A. Indikator Pembelajaran
1. Mengkonfigurasi mode Bridge pada Router MikroTik
2. Mengkonfigurasi Static Routing pada Router MikroTik
3. Mengkonfigurasi Firewall pada Router MikroTik
B. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu mengkonfigurasi mode Switch dan Bridge pada Router Mikrotik
dengan tepat.
2. Peserta didik mampu mengkonfigurasi Static Routing pada Router Mikrotik dengan
tepat.
3. Peserta didik mampu mengkonfigurasi Firewall pada Router Mikrotik dengan tepat.
D. Kegiatan Praktikum
1. Skenario Praktikum
Virtual Machine [eth1/internet source]
MikroTik2 MikroTik1
MikroTik2:
Adapter 1 = terhubung dengan MikroTik1 [Internal Network]
Adapter 2 = terhubung dengan PC2 [Internal Network]
PC1: Terhubung langsung dengan MikroTik1 [Internal Network]
PC2: Terhubung langsung dengan MikroTik2 [Internal Network]
2.3. Pastikan PC1 dan PC2 memiliki web browser atau aplikasi Winbox di dalamnya.
3.1. Pastikan PC1 dapat terhubung dengan MikroTik1 dan PC2 dengan MikroTik2
melalui Winbox atau Webfig.
3.2. Tetapkan IP PC1 dengan alamat 192.168.1.2/24.
Tambahkan bridge port pada bridge1 yang diarahkan ke interface ether2 dan
ether3.
Perhatikan bagian tab Hosts pada jendela Bridge! Identifikasi interface mana
saja yang terhubung (sebutkan nama interfacenya)! [lampirkan screenshoot hasil
pekerjaan anda]
3.5. Tetapkan IP PC2 dengan alamat 192.168.1.4/24.
Tambahkan bridge port pada bridge2 yang diarahkan ke interface ether1 dan
ether2.
Perhatikan bagian tab Hosts pada jendela Bridge! Identifikasi interface mana
saja yang terhubung (sebutkan nama interfacenya)! [lampirkan screenshoot hasil
pekerjaan anda]
3.7. Pada tabs port, kolom role, terdapat dua jenis role pada interface yang dijadikan
mode bridge pada MikroTik, yaitu designated port dan root port. Jelaskan
perbedaan dari kedua role tersebut!
3.9. Sebelum mengakhiri sesi Bridge pada MikroTik, lakukan penyimpanan konfigurasi
MikroTik (backup) dengan langkah-langkah: Files Backup Ketikan nama
“mode bridge” tanpa tanda petik Backup
3.10. Di akhir sesi Bridge, lakukan reset configuration dengan langkah-langkah: System
Reset Configuration centang bagian “No Default Configuration” Reset
Configuration Yes
4.4. Lakukan pengujian untuk memastikan bahwa (pastikan tidak terblok firewall):
PC1 – PC2 saling terhubung
PC1 – Virtualbox Network Adapter PC/Laptop anda saling terhubung
PC2 – Virtualbox Network Adapter PC/Laptop anda saling terhubung
[lampirkan screenshoot hasil pengujiannya]
4.5. Sebelum mengakhiri sesi Routing Statis pada MikroTik, lakukan penyimpanan
konfigurasi MikroTik (backup) dengan langkah-langkah: Files Backup
Ketikan nama “static routing” tanpa tanda petik Backup
5.1. Pada Winbox PC1, IP Firewall Fire Ruless klik tanda + untuk menambah
rule Firewall.
5.2. Pada jendela New Rule Firewall, pilih chain = input, protocol = icmp, dan In.
Interface = ether3, lalu berpindah ke tab Action dan pilih action = drop.
5.3. Pada PC2, cobalah untuk melakukan ping dengan tujuan MikroTik1 dan PC1.
Mengapa demikian? apakah itu protocol ICMP? [lampirkan screenshoot hasil
pengujiannya]
E. Studi Kasus
1. Agar dapat terhubung dengan internet, lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pada PC1 dan PC2, pastikan gateway sudah diberikan secara tepat dan DNS Server
terisi 8.8.8.8 (google)
b. Pada MikroTik1 & MikroTik2, pastikan DNS Server telah terisi: IP DNS Server
c. Pada MikroTik1 & MikroTik2, pastikan IP Firewall Nat telah terisi: IP Firewall
NAT, kemudian tambahkan konfigurasi: Chain = srcnat, Out. Interface = ether1,
Action = masquerade
2. Lakukan pengujian untuk memastikan PC1, MikroTik1, PC2, dan MikroTik2 dapat
terhubung dengan internet (ping ke google.com atau 8.8.8.8).
[lampirkan screenshoot hasil pengujiannya]
3. Perhatikan langkah 4.5. Pada IP Firewall NAT, konfigurasi chain memiliki dua jenis,
yaitu srcnat dan dstnat. Jelaskan perbedaannya dan bagaimana cara penggunaannya!