat berusaha untuk mengekplorasi pengalaman secara inklusif
sehingga lebih bersifat ekstensif dan meliputi hal- hal yang universal dalam beragam
aspek terkait manusia, filsafat cenderung lebih bersifat artifisial dan kalaupun sistematis
biasanya akan mendalami perspektif kehidupan secara kompherensif, filsafat lebih
menitikberatkan pada problematika mengapa dan seperti apa cara kita dalam mengkaji
masalah korelasi antara realita khusus dengan skema problematika yang lebih
merata. Filsafat juga menelaah relasi antara rekacipta sains dengan konotasi agama, budi
pekerti serta keterampilan. Berkenaan hal tersebut,  Ilmu mengeksplorasi aspek
pragmatis dan kredibel, sedangkan filsafat menelaah respons atas isu problematika yang
tidak dapat dipecahkan oleh ilmu dan jawabannya cenderung bersifat teoritis dan
spekulatif. Berbeda halnya dengan agama mewujudkan jawaban atas isu yang tidak bisa
dipecahkan oleh filsafat dan responnya bersifat mutlak, Ilmu, filsafat dan agama
mempunyai kontinuitas dalam penelurusan akan keabsahan yang terjadi. Kontinuitas ini
bersumber pada tiga kajian esensial dari manusia, yakni daya pikir yang intelektual, rasa
serta legalitas. Bersumber pada 3 elemen ini, cenderung manusia akan mengakui
keabsahan mutlak dan keberkahan yang esensial. Kesimpulannya,science tanpa agama
adalah kelam, serta agama tanpa ilmu adalah runtuh.

2. Sejarah Sains Dalam Islam

Zaman Klasik Menurut Harun Nasution, sejarawan ilmu pengetahuan, ilmu


pengetahuan berkembang pesat pada masa Islam klasik. Pengetahuan ini dipengaruhi
oleh gagasan seberapa tinggi tingkatan daya upaya yang terkandung pada Al-Qur'an dan
Hadist. W. Montgomery Watt lebih lanjut menambahkan bahwa ilmu sains dan filsafat
Yunani berkembang di berbagai kuncinya pendidikan ketika Irak, Suriah, dan Mesir
dikuasai oleh rakyat yang berdarah Arab pada abad ke-7.1

Sejarah ilmu pengetahuan abad pertengahan pada tahun dimulai dengan


Aristoteles, dan pandangan Ptolomeus dari Alexandria diterima oleh orang-orang pada
waktu itu. Planet ini berputar di sekitar porosnya, dan pusat rotasi berputar di sekitar
Bumi lagi. Ini terjadi pada 638 ketika kota itu ditaklukkan oleh orang-orang Arab.
Terjemahan ini memperkaya Islam dengan pengetahuan, menjadikannya pusat

1
Harun Nasution, Islam Rasional (Bandung: Mizan, 1998), hlm.7 21 W. Montgomery Watt, Islam dan
Peradaban Dunia: Pengaruh Islam hlm 44-45
penyebaran pengetahuan Yunani dan pengetahuan lainnya. Naskah Yunani yang
diterjemahkan oleh Khilafah Al-Rasyid meliputi beragam rupa cabang ilmu
pengetahuan, seperti mathematics, ilmu perbintangan, kajian medis, dan filsafat.

Sejarah keilmuan Islam di zaman kita ini disambut baik melalui arketipe
perselisihan atau esensi dari diskusi dan penyatuah yang akan memberikan pengaruh
pada penciptaan adat berpikir sosial-keagamaan baik bersifat personal maupun global.
Sebuah gagasan penting dari penelitian Nidhal Gessum adalah bahwa meskipun Al-
Qur'an mengandung banyak perintah yang memungkinkan orang untuk mengamati dan
merenungkan fenomena alam dan hubungannya dengan Pencipta mereka, masih sulit
untuk membuat hubungan antara konsep-konsep ilmiah yang banyak orang tidak dapat
dengan mudah menemukan bahwa Anda mengalami kesulitan. Karena konsep
pengetahuan begitu berkembang dan bersumber pada Al-Qur'an.

3. Ontologi Ilmu, Epistemologi dan Aksiologi

Sebutan kata ‘ontologi’ berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata,
yaitu ta onta berarti “yang berada”, dan logi berarti ilmu pengetahuan atau ajaran 2.
Dengan demikian, ontologi bisa dikatakan sebagai ilmu atau doktrin tentang eksistensi
dan istilah ontologi pertama kali dihadirkan oleh Rudolph. Sedangkan, epistemologi
secara etimologi itu berasaskan dari bahasa Yunani epistemology (wawasan) dan logos
(ilmu organisasi, teori). Secara terminologi, epistemologi adalah teori atau paham
tentang kiat dan landasan pengetahuan, terfokus pada batasan pengetahuan dan realitas
atas ilmu tersebut.3 Aksiologi membahas masalah nilai. Istilah aksiologi berasal dari
axio dan logos, axios yang berarti nilai, logos yang berarti akal, teori, aksiologi yang
berarti studi tentang teori nilai, sifat, standar dan keadaan metafisik nilai.4

Ilmu pengetahuan tidak bisa dilepaskan dari hal tersebut. Adanya 3 kajian di atas
umpamanya serupa megkaji tentang esensi, hanya saja beranjak dari aspek dan intensi
yang berbeda. Epistemologi dapat dikatakan sebagao filosofi wawasan yang membahas
dengan cara apa kita memperoleh pengetahuan, bagaimana kita dapat mengetahuinya
dan bagaimana hal itu berbeda. Ontologi mengupas akan aspek yang kita telaah, apa itu
sebenarnya, dan bagaimana kaitannya dengan kekuatan pikiran. Aksioma sebagai paham
akan nilai mengkaji tentang pengetahuan, penggolongan, sasaran, dan ekskalasi. Filsafat
2
Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.118-119
3
Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam..., h. 3.
4
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 26
ilmu terbentuk lantaran hadirnya sebuah ilmu pengetahuan. Menurut Gie filsafat ilmu
adalah pemikiran reflektif tentang semua problematika yang berelasi dengan dasar-dasar
science dan korelasinya dengan perspektif realita kehidupan manusia.

Filsafat Ilmu adalah cabang filsafat dan karena itu cenderung mendefinisikan
kembali cara ilmu dibentuk dan dipahami. Demikian pula, ilmu pengetahuan Islam
membuktikan kebenaran wahyu sebagai hukum Tuhan, membuktikan ketidakmampuan
akal untuk memahami Tuhan sepenuhnya, dan menegaskan bahwa wahyu tidak
bertentangan dengan pikiran. Perbedaan antara filsafat ilmu dan filsafat Islam terletak
pada asal usul hukum-hukum pemikiran. Filsafat Ilmu memecahkan masalah
berdasarkan pemahaman kritis dan mendasar dari masalah ilmiah.

4. Sumber Ilmu dan Kebenaran Ilmiah

Ciri khas dari ilmu pengetahuan yang tidak dapat bantah yaitu sering berubah-
ubah. Artinya sesuatu yang salah mungkin bisa menjadi benar di masa yang akan
datang. Misalnya, teori bumi datar yang dipatahkan dengan adanya teori bumi bulat
yang kemudian teori tersebut dipatahkan juga dengan adanya teori bumi datar. Salah
satu penyebab dari adanya perbedaan tersebut, yaitu karena titik tolak pemikiran
manusia yang didasarkan panca indera atau perasaan umum. Dalam hal ini, ilmu
pengetahuan hanya memuat kebenaran, objek-objek dan peristiwa-peristiwa yang dapat
dilihat dengan mata seseorang. Dimana orang tersebut mempunyai sifat
pelupa, keliru, bahkan tidak mengetahuinya. Oleh karena itu, apa yang dikatakan
kebenaran ilmiah bersifat relatif dan memiliki makna yang sangat terbatas.

Ketika kesimpulan ditarik, akar sains adalah emosi, kecerdasan, berita yang benar,
dan intuisi. Namun jauh lebih penting dari semua ini adalah wahyu dan ilham, yang juga
bisa disebut hati. Hubungan antara akal dan wahyu tidaklah bertentangan. Kecerdasan
memiliki tingkat tinggi dalam Al-Qur'an. Akal digunakan untuk memahami wahyu,
bukan menentangnya. Kebenaran ilmiah bukanlah soal teori mana yang lebih baik,
tetapi teori yang membantu orang memecahkan masalah di sekitar kita lebih bermanfaat.

5. Islam dan Manusia

Manusia sering terbilang makhluk ciptaan Allah SWT yang diutamakan, karena


manusia mempunyai pemikiran sehingga mampu memilah antara yang baik dan
buruknya. Islam agama penutup terbaik untuk seluruh agama, dari seluruh zaman serta
mengikuti perkembangan zaman seperti sekarang ini. Islam pula mengarahkan manusia
wajib untuk tolong- menolong Kedua metode hidup tersebut memiliki ikatan sangat
erat, sebab keduanya tidak bisa dipisahkan. Dibutuhkan penyeimbang dalam hidup.
Berkenan hal itu, disimpulkan kalau agama mempunyai kedudukan yang besar dalam
kehidupan manusia. Manusia diciptakan oleh Allah SWT antara mukhayyar serta
musayyar. Mukhayyar yakni kebebasan manusia dalam memilih apa yang menjadi
pilihan terbaik hidupnya di dunia.

6. Islam Dan Psikologi


Penggunaan akal yang lebih baik juga sangat berkontribusi terhadap terwujudnya
kejayaan umat Islam. Hadits Nabi menunjukkan bahwa orang yang berbudi adalah
orang yang tulus dalam berdzikir. Iman juga dapat mengaktifkan pikiran. Demikian juga
amal sosial yang didasarkan pada pengalaman keagamaan. Apa yang membuat dzikir
luar biasa adalah bahwa hanya dzikir yang memungkinkan pikiran berperan penting.
Fungsi esensial hati nurani adalah menerima pengetahuan atau ilham dari Tuhan.
Pengetahuan yang dimiliki orang harus bagaimana melakukan segala sesuatu yang
diketahui dengan cara yang mempengaruhi orang. Perilaku manusia dalam psikologi
Islam, selain fakta bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia harus dipraktikkan untuk
mempengaruhi mereka, dapat dilihat sebagai sumber kemajuan dalam penggunaan akal.
Kepribadian seseorang ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan
seseorang dalam hubungannya dengan lingkungannya, yang menentukan perilakunya.
Model kepribadian manusia meliputi kepribadian mukmin, mukmin, dan munafik.

Pemahaman yang benar tentang esensi psikologi manusia dalam psikologi Islam
adalah metode nilai-nilai agama. Tentu saja, tidak ada definisi ilmiah yang mencakup
kedua zat tersebut. Ilmu lainnya sederhana. Definisi yang salah dapat memberikan kesan
“kehancuran” terhadap alam ajaran ketuhanan, sehingga dari sudut pandang psikologi
Islam, perilaku manusia dapat menjadi stabilitas bagi pemenuhan standar psikologis
manusia yang seumpama tidak dapat diterima dalam psikologi sekuler. Psikologi adalah
ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Seperti yang ditunjukkan oleh penelitian
psikologis, Islam sebagai agama universal dan ajarannya yang paling penting juga
memainkan peran penting dalam jiwa manusia. Psikologi Islam mempelajari prinsip-
prinsip penelitian psikologi manusia. Dengan mengacu pada sumber-sumber hukum
Islam, psikologi dari perspektif Islam dapat menangkap bagaimana konsep manusia
dalam Islam mencakup perilaku dan karakter manusia.

7. Islam dan Kesehatan


Islam sangat menitikberatkan pada persoalan kesehatan dengan cara menghimbau
dan menganjurkan untuk memegang teguh akan esensi kesehatan. Himbauan
memelihara kesehatan dapat dikerjakan dengan pencegahan dan tindakan represif. Dari
segi pencegahan, fokus Islam ditinjau dari lingkup kesehatan ini bisa ditinjau dari
bujukan untuk serius dalam memelihara kebersihan5. Dijelaskan dalam hadist berikut
“Dari Ibnu „Abbās ra berkata bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda:‟Banyak
6
manusia merugi karena dua nikmat; kesehatan dan waktu luang”. (H.R. Bukhari).

Perkembangan kedokteran Islam yang maju tidak semata-mata tiba, dengan


melaui berbagai macam proses dan beberpa faktor pendukung yang menopang
keberadaannya, yaitu berikut ini: 1. Penerjemahan buku-buku kedokteran. Di masa
pemerintahan khalifah Abasyiah, kepemimpinan Al-Mansur dilaksanakannya kegiatan
penerjemahan terhadap berbagai literatur medis yang pada awalnya berisikan kata
Yunani dan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab yang berpusat di Gundisyapur, Iran
yang berlangsung sejak tahun 900 -750 M/131 - 228 H, serta para penerjemah yang ada
pada masa tersebut berasal dari kaum Nestoria, Kristen dan juga Islam. 3. Dukungan
dari Khalifah. Zaman kejayaan islam ini juga merupakan hasil dari adanya dukungan
yang besar dari sang khalifah. Faktor berikutnya yang turut menopang terciptanya
zaman keemasan atau kejayaan Islam yaitu dibangunnya beberapa universitas dan
sekolah yang secara khusus mengajarkan mengenai ilmu kesehatan dan ilmu
kedokteran. 5. Berdirinya Rumah Sakit dengan Polikliniknya dan Poliklinik Keliling.

Di era milenial seperti saat ini, penyakit tidak hanya menyerang masyarakat kelas
bawah saja. Namun, banyak masyarakat golongan atas yang cenderung terkena penyakit
yang terbilang cukup berisiko seperti diabetes dan lainnya, terutama seperti awal tahun
2020 sudah merebaknya virus Covid-19 yang bisa menjadi penyakit mematikan dalam
segala kalangan. Perlu kita pertimbangkan, bahwa kesehatan itu membahas soal aspek
jasmani dan rohani. Situasi dan kondisi kesehatan masyarakat, akan berisiko tinggi
apabila masyarakat sendiri tidak bisa menjaga keseimbangan kebugaran jasmani dan

5
Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Bukhārī (Mesir: Maktabah „Ibad al-Rahman,
2008), 771.
6
Kaelany HD, Islam dan Aspek-aspek Kemasyarakatan, 169.
rohani mereka. Satu hal yang menitikberatkan kita untuk menjaga kesehatan tubuh ialah
dengan mengimplemntasikan pola hidup sehat atas dasar keinginan pribadi.
Karena, pada esensinya kesehatan hak milik semua orang, kita tidak bisa menggantinya
dengan barang ataupun uang. Al-Qur’an juga menyebutkan beragam rupa ayat yang
menghimbau manusia untuk tetap terus menjaga kesehatan mereka bukan hanya dari
aspek jasmani tetapi juga dalam hal rohaninya.

8. Islam dan Teknologi


Teknologi bisa dikatakan sebagai sistem keilmuan untuk memperoleh tujuan
secara efektif dan efisien, dalam artian lain teknologi ialah sarana bagi manusia dalam
menyediakan keperluan yang dibutuhkan demi kelangsungan hidupnya. Saat ini kita
sudah masuk ke dalam zaman generasi milenial yang dimana pencapaian manusia
terkhusus generasi muda sangatlah dipengaruhi oleh keterampilan mengoperasikan
teknologi. Hal ini dikarenakan teknologi merupakan alat penggerak pertumbuhan lewat
industri. Dengan demikian, Islam dan teknologi merupakan dua aspek yang dapat hidup
saling berdampingan. Misalnya dijelaskan pada QS Al- Anbiyaa ayat 80, dimana jika
ditafsirkan surat tersebut mengisyaratkan kepada kita untuk memanfaatkan dan
memadukan teknologi untuk dapat mempermudah pekerjaan dan keberlangsungan hidup
manusia. Allah SWT telah menceritakan tentang kisah Nabi Daud AS yang membuat
teropong, baju besi,  serta makanan yang dibuatnya sendiri. Selain itu, terdapat juga
Nabi Adam AS yang merupakan seorang petani. Selanjutnya, Nabi Nuh AS yang
sebagai seorang tukang kayu, lalu ada Luqman seorang penjahit, dan terakhir ada Thalut
yang menjadi pekerja penyamak kulit. Dari penemuan sebagai dasar ilmu pengetahuan
ke empat bentuk teknologi, ke tingkat penerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Islam merupakan agama yang mewajibkan seluruh umat untuk menuntut ilmu, sehingga
tidak heran jika banyak ilmuwan Islam yang menciptakan landasan ilmiah bagi
kemajuan teknologi. Pengembangan teknologi yang ada seperti bioteknologi seperti
pengembangan vaksin, rekayasa genetika seperti tabung bayi, kimia seperti pengetahuan
tentang partikel terkecil di Bumi, dan fisika seperti gerak tata surya. Hal ini dilakukan
untuk memudahkan kelangsungan hidup manusia dan menjelaskan kebesaran Allah
SWT karena kemajuan teknologi yang luar biasa. Semata-mata bukan karena
kemampuan manusia yang memuatnya, tetapi karna kuasa dan izin Allah SWT.
D. KESIMPULAN
Ilmu pengetahuan ini dipengaruhi oleh gagasan seberapa tinggi derajat daya pikir
yang terkandung pada Al-Qur'an dan Hadist. Naskah Yunani yang diterjemahkan oleh
Khilafah Al-Rasyid mencakup banyak cabang ilmu pengetahuan, seperti mathematics,
ilmu perbintangan, lingkup medis dan filsafat. Dengan bantuan ilmu pengetahuan, setiap
orang dapat mencapai kebenaran melalui penelitian ilmiah atau melalui proses tertentu
dengan berbagai cara lainnya. Dalam Islam, pengetahuan dianggap sebagai bagian dari
hajat manusia untuk meraih maslahah dan memastikan esensi dari mengenal Tuhan.
Oleh karenanya, Islam beritikad bahwa sains merupakan bagian dari pemenuhan
tanggung jawab manusia sebagai ciptaan Allah SWT. Islam ditujukan sebagai agama
global yang telah ada selama berabad-abad. Islam tidak hanya mengungkap aspek
penemuan yang dikaji oleh sains, namun, juga turut berpatisipasi dalam meraih prestasi
tersebut.

Al-Qur'an dan Ahli Sunnah menganjurkan umat Islam dalam memburu dan
memperoleh pengetahuan serta mendudukan mereka dengan berilmu ke standar yang
lebih tinggi. Jika ditinjau dan diperhatikan dari ayat-ayat Al-Qur'an tentang perintah
untuk menuntut ilmu, kita dapat melihat bahwa perintah ini memenuhi aspek universal,
terfokus dalam cabang ilmu yang disebut ilmu agama.

Tantangan Masyarakat Revolusi 5.0 memberikan pemahaman bahwa Islam dan


ilmu pengetahuan diperlukan untuk merancang SDM yang siap menempuh rintangan
dan tantangan teknologi. Generasi Milenial kini harus menyikapi perkembangan zaman
dan bersikap kritis sebagai dasar untuk menilai minat mereka terhadap teknologi untuk
mengetahui dampaknya diberbagai bidang.
DAFTAR PUSTAKA

Articles:

Tantangan Pendidikan Islam dalam Menghadapi Society 5.0 Jurnal Islamika: Jurnal
Ilmu-Ilmu Keislaman p-ISSN:1693-8712|e-ISSN: 2502-7565 Vol. 19, No. 02,
Desember 2019, 99 – 110

Asy`arie, M. (n.d.). Filsafat Islam, Kajian Ontologis, Epistemologis, Aksiologis, dan


Perspektif. Yogyakarta: LESFI.

Journal:

Abd. Wahid (2012) Korelasi Agama, Filsafat Dan Ilmu. Jurnal Substantia, Vol. 14, No.
2, Oktober 2012 https://jurnal.ar-raniry.ac.id/i ndex.php/ substantia/
article/download/4875/3158

Achmad Fuadi Husin (2014) Jurnal ISLAM DAN KESEHATAN


DOI:10.19105/islamuna.v1i2.567 bisa diakses di link berikut:
https://www.researchgate.net/publication/332561838_ISLAM_DAN_KESEH
ATAN
Hadi, Abdul. (2021). Pengetahuan Mahasiswa Biologi Mengenai Penerapan
Bioteknologi Rekayasa Genetika Ditinjau Dari Perspektif Islam. Journal of
Islamic Education. Vol. 3, No. 2. https://doi.org/10.51275/alim.v3i2.219

Hasyim, Baso (2013) Islam Dan Ilmu Pengetahuan (Pengaruh Temuan Sains Terhadap
Perubahan Islam). DOI: https://doi.org/10.24252/jdt.v14i1.319

Supriyatna, Eman (2019) Islam dan Ilmu Pengetahuan. Jurnal Soshum Insentif ISSN
2655 - 268X | 2655 – 2698 DOI : https://doi.org/10.36787/jsi.v2i1.106

Sutarto, Dendi (2018) Konflik Antara Agama Dan Sains Dalam Perspektif Filsafat
Sosial. Jurnal Trias Politika, Vol 2. No.1 : 29 - 39 April 2018.
https://www.journal.unrika.ac.id/index.php/jurnaltriaspolitika/article/download/12
36/960

Anda mungkin juga menyukai