Makalah MP Kel 3
Makalah MP Kel 3
SEMESTER 5
JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH 5E
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SAYYID ALI RAHMAHTULLAH TULUNGAGUNG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr wb.,
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini dengan
judul “MEMBUAT DAN MENGATUR JARINGAN BISNIS” tepat pada waktunya. Tugas ini
ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen Pelangan”. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada :
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya.
Adapun kesalahan dalam penyusunan kata, kalimat, ataupun ejaan, berasal dari keterbatasan
wawasan dan pengetahuan serta ketidaksengajaan penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih
baik lagi.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berkah yang melimpah,
bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum wr wb.,
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan teknis dan kemampuan memahami persoalan yang tengah diselesaikan
memang menjadi hal yang wajib dikuasai oleh seoarang pengusaha. Keduanya memiliki
peran penting dalam membawa suatu bisnis satu langkah ke depan. Namun bisnis tidak
hanya soal itu, sebagai seoarang pengusaha kita perlu terhubung dengan banyak pihak
selain konsumen. Seperti halnya terhubung dengan investor, dengan sesama penggiat bisnis
atau bisa disebut dengan komunitas, dan lain-lain. Dengan kata lain sebagai seorang
pengusaha kita butuh membangun serta mengembangkan jaringan dari bisnis yang kita
miliki, baik dalam rangka mendapat wawasan dari banyak sudut pandang, atau hanya untuk
menambah relasi yang bisa menjadi awal dari sebuah kolaborasi bisnis.
Jaringan bisnis merupakan salah satu senjata yang cukup ampuh dalam
menegembangkan bisnis, karena dengan membentuk jaringan bisnis informasi dapat cepat
menyebar. Dengan cepatnya sebaran informasi, maka aspek lainpun akan cepat pula
meluas. Dari kondisi seperti ini bisnis akan mudah dikembangkan. Untuk itu dalam
makalah ini kita akan membahas mengenai bagaimana cara membangun jaringan bisnis,
seperti membangun hubungan dengan pemasok, investor, dan rekan bisnis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Prinsip-Prinsip Dalam Manajemen Jaringan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Prinsip-Prinsip Dalam Manajemen Jaringan
1
5. Mengetahui Bagaimana Membangun Hubungan dengan Rekan Bisnis
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Jaringan Pemasok
Setiap perusahaan tidak memproduksi semua komponen (bahan bakunya) sendiri, tetapi
hanya beberapa persen saja.
2. Jaringan Distribusi
Setiap perusahaan mempunyai rantai permintaan. Rantai permintaan terdiri dari:
a. Perusahaan
b. Pelanggan perusahaan
c. Pelanggan dari pelanggan
d. End user (pengguna akhir)
3 faktor yang sangat perlu diperhitungkan dalam penentuan bisnis kita adalah :
3
Jika kita bisa memenuhi kebutuhan konsumen kita, sedangkan kompetitor kita tidak bisa,
maka di situlah letak The Winning Zone, zona kemenangan bisnis kita. Inilah yang
diharapkan dari semua bisnis, berada di zona lautan biru (blue ocean)di mana persaingan
relatif kecil dan bisa kita kendalikan.
Jika bisnis kita berada di The Risky Zone, maka kita harus melakukan langkah
langkahinovasi dengan memberi nilai tambah pada bisnis kita yang belum dimiliki atau
dilakukan kompetitor sehingga kita bisa keluar dari zona yang penuh resiko dan
persaingan ketat ini menuju The Winning Zone.
Jika berada di zona ini kita bisa mempertimbangkan untuk meninggalkan bisnis ini dan
beralih bisnis yang produknya lebih dibutuhkan pasar.
Jaringan Bisnis dan CRM
Jaringan sangat penting dari perspektif CRM, karena anggota jaringan memasok
input material, layanan, pendanaan, orang, teknolog, dan pengetahuan yang digunakan
untuk menciptakan nilai untuk pelanggan. Perusahaan diharapkan juga menyediakan
4
layanan seperti iklan, logistik, dan distribusi yang membantu meningkatkan dan
memuaskan prmintaan pelanggan.
5
Pengelolaan dan pengoperasian jaringan pemasok yang meliputi perancangan produk,
produksi, supplier, pemasaran dan distribusi, kemudian semua elemen tersebut
dikoordinasikan dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan pasar bukanlah
persoalan mudah. Namun tidak berarti juga diabaikan keberadaannya. Jaringan pemasok
dirumuskan menjadi sebuah strategi yang ditujukan untuk menghadapi tingkat persaingan
yang makinmeningkat, dan pada sisi lain merupakan media dalam membangun
keunggulan bersaing (Holmberg, 2000).
7
mereka relatif sama kuat dengan posisi pendiri usaha, meski nantinya posisi tersebut
bergantung pada besar saham yang telah disetor. Satu hal pasti, investor akan turut
menentukan arah usaha di masa mendatang. Dalam berjalannya usaha, tak sedikit persoalan
muncul. Misalnya, pecah kongsi antar para investor di berbagai usaha atau berebut hak dan
wewenang hingga saling klaim antar pemodal. Hal semacam itu tentu akan menjerumuskan
sebuah usaha ke jurang kebangkrutan. Belum lagi risiko pertentangan antara pemodal dan
manajemen dalam menjalankan roda perusahaan. Karenanya, pengaturan kerja sama antar
pemodal memiliki fungsi sangat penting.
Hubungan dengan pemilik/investor dapat dijelaskan melalui teori keagenan. Teori
keagenan ini menjelaskan hubungan kontraktual antara manajer (agent) dengan pemilik
(principal). Pemilik perusahaan memberikan kewenangan pengambilan keputusan kepada
manajer sesuai dengan kontrak kerja. Pemilik yang tidak mampu mengelola perusahaannya
sendiri menyerahkan tanggung jawab operasional perusahaannya kepada manajer sesuai
dengan kontrak kerja. Manajer sebagai agent bertanggung jawab menjalankan perusahaan
sebaik mungkin untuk menjalankan kegiatan operasi dan meningkatkan laba perusahaan.
Sementara pihak principal melakukan kontrol terhadap kinerja manajer untuk memastikan
operasional perusahaan dikelola dengan baik.
Eisenhard (dalam Arifin, 2005), membagi teori keagenan menjadi 3 (tiga) buah asumsi
yaitu: asumsi tentang sifat manusia, asumsi tentang keorganisasian, dan asumsi tentang
informasi. Asumsi tentang sifat manusia menjelaskan bahwa manusia memiliki sifat untuk
mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded
rationality), dan tidak menyukai risiko (risk aversion) (Arifin, 2005). Asumsi
keorganisasian menjelaskan konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria
produktivitas, dan adanya Asymmetric Information (AI) antara pemilik perusahaan dan
manajemen. Asumsi tentang informasi adalah konsep yang menjelaskan bahwa informasi
merupakan sebuah komoditi.
Informasi yang tidak seimbang dapat menyebabkan masalah bagi principal dalam
mengontrol dan memonitor kinerja agen. Dua permasalahan yang muncul akibat asimetri
informasi yaitu:
1. Moral Hazard, yaitu permasalahan yang timbul jika agen tidakmelaksanakan halhal yang
telah disepakati bersama dalam kontrak kerja.
2. Adverse Selection, yaitu suatu keadaan dimana prinsipal tidak dapat mengetahui apakah
suatu keputusan yang diambil oleh agen benar-benar didasarkan atas informasi yang telah
diperolehnya atau terjadi sebagai sebuah kelalaian tugas.
8
Asimetri yang terjadi antara prinsipal dengan agen akan membuka peluang bagi pihak
agen untuk melakukan aktivitas yang bertujuan memperoleh keuntungan pribadi. Semakin
tinggi asimerti informasi antara manajer dengan pemilik yang mendorong pada tindakan
manajemen laba oleh manajemen akan memicu semakin tingginya biaya keagenan (agency
cost). Ada tiga jenis agency cost yaitu:
1. Monitoring Cost. Biaya ini dikeluarkan oleh prinsipal untuk memonitor aktivitas
agen dengan menetapkan insentif yang layak untuk mencegah penyimpangan
aktivitas.
2. Bonding Cost. Biaya yang dikeluarkan prinsipal kepada agen untuk
membelanjakan biaya sumber daya perubahan yang bertujuan untuk menjamin
agar agen tidak akan bertindak merugikan prinsipal.
3. Residual Loss. Merupakan nilai uang yang setara dengan tingkat kesejahteraan
prinsipal maupun agen yang timbul dari biaya keagenan.
Posisi tawar antara prinsipal dengan agen membuat pengambilan keputusan pada
perusahaan seringkali menghasilkan keputusan yang bertolak belakang. Prinsipal sebagai
pemilik perusahaan memiliki kewenangan dalam mengambil keputusan perusahaan
sedangkan agen selaku pelaksana operasional perusahaan menguasai informasi tentang
operasi dan kinerja perusahaan. Adanya posisi, fungsi, kepentingan, dan latar belakang
prinsipal dan agen yang berbeda dan saling bertolak belakang namun saling membutuhkan
ini, mau tidak mau dalam praktiknya akan menimbulkan pertentangan dengan saling Tarik
menarik kepentingan dan pengaruh antara satu sama lain (Arifin, 2005). Agen berperan
sebagai penyedia informasi bagi prinsipal dalam pengambilan keputusan. Agen dapat
melakukan upaya sistematis yang dapat menghambat prinsipal dalam pengambilan
keputusan strategis melalui penyediaan informasi yang tidak transparan. Sedangkan
prinsipal selaku pemilik modal bertindak semaunya ataupun sewenang-wenang karena ia
merasa sebagai pihak yang paling berkuasa dan penentu keputusan dengan wewenang yang
tak terbatas. Perbedaan cara bepikir antara prinsipal dengan agen yang terjadi menyebabkan
pertentangan yang semakin tajam sehingga menyebabkan konflik yang berkepanjangan
yang pada akhirnya merugikan semua pihak (Arifin, 2005).
9
hanya dengan seorang diri. Untuk itu, perlu untuk menjaga relasi yang sudah ada dengan
baik. yang perlu dilakukan agar hubungan dengan rekan bisnis yang sudah ada dapat terjalin
dengan baik iyalah sebagai berikut :
A. Judul :
STRATEGI PENGEMBANGAN JARINGAN USAHA PADA PENGUSAHA
AGRIBISNIS SAYURAN ORGANIK (STUDI KASUS TERHADAP
PERUSAHAAN CITRA NIAGA)
B. Sumber :
Irwati Endar Anjangmas. STRATEGI PENGEMBANGAN JARINGAN USAHA PADA
PENGUSAHA AGRIBISNIS SAYURAN ORGANIK (STUDI KASUS TERHADAP
PERUSAHAAN CITRA NIAGA). Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negri Semarang.
2019
C. Isi :
Banyak pengusaha memilih menjalankan usaha dibidang agribisnis khususnya
sayuran. Beberapa usaha agribisnis ada yang mengalami kegagalan namun ada juga
yang berkembang. Jaringan usaha dalam usaha sayuran penting untuk dikembangkan.
Pengusaha sayur biasanya memainkan peran sebagai distributor dalam rangkaian
jaringan perdagangan sayuran, oleh karena itu dibutuhkan strategi jaringan yang dapat
mendorong berkembangnya usaha dan mampu bersaing dengan pengusaha lain. Citra
Niyaga mampu mengembangkan usahanya karena menjaga kualitas barang, menjaga
kestabilan harga, dan menjaga kuantitas barang. Citra Niyaga menjaga kualitas barang
dengan memberikan sayuran yang telah melalui proses pemilihan, sterilisasi, dan
pengemasan. Menjaga kestabilan harga dan kuantitas barang dilakukan oleh Citra
Niyaga dengan bekerja sama dengan petani dan pemasok. Strategi yang dilakukan oleh
Citra Niyaga dalam upaya mengembangkan jaringan usaha adalah dengan membina
hubungan yang baik dengan jaringan yang sudah ada. Pengembangan jaringan melalui
media digital dilakukan dengan memanfaatkan facbook dan instagram. Citra Niyaga
juga memafaatkan sosial media berupa facebook dan instagram untuk memperluas
jaringan usahanya. Strategi yang paling utama dalam mempertahankan dan
mengembangkan jaringan usaha adalah dengan memanfaatkan adanya kepercayaan
atau trust kepada jaringan yang telah terbentuk. Rasa percaya yang sudah ditanamkan
tersebut akan menyebar dari mulut ke mulut sehingga jaringan usaha akan semakin
meluas. Jaringan usaha dalam Citra Niyaga memiliki peran dalam meningkatkan
keefektifan jalannya usaha, meminimalisisr kerugian, memperluas pangsa pasar, dan
meningkatkan omset.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jaringan terdiri dari perusahan suplier, joint venture, distributor, ranchisee, lisensi dll
yang mendukung sebuah perusahaan untuk menciptakan dan menyampaikan nilai value
pada pelanggannya. Sebagian perusahaan beroperasi dengan dua jaringan besar yaitu
jaringan suplier, dan jaringan distribusi. Study mengenai Manajemen saluran pemasaran
adalah sebuah bidang strategi dalam perusahaan yang memegang peranan penting untuk
menghasilkan kinerja pemasaran melalui kinerja pemasaran yang baik. Kepercayaan adalah
hal yang kompleks, mencangkup integritas, realibilitas dan kepercayaan dengan satu
kelompok yang ditempatkan dengan lainnya. Ada tiga jenis agency cost yaitu monitoring
cost, bonding cost, dan residual loss. Beberapa hal yang perlu dilakukan agar hubungan
dengan rekan bisnis yang sudah ada dapat terjalin dengan baik yaitu jujur dan terbuka,
saling menghargai, bersikap aktif, bertanggung jawab, serta melihat sisi positif.
B. Saran
Sebagai seorang pengusaha kita harus membangun serta mengembangkan jaringan dari
bisnis yang kita miliki, baik dalam rangka mendapat wawasan dari banyak sudut pandang,
atau hanya untuk menambah relasi yang bisa menjadi awal dari sebuah kolaborasi bisnis.
Jaringan bisnis dapat menjadi salah satu senjata yang cukup ampuh dalam menegembangkan
bisnis kita.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=prinsip+anajemen+jaringan+jaringan+pemasok&client=fi
refox-b-
d&sxsrf=AOaemvJAWoBhxKlreboOp59jWynWuiG9lg%3A1635472770201&ei=glV7
YeHiC83sz7sPysCTEA&oq=prinsip+anajemen+jaringan+jaringan+pemasok&gs_lcp=C
gdnd3Mtd2l6EAM6BwgAEEcQsAM6BwgjELACECc6BAghEApKBAhBGABQ2U5Y
tYsBYOiRAWgBcAJ4AIABigKIAfUfkgEGMC4yNS4xmAEAoAEByAEIwAEB&scli
ent=gws-wiz&ved=0ahUKEwjhq4fswu7zAhVN9nMBHUrgBAIQ4dUDCA0&uact=5
Chandra, Arie I. 2009. Pentingnya Perusahaan Mengelola Hubungan Baik dan Fungsional
dengan Pemangku Kepentingan. Jurnal Administrasi Bisnis. 5(2), 171-188.
https://docplayer.info/73746710-Bab-ii-kajian-pustaka-perusahaan-terutama-hubungan-
antara-pemilik-principal-dengan-manajemen.html
Irwati Endar Anjangmas. STRATEGI PENGEMBANGAN JARINGAN USAHA PADA
PENGUSAHA AGRIBISNIS SAYURAN ORGANIK (STUDI KASUS TERHADAP
PERUSAHAAN CITRA NIAGA). Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negri Semarang. 2019
https://coachfianda.com/2019/01/21/di-manakah-posisi-bisnis-kita-saat-ini/
https://indosurya.finance/media-detail/membangun-hubungan-yang-baik-dengan-
rekan-bisnis
https://id.scribd.com/presentation/437186577/membuat-dan-mengatur-jaringan-bisnis-ppt
13