RESUME
BECOMING HUMAN
Apa yang membuat kita menjadi manusia, memberikan kemampuan untuk dapat
merenungkan masa lalu dan merenungkan masa depan. Siapa kita sebagai suatu spesies dan
dari mana kita berasal menjadi cerita yang luar biasa, membentang lebih dari 4 juta tahun.
Donald C. Johanson adalah salah satu dari banyak peneliti yang berdedikasi untuk menemukan
dan menafsirkan bukti asal-usul manusia. Di mulai di Afrika, tempat nenek moyang kita
pertama kali berada. Lebih dari jutaan tahun mereka terus berkembang
berkembang dan akhirnya meny
menyebar
ebar
ke seluruh dunia. Beberapa spesies disesuaikan
disesu aikan dengan dunia yang sedang berubah, sementasa
yang lain punah. Hari ini,hanya ada satu spesies manusia yang bertahan. Spesies itu
berkembang karena mereka meng
mengembangkan
embangkan budaya. Budaya lebih ko
kompleks
mpleks d
dari
ari y
yang
ang pernah
terlihat sebelumnya.
Hadar Ethiopia adalah tempat ziarah bagi kita yang mempelajari asal-usul manusia.
Terletak di wilayah Afar utasa, negara ini terkadang tidak ramah. Suhunya mencapai 125
derajat. Perjalanan pertama Donald C. Johnson pada tahun 1972 merupakan perjalanan
eksplorasi singkat. Hadar memiliki hak jenis geologi dan sangat kaya akan fosil hewan yang
berumur sekitar 3 juta tahun. Pada tahun 1973, beliau menemukan hominid fosil pertamanya,
yaitu sendi lutut. Spesimen itu beradal dari lapisan geologis berumur 3,4 juta tahun. Studi detil
anatomi fungsional dari lutut menunjukkan bahwa makhluk itu merupakan makhluk yang
berjalan tegak. Kemudian pada ta
tahun
hun 1974, kembali ke Hadar pada akhir November di dekat
ujung lapangan musim, terdapat penemuan yang pada akhirnya menyatakan bahwa Hada
merupakan salah satu tempat paling banyak ditemukan situs fosil hominoid yang dignifikan di
dunia.
Donald C. Johnson tidak menemukan banyak kecuali gigi kuda, bagian dari tengkorak
seekor babi yang punah, beberapa mutiara antelope, dan sedikit rahang monyet. Setelah dilihat
lebih dekat ternyata ditemukan bagian siku dan tulang-tulang lain. Apa yang ditemukkannya
adalah kerangka parsial yang mengikis dari sedimen Hadar Kuno, dan langsung teridentifikasi
bahwa itu adalah himinid yang sangat tua dan lengkap. Kerangka dengan perawakan mungil
yang ditemukan adalah kerangka perempuan, yang dijuluki Lucy.
Kaye Reed, adalah seorang peneliti Institute of Human Origins dan seorang
se orang profesor di
Universitas Muhammadiyah Malang, Departemen Antropolgi di Arizona State University.
Sebagai paleoecologist, melakukan upaya untuk merekonstruksi lingkungan tempat nenek
moyang tinggal.
Hadar saat ini adalah tempat yang sangat tandus dan berdebu. Ada sedikit hujan turun.
Tiga juta tahun lali kita tahu bahwa ada banyak sekali penjelajahan binatang yang berarti
adabanyak makanan dan pohon. Pohon-pohon ini mengkin terbentang dari sungai Awash kuno
sejauh bermil-mil. Kita bisa melihat buah kurma, dan buah ara, serta hal lain yang dapat
dimakan monyet. Yang lebih penting lagi, tentunya sesuatu
s esuatu yang dapat hominid makan.
Reed bekerja dengan orang Afar setempat dan mengumpulkan sisa-sisa fosil hewan
yang ditemukan dalam hubungannya dengan hominid. Afars adalah pemandu dan penjaga,
tanpa mereka pekerjaan di Hadar tidak mungkin dilakukan. Mereka bekerja sama untuk
menunjukkan jenis fosil yang mereka cari, misalnya gigi karnivora, panjangnya yang sempit
digunakan untuk mengiris daging. Setiap fosil yang ditemukan berisi informasi berharga dan
dapat digunakan untuk mengetahui proses apa yang mempengaruhi pelestarian tulang antara
waktu kematian dan saat penemuan jutaan tahun kemudian. Setra memberikan wawasan
berharga tentang dunia nenek moyang kita. Mereka melakukan banyak hal yang disebut
“tafikonomi” yang merupakan studi tentang hukum penguburan atau bagaimana caranya
hewan masuk ke deposito di tempat pertama. Dalam kumpulan fosil rata-rata tulang menumpuk
dalam jangka waktu yang panjang, terkadang ribuan tahun. Tanda khusus pada tulang dan
paparan lingkungan
lingkungan seperti p
pelapukan
elapukan dan penggulungan air memberikan petunjuk tentang apa
Pada tahun 1871, naturalis Charles Darwin, bekerja tanpa manfaat dari rekaman fosil
atau penelitian genetika modern, mengemukakan bahwa manusia dan kera Afrika pasti telah
berbagi nenek moyang yang sama. Berkat berbagai studi anatomis dan molekuler yag kita
ketahui, bahwa kerabat terdekat kita adalah simpanse Afrika. Dua spesies ini berbagi sekitar
98% gen yang sama tapi hubungan dekat ini tidak berarti kita berevolusi dari simpanse juga
tidak berarti kita berevolusi dari simpanse. Delapan juta tahun yang lalu, masa yang dikenal
sebagai Miosen bagian utama benua ini tertutup oleh hutan yang rimbun. Kera berkembang di
hutan ini, makan, dan tidur, serta dengan mudah menavigasi dunia ini di atas tanah. Adaptasi
evolusioner dalam anatomi mereka seperti menggenggam jari kaki dan mobilitas sendi dan
lengan serta bahu, yang membuat kera dapat hidup dengan baik di lingkungan arboreal. Tapi
munali sekitar 6 juta tahun yang lalu, dunia menjadi tempat yang jauh lebih kering dan lebih
dingin. Hutan Afrika, rumah bagi kera Miosen mulai menipis dan diganti secara bertahap hutan
terbuka. Meskipun sebagian besar spesies kera punah, beberapa waktu kemudian mulai
beradaptasi dengan lingkungan baru. Salah satu spesies yang bertahan adalah nenek moyang
yang sama kera dan manusia Afrika.
sedang makan binatang, dapat diduga mereka menangkapnya yang berarti seorang karnivora.
Ada konsekuensi menjadi karnivora, daging ditemukan dimana mana. Seperti herbivore makan
tumbuhan dan spesies herbivore dapat diketahui struktur komunitasnya dengan mencocokan
apa yang telah merak makan. Namun karnivor tidak seperti itu, karnivora memiliki rentang
jelajah yang besar. Inilah yang menyebabkan
menyebabkan p
persebaran
ersebaran yang sangat besar bagi Homo erectus.
bagi Homo erectus.
Mereka tidak hanya memiliki kemajuan budaya tapi juga merupakan induk evolusi manusia.
Paba bulan agustus 1856 pekerja menggali di gua batu kapur, disebut Feldofer di
Jerman menemukan sisa-sisa fosil makhluk hidup yang diduga Hominid. Gua Feldofer
menghasilkan fosil tutup tengkorak, tulang dari kedua lengan, bagian panggul dan pecahan
tulang belikat serta tulang rusuk. Beberapa tulang terlihat berbeda dengan manusia modern.
bernama Homo
Setelahnya pada tahun 1864 ditempat yang berbeda ditemukan spesies hominid bernama Homo
neaderthalenis.. Selama lebih dari 200.000 tahun mereka sukses dapat bertahan dan berevolusi
neaderthalenis
di iklim dingin. Persebaran mereka terhalang oleh geologi dan iklim, sehingga tersebar di
seluruh Eropa dan Asia Barat. Isolasi relaatif di wilayah ini memungkinkan Neaderthal
berkembang seperangkat perilaku dan anatomi unik yang membedakannya dari manusia
modern. Banyak hal yang membedakan Neaderthal dengan manusia modern. Beberapa ahli
mengatakan spesies ini erat dengan manusia namun sangat berbeda. Tidak ada yang
menyarankan Neanderthal berevolusi menjadi manusia modern. Mereka merupakan populasi
yang telah punah.
Selama beberapa ratus ribu tahun Neanderthal eksis di Eropa dan Asia Barat. Namun
mereka tiba-tiba punah dan menghilang. Peneliti mengatakan bahwa kepunahan ini karna
persaingan ekologis dengan Homo sapiens
dengan Homo sapiens.. Namun belum ada bukti yang kuat dari pernyataan
ini. Banyak dikatakan bahwa Neanderthal dengan manusia modern terjadi kawin silang. Akan
tetapi urutan DNa mereka jauh berbeda dengan manusia modern, sehingga dikatakan tidak ada
kontribusi pada genom manusia modern.
Aktifitas nenek moyang manusia dapat teramati dari bukti adanya lukisan di gua batu
kapur atau ukiran seni yang mereka ekspresikan.
ekspres ikan. Mereka juga menumpuk batu-batu besar yang
digunakan untuk menampung air selama musim kemarau. Kebudayan yang sangat kaya
ditemukan didalam gua. Hal yang menjadi sandingan dengan manusia modern adalah adanya
cetakan tangan di dinding gua. Melalui gambar tersebut, dapat diketahui bahwa itu merupakan
bentuk komunikasi
komunikasi yang menceritakan tentang d
dunia
unia sekitarnya. Seni lukis tersebut ditemukan
di Australia.