5 Goffar Deardo Saragih
5 Goffar Deardo Saragih
ABSTRACT
Background: Tinea corporis is a fungal infection of the skin smooth (glabrous skin) in the area of the face,
neck, torso, arms, legs and gluteal fungal dermatophytes Trichophyton species, Epidermophyton,
microsporus. Indonesia Geographic Conditions are to the equator with temperatures and high humidity will
facilitate the growth of fungi that infections due to fungi commonly found in Indonesia. Data regarding the
number of patients with tinea corporis in Pontianak many as 604 cases, Dr Haji Adam Malik by the number
of 2,572 cases of skin diseases are Tinea corporis 572 cases.
Methods: This study is a descriptive retrospective section Medical Records Hospital Dr. Pirngadi in kurn
time in 2014.
Results : These samples included 45 samples were selected with a total sampling technique. Of the samples
taken maing the data brupa age, jnis sex, occupation and diagnosis supporting KOH 10%. Patients with tinea
corporis in 2014, most age is 56-65 years (24.4%) and the least at the age of 6-11 years (2.2%). Gender
largest at prempuan (57.8%) and least in men (42.2%), the most work on civil servants (33.3%) and the least
in the driver (2.2%), diagnosis supporting KOH 10% majority in the hyphae (-) and spores (-) (40%) and least
hyphae (+) spores (-) (2.2%).
Conclusion: Based on this study it can be concluded that patients with tinea corporis in 2014 according to
most age at 56-65 years (24.4%) is greatest in women (57.8%) with the highest employment in the number of
civil servants (33.3 %) and investigations are used KOH 10% with the highest results hyphae (-) spores (-)
(40%).
Keywords: Tinea Corporis, Clinical Features
D
ermatofita merupakan kelompok jamur
yang memiliki kemampuan untuk Tinea Korporis adalah infeksi jamur pada
melekat pada keratin dan kulit halus (glabrous skin) di daerah wajah,
menggunakannya sebagai sumber nutrisi yang leher, badan, lengan, tungkai, dan glutea yang
memungkinkan jamur tersebut untuk berkoloni disebabkan jamur dermatofita spesies
pada jaringan yang mengandung keratin, Trichophyton, Microsporus, Epidermophyton.
seperti stratum korneum epidermis, rambut Jamur penyebab Tinea Korporis ini bersifat
dan kuku. Penyakit ini dapat menyerang antropofilik, geofilik, dan zoofilik. Jamur yang
semua umur tetapi lebih sering menyerang bersifat antropofilik hanya mentransmisikan
anak-anak 1. penyakit antar manusia antara lain adalah
Dermatofitosis adalah salah satu infeksi Tricophyton violaceum yang banyak
yang paling sering terjadi di dunia. Distribusi ditemukan pada orang Afrika,
spesies penyebab dan bentuk infeksi yang Tricophytonrubrum, Tricophyton schoeleinii,
terjadi bervariasi pada daerah geografis, Tricophyton magninii, Tricophyton
lingkungan dan budaya yang berbeda. soudanense, Tricophyton youndei,
Dermatofita berkembang pada suhu 25-28⁰C Microsporum audouinii, dan Microsporum
dan timbulnya infeksi pada kulit manusia ferrugineum. Jamur geofilik merupakan jamur
didukung oleh kondisi yang panas dan lembab. yang hidup di tanah dan dapat menyebabkan
Karena alasan ini, infeksi jamur superfisial radang yang moderat pada manusia. Golongan
relatif sering di negara tropis pada populasi jamur ini antara lain Microsporum gypseum
dengan status sosioekonomi rendah yang dan Microsporum fulvum. Jamur zoofilik
merupakan jamur yang hidup pada hewan,
24
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 8 No.2 Desember 2015
http://ojs.lppmmethodistmedan.net
25
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 8 No.2 Desember 2015
http://ojs.lppmmethodistmedan.net
Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Tabel 2. Distribusi penderita berdasarkan jenis
Pirngadi Medan, lokasi rumah sakit ini terletak kelamin
di jalan Prof.H.M. Yamin.S.H, No.47, Karakteristik Frekuensi Persentase
kelurahan perintis kemerdekaan, kecamatan (%)
Medan Timur, Kota Medan. Berdasarkan surat Perempuan 26 57,8%
Laki-laki 19 42,2%
keputusan (SK) kementrian Kesehatan
Jumlah 45 100%
Republik Indonesia
Berdasarkan table 2. dapat dilihat bahwa
No.43/Menkes/SK/IV/2007. RSUD Dr.
persentase terbesar penderita Tinea Korporis
Pirngadi Medan merupakan rumah sakit tipe
dalam penelitian ini adalah Perempuan
B. Selain itu, RSUD Dr. Pirngadi juga
sebanyak 26 orang (57,8%) sedangkan
merupakan salah satu rumah sakit pendidikan
penderita laki-laki sebanyak 19 orang (42,2%).
bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran
Methodist Indonesia.
Sampel yang di peroleh dari data rekam
medic pada tahin 2014 adalah sebanyak 45
sampel. Penentuan sampel menggunakan cara
total sampling. Data yang ingin di teliti adalah
usia, jenis kelamin, pekerjaan, diagnosa
penunjang KOH 10%.
Tabel 1. Distribusi penderita berdasarkan usia Gambar 2. Diagram Pie Distribusi penderita
Karakteristik Frekuensi Persentase Tinea Korporis berdasarkan jenis kelamin
(%)
26
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 8 No.2 Desember 2015
http://ojs.lppmmethodistmedan.net
27
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 8 No.2 Desember 2015
http://ojs.lppmmethodistmedan.net
DAFTAR PUSTAKA
1. Havlickova B, Czaika VA, Fried M.
Epidemiological trends in skin mycoses
worldwide. Mycoses [Internet]. 2008
[cited 2015 october 23]; 5(14).2-15.
Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/187
83559.
2. Hay RJ, Moore M (2004). Editors.
Textbook of Dermatology, 6 ed.oxford:
Blackwell Sciner, h: 350.
3. Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah,
S.(2013). Ilmu Penyakit Kulit Dan
Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Departemen
Ilmu Kedokteran Kulit dan Kelamin .FK
UI, h: 4,5.
4. Rushing ME. (2009). Tinea corporis. US:
Medical College of Georginia. PhD
Thesis. h: 57,58,59.
5. Hendra GH (2010). Profil Kesehatan
Indonesia. Diunduh dari :
http:// respository.
Usu.id/handle/123456789/39853.pdf-
Diakses Oktober 2015.
6. Harahap Marwali (1997). Diagnosis and
treatment of skin infection. London:
Blackwell Science Ltd. h: 339-43.
7. Siregar. RS (2013). Atlas Berwarna
Saripati Penyakit Kulit. Edisi ke-6.
Penerbit BukuKedokteran. Jakarta: EGC,
h: 29-31.
28