Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MEMBUAT DAN MENGATUR JARINGAN BISNIS


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen pelanggan
Dosen Pengampu:

Larasati Widoningtyas, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 3:


1. Aditya Mahendra Putra (12405183393)
2. Fadila Maghfirotul Hasanah (12405193186)
3. M. Zufraiko Ihdal Umam F. (12405193198)
4. Mohammad Wahyu Syahrur (12405193201)
5. Nilna Hadya maulida (12405193204)
6. Sandrika Abu Veronika (12405193207)
7. Rois Khoirun Nisa (12405193224)
8. Fredy Prabowo (12405193265)

SEMESTER 5
JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH 5E
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SAYYID ALI RAHMAHTULLAH TULUNGAGUNG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb.,

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini dengan
judul “MEMBUAT DAN MENGATUR JARINGAN BISNIS” tepat pada waktunya. Tugas ini
ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen Pelangan”. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Maftukhin, M. Ag selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah.

2. Larasati Widoningtyas, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen


Pelanggan atas bimbingan dan arahannya selama proses pembuatan makalah.

3. Teman - teman yang senantiasa memberikan motivasi serta dorongan selama


pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya.
Adapun kesalahan dalam penyusunan kata, kalimat, ataupun ejaan, berasal dari keterbatasan
wawasan dan pengetahuan serta ketidaksengajaan penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih
baik lagi.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berkah yang melimpah,
bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum wr wb.,

Tulungagung, 29 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................ 1
BAB II .................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 3
A. Prinsip- Prinsip Dalam Manajemen Jaringan ................................................................................. 3
B. Posisi Jaringan, Manajemen Jaringan dan CRM ............................................................................ 3
C. Hubungan Dengan Pemasok .......................................................................................................... 5
D. Hubungan Dengan Pemilik/Investor .............................................................................................. 7
E. Hubungan Dengan Rekan Bisnis .................................................................................................... 9
BAB III................................................................................................................................................. 12
PENUTUP............................................................................................................................................ 12
A. Kesimpulan .................................................................................................................................. 12
B. Saran ............................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan teknis dan kemampuan memahami persoalan yang tengah diselesaikan
memang menjadi hal yang wajib dikuasai oleh seoarang pengusaha. Keduanya memiliki
peran penting dalam membawa suatu bisnis satu langkah ke depan. Namun bisnis tidak
hanya soal itu, sebagai seoarang pengusaha kita perlu terhubung dengan banyak pihak
selain konsumen. Seperti halnya terhubung dengan investor, dengan sesama penggiat bisnis
atau bisa disebut dengan komunitas, dan lain-lain. Dengan kata lain sebagai seorang
pengusaha kita butuh membangun serta mengembangkan jaringan dari bisnis yang kita
miliki, baik dalam rangka mendapat wawasan dari banyak sudut pandang, atau hanya untuk
menambah relasi yang bisa menjadi awal dari sebuah kolaborasi bisnis.

Jaringan bisnis merupakan salah satu senjata yang cukup ampuh dalam
menegembangkan bisnis, karena dengan membentuk jaringan bisnis informasi dapat cepat
menyebar. Dengan cepatnya sebaran informasi, maka aspek lainpun akan cepat pula
meluas. Dari kondisi seperti ini bisnis akan mudah dikembangkan. Untuk itu dalam
makalah ini kita akan membahas mengenai bagaimana cara membangun jaringan bisnis,
seperti membangun hubungan dengan pemasok, investor, dan rekan bisnis.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Prinsip-Prinsip Dalam Manajemen Jaringan?

2. Apa itu Posisi Jaringan, Manajemen Jaringan dan CRM?

3. Bagaimana Membangun Hubungan dengan Pemasok?

4. Bagaimana Membangun Hubungan dengan Pemilik/Investor?

5. Bagaimana Membangun Hubungan dengan Rekan Bisnis?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Prinsip-Prinsip Dalam Manajemen Jaringan

2. Mengetahui Apa itu Posisi Jaringan, Manajemen Jaringan dan CRM

3. Mengetahui Bagaimana Membangun Hubungan dengan Pemasok

4. Mengetahui Bagaimana Membangun Hubungan dengan Pemilik/Investor

1
5. Mengetahui Bagaimana Membangun Hubungan dengan Rekan Bisnis

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip- Prinsip Dalam Manajemen Jaringan


Sebuah jaringan terdiri dari perusahan suplier, joint venture, distributor,
ranchisee, lisensi dll yang mendukung sebuah perusahaan untuk menciptakan dan
menyampaikan nilai value pada pelanggannya. Sebagian perusahaan beroperasi dengan dua
jaringan besar yaitu jaringan suplier, dan jaringan distribusi.

1. Jaringan Pemasok
Setiap perusahaan tidak memproduksi semua komponen (bahan bakunya) sendiri, tetapi
hanya beberapa persen saja.
2. Jaringan Distribusi
Setiap perusahaan mempunyai rantai permintaan. Rantai permintaan terdiri dari:
a. Perusahaan
b. Pelanggan perusahaan
c. Pelanggan dari pelanggan
d. End user (pengguna akhir)

B. Posisi Jaringan, Manajemen Jaringan dan CRM


Salah satu faktor penting dalam pengembangan bisnis adalah mengetahui posisi bisnis
kita saat ini di tengah – tengah persaingan bisnis yang begitu ketat dengan banyaknya
kompetitor yang bermunculan di ssekitar kita. Dengan mengetahui posisi bisnis kita saat ini,
kita dapat menentukan langkah – langkah strategi pengembangan bisnis ke depan yang
harusya kita ambil.

3 faktor yang sangat perlu diperhitungkan dalam penentuan bisnis kita adalah :

1. Kebutuhan konsumen yang kita layani


2. Apa yang bisa kita lakukan umtuk memenuhi kebutuhan konsumen kita
3. Apa yang bisa dilakukan kompetitor bisns sejenis yang melayani pangsa pasar yang
sama
Dari 3 faktor itu, akan terjadi irisan irisan persingungan yang konsekuensinya dapat kita
gunakan untuk menentukan arah bisnis kita, yaitu ;

1. The Winning Zone

3
Jika kita bisa memenuhi kebutuhan konsumen kita, sedangkan kompetitor kita tidak bisa,
maka di situlah letak The Winning Zone, zona kemenangan bisnis kita. Inilah yang
diharapkan dari semua bisnis, berada di zona lautan biru (blue ocean)di mana persaingan
relatif kecil dan bisa kita kendalikan.

2. The Losing Zone


Jika kompetitor bisa memenuhi kebutuhan yang diinginkan pasar, sedangkan kita tidak
bisa, maka kita berada di area The Losing Zone, yaitu zona kekalahan yang fatal.
Konsumenakan beralih ke kometitor dan bisnis kita terancam tenggelam dan hilang

3. The Risky Zone


Jika bisnis kita dan komepetitor kta sama sama bisa memenuhi kebuutuhan pangsa pasar
yang sama, maka kita akan terjebak di area The Risky Zone, yaotu zona kompetisi lautan
merah (red ocean) yang berdarah darah. Perang diskon, baning harga, marjin keuntungan
yang tipis selalu menghantui setia bisnis kita.

Jika bisnis kita berada di The Risky Zone, maka kita harus melakukan langkah
langkahinovasi dengan memberi nilai tambah pada bisnis kita yang belum dimiliki atau
dilakukan kompetitor sehingga kita bisa keluar dari zona yang penuh resiko dan
persaingan ketat ini menuju The Winning Zone.

4. The Dump Zone


Asal kita jangan sampai terjebak di area The Dump Zone ( zona dungu) di mana kita dan
kopetitor sama sama terjebak dalam bisnis yang produknya tidak dibutuhkan oleh
konsumen. Celakanya, kondisi ini justru banyak terjadi pada para pelaku UMKM yang
biasanyamemproduksi barang berdasar kemampuan memproduksi atau membuat sesuatu
(product driven), bukan berdasar kebutuhan pasar (market driven). Capek capek produksi,
susah payah memasarkan, bersaing dengan banyak produk sejenis, bersaing harga,
eeeehh.. ujung ujungnya tetap sulit berkembang.

Jika berada di zona ini kita bisa mempertimbangkan untuk meninggalkan bisnis ini dan
beralih bisnis yang produknya lebih dibutuhkan pasar.
Jaringan Bisnis dan CRM
Jaringan sangat penting dari perspektif CRM, karena anggota jaringan memasok
input material, layanan, pendanaan, orang, teknolog, dan pengetahuan yang digunakan
untuk menciptakan nilai untuk pelanggan. Perusahaan diharapkan juga menyediakan
4
layanan seperti iklan, logistik, dan distribusi yang membantu meningkatkan dan
memuaskan prmintaan pelanggan.

3 golongan dalam mempelajari manajemen jaringan dan CRM

1. Mengidentifikasi kebutuhan jaringan


Penentuan berbagai tugas bisnis yang harus dilakukan guna menghasilkan dan
menyampaikan nilai pada para pelanggan. Hal ini dapat berupa tugas yang
dikerjakan pemasok, distributor, waralaba, kontraktor, atau mitra usaha

2. Dapatkan keahlian jaringan


Untuk mengetahui keahlian jaringan perlu melihat kembali posisi jaringan
untuk saat ini untuk menentukan para anggota jaringan saat ini dan menilai
apakah mereka memiliki sumberdaya dan tekad untuk mengerjakan berbagai
kegiatan yang di butuhkan.

3. Atur kinerja jaringan


Penjelasan pada para anggota jaringan sehinggamereka memahami para
pelanggan serta peranan mereka dalam menghasilkan nilai untuk mereka. Hal
ini dapat berarti menuliskan penjelasan, menerapkan aplikasi CRM umum,
menetapkan dan memantau standar kualitas atau menempatkan orang orang
pada peranan pengawasan atau pelatihan.

C. Hubungan Dengan Pemasok


1. Strategi Jaringan pemasok
Study mengenai Manajemen saluran pemasaran adalah sebuah bidang strategi dalam
perusahaan yang memegang peranan penting untuk menghasilkan kinerja pemasaran
melalui kinerja pemasaran yang baik. Lebih lanjut, Strategi distribusi merupakan satu
bidang strategi pemasaran ditujukan terutama untuk meningkatkan penjualan serta
jumlah pelanggan untuk menunjang pertumbuhan berkelanjutan. Sebagai sebuah
instrumen strategi kebijakan distribusi dapat digunakan untuk memanajemeni persaingan
dibawah asumsi bahwa semakin tinggi intensitas distribusi diterapkan, akan kemakin
kokoh kekuatan yang dimiliki dan semakin besar kemungkinan bahwa barang atau jasa
yang ditawarkan dapat dijual pada pasar target tertentu (Ferdinand 2005).

5
Pengelolaan dan pengoperasian jaringan pemasok yang meliputi perancangan produk,
produksi, supplier, pemasaran dan distribusi, kemudian semua elemen tersebut
dikoordinasikan dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan pasar bukanlah
persoalan mudah. Namun tidak berarti juga diabaikan keberadaannya. Jaringan pemasok
dirumuskan menjadi sebuah strategi yang ditujukan untuk menghadapi tingkat persaingan
yang makinmeningkat, dan pada sisi lain merupakan media dalam membangun
keunggulan bersaing (Holmberg, 2000).

2. Kepercayaan Ritel kepada Pemasok Sebagai Instrumen Strategi Jaringan Pemasok


Kepercayaan adalah hal yang kompleks, mencangkup integritas, realibilitas dan
kepercayaan dengan satu kelompok yang ditempatkan dengan lainnya. Cepatnya
perubahan lingkungan dalam berkompetisi membutuhkan perusahaan untuk kreatif dan
fleksibel dalam menghadapi pesaingnya dalam pasar.Kepercayaan yang didasarkan pada
keahlian dan reliabilitas partner berfokus pada kredibilitas objektif partner pertukaran:
ekspektansi yang dipegang oleh individual bahwa kata-kata atau pernyataan tertulis
partner bisa disandarkan. Dimensi ini meliputi konsistensi, stabilitas, dan kontrol atas
pola perilaku yang ditunjukkan. Benevolence berfokus pada motif dan maksud partner
pertukaran. Dimensi ini mencakup kualitas, maksud, dan karakteristik yang diatributkan
pada partner bukannya perilaku spesifik (Ganesan, 1994)
Pemasok yang berkaitan dengan outcome riteler beserta milik mereka sendiri
akan dipercaya untuk tingkat yang lebih besar daripada pemasok yang hanya tertarik pada
kesejahteraan diri mereka sendiri. Harus dicatat bahwa kedua tipe kepercayaan bisa ada
bahkan ketika kredibilitas objektif pemasok kurang dari sempurna: Pemasok mungkin
tidak bertindak dengan cara yang mereka katakan mereka akan lakukan karena kompetisi
demand atau situasi di luar kendali mereka.
Dengan kata lain, pemasok akan dipercaya jika tindakan mereka dipandang
sebagai menguntungkan oleh riteler. Dalam definisi kepercayaan ini, fokusnya adalah
pada kepercayaan individual (pembeli ritel) individual lain (representasi pemasok)

3. Dinamika Lingkungan Sebagai Instrumen Strategi Jaringan Pemasok


Proses pengembangan strategi yang baik dalam bidang pemasaran umumnya,
distribusi pada khususnya, akan ditentukan pula oleh kesadaran untuk mengkaji faktor-
faktor dukungan dan ancaman lingkungan yang ada disekitar organisasi. Analisis terhadap
lingkungan secara menyeluruh memang merupakan sebuah studi yang rumit karena faktor
6
faktor lingkungan itu bersifat kompleks dan interconnected. Karena itu peneliti peneliti
manejemen menyarankan agar studiterhadap lingkungan dapat dilakukan secara
independent seperti studi mengenai “dampak kolektif” lingkungan terhadap kinerja
pemasaran (Ferdinand, 2000).
Pendekatan lingkungan pada sumber daya kompetitip perusahaan yang
mendukung strategi perusahaan, menekankan pada kepentingan kemampuan internal
perusahaan untuk mengoperasikannya dan beradaptasi seberapa jauh pengaruh
lingkungan. Yang termasuk dalam pendekatan lingkungan adalah hubungan yang dijalin
perusahaan dalam lingkungannya dan partisipasinya dalam hubungan inter-personal
jaringannya. Intensitas jaringan, secara horizontal, dilihat pada lingkungan sekitar
perusahaan. Dapat diartikan sebagai indikator tidak langsung dari hubungan
organisasional dan komunikasi yang dipunyai perusahaan tersebut,

D. Hubungan Dengan Pemilik/Investor


Ketika perusahaan berinteraksi dengan masyarakat sedemikian kerap dan dekatnya
maka pastilah akan terbangun suatu kepentingan bersama dan saling bergantung yang
berkembang di antara perusahaan dengan kelompok-kelompok lainnya. Inilah yang disebut
dengan berinteraksi dengan para pemangku kepentingannya (stakeholder) Dengan demikian
maka Pemangku Kepentingan (stakeholder) adalah seluruh orang dan kelompok yang
dipengaruhi oleh atau yang dapat dipengaruhi oleh keputusan, kebijakan dan operasi suatu
perusahaan. Jumlah dari pemangku kepentingan dan ragam kepentingan mereka dapat
sangat luas sehingga keputusan dari perusahaanpun bisa saja menjadi sangat kompleks
karena harus mempertimbangkan hal ini. Meskipun demikian ada batasnya perusahaan
mempertimbangkan kepentingan para pemangku kepentingan, bagaimanapun perusahaan
memperjuangkan laba dan keberlangsungan hidupnya. Artinya sepanjang pertimbangan dan
akomodasi kepentingan para pemangku kepentingan ini menyebabkan laba perusahaan
meningkat dan terjamin serta menyebabkan meningkatnya kemampuan perusahaan maka
hal tersebut perlu dilakukan oleh manajernya. Dari pemangku kepentingan tersebut terdapat
pemilik/investor yang perannya sangat besar dalam perusahaan.
Sebuah perusahaan, baik setingkat rintisan, mikro, kecil maupun menengah (UMKM),
atau bahkan yang sudah berskala besar, selalu butuh modal sebagai pelicin putaran mesin
usaha mereka. Tanpa modal yang memadai, ekspansi menjadi sulit dilakukan. Jadi, tak
heran bila para pemodal atau investor punya posisi khusus di sebuah perusahaan. Posisi

7
mereka relatif sama kuat dengan posisi pendiri usaha, meski nantinya posisi tersebut
bergantung pada besar saham yang telah disetor. Satu hal pasti, investor akan turut
menentukan arah usaha di masa mendatang. Dalam berjalannya usaha, tak sedikit persoalan
muncul. Misalnya, pecah kongsi antar para investor di berbagai usaha atau berebut hak dan
wewenang hingga saling klaim antar pemodal. Hal semacam itu tentu akan menjerumuskan
sebuah usaha ke jurang kebangkrutan. Belum lagi risiko pertentangan antara pemodal dan
manajemen dalam menjalankan roda perusahaan. Karenanya, pengaturan kerja sama antar
pemodal memiliki fungsi sangat penting.
Hubungan dengan pemilik/investor dapat dijelaskan melalui teori keagenan. Teori
keagenan ini menjelaskan hubungan kontraktual antara manajer (agent) dengan pemilik
(principal). Pemilik perusahaan memberikan kewenangan pengambilan keputusan kepada
manajer sesuai dengan kontrak kerja. Pemilik yang tidak mampu mengelola perusahaannya
sendiri menyerahkan tanggung jawab operasional perusahaannya kepada manajer sesuai
dengan kontrak kerja. Manajer sebagai agent bertanggung jawab menjalankan perusahaan
sebaik mungkin untuk menjalankan kegiatan operasi dan meningkatkan laba perusahaan.
Sementara pihak principal melakukan kontrol terhadap kinerja manajer untuk memastikan
operasional perusahaan dikelola dengan baik.
Eisenhard (dalam Arifin, 2005), membagi teori keagenan menjadi 3 (tiga) buah asumsi
yaitu: asumsi tentang sifat manusia, asumsi tentang keorganisasian, dan asumsi tentang
informasi. Asumsi tentang sifat manusia menjelaskan bahwa manusia memiliki sifat untuk
mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded
rationality), dan tidak menyukai risiko (risk aversion) (Arifin, 2005). Asumsi
keorganisasian menjelaskan konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria
produktivitas, dan adanya Asymmetric Information (AI) antara pemilik perusahaan dan
manajemen. Asumsi tentang informasi adalah konsep yang menjelaskan bahwa informasi
merupakan sebuah komoditi.
Informasi yang tidak seimbang dapat menyebabkan masalah bagi principal dalam
mengontrol dan memonitor kinerja agen. Dua permasalahan yang muncul akibat asimetri
informasi yaitu:
1. Moral Hazard, yaitu permasalahan yang timbul jika agen tidakmelaksanakan halhal yang
telah disepakati bersama dalam kontrak kerja.
2. Adverse Selection, yaitu suatu keadaan dimana prinsipal tidak dapat mengetahui apakah
suatu keputusan yang diambil oleh agen benar-benar didasarkan atas informasi yang telah
diperolehnya atau terjadi sebagai sebuah kelalaian tugas.
8
Asimetri yang terjadi antara prinsipal dengan agen akan membuka peluang bagi pihak
agen untuk melakukan aktivitas yang bertujuan memperoleh keuntungan pribadi. Semakin
tinggi asimerti informasi antara manajer dengan pemilik yang mendorong pada tindakan
manajemen laba oleh manajemen akan memicu semakin tingginya biaya keagenan (agency
cost). Ada tiga jenis agency cost yaitu:
1. Monitoring Cost. Biaya ini dikeluarkan oleh prinsipal untuk memonitor aktivitas
agen dengan menetapkan insentif yang layak untuk mencegah penyimpangan
aktivitas.
2. Bonding Cost. Biaya yang dikeluarkan prinsipal kepada agen untuk
membelanjakan biaya sumber daya perubahan yang bertujuan untuk menjamin
agar agen tidak akan bertindak merugikan prinsipal.
3. Residual Loss. Merupakan nilai uang yang setara dengan tingkat kesejahteraan
prinsipal maupun agen yang timbul dari biaya keagenan.
Posisi tawar antara prinsipal dengan agen membuat pengambilan keputusan pada
perusahaan seringkali menghasilkan keputusan yang bertolak belakang. Prinsipal sebagai
pemilik perusahaan memiliki kewenangan dalam mengambil keputusan perusahaan
sedangkan agen selaku pelaksana operasional perusahaan menguasai informasi tentang
operasi dan kinerja perusahaan. Adanya posisi, fungsi, kepentingan, dan latar belakang
prinsipal dan agen yang berbeda dan saling bertolak belakang namun saling membutuhkan
ini, mau tidak mau dalam praktiknya akan menimbulkan pertentangan dengan saling Tarik
menarik kepentingan dan pengaruh antara satu sama lain (Arifin, 2005). Agen berperan
sebagai penyedia informasi bagi prinsipal dalam pengambilan keputusan. Agen dapat
melakukan upaya sistematis yang dapat menghambat prinsipal dalam pengambilan
keputusan strategis melalui penyediaan informasi yang tidak transparan. Sedangkan
prinsipal selaku pemilik modal bertindak semaunya ataupun sewenang-wenang karena ia
merasa sebagai pihak yang paling berkuasa dan penentu keputusan dengan wewenang yang
tak terbatas. Perbedaan cara bepikir antara prinsipal dengan agen yang terjadi menyebabkan
pertentangan yang semakin tajam sehingga menyebabkan konflik yang berkepanjangan
yang pada akhirnya merugikan semua pihak (Arifin, 2005).

E. Hubungan Dengan Rekan Bisnis


Sebagai pebisnis tentu harus mampu menjalin relasi. Baik rekan dalam membangun
bisnis bersama maupun dengan pihak luar. Hal ini karena tidak mungkin memulai bisnis

9
hanya dengan seorang diri. Untuk itu, perlu untuk menjaga relasi yang sudah ada dengan
baik. yang perlu dilakukan agar hubungan dengan rekan bisnis yang sudah ada dapat terjalin
dengan baik iyalah sebagai berikut :

1. Jujur dan Terbuka


Ketika menjalin hubungan dengan rekan bisnis perlu adanya kejujuran dan
keterbukaan, apalagi jika ada hal-hal tertentu yang seharusnya diketahui oleh masing-
masing pihak. Hal ini agar tidak menimbulkan kesalah pahaman dan tentunya akan
meningkatkan rasa percaya satu sama lain.
2. Saling Menghargai
Dalam berbisnis, tak jarang di dalamnya terjadi perbedaan pendapat. Jangan
khawatir, hal ini normal terjadi. Yang perlu di lakukan adalah mencoba mendengarkan
pendapat rekan bisnis. Apabila kurang setuju dengan pendapatnya, bisa menyampaikan
pendapat tanpa adanya unsur menyudutkan lawan bicara.
3. Bersikap Aktif
juga perlu bersikap aktif demi kelancaran bisnis dan relasi. Tidak ada salahnya
jika aktif untuk mengajak bertemu rekan Bisnis untuk berbicara mengenai bisnis atau
hanya untuk sekedar ngobrol santai. Hal ini untuk lebih mengenal serta menciptakan
relasi yang baik satu sama lain.
4. Bertanggung Jawab
Bagaimana rasanya ketika seharusnya pekerjaan yang diselesaikan oleh rekan
Anda tetapi malah Anda yang menyelesaikannya? Jika ada hal tertentu yang
bersifat urgent terjadi terhadap rekan Anda, mungkin hal ini bisa di maklumi. Tapi
bagaimana jika memang rekan Anda yang tidak bertanggung jawab? Anda pasti merasa
kesal, bukan? Untuk itu, perlu Anda komunikasikan hal ini dari awal dengan rekan
Anda. Anda dan rekan bisnis harus mengetahui peran masing-masing dan bertanggung
jawab.
5. Melihat Sisi Positif
Setiap orang dilahirkan dengan kepribadian yang berbeda dan tentunya tidak
sempurna. Ketika bergesekan dengan rekan bisnis, jangan cepat-cepat marah atau
langsung memutuskan hubungan begitu saja. Cobalah untuk melihat sisi positif yang
ada di dalam dirinya. Daripada terus-terusan memikirkan hal negatif tentang dirinya,
lebih baik memikirkan apa yang bisa Anda pelajari dari sisi positifnya untuk kemajuan
bisnis yang kalian jalani.
10
STUDI KASUS

A. Judul :
STRATEGI PENGEMBANGAN JARINGAN USAHA PADA PENGUSAHA
AGRIBISNIS SAYURAN ORGANIK (STUDI KASUS TERHADAP
PERUSAHAAN CITRA NIAGA)
B. Sumber :
Irwati Endar Anjangmas. STRATEGI PENGEMBANGAN JARINGAN USAHA PADA
PENGUSAHA AGRIBISNIS SAYURAN ORGANIK (STUDI KASUS TERHADAP
PERUSAHAAN CITRA NIAGA). Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negri Semarang.
2019
C. Isi :
Banyak pengusaha memilih menjalankan usaha dibidang agribisnis khususnya
sayuran. Beberapa usaha agribisnis ada yang mengalami kegagalan namun ada juga
yang berkembang. Jaringan usaha dalam usaha sayuran penting untuk dikembangkan.
Pengusaha sayur biasanya memainkan peran sebagai distributor dalam rangkaian
jaringan perdagangan sayuran, oleh karena itu dibutuhkan strategi jaringan yang dapat
mendorong berkembangnya usaha dan mampu bersaing dengan pengusaha lain. Citra
Niyaga mampu mengembangkan usahanya karena menjaga kualitas barang, menjaga
kestabilan harga, dan menjaga kuantitas barang. Citra Niyaga menjaga kualitas barang
dengan memberikan sayuran yang telah melalui proses pemilihan, sterilisasi, dan
pengemasan. Menjaga kestabilan harga dan kuantitas barang dilakukan oleh Citra
Niyaga dengan bekerja sama dengan petani dan pemasok. Strategi yang dilakukan oleh
Citra Niyaga dalam upaya mengembangkan jaringan usaha adalah dengan membina
hubungan yang baik dengan jaringan yang sudah ada. Pengembangan jaringan melalui
media digital dilakukan dengan memanfaatkan facbook dan instagram. Citra Niyaga
juga memafaatkan sosial media berupa facebook dan instagram untuk memperluas
jaringan usahanya. Strategi yang paling utama dalam mempertahankan dan
mengembangkan jaringan usaha adalah dengan memanfaatkan adanya kepercayaan
atau trust kepada jaringan yang telah terbentuk. Rasa percaya yang sudah ditanamkan
tersebut akan menyebar dari mulut ke mulut sehingga jaringan usaha akan semakin
meluas. Jaringan usaha dalam Citra Niyaga memiliki peran dalam meningkatkan
keefektifan jalannya usaha, meminimalisisr kerugian, memperluas pangsa pasar, dan
meningkatkan omset.
11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jaringan terdiri dari perusahan suplier, joint venture, distributor, ranchisee, lisensi dll
yang mendukung sebuah perusahaan untuk menciptakan dan menyampaikan nilai value
pada pelanggannya. Sebagian perusahaan beroperasi dengan dua jaringan besar yaitu
jaringan suplier, dan jaringan distribusi. Study mengenai Manajemen saluran pemasaran
adalah sebuah bidang strategi dalam perusahaan yang memegang peranan penting untuk
menghasilkan kinerja pemasaran melalui kinerja pemasaran yang baik. Kepercayaan adalah
hal yang kompleks, mencangkup integritas, realibilitas dan kepercayaan dengan satu
kelompok yang ditempatkan dengan lainnya. Ada tiga jenis agency cost yaitu monitoring
cost, bonding cost, dan residual loss. Beberapa hal yang perlu dilakukan agar hubungan
dengan rekan bisnis yang sudah ada dapat terjalin dengan baik yaitu jujur dan terbuka,
saling menghargai, bersikap aktif, bertanggung jawab, serta melihat sisi positif.

B. Saran
Sebagai seorang pengusaha kita harus membangun serta mengembangkan jaringan dari
bisnis yang kita miliki, baik dalam rangka mendapat wawasan dari banyak sudut pandang,
atau hanya untuk menambah relasi yang bisa menjadi awal dari sebuah kolaborasi bisnis.
Jaringan bisnis dapat menjadi salah satu senjata yang cukup ampuh dalam menegembangkan
bisnis kita.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?q=prinsip+anajemen+jaringan+jaringan+pemasok&client=fi
refox-b-
d&sxsrf=AOaemvJAWoBhxKlreboOp59jWynWuiG9lg%3A1635472770201&ei=glV7
YeHiC83sz7sPysCTEA&oq=prinsip+anajemen+jaringan+jaringan+pemasok&gs_lcp=C
gdnd3Mtd2l6EAM6BwgAEEcQsAM6BwgjELACECc6BAghEApKBAhBGABQ2U5Y
tYsBYOiRAWgBcAJ4AIABigKIAfUfkgEGMC4yNS4xmAEAoAEByAEIwAEB&scli
ent=gws-wiz&ved=0ahUKEwjhq4fswu7zAhVN9nMBHUrgBAIQ4dUDCA0&uact=5
Chandra, Arie I. 2009. Pentingnya Perusahaan Mengelola Hubungan Baik dan Fungsional
dengan Pemangku Kepentingan. Jurnal Administrasi Bisnis. 5(2), 171-188.
https://docplayer.info/73746710-Bab-ii-kajian-pustaka-perusahaan-terutama-hubungan-
antara-pemilik-principal-dengan-manajemen.html
Irwati Endar Anjangmas. STRATEGI PENGEMBANGAN JARINGAN USAHA PADA
PENGUSAHA AGRIBISNIS SAYURAN ORGANIK (STUDI KASUS TERHADAP
PERUSAHAAN CITRA NIAGA). Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negri Semarang. 2019
https://coachfianda.com/2019/01/21/di-manakah-posisi-bisnis-kita-saat-ini/

https://indosurya.finance/media-detail/membangun-hubungan-yang-baik-dengan-
rekan-bisnis
https://id.scribd.com/presentation/437186577/membuat-dan-mengatur-jaringan-bisnis-ppt

13

Anda mungkin juga menyukai