Adhetia Martyanti
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Alma Ata Yogyakarta
Abstract
This study aims to explain how the problem posing approach adopted in the study of
mathematics can develop students’ critical thinking skills. The method used in this research is
literature study (library research). The data in this study is a secondary data such as the results
of the research as scientific books, scientific journals, research reports, and other relevant
sources. Data analysis techniques in the study include three stages, namely organize, synthesize,
and identify.
These results showed that the problem posing approach to the stages of learning, among
others (1) create a situation of mathematics; (2) create a mathematical question; (3) solve math
problem; (4) to apply mathematics, has relevance to the indicators on critical thinking skills,
which include interpretation, analysis, evaluation, and decision. Overall, it was concluded
that the students’ critical thinking skills can be improved by the application of problem posing
approach in the learning process.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pendekatan problem posing yang
diterapkan dalam pembelajaran matematika dapat mengembangkan kemamp[uan berpikir kritis
siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka (library research).
Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berupa hasil-hasil penelitian seperti
buku-buku ilmiah, jurnal ilmiah, laporan penelitian, dan sumber lain yang relevan. Teknik
analisis data dalam penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu organize, synthesize, dan identify.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan problem posing dengan tahapan
pembelajaran, antara lain (1) membuat situasi matematika; (2) membuat pertanyaan matematika;
(3) menyelesaikan soal matematika; (4) mengaplikasikan matematika, memiliki relevansi dengan
indikator pada kemampuan berpikir kritis, yang meliputi interpretasi, analisis, evaluasi, dan
keputusan. Secara keseluruhan, disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa dapat
ditingkatkan dengan penerapan pendekatan problem posing dalam proses pembelajaran.
menengah tidak mampu menyelesaikan dengan matematika); (3) solving mathematics problem
baik tugas-tugas yang menunjukkan kompetensi (menyelesaikan soal matematika); (4) appliying
berpikir kritis6. mathematics (mengaplikasikan matematika).
Sehubungan dengan rendahnya Tahapan-tahapan tersebut dimungkinkan
kemampuan berpikir kritis, kritikus Jacquelin dapat menumbuhkan kemampuan berpikir
dan Brooks mengungkapkan bahwa sedikit kritis siswa dalam belajar matematika. Dalam
sekolah yang mengajarkan siswanya berpikir kajian ini dikemukakan mengenai keterkaitan
kritis7. Guru masih senang mengajar dengan pola problem posing yang diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran konvensional dan sedikit sekali pembelajaran dan pengembangan kemampuan
melihat peluang-peluang untuk melakukan berpikir kritis siswa.
kegiatan yang lebih inovatif8. Pembelajaran
matematika di kelas bahwa pada umumnya guru METODE PENELITIAN
menjadi pusat pembelajaran pada hampir semua Metode yang digunakan dalam penelitian
aktivitas pembelajaran dengan memperlakukan ini merupakan penelitian studi kepustakaan
siswa sebagai kotak kosong yang perlu diisi9. (library research). Dalam penelitian ini
Keadaan yang demikian tidak kondusif untuk dikaji pengetahuan, gagasan, atau temuan
pengajaran matematika atau untuk proses yang terdapat di dalam literatur sehingga
pembelajaran. Keadaan ini mengisyaratkan memberikan informasi teoritis dan ilmiah terkait
bahwa pemilihan metode pembelajaran dengan penerapan pendekatan problem posing
merupakan hal yang sangat penting yang perlu dalam pembelajaran matematika. Data yang
diperhatikan untuk menumbuhkan kemampuan dikumpulkan dan dianalisis merupakan data
berpikir ktitis. sekunder yang berupa hasil-hasil penelitian
Problem posing merupakan inti penting seperti buku-buku ilmiah, jurnal ilmiah, laporan
dalam disiplin ilmu matematika dan dalam penelitian, dan sumber lain yang relevan
hakikat berpikir matematis10. Problem posing dengan penerapan pendekatan problem posing
adalah suatu pendekatan yang menuntut dalam pembelajaran guna mengembangkan
siswa untuk mengajukan pertanyaan dan kemampuan berpikir kritis siwa.
membuat penyelesaian yang diharapkan mampu Teknik analisis data dalam penelitian ini
mengembangkan kemampuan berpikir, terutama meliputi 3 tahapan, yaitu organize, synthesize,
keterampilan berpikir kritis. Pendekatan problem dan identify. Pada tahapan pertama yaitu
posing memiliki tahapan dalam pembelajaran, organize, penulis mengorganisasikan dan
yaitu (1) creating mathematics problem mereview literatur-literatur yang akan digunakan
(membuat situasi matematika); (2) posing agar relevan dengan permasalahan yang
mathematics problem (membuat pertanyaan diteliti. Pada tahapaan ini penulis melakukan
pencarian ide, tujuan, dan simpulan dari
6
NCTM, Principles and standars for school
beberapa literatur dimulai dari membaca
mathematics (Reston, VA: the National Council of abstrak, pendahuluan, metode serta pembahasan
Teachers of Mathematics, Inc., 2000) serta mengelompokkan literatur berdasarkan
7
Santrock, J. W., Life-Span Development, (3rd ed.) kategori-kategori tertentu. Kedua, synthesize
(New York: McGraw-Hill, 2007) yakni menyatukan hasil organisasi literatur
8
Hudoyo, Herman. Belajar Mengajar Matematika menjadi suatu ringkasan agar menjadi
(Jakarta: P2LPTK, 1988) hlm. 2
9
Fauzan, Ahmad. Applying Mathemathics
satu kesatuan yang padu, dengan mencari
Education (Rme) In Teaching Geometry In Indonesia keterkaitan antar literatur. Ketiga, identify yakni
Primary Schools. Tesis, (University of Twete: tidak mengidentifikasi isu-isu kontroversi dalam
dipublikasikan, 2002) hlm. 27 literatur. Isu kontroversi yang dimaksud adalah
10
Silver, E. A. & Cai, J. An analysis of arithmetic isu yang dianggap penting untuk dikupas atau
problem posing by middle school students. Journal for dianalisis, guna mendapatkan suatu tulisan yang
Research in Mathematics Education, 27 (5), 1996, hlm.
521-539
menarik dan terkini.
terhadap situasi atau informasi tersebut28. Oleh pembelajaran yang melibatkan pembuatan
sebab itu, kemampuan berpikir kritis dalam formula dan soal ini kemudian diartikan sebagai
pembelajaran matematika dapat dikembangkan pendekatan problem posing. Problem posing
dengan cara menghadapkan siswa pada situasi merupakan suatu pendekatan yang menekankan
tertentu sehingga siswa mampu mengkonstruksi pada perumusan soal. Perumusan soal yang
pemikirannnya sendiri berdasarkan situasi dimaksudkan adalah perumusan soal oleh siswa
tersebut. atas bimbingan guru untuk menyelesaikan soal
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas yang lebih sulit30.
dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir Pendekatan problem posing merupakan
kritis merupakan kemampuan berpikir tingkat suatu metode pembelajaran yang menekankan
tinggi yang terdiri dari elemen penting seperti siswa mengajukan pertanyaan sendiri atau
menginterpretasi, menganalisis, mengevaluasi, merumuskan ulang soal menjadi pertanyaan-
serta membuat suatu keputusan untuk pertanyaan sederhana yang lebih sederhana
memecahkan masalah. Dalam pembelajaran yang mengacu pada penyelesaian soal tersebut
matematika, kemampuan berpikir kritis dan dapat dikuasai siswa. Problem posing
matematis berkenaan dengan pemecahan mengarah pada pembuatan masalah baru dan
masalah matematika yang melibatkan perumusan ulang masalah yang diberikan31. Jadi
pengetahuan, penalaran, dan pembuktian. pembuatan soal bisa merupakan soal baru yang
Dari pengertian di atas, dapat ditarik mengacu pada situasi yang diberikan maupun
kesimpulan bahwa kemampuan berpikir kritis perumusan ulang soal dari permasalahan
mencakup beberapa indikator antara lain: (1) yang telah ada. Sejalan dengan hal tersebut,
interpretasi yaitu kemampuan memahami atau pendapat lain menyatakan bahwa bahwa
mengungkapkan makna dari data atau situasi problem posing adalah pembuatan masalah
yang disajikan dalam sebuah permasalahan baru atau pembongkaran (perumusan) kembali
matematika; (2) analisis yaitu kemampuan terhadap masalah yang sudah ada32. Pendekatan
mengidentifikasi hubungan antara data yang pembelajaran ini mengarahkan pada siswa
diberikan dan menalar argumen yang diberikan; untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.
(3) evaluasi yaitu kemampuan menemukan Dalam hal ini, problem posing merupakan salah
dan membuktikan kesalahan dalam sebuah satu pendekatan pembelajaran yang menuntut
permasalahan matematika; (4) keputusan yaitu adanya keaktifan siswa baik mental maupun
kemampuan membuat kesimpulan dari suatu fisik.
permasalahan matematika. Problem posing merupakan tugas guru
untuk mendesain kebutuhan siswa dalam
Problem Posing membuat satu atau lebih masalah33. Artinya,
Dalam pembelajaran, siswa seharusnya 30
Haji, S., Pendekatan problem posing dalam
diberikan kesempatan untuk memecahkan pembelajaran matematika di sekolah dasar. Jurnal
masalah matematika dengan menggunakan Kependidikan Triadik, 2011, 14 (1), 55-63, hlm 58
berbagai macam strategi dan untuk 31
Silver, E. A., et al., Posing mathematical
memformulasikan dan membuat soal sendiri problems: an exploratory study. Journal for Research in
dari situasi yang diberikan 29. Pendekatan Mathematics Education, 1996, 27 (3), 293-309. hlm. 294
32
Zakaria, E. & Ngah, N., A preliminary analysis
of students’ problem-posing ability and its relationship
28
Sabandar, J., Berpikir Reflektif. ………... hlm 5 to attitudes towards problem solving. Research Journal
29
Yuan, X. & Sriraman, B., The elements of of Applied Sciences, Engineering and Technology, 2011,
creativity and giftedness in mathematics. Dalam B. 3 (9), 866-870, hlm. 866
Sriraman & K. H. Lee (Ed.). An Exploratory Study 33
Lin, P., Supporting teachers on designing
of Relationships between Students’ Creativity and problem-posing tasks as a tool of assesment to understand
Mathematical Problem-Posing Abilities: Comparing student’s mathematical learning. Prosiding, The 28th
Chinese and U.S Students (AW Rotterdam: Sense Conference of the International Group for the Psychology
Publishers, 2011) hlm. 6 of Mathematics Education yang diselenggarakan oleh
suatu pendekatan pembelajaran disebut sebagai posing situation (situasi terstruktur). Situasi
pendekatan problem posing jika melibatkan bebas diartikan sebagai siswa membuat soal
proses pembuatan masalah oleh siswa. Masalah tanpa ada ada batasan aturan dalam membuat
yang dimaksudkan dalam hal ini adalah soal soal. Situasi semi terstruktur diartikan sebagai
matematika. Pengajuan soal matematika siswa membuat soal yang sejenis dengan
terdiri atas dua aspek penting, yaitu accepting masalah/situasi yang diberikan guru atau siswa
(menerima) dan challenging (menantang). membuat soal berdasarkan atas gambar dan
Accepting berkaitan dengan siswa menerima diagram yang diberikan guru. Situasi problem
situasi yang diberikan guru dan berkaitan posing terstruktur diartikan sebagai siswa
dengan kemampuan mereka dalam memahami membuat soal dengan mereformulasikan soal
situasi yang diberikan tersebut. Challenging yang telah diselesaikan atau dengan mengubah
berkaitan dengan sejauh mana siswa merasa kondisi atau pertanyaan dari soal yang diberikan
tertantang dari situasi yang diberikan sehingga tersebut37.
melahirkan kemampuan untuk membuat soal34. Pada pendekatan problem posing, siswa
Problem posing dimulai dengan pelajar dianjurkan untuk melewati tiga tingkatan
mengalami diri sebagai orang yang berpengetahuan pembelajaran. Pada tingkatan pertama, siswa
dengan ”(1) writing (menulis), (2) critically diminta untuk membuat atribut atau sifat yang
examining the knowledge in a field (memeriksa termuat dari masalah yang sedang dihadapi.
secara kritis pengetahuan di lapangan), (3) Pada tingkatan kedua, mereka seharusnya
identifying the individual aspect and social contex mengisyaratkan pertanyaan “Bagaimanakah
of a problem (mengidentifikasi aspek individu jika tidak?” dan kemudian menentukan alternatif
dan masalah konteks sosial), and (4) identifying sifat yang lain. Tingkatan yang ketiga adalah
possible collective actions (mengidentifikasi menanyakan pertanyaan baru, yang diinspirasi
tindakan-tindakan kolektif)”35. oleh alternatif sifat yang lain tersebut38.
Problem posing secara umum terdiri atas Langkah-langkah pendekatan problem
tiga bentuk aktivitas kognitif yang berbeda yaitu: posing, yaitu sebagai berikut:
(1) presolution posing, dimana seorang siswa 1. Choosing a starting point (memilih titik
membuat soal dari situasi yang disediakan; (2) awal). Pada langkah ini, guru menyajikan
within-solution posing, dimana seorang siswa situasi tertentu kepada siswa. Situasi bisa
merumuskan ulang soal seperti yang telah berupa gambar, teorema, soal, dan lain
diselesaikan; (3) postsolution posing, dimana sebagainya.
seorang siswa memodifikasi tujuan atau kondisi 2. Listing attributes (mendaftar sifat-sifat).
soal yang sudah diselesaikan untuk membuat Pada langkah ini, siswa diminta untuk
soal baru36. mendaftar sifat-sifat yang dimiliki oleh
Kondisi problem posing diklasifikasikan situasi tersebut. Mendaftar sebanyak
menjadi tiga tipe yaitu: (1) free-situation (situasi mungkin sifat, itulah yang diharapkan pada
bebas); (2) semi-structured situation (situasi langkah ini.
semi terstruktur); dan (3) structured problem-
informasi yang ditemukan dalam situasi yang merupakan salah satu komponen dalam isu
diberikan (analisis). Selanjutnya pada tahapan kecerdasan abad ke-21. Kemampuan berpikir
ketiga yaitu menyelesaikan soal matematika, kritis merupakan kemampuan berpikir tingkat
siswa diminta mencari penyelesaian dari tinggi yang terdiri dari elemen penting seperti
pertanyaan yang mereka buat. Siswa juga menginterpretasi, menganalisis, mengevaluasi,
dapat bertukar pertanyaan dengan siswa lain serta membuat suatu keputusan untuk
kemudian mencari solusi dari soal tersebut. memecahkan masalah. Dalam pembelajaran
Pada saat itu, siswa dapat melakukan crosscheck matematika, kemampuan berpikir kritis
tentang informasi yang telah mereka peroleh matematis berkenaan dengan pemecahan
dari proses sebelumnya. Selain itu siswa dapat masalah matematika yang melibatkan
menemukan dan membuktikan kesalahan pengetahuan, penalaran, dan pembuktian.
dalam sebuah permasalahan matematika Menumbuhkan kemampuan berpikir
(evaluasi), baik yang berasal dari pertanyaan kritis siswa dalam belajar matematika dapat
yang mereka buat maupun pertanyaan yang diwujudkan melalui proses pembelajaran
mereka peroleh dari siswa lain. Tahapan terakhir yang menerapkan prinsip pembelajaran
yaitu mengaplikasikan matematika, dimana abad ke-21 dimana siswa terlibat secara
siswa dituntut untuk menerapkan konsep aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
matematika yang telah mereka temukan. Pada Pendekatan problem posing sangat mendukung
tahapan ini siswa membuat kesimpulan dari terlaksananya prinsip pembelajaran tersebut
suatu permasalahan matematika, yang dapat melalui tahapan pembelajaran, antara lain (1)
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan membuat situasi matematika; (2) membuat
yang lain (keputusan). pertanyaan matematika; (3) menyelesaikan soal
Keterkaitan antara pendekatan problem matematika; (4) mengaplikasikan matematika.
posing dan kemampuan berpikir kritis juga Proses pembelajaran matematika menggunakan
diungkapkan dalam hasil penelitian yang keempat tahapan tersebut memiliki relevansi
menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan dengan indikator pada kemampuan berpikir
kemampuan berpikir kritis matematik kritis, yang meliputi interpretasi, analisis,
yang signifikan pada siswa yang mengikuti evaluasi, dan keputusan. Secara keseluruhan,
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis
problem posing41. Hal yang serupa diungkapkan siswa dapat ditingkatkan dengan penerapan
pula dalam penelitian yang menyimpulkan pendekatan problem posing dalam proses
bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis pembelajaran.
matematis siswa yang memperoleh pembelajaran
dengan pendekatan problem posing secara DAFTAR PUSTAKA
signifikan lebih baik daripada siswa yang Arends, R. I., & Klicher, A., 2010. Teaching for
memperoleh pembelajaran konvensional42. student learning becoming on accomplished
teacher. Madison Avenue: Routledge Taylor
KESIMPULAN and Francis Group.
Kemampuan berpikir kritis merupakan Boyce, M. E., 2007. Teaching critically as an
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang act of praxis and resistance. Diakses tanggal
8 Desember 2012, dari http://www.nap.edu.
41
Lambertus, Anggo, M., & Suddin, S. (2014).
Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematik
com.
Siswa SMP Melalui Pendekatan Pembelajaran Problem Brown, S. I. & Walter, M. I., 2005. The art of
Posing. Jurnal Pendidikan Matematika, 2014, 5 (1), problem posing (3rd ed). Mahwah: Lawrence
89-98, hlm. 97 Erlbaum Associates, Publishers.
42
Mahmuzah, R., Peningkatan Kemampuan Carrol, D. W., Keniston, A. H., & Peden, B.
Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis Siswa SMP F., 2008. Integrating critical thinking with
dengan Menggunakan Pendekatan Problem Posing.
Jurnal Didaktik Matematika, 2014, 2 (1), 43-53, hlm. 51
course content. Dalam Dunn, D.S, Halonen,
J.S., & Smith, R.A (Ed). Teaching Critical Pendekatan Pembelajaran Problem Posing.
Thinking in Psychology: A Handbook of Best Jurnal Pendidikan Matematika, 5 (1), 89-98.
Practices. Chichester: John Willey-Sons, Lavy, I. & Shriki, A., 2007. Problem posing
Ltd., Publication. as a means for developing mathematical
Cottrell, S., 2005. Critical Thinking Skills, knowledge of prospective teachers. Prosiding,
Developing Effective Analysis and Argument. The 31st Conference of the International
New York: Palgrave Macmillan. Group for the Psychology of Mathematics
Ennis, R. H., 1996. Critical thinking disposition: Education yang diselenggarakan oleh PME,
their nature and assessability. Informal tanggal 8-13 Juli 2007. Seoul: PME
Logic, 18 (2,3), 165-182. Lin, P., 2004. Supporting teachers on designing
Fachrurazi., 2011. Penerapan Pembelajaran problem-posing tasks as a tool of assesment
Berbasis Masalah untuk Meningkatkan to understand student’s mathematical
Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi learning. Prosiding, The 28th Conference
Matematis Siswa Sekolah Dasar. Diakses of the International Group for the
tanggal 7 April 2014, dari http://jurnal.upi. Psychology of Mathematics Education yang
edu/file/8-Fachrurazi.pdf. diselenggarakan oleh PME, tanggal 14-18
Fauzan, Ahmad., 2002. Applying Mathemathics Juli 2004, Bergen: PME.
Education (Rme) In Teaching Geometry Mahmuzah, R., 2014. Peningkatan Kemampuan
In Indonesia Primary Schools. Tesis, tidak Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis
dipublikasikan. University of Twete Siswa SMP dengan Menggunakan
Fisher, R., 1995. Thinking Children to Think, Pendekatan Problem Posing. Jurnal Didaktik
Cheltenham: Stanley Thornes Ltd. Matematika, 2 (1), 43-53
Gambrill, E., & Gibbs, L., 2009. Critical Moon, J., 2008. Critical Thinking. An Exploration
Thinking for Helping Professional. Madison of Theory and Practice. Madison Avenue:
Avenue: OXFORD University Press. Routledge Taylor & Francis Group.
Glazer, E., 2001. Using internet primary NCTM., 2000. Principles and standars for school
sources to teach critical thinking skills in mathematics. Reston, VA: the National
mathematics. London: Greenwood Press. Council of Teachers of Mathematics, Inc.
Haji, S., 2011. Pendekatan problem posing Nur, M. & Wikandari, Retno., 2000. Pengajaran
dalam pembelajaran matematika di sekolah Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan
dasar. Jurnal Kependidikan Triadik, 14 (1), Kontruktivisme dalam Pengajaran.
55-63. Surabaya: Pusat Studi Matematika dan IPA
Hudoyo, Herman., 1988. Belajar Mengajar Sekolah Universitas Surabaya.
Matematika. Jakarta: P2LPTK. Orlich, D. C., et al., 2010. Teaching strategies:
Kemendikbud., 2006. Peraturan Menteri a guide to effective instruction. Boston:
Pendidikan Nasional Nomor 22, Tahun 2006, Wadsworth,Cengage Learning.
tentang Standar Isi. Jakarta: Kemdikbud. Peter, E.E., 2012. Critical thinking: Essence
Kuebli, J. E., Harvey, R. D., & Korn, J. H., for teaching mathematics and mathematics
2008. Critical thinking in critical course: problem solving skills. African Journal
principles and applications. Dalam Dunn, of Mathematics and Computer Science
D.S, Halonen, J.S., & Smith, R.A (Ed). Research, 5 (3), 39-43.
Teaching Critical Thinking in Psychology: Pittalis, M., et al., 2004. A structural model
A Handbook of Best Practices. Chichester: for problem posing. Prosiding, The 28th
John Willey-Sons, Ltd., Publication. Conference of the International Group for
Lambertus, Anggo, M., & Suddin, S., 2014. the Psychology of Mathematics Education
Mengembangkan Kemampuan Berpikir yang diselenggarakan oleh PME, tanggal
Kritis Matematik Siswa SMP Melalui 14-18 Juli 2004, Bergen: PME.
Ruggerio, V. R., 2012. Beyond Feelings: A Guide Sudradjat, 2008. Peranan matematika dalam
to Critical Thinking (9 th ed). New York: perkembangan ilmu pengetahuan dan
McGraw-Hill. teknologi. Prosiding Seminar Sehari The
Sabandar, J., 2007. Berpikir Reflektif. Power of Mathematics for all Aplications
Prosiding, Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh HIMATIKA
Matematika yang diselenggarakan oleh UNISBA, tanggal 7 Januari 2008.
FPMIPA UPI, tanggal 8 Desember 2007, Bandung: Universitas Islam Bandung.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Januari
Santrock, J. W., 2007. Life-Span Development, (3rd Xia, X., Lu, C., & Wang, B., 2008. Research
ed.). New York: McGraw-Hill. on mathematics instruction experiment
Shriner, M., 2006. Critical thinking in higher based problem posing. Journal of
education: an annotated bibliography. Diakses Mathematics Education, 1 (1), 153-163.
tanggal 10 Desember 2012, dari http://www. Yuan, X. & Sriraman, B., 2011. The
insightjournal.net/Volume1/Critical%20 elements of creativity and giftedness
Thinking%20in%20Higher%20Education%20 in mathematics. Dalam B. Sriraman &
An%20Annotated%20Bibliography.pdf K. H. Lee (Ed.). An Exploratory Study
Silver, E. A. & Cai, J., 1996. An analysis of of Relationships between Students’
arithmetic problem posing by middle school Creativity and Mathematical Problem-
students. Journal for Research in Mathematics Posing Abilities: Comparing Chinese
Education, 27 (5), 521-539. and U.S Students. AW Rotterdam: Sense
Silver, E. A., et al., 1996. Posing mathematical Publishers.
problems: an exploratory study. Journal for Zakaria, E. & Ngah, N., 2011. A preliminary
Research in Mathematics Education, 27 (3), analysis of students’ problem-posing
293-309. ability and its relationship to attitudes
Slavin, R.E., 2006. Educational psychology: towards problem solving. Research
theory and practice (8th ed.). Boston: Pearson Journal of Applied Sciences, Engineering
Education International. and Technology, 3 (9), 866-870.