Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrohmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini yang berjudul, Sistem Keamanan Lingkungan
(SISKAMLING)" tepat pada waktunya.

Banyak hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam penyusunan makalah ini.
Namun, berkat kesabaran dan kesungguhan hati, serta bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, seperti kerja sama tim dalam kelompok. Penulisan makalah ini dapat diselesaikan
dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih secara khusus, kepada:

Bapak Syamsu Iskandar, SE., MM., selaku Dosen mata kuliah Manajemen sekuriti yang telah
memberikan kesediaan waktu, arahan dan petunjuk umtuk membuat makalah ini.

Harapan kami kedepannya, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca sehingga dapat mengambil manfaat dari makalah ini dan
diterapkan dalam keseharian para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, kami juga menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan masukkan dan saran serta kritik yang bersifat
membangun. sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kemajuan di masa yang akan
datang untuk makalah ini.

Bekasi, 10 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................7
C.     Tujuan.................................................................................................................................7
D.     Manfaat...............................................................................................................................8

BAB II ISI..........................................................................................................................................10
A. PENGERTIAN.....................................................................................................................10
B. LANDASAN  HUKUM........................................................................................................10
C. MENGENAL SISTEM KEAMANAN LINGKUNGAN (SISKAMLING).......................11
D. PERAN WARGA DALAM MENJAGA KETERTIBAN DAN  KEAMANAN...............11
E. SISKAMLING MENJADI WUJUD PERAN SERTA MASYARAKAT ........................12
F. UPAYA YANG DILAKUKAN............................................................................................13

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................17


A. Kesimpulan.............................................................................................................................17
B. Saran.......................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................18

ii
DAFTAR LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Lingkungan merupakan tempat manusia untuk hidup, yang merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kehidupan manusia. Lingkungan dapat mewarnai segala aktivitas
kehidupan manusia, mulai dari gaya hidup, cara berperilaku, pola pikir, bahkan kepribadian.
Di dalam lingkungan manusia hidup terdiri dari berbagai elemen, yang merupakan faktor
pembentuk lingkungan, diantaranya yaitu, masyarakat. Masyarakat merupakan kumpulan
dari berbagai individu manusia yang saling berinteraksi dan mempunyai satu tujuan tertentu.
Interaksi antar individu tersebut mengakibatkan suatu hubungan ke kerabatan yang dapat
dijadikan suatu sarana komunikasi dalam rangka membentuk suatu himpunan
kemasyarakatan.

Lingkungan yang sehat, bersih, aman, dan tertib itulah yang diidamkan oleh warganya
untuk mengkondisikan dirinya untuk bersikap kondusif, koorperatif dalam menjaga
keamanan dan ketertiban lingkungan tersebut, atau dapat pula menjaga lingkungannya
dengan membentuk sistem keamanan lingkungan (Siskamling) atau keamanan ketertiban
masyarakat (Kamtibmas). Pembinaan itu sendiri adalah segala usaha dan kegiatan
membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan, termasuk kegiatan koordinasi dan
bimbingan teknis untuk pelaksanaan sesuatu dengan baik, teratur dan seksama dalam rangka
pencapaian tugas serta memperoleh hasil yang maksimal.

Pembinaan merupakan salah satu fungsi penting dalam manajemen, memberikan


pembinaan secara tepat, tentang apa yang diharapkan dari pekerjaan secara jelas, karena
fungsi pembinaan berhubungan langsung dengan upaya dalam meningkatkan kinerja
lembaga. Keamanan yang asal katanya aman adalah suatu kondisi yang bebas dari segala
macam bentuk gangguan dan hambatan. Perkataan aman dalam pemahaman tersebut
mengandung 4 (empat) pengertian dasar, yaitu: 1. Security, yaitu perasaan bebas dari
gangguan fisik dan psikis; 2. Surety, yaitu perasaan bebas dari kekhawatiran; 3. Safety, yaitu
perasaan terlindung dari segala bahaya; dan 4. Peace, yaitu perasaan damai lahiriah dan
batiniah. Sedangkan makna kata tertib dan ketertiban adalah suatu kondisi dimana unit sosial
termasuk didalamnya adalah warga masyarakat dengan segala fungsi dan posisinya dapat
berperan sebagaimana ketentuan yang ada. Sedangkan pengertian Ketertiban adalah suatu

4
keadaan dimana segala kegiatan dapat berfungsi dan berperan sesuai ketentuan yang ada.
Keamanan,

ketertiban masyarakat merupakan suatu situasi yang dibutuhkan dalam dukungan


pelaksanaan pembangunan dan semua kegiatan masyarakat. Situasi kamtibmas sangat
diharapkan oleh seluruh masyarakat untuk dapat diwujudkan, sehingga menimbulkan
perasaan tentram dan damai bagi setiap masyarakat dan dapat meningkatkan motifasi dan
semangat dalam bekerja, karena tidak ada rasa takut akibat kemungkinan adanya gangguan
yang akan menimpa. Kamtibmas merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat dan
pemerintah, termasuk didalamnya adalah kepolisian sebagai aparat penegak hukum.

Dalam pelaksanaannya, kepolisian melakukan upaya-upaya/ tindakan yang diwujudkan


dalam kegiatan berupa operasi kepolisian, baik yang sifatnya rutin maupun yang bersifat
khusus. Kepolisian Negara Indonesia (POLRI) merupakan salah satu institusi penting dalam
suatu negara hukum sebagaimana Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam
undang-undang Kepolisian Negara Republik Indonesia Tahun 2002 pasal 2 bahwa “Fungsi
Kepolisian adalah salah JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 3 satu fungsi
pemerintahan negara dibidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat,
penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat”. Fungsi
Polri dibidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) adalah salah
satu wujud pelaksanaan tugas-tugas Polri yang memiliki tanggung jawab untuk menciptakan
suatu keadaan yang tertib, tentram, dan teratur dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Sebagai alat negara utama yang berperan dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban,

Polri memegang kewenangan dan kendali penuh terhadap pencapaian tujuan


terwujudnya Kamtibmas tersebut, tentu saja dalam pelaksanaan tugasnya, masyarakat dan
komponen bangsa lainnya harus pula secara proaktif membantu Polri dalam mewujudkan
Kamtibmas. Hal ini sesuai dengan yang diatur di dalam UU No. 2 Tahun 2002 Tentang Polri
bahwa yang dimaksud dengan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) adalah
suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses
pembangunan nasional yang ditandai dengan terjaminnya keamanan, ketertiban dan tegaknya
hukum, serta terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta
pengembangan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkap, mencegah dan
menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk bentuk gangguan lainnya yang
dapat meresahkan masyarakat.

5
Bhabinkamtibmas merupakan program Mabes Polri untuk mendekatkan polisi dan
membangun kemitraan dengan masyarakat. Bhabinkamtibmas mewujudkan misi melayani
masyarakat dalam bentuk nyata agar peranan polisi dapat dirasakan langsung masyarakat
desa dalam bentuk pendekatan pelayanan. Peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2015 tentang
Pemolisian Masyarakat (Pasal 1 angka 4) Bhabinkamtibmas adalah pengemban Polmas
didesa / kelurahan. Bhabinkamtibmas adalah petugas polri yang bertugas di tingkat desa
sampai dengan kelurahan yang bertugas mengemban fungsi pre-emtif dengan cara bermitra
dengan masyarakat. Bhayangkara Pembina Kamtibmas yang selanjutnya disebut
Bhabinkamtibmas adalah anggota Polri yang bertugas membina Kamtibmas dan juga
merupakan petugas Polmas di Desa / Kelurahan. Bhabinkamtibmas memiliki 4 (empat)
kegitan pembinaan dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat diantaranya
yaitu: 1. Pembinaan Ketertiban Masyarakat, membimbing dan memberikan penyuluhan
kepada masyarakat guna meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat
dan ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundangundangan. 2.
Pembinaan Keamanan Swakarsa, melakukan tatap muka, kunjungan/sambang, penyuluhan,
latihan-latihan dalam rangka membimbing masyarakat melaksanakan sistem keamanan
lingkungan. 3. Pembinaan Keamanan Masyarakat, memfasilitasi forum diskusi/pertemuan
yang diselenggarakan oleh kelompok masyarakat dan memanfaatkannya untuk membangun
kemitraan antara Polri dan masyarakat dalam rangka mencegah dan menanggulangi
gangguan Kamtibmas. 4. Pembinaan Potensi Masyarakat, mengadakan tatap muka dengan
tokohtokoh masyarakat baik individu maupun kelompok kelompok/organisasi serta periodic
maupun secara situasional dalam rangka menjalin komunikasi yang baik, memecahkan
masalah-masalah sosial dilingkungan masyarakat.

Kemudian juga Didalam era globalisasi, telah terjadi perubahan dalam pola pikir dan
pola hidup manusia menjadi konsumtif. Perilaku konsumtif membuat manusia merasa tidak
pernah cukup akan harta benda yang telah ia miliki. Sehingga ada kecenderungan untuk
memiliki harta benda milik orang lain. Dengan berbagai cara, salah satunya yaitu mencuri.
Tentunya, tanpa seizin pemilik harta benda tersebut. Sehingga apabila kegiatan pencurian
tersebut sudah terjadi, maka pemilik harta benda tersebut  akan mengalami kerugian secara
materil.serta akan mengalami kesulitan untuk mencari tahu siapa pelakunya. Untuk mengatasi
hal tersebut, dalam lingkungan masyarakat sudah dibentuk suatu system keamanan
lingkungan yaitu “Siskamling”. Siskamling  tersebut melibatkan unsur  penduduk, untuk
melakukan pengawasan terhadap kegiatan pencurian dilingkungannya.

6
Dalam hal ini, bentuk partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan
diwujudkan dalam bentuk Sistem Keamanan Lingkungan.Siskamling dilaksanakan sebagai
upaya untuk meningkatkan moral dan disiplin warga. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak
dapat lepas dari interaksinya dengan manusia lain. Dalam interaksinya, maka terciptalah
suatu masyarakat dan peradaban serta kebudayaan manusia yang didalamnya terdapat nilai-
nilai yang mendasari dan menuntun tindakan-tindakan dalam hidup bermasyarakat .

B.     Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Siskamling?

2.  Apakah Siskamling termasuk usaha pertahanan dan keamanan negara?

3.  Sejak kapan Siskamling dikenal?

4.  Bagaimana peran warga dalam menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan?

5.  Bagaimana peran serta masyarakat dalam bela negara?

6. Apa saja faktor yang mempengaruhi Pembinaan Keamanan dan Ketertiban


Masyarakat (Kamtibmas) di Kelurahan Harapan Baru?

7.  Bagaimana upaya yang dilakukan warga agar keamanan lingkungan terjamin?

8. Bagaimana Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) di


Kelurahan Harapan Baru?

C.    Tujuan
1.  Untuk mengetahui pengertian Siskamling,

2.  Mengetahui  Siskamling termasuk usaha pertahanan dan keamanan negara

3.  Mengetahui  kapan Siskamling dikenal

4.  Mengetahui peran warga dalam menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan

5.  Mengetahui peran serta masyarakat dalam bela Negara

6.  Mengetahui upaya  yang dilakukan warga agar keamanan lingkungan terjamin

7
D.    Manfaat
1) Dari segi Umum
 Menambah wawasan dan pengetahuan, yang kemudian menjadi bekal dan
pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

2.) Dari segi khusus di bagi 2:

a.) Manfaat Teoritis


 Penelitian tentang pengaruh sikap dan motivasi masyarakat terhadap
partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan siskamling di Kelurahan Harapan Baru
RT 04 Kecamatan Bekasi Utara Tahun 2019-2020. Secara teoritis untuk
mengembangkan konsep ilmu pendidikan
khususnya pendidikan kewarganegaraan yang mengkaji tentang
pendidikan nilai-nilai Pencasila karena kegiatan siskamling merupakan
nilai Pancasila sila ke 3 yang harus selalu kita junjung tinggi.

b.) Manfaat Praktis


 Kegunaan penelitian bagi penulis adalah lebih mengetahui betapa
pentingnya kesadaran akan kegiatan siskamling yang dilaksanakan
khususnya di kelurahan Harapan Baru. Penelitian ini juga berguna untuk
masyarakat agar lebih meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya
kegiatan siskamling.

8
Dalam peraturan Kapolri No.23 tahun 2007, disebutkan bahwa Kamtibmas
(keamanan dan ketertiban masyarakat) adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai
salah satu prasyarat terselanggarannya proses pembangunan nasional. Kamtibmas
tercapai saat terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknnya hokum salah satu cara
untuk mencapai Kamtibmas ini.

Kini peran warga terutama yang ada dikota sudah digantikan oleh Hansip
(pertahanan sipil) atau Satuan Pengamanan (Satpam) yang merupakan warga Sipil yang
dibayar untuk menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.Namun, berbeda dengan
yang didesa. Meskipun kegiatan Siskamling masih ada yang menjalankannya, tetapi
prosentasenya menurun dibandingkan tahun-tahun yang lalu.

9
BAB II
ISI

A. PENGERTIAN
Pengertian Sistem Menurut Jogianto (2005: 2) mengemukakan bahwa sistem
adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata
adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada
dan terjadi. Jadi, Siskamling (Sistem Keamanan Lingkungan) atau sering disebut
dengan ronda adalah kegiatan yang dilakukan oleh beberapa warga masyarakat untuk
menjaga keamanan lingkungan. Biasanya para warga bermusyawarah terlebih dahulu
sebelum melakukan siskamling, untuk membagi tugas pada hari apa dan di bagian
mana saja seseorang dapat bertugas. Siskamling dilakukan oleh laki-laki. Kegiatan ini
dilakukan secara bergiliran, setiap orang hanya mendapat tugas 1 hari dalam
seminggu. Alat-alat yang biasanya digunakan oleh para peronda adalah kentongan
dan senter. Kegiatan siskamling dapat mempererat persaudaraan antar tetangga atau
warga, sehingga tercipta lingkungan yang harmonis 

B. LANDASAN  HUKUM
  Pada UUD 1945 perubahan Kedua Bab XII Pasal 30 : (1) Tiap-tiap Warga
Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. (2)
Untuk pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan
pendukung. Sehubungan dengan hal tersebut berdasarkan Undang-Undang No. 2
Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, dalam Pertimbangan
huruf b ditegaskan “bahwa pemeliharaan keamanan dalam negeri melalui upaya
penyelenggaraan fungsi kepolisian yang meliputi pemeliharaan keamanan dan
ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
kepada masyarakat dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia selaku alat
negara yang dibantu oleh masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia”.

10
C. MENGENAL SISTEM KEAMANAN LINGKUNGAN (SISKAMLING)
Beberapa tahun silam, warga kota maupun desa di Indonesia dilibatkan dalam
pengelolaan Sistem Keamanan Lingkungan  atau yang lebih dikenal dengan
singkatannya “Siskamling”, dimana setiap warga di lingkungan RT masing-masing
secara bergiliran mendapat tugas untuk menjaga keamanan lingkungan pada malam
hari (ronda). Biasanya dilakukan mulai jam 22.00 WIB sampai jam 04.00 WIB.
Sebagai contoh di daerah Kabupaten Sampang, mengenai ronda ini diatur
dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Sistem
Keamanan Lingkungan Masyarakat di Kabupaten Sampang (“Perda Kabupaten
Sampang 20/2008”). Pada dasarnya aturan mengenai siskamling pada peraturan
daerah juga merujuk Perkapolri 23/2007, akan tetapi secara spesifik istilah ronda jaga
atau kemit disebutkan dalam Perda Kabupaten Sampang 20/2008 didefinisikan
sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dimana ia bertempat tinggal
untuk menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungannya pada siang hari dan atau
malam hari dengan waktu tertentu.

D. PERAN WARGA DALAM MENJAGA KETERTIBAN DAN  KEAMANAN


LINGKUNGAN

  Saat ini,  diperlukan peran aktif warga dalam ketertiban dan keamanan


lingkungan ini. Selain mengamankan asset sendiri, warga juga diharapkan tidak
bersikap masa bodoh dengan lingkungannya.Jadikanlah karyawan kita sebagai partner
untuk keamanan, ketertiban dan kebersihan lingkungan kita. Perhatian warga terhadap
mereka sangat perlu : ajak berbicara, sikap yang baik dan bila perlu makanan kecil
atau kopi tak perlu ragu untuk disumbangkan kepada mereka saat bertugas.Dengan
kata lain,  warga juga di ajak untuk peduli keamanan dan ketertiban lingkungannya.

Sebagimana yang telah dijelaskan dalam Undang-Undang No.2 Tahun 2002


tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, dalam pertimbangan huruf B
ditegaskan, “bahwa pemeliharaan keamanan dalam negeri melalui upaya
penyelenggaraan fungsi kepolisian yang meliputi pemeliharaan keamanan dan
ketertiban masyarakat, penegakan hokum, pelindungan, pengayoman, dan pelayanan

11
kepada masyarakat dilakukan oleh Kepolisian Negara Indonesia selaku alat negara
yang dibantu oleh masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

E. SISKAMLING MENJADI WUJUD PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM


BELA NEGARA

Sistem keamanan lingkungan yang lebih kita kenal dengan kata


“Siskamling”  itu selalu membuahkan hasil diantaranya kondisi dan keamanan
lingkungan benar-benar terjaga hingga matahari terbit. Itulah kebiasaan dan budaya
warga Indonesia 10 tahun silam. Menurut Mayjen TNI Hartind Asrin,“terdapat empat
hal, pertama menyangkut tentang keamanan insani atau bagaimana seseorang bisa
nyaman untuk hidup di negeri ini. Kedua, keamanan Publik atau disebut dengan
Kamtibnas, Ketiga, keamanan internal atau keamanan dari ancaman separatis,
pemberontakan dan aksi teroris, dan kempat, adalah keamanan eksternal berupa
menjaga kedaulatan wilayah NKRI.

Terutama di kawasan pedesaan, kebiasaan untuk menjaga lingkungan secara


gotong royong sangat kental dilakukan masyarakat.Namun lambat laun kebiasaan itu
semakin pudar dikala masyarakatnya sudah mempunyai banyak kesibukan dan mulai
menurunnya nilai-nilai kebersamaan serta menguatnya rasa individualisme diantara
mereka.

         Di beberapa daerah kebiasaan ronda dulu nyaris tidak terdengar lagi.
Padahal,  ronda atau siskamling banyak sekali manfaatnya. Pos ronda sekarang sudah
beralih fungsi menjadi tempat nongkrong sore atau tempat jualan nasi pecel  di pagi
hari. Kini sebenarnya siskamling dituntut lebih banyak berperan demi terciptanya
lingkungan yang aman dan damai.Masih terngiang baru-baru ini segala bentuk
kekerasan. Dalam lingkup kecil lagi-lagi siskamling bukan hanya tugas satpam, tapi
tugas kita semua. Semoga siskamling dapat dan tetap hidup di Negeri kita tercinta
ini.Mari kita galakkan kembali Siskamling demi terciptanya lingkungan yang aman,
damai dan tentram.

12
F.     UPAYA YANG DILAKUKAN
1. PELAKSANAAN KEGIATAN SISKAMLING
a. Upaya meningkatkan sistem keamanan dan ketertiban masyarakat
yang  memberikan perlindungan dan pengamanan bagi masyarakat yaitu:

 penjagaan
 patroli atau perondaan
 memberikan peringatan-peringatan untuk mencegah antara lain terjadinya
kejahatan, kecelakaan, kebakaran, banjir, dan bencana alam
 memberikan keterangan atau informasi tentang hal-hal yang berkaitan
dengan keamanan dan ketertiban lingkungan
 memberikan bantuan dan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai
masalah yang dapat mengganggu ketentraman warga sekitarnya, serta
membantu Ketua RT/RW dalam menyelesaikan masalah warga tersebut
 melakukan koordinasi kegiatan dengan anggota Polri dan Pamong Praja,
dan aparat pemerintah terkait lainnya yang bertugas di wilayahnya
 melaporkan setiap gangguan kamtibmas yang terjadi pada Polri
 melakukan tindakan represif sesuai petunjuk teknis Polri dalam hal kasus
tertangkap tangan, dan pada kesempatan pertama menyerahkan
penanganannya kepada Satuan Polri di wilayahnya; dan
 melakukan tindakan yang dirasakan perlu untuk keselamatan warganya
atas izin dan perintah dari ketua siskamling.

b. Kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi bidang keamanan dan ketertiban,


merupakan potensi pengamanan swakarsa yang perlu dilestarikan dan
ditingkatkan guna menumbuh kembangkan sikap mental, kepekaan dan daya
tanggap setiap warga masyarakat dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban.

c. Siskamling merupakan salah satu model Polmas dalam memberikan


konstribusi komunikasi serta informasi secara external ( dari dan bagi
masyarakat ) dalam rangka menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat
di setiap waktu.

13
d. Sistem keamanan lingkungan merupakan suatu kesatuan komponen yang saling
bergantung dan berhubungan, saling mempengaruhi untuk mendapatkan hasil
daya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan rasa aman dan ketertiban
masyarakat dalam upaya mendukung terwujudnya masyarakat  yang adil,
makmur dan beradap berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

2. KETENTUAN PELAKSANAAN SISKAMLING


a. Peserta Siskamling adalah warga laki-laki sehat jasmani dan rohani berusia 18
s/d 60 tahun sebanyak 1 (satu)  dari setiap rumah.

b. Piket datang selambat-lambatnya pukul 10.00 WIB

c. Warga yang tidak hadir karena sakit, atau keperluan yang tidak bisa
ditinggalkan harap memberitahukan kepada anggota regunya.

d. Jimpitan yang dipasang di setiap rumah berupa beras, diletakkan dibagian


samping/belakang rumah.

e. Tempat berkumpul yaitu di Pos kamling “SIDO RUKUN”.

f. Piket pulang secepatnya pukul 03.30 WIB

3. KEWAJIBAN PETUGAS SISKAMLING


a. Melaksanakan patroli di lingkungan RT 01 minimal 2 kali dan siap
memberikan pelayanan kepada warga yang membutuhkan.

b. Mengambil jimpitan  mulai pukul 01.00 WIB, yang telah disediakan oleh


warga kemudian disetorkan ke bendahara pada pagi harinya.

c. Membunyikan kentongan setiap jam.

d. Menulis laporan kondisi kamtibmas di buku harian sekaligus absensi.

e. Sebelum pulang:

·     Bersihkan pos

·     Kumpulkan jimpitan

·     Kembalikan perlengkapan

14
·     Matikan lampu

4. TANGGUNG JAWAB PETUGAS SISKAMLING

a. Bertanggungjawab terhadap keamanan dan ketertiban lingkungan

b. Melaporkan kepada ketua RT atau ketua RW apabila terjadi gangguan


kamtibmas.

5. SARANA dan PRASARANA SISKAMLING adalah:

 Pos kamling atau pos jaga;


 kentongan atau alat lain yang sejenis;
 kamera CCTV, atau yang sejenis;
 pentungan atau yang sejenis;
 alat-alat lain yang diperlukan dan dibenarkan sesuai dengan peraturan
perundang undangan yang berlaku

Berdasarkan penelusuran kami, alat yang mengeluarkan bunyi-bunyi seperti


yang Anda maksud adalah kentongan atau alat lain yang sejenis. Oleh karenanya,
jika memang di daerah Anda telah diatur bahwa kentongan itu termasuk sarana
dan prasarana siskamling yang diatur, maka menurut hemat kami sah-sah saja
apabila itu digunakan saat kegiatan ronda (sebagai bagian dari kegiatan
siskamling).

Selain itu, adapun sebenarnya kegiatan ronda (termasuk teknis jaganya)


sebagai salah satu pelaksanaan siskamling diserahkan dan ditentukan secara
musyawarah mufakat oleh masyarakat pada masing-masing wilayah di setiap
daerah. Meski demikian, menurut hemat kami hendaknya petugas jaga ronda
selain menjaga keamanan juga harus memperhatikan kenyamanan warga saat
ronda agar tidak mengganggu.

15
Apabila masyarakat terganggu dengan pelaksanaan kegiatan ronda, maka
saran kami adalah upayakan cara-cara kekeluargaan terlebih dahulu, yaitu dengan
mengadu ke ketua RT/RW atau kepala desa/lurah setempat karena merekalah
yang menyusun petunjuk teknis dan penjadwalan ronda. Petunjuk teknis tersebut
berarti terkait bunyi-bunyian yang mengganggu Anda.

Siskamling ini dibentuk berdasarkan kesepakatan dalam musyawarah


warga, dengan berasaskan semangat budaya kekeluargaan, gotong royong, dan
swakarsa.

 Adapun Fungsi Siskamling adalah sebagai:


 sarana warga masyarakat dalam memenuhi kebutuhan rasa aman di
lingkungannya
 menanggulangi ancaman dan gangguan terhadap lingkungannya dengan
upaya
 pre-emptif, merupakan upaya-upaya penanggulangan terhadap fenomena
dan situasi yang dapat dikategorikan sebagai faktor korelatif kriminogen,
dengan cara mencermati setiap gejala awal dan menemukan simpul
penyebabnya yang bersifat laten potensial pada sumbernya; dan
 preventif, merupakan segala usaha guna mencegah/mengatasi secara
terbatas timbulnya ancaman/gangguan keamanan dan ketertiban khususnya
di lingkungan masing-masing melalui kegiatan-kegiatan pengaturan,
penjagaan, pengawalan, dan patroli atau perondaan, serta kegiatan lain
yang disesuaikan dengan kebutuhan sehingga tercipta suatu lingkungan
yang aman, tertib, dan terat

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Siskamling merupakan kegiatan yang dlakukan oleh warga masyarakat untuk
menjaga keamanan lingkungan. Peran aktif warga dalam ketertiban dan keamanan
lingkungan juga sangat diperlukan. Apalagi, kerjasama antar masyarakat, ternyata
dapat memacu kekompakan dan saling perduli antar warga. Semoga siskamling dapat
dan tetap hidup di negara  kita.

B. Saran

Dalam melaksanakan kegiatan, hendaknya tidak bersifat sementara. Akan


tetapi, kegiatan siskamling harus tetap dilaksanakan. Agar para warga tetap merasa
aman dengan tindakan pencegahan, yang nantinya tindak kejahatan tidak terjadi di
lingkungan kita.

17
DAFTAR PUSTAKA

 Peraturan Perundangan-undangan
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002
Tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia
 Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015
Tentang Pemolisian Masyarakat Bab II
Pasal 25-31
 peraturan Kapolri No.23 tahun 2007

sumber internet

 http://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/1230/5/Bab_II.pdf
 https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5c72d8333b1df/tujuan--
komponen--dan-bentuk-kegiatan-siskamling-yang-sesuai-aturan/
 http://galaxynetkotaagung.blogspot.com/2012/05/makalah-siskamling.
 https://www-kompasiana-com/amp/asepmarsel/peran-masyarakat-dalam-
menciptakan-ketertiban-dan-keamanan-lingkungan
 https://www-keselamatankeluarga-com.cdn.ampproject.org

18
LAMPIRAN

19

Anda mungkin juga menyukai