Anda di halaman 1dari 2

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI Jenis Ujian : UTS

(UNINDRA) Nama : Novita Fauziyah


FAKULTAS PASCASARJANA NPM : 20217270026
SEMESTER GASAL T.A.2021/2022 Program Studi : Pendidikan MIPA
Jl. Nangka No.58C Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan Mata Kuliah : Filsafat dan Sejarah Pemikiran MIPA
Tlp.: (021) 78835283 – 7818718 ex .: 104 Kelas/Semester : 2n/Semester 1
Dosen : Dr. Kristiyanto, S. Pd, M. Si
Ket: *) Coret/hilangkan yang tidak perlu

1. Mereview atau mengkritisi sutau jurnal tidak sama dengan menulis kembali isi jurnal. Setelah membaca dan
memahami isi jurnal kemudian menangkap hal-hal penting yang dibahas di jurnal, kita memberikan
argumen mengenai jurnal tersebut. Argumen yang dibuat menggunakan kalimat sendiri bukan copy paste isi
jurnal. Pendekatan dalam menjelaskan harus kritis sesuai topiknya. Argumentasi sebagai pengkritik harus
terlihat, kemudian bagaimana implikasinya dalam kehidupan harus ditelusuri juga. Bila perlu juga
menelusuri lebih dari satu jurnal yang semisalnya untuk menmperkaya wawasan sehingga argumen kita bisa
lebih tajam. Ketika sudah mereview jurnal dan kemudian dipresentasikan dalam bentuk power poin, maka
diharapkan tampilan singkat, padat, jelas, tidak banyak tulisan. Sedikit namun mewakili hasil review. Dari
review jurnal ini saya makin memahami bahwa hal ini tidak sama dengan sekadar membaca dan
menjelaskan ulang, tapi pada intinya bisa memberikan argumen kritis kita sebagai pembaca.

2. Perkembangan masyarakat bisa dilihat dari perkembangan teknologinya. Saat teknologi masih sederhana,
maka perkembangan masyarakat pun mengikuti. Perkembangan teknologi juga berkorelasi dengan
pembangunan berkelanjutan dan masalah ekologi. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang
memenuhi kebutuhan saat ini dan yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan menyatukan kepedulian
terhadap daya dukung sistem alam dan tantangan sosial. Daya dukung atau carrying capacity merupakan
istilah yang berkaitan dengan jumlah populasi yang dapat didukung oleh suatu area tanpa mengurangi
kemampuannya untuk mendukung lebih banyak populasi di masa depan. Dari grafik tersebut terlihat ada
beberapa era peradaban masyarakat. Pertama, era nomaden. Pada era ini masyarakat hidup berpindah dari
satu tempat ke tempat lainnya tergantung ketersediaan makanan dan hewan buruan. Manusia pada masa itu
bertahan hidup dengan berburu dan meramu. Mereka belum memiliki kemampuan menetap dan mengolah
makanan, alat-alat yang digunakan pun masih sederhana. Kedua, yaitu era pertanian. Pertanian muncul
ketika suatu masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Pertanian
mendorong manusia untuk hidup menetap dan mendorong kemunculan peradaban. Perkembangan teknologi
mendorong era ini menjadi lebih maju dari nomaden. Ketiga, era industry. Kemajuan teknologi mendorong
perkembangan masyarakat juga peradaban. Alat-alat yang digunakan untuk mendukung kehidupan makin
berkembang sejak ditemukannya mesin. Namun dampak ke lingkungan juga ada. Mulai terjadi polusi akibat
penggunaan mesin-mesin. Keempat, yaitu era informasi. Pada era ini merupakan periode yang melibatkan
banyak informasi dalam pengambilan keputusan. Teknologi informasi mendorong semakin pesatnya
penyajian informasi untuk memenuhi kebutuhan bagi semua pihak. Pembangunan pun makin meluas seiring
dengan kehidupan masyarakat. Sebagai contoh, pembangunan huniah mewah, pusat perbelanjaan, fasilitas
olahraga, kecantikan dan lainnya terutama di kota besar. Terlebih dengan pertambahan jumlah penduduk.
Jika ditelisik lebih dalam, jumlah penduduk yang makin banyak terutama karena kaum urban di kota besar,
perkembangan informasi yang pesat dan masifnya pembangunan yang mengurangi ruang terbuka jika terus
terjadi tanpa kendali maka akan terjadi collaps. Kota Jakarta misalnya, dulu dan kini wajahnya berbeda.
Gedung bercakar langit ada di mana-mana, bahkan di sekitar teluk Jakarta pun dilakukan pembangunan
Kawasan elit. Jumlah penduduk makin bertambah, banjir selalu menjadi langganan setipa tahun. Jika
dibiarkan terus menerus tanpa kendali maka tidak akan mencapai era sustainability atau berkelanjutan, yang
ada adalah collaps. Setiap wilayah memiliki daya dukung. Di kota daya dukungnya terbatas untuk
mendukung masyarakat urban. Maka harus dibatasi agar tidak terjadi masalah ekologi. Memang terlihat
maju dengan adanya berbagai fasilitas dan aktivitas. Namun kemajuan wilayah yang tidak dibarengi
dengan adanya pengendalian maka akan menyebabkan masalah, baik ruang maupun energi untuk
menampung. Pengendalian tersebut bisa berupa kebijakan yang tegas dan tata kelola yang baik,
bukan paradigma kapitalisme yang mengedepankan manfaat dan keuntungan semata. Izin
pembangunan harus memperhatikan lingkungan. Penataan wilayah harus berbasis kesadaran ekologis.
Jangan sampai mengabaikan lingkungan agar bisa mencapai era sustainability.

3. Filsafat adalah studi mengenai ilmu pengetahuan kebijaksanaan untuk mencari dan menemukan kebenaran.
Filsafat merupakan hasil dari pemikiran serta renungan manusia dengan akal dan kalbunya tentang segala
sesuatu secara rasional, kritis, sistematis, spekulatif dan runut serta sungguh-sungguh untuk mencari sampai
menemukan kebenaran. Filsafat bisa dapat digambarkan induk dari semua ilmu pengetahuan. Pengetahuan
dimulai dari rasa ingin tahu. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita ketahui dan apa yang
belum kita ketahui. Filsafat memiliki pengaruh terhadap perkembangan sains. Sains atau ilmu pengetahuan
alam merupakan bagian dari kehidupan manusia yang ada sejak awal keberadaan manusia, mengenal dirinya
dan alam sekitarnya. Filsafat akan mendorong para ilmuwan untuk menyadari keterbatasannya dan perlu
untuk terus saling terbuka sehingga potensi keilmuan dapat digunakan dengan baik oleh manusia. Filsafat
ilmu dianggap sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah sehingga orang menjadi kritis terhadap kegiatan
ilmiah. Filsafat ilmu juga merupakan usaha merefleksi, menguji dan mengkristik asumsi dan metode
keilmuan. Filsafat juga memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Hal ini akan mendorong
ilmuan untuk terpacu dalam mencari tahu dan mengembangkan ilmu sains sesuai dengan konteks kehidupan
manusia yang terus berkembang.

4. Filsafat sains merupakan telaah filsafat yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat sains, ditinjau
dari segi ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Segi ontologis membahas mengenai tentang hakikat apa
yang ingin dikaji, dalam hal ini objek apa yang dikaji sains. Landasan epistemologi membahas mengenai
hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan yang benar dan cara penyampaiannya
seperti apa. Landasan aksiologis berkaitan dengan untuk apa pengetahuan yang berupa sains itu
dipergunakan. Filsafat pendidikan berkaitan dengan filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah
pendidikan., bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Filsafat pendidikan merupakan
aplikasi ide-ide filosofis dalam masalah pendidikan. Filsafat pendidikan hanya bisa menjadi signifikan
ketika pendidik mengenali perlunya berpikir secara jernih tentang apa yang sedang mereka lakukan.
Kemudian melihat relasi antara apa yang sedang mereka kerjakan dengan konteks individu dan
perkembangan sosial yang lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai