(Struktur Elektronik)
MAKALAH
(disusun dan didiskusikan pada mata kuliah kimia anorganik 1 yang diampuh
oleh
Dr. Akram La Kilo, M.Si
Oleh
ASNITA DAHIBA
NIM 441418009
Akhirnya kami sampaikan terima kasih serta mohon maaf yang sebesar-
besarnya bila ada kesalahan kata maupun kalimat, dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 latar belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................................4
2.1 Struktur Elektronik........................................................................................................4
2.2 Persamaan gelombang schrodinger...............................................................................6
2.3 bilangan kuantum...........................................................................................................8
2.4 bentuk orbital atom......................................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan spektrum energi partikel tersebut, yang selanjutnya dapat digunakan untuk
menjelaskan sifat atau keadaan dari partikel tersebut di alam semesta
Bilangan kuantum merupakan suatu cara untuk menentukan kedudukan
suatu elektron dalam atom. Dimana dalam menentukannya tidak secara asal-
asalan, namun terdapat beberapa tahap dalam penyelesaiannya sendiri. Misalnya
untuk menentukan kulit utama dalam suatu atom maka dapat dilakukan dengan
penentuan bilangan kuantum utama(n) dan begitu seterusnya.
Erwin Schrodinger, adalah ilmuan asal Austria yang akan memperjelas
kemungkinan ditemukannya elektron melalui bilangan-bilangan kuantum dengan
dicetuskannya mekanika kuantum. Mekanika kuantum dapat menerangkan
kelemahan teori atom Bohr tentang garis-garis terpisah yang sedikit berbeda
panjang gelombangnya dan memperbaiki model atom Bohr dalam hal bentuk
lintasan electron dari yang berupa lingkaran dengan jari-jari tertentu menjadi
orbital dengan bentuk ruang tiga dimensi yang tertentu.
Masalah untuk menentukan gerakan electron-elektron di dalam sembarang
atom yang mepunyai banyak electron adalah tidak mudah sebagaimana masalah
dalam atom hydrogen. Hal ini diakibatkan oleh dua alas. Alasan pertama adalah
disebabkan oleh interaksi antara electron-elektron yang tidak membolehkan
sebuah perlakuan terhadap gerak bebas dari seluruh electron yang ada. Alasan
kedua adalah disebabkan oleh hadirnya momentum sudut dari electron yang
disebut dengan spin electron.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari struktur elektronik
2
2. Untuk mengetahui persamaan gelombang Schrodinger
3. Untuk menentukan bilangan kuantum
4. Untuk menentukkan bentuk orbital atom
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
luar dari atom. Penyusunan electron-elektron dalam atom dikenal dengan
istilah struktur atom atau struktur elektronik atom.
Tahun 1860, Robert Bunsen mengamati adanya emisi dari api dan gas,
yang berupa deret spektrum garis-garis berwarna, yang tidak kontinu. Tahun
1885, Balmer mempelajari garis-garis emisi tampak dari atom hidrogen, dan
ia menemukan hubungan matematik antara panjang gelombang.
Jika sinar matahari atau cahaya bola lampu listrik dilewatkan prisma
menuju layar, warna pelangi akan diperoleh. Peristiwa ini dapat dijelaskan
bahwa akibat refraksi, prima memisahkan sinar tampak (putih) menjadi
sebuah spectra yang terdiri atas sinar dengan berbagai macam warna. Pelangi
yang dihasilkan ini disebut spectra kontinu karena semua panjang gelombang
pada daerah sinar tampak ada sinar dalam sinar itu. Spectra yang dihasilkan
sangat berbeda, tidak berupa pelangi tetapi hanya terlihat beberapa garis
berwarna. Garis tersebut merupakan hasil pemisahan cahaya sempit oleh
refraksi prima. Karena spectra tampak sebagai garis dan tidak kontinu maka
spectra ini dikenal dengan spectra garis diskontinu . selain itu, spectra tersebut
juga disebut sebagai spectra emisi atomic atau spectra emisi atau spectra
atomic karena cahaya dipancarkan oleh atom-atom yang telah dieksitasikan
atau diberi sejumlah energy.
Tahun 1860, Robert Bunsen mengamati adanya emisi dari api dan gas,
yang berupa deret spektrum garis-garis berwarna, yang tidak kontinu. Tahun
1885, Balmer mempelajari garis-garis emisi tampak dari atom hidrogen, dan
ia menemukan hubungan matematik antara panjang gelombang.
Pemikiran tentang penjelasan spectra atom mulai tampak ketika
Johannes Rydberg (1854-1919), ahli fisika Swedia secara coba-coba
menyusun persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung panjang
gelombang dari semua garis spectra atom hydrogen yang ditemukan.
Persamaan ini dikenal dengan persamaan Rydberg dan disajikan dalam
persamaan
5
1 1 1
= 109.678 cm-1 ( - ¿
λ nf 2 nf 2
Persamaan ini sangat sederhana karena hanya dengan satu tetapan dan dua
variable n1 dan n2 salah satu panjang gelombang spectra emisi diketahui, harga
n1 dan n2 merupakan bilangan bulat positif, yaitu mulai dari 1,2,3 dan
seterusnya, dengan persyaratan bahwa n2 harus selalu lebih besar daripada n1.
Jadi, jika kita mempunyai harga n1 =1 maka n2 dapat berharga 2,3,4 dan
seterusnya.
Setiap pasangan dua bilangan dari harga n1 dan n2 selalu didapatkan
panjang gelombang yang merupakan salah satu garis dalam spectra atom
hydrogen.
6
elektromagnetisme klasik, berbanding lurus dengan kuadrat amplitude medan
listrik:
Intensitas ∝ (E maks)2
2 πx 2 πx
𝜓(x) = A sin atau B cos
λ λ
7
Dengan A dan B adalah tetapan. Persamaan apa yang dipenuhi oleh
fungsi trigonometric. Dari kalkulus diferensial, turunan (atau kemiringan)
𝜓(x) ialah
dψ(x) 2π 2 πx 2
=A cos d
dx λ λ
Kemiringan dari persamaan ini ialah turunan dari kedua dari , dituliskan
d2ψ ( x )
sebagai dan sama dengan
dx 2
d 2 ψ (x ) 2π 2 2 πx
= -A( ¿ sin
dx 2
λ λ
2π 2
Ini hanya merupakan sebuah tetapan -( ¿ , dikalikan dengan fungsi
λ
gelombang asalnya 𝜓(x) ;
2π 2
𝜓(x)=-( ¿ 𝜓(x)
λ
Ini merupakan sebuah persamaan (disebut persamaan diferensial) yang
2 πx
dipenuhi oleh fungsi 𝜓(x) )= A sin . Mudah di jelaskan bahwa persamaan
λ
2 πx
ini juga dipenuhi oleh fungsi 𝜓(x) = B cos( ).
λ
Kita dapat menata-ulang persamaan ini menjadi bentuk yang
diinginkan dengan mengalihkan kedua ruasnya dengan dengan –h2/8π 2m
menghasilkan
h2 d 2 ψ ( x) p 2
- = ψ (x)= EK ψ (x)
8 π 2 m dx 2 2m
8
Dengan EK= p2/2m ialah energy kinetic partikel. Ini menunjukkan
bahwa seharusnya ada suatu hubungan antara turunan kedua fungsi
gelombang dan energy kinetic EK. Bila nilai yang satu besar, maka nilai
lainnya juga besar.
9
dan l=3 orbital f. Bilangan kuantum ini menggambarkan bentuk orbital dan
dalam jumlah tertentu menggambarkan tingkat energy.
c. Bilangan kuantum magnetic, m1
Bilangan kuantum ini berharga mulai dari 1 sampai +1 termasuk nol.
Jadi, untuk orbital dengan harga bilangan kuantum azimuth l, harga m 1=-1,-
(1+1),...,0,...,(1-1),1. Bilangan azimuth menggambarka orientasi orbital.
Sebagai contoh electron dengan bilangan kuantum utama, n=3 maka
nilai 1 yang diperbolehkan adalah adalah 0,1,2. Nilai m1 bergantung pada nilai
l. Jika l=0 maka hanya ada satu m1, yaitu m1=0. Jika l=1 maka ada tiga harga
m1, yaitu -1,0 dan 1. Jika 1=2 maka ada lima harga m 1, -2,-1,0,1,2. Setiap
kombinasi ketiga bilangan kuantum tersebut merupakan karakteristik orbital
electron, artinya jika ada dua set yang terdiri atas ketiga bilangan kuantum
berbeda maka jenis kedua orbital tersebut juga berbeda.
d. Bilangan kuantum spin
Selain tiga bilangan kuantum, yaitu n, l, dan m1 yang muncul secara
alami dari penyelesaian persamaan Schrodinger, masih ada satu satu bilangan
kuantum yang muncul karena electron bergerak mengelilingi porosnya.
Gerakan melingkar muatan listrik menyebabkan electron bersifat sebagai
electromagnet. Seperti arus listrik yang melewati paku besi menyebabkan
paku besi bersifat sebagai magnet. Karena electron bergerak terbatas hanya
dua arah saja maka bilangan kuantum spin, m, hanya ada dua nilai, yaitu -1/2
dan +1/2. Harga ini kurang penting bagi kimia, tetapi sekadar merupakan
petunjuk adanya perbedaan arah.
Sekarang dapat dinyatakan bahwa kedudukan atau posisi electron
ditentukan oleh keempat bilangan kuantum tersebut di atas. Bilangan kuantum
n, l,m, menentukan orbital yang mana electron ditemukan dan m3 mementukan
arah perputaran electron. Setiap electron memiliki satu set nilai untuk keempat
bilangan kuantum tersebut. Jika elektron berputar pada sumbunya,
sebagaimana bumi yang berputar mengelilingi matahari, maka sifat medan
10
magnetiknya dapat diperhitungkan. Menurut teori elektromagnetik, suatu
muatan yang berputar akan membangkitkan suatu medan magnetik, dan
gerakan ini yang menyebabkan elektron berperilaku seperti suatu magnet.
Oleh karena itu, muncullah bilangan kuantum keempat, yaitu bilangan
kuantum spin elektron (s). Elektron dalam orbital tidak hanya bergerak di
sekitar inti, tetapi juga berputar mengelilingi sumbunya. Arah perputaran
elektron terdiri dari dua, yaitu searah jarum jam dan .berlawanan jarum jam.
Bilangan kuantum spin (s) menyatakan perputaran itu, yang nilainya + ½ dan
- ½. Tingkat energi keduanya adalah sama, dan tanda negatif atau positif
hanya untuk membedakan yang satu dengan yang lain.
Spin elektron tersebut dibuktikan dengan eksperimen yang dilakukan
oleh Stern–Gerlach Gambar 1.5; berkas atom-atom gas dari perak yang
dibangkitkan dalam furnace panas diarahkan ke medan magnet takhomogen.
Interaksi antara elektron dan medan magnet menyebabkan berkas atom-atom
dibelokkan dari jalur garis lurus. Oleh karena gerakan spin adalah random
sempurna, maka elektron-elektron dari ½ atom akan berputar pada satu arah
dan elektron-elektron dari ½ atom lainnya berputar dengan arah yang
berlawanan
11
orbital ini meluas dari inti sampai ke daerah tak terhingga. Dengan demikian,
sulit untuk mengatakan bagaimana bentuk orbital. Sebaliknya, jelas akan
memudahkan untuk menganggap orbital-orbital itu mempunyai bentuk yang
khas.
Peluang terbesar keberadaan elektron dalam atom Inti atom Orbital-s
memiliki bilangan kuantum azimut, l = 0 dan m= 0. Oleh karena nilai m
sesungguhnya suatu tetapan (tidak mengandung trigonometri) maka orbital-s
tidak memiliki orientasi dalam ruang sehingga orbital-s ditetapkan berupa
bola simetris di sekeliling inti. Permukaan bola menyatakan peluang terbesar
ditemukannya elektron dalam orbital-s. Hal ini bukan berarti semua elektron
dalam orbital-s berada di permukaan bola, tetapi pada permukaan bola itu
peluangnya tertinggi ( ≈ 99,99%), sisanya bolehjadi tersebar di dalam bola,
lihat Gambar berikut.
12
b. Orbital-p
Orbital-p memiliki bilangan kuantum azimut, l = 1 dan m= 0, ±l. Oleh
karena itu, orbital-p memiliki tiga orientasi dalam ruang sesuai dengan
bilangan kuantum magnetiknya. Oleh karena nilai m sesungguhnya
mengandung sinus maka bentuk orbital-p menyerupai bentuk sinus dalam
ruang, seperti ditunjukkan pada Gambar berikut.
13
dengan jumlah bilangan kuantum magnetiknya. Orbital-d terdiri atas orbital-
dz2 , orbital- d xz , orbital- d xy , orbital- d yz , dan orbital- d x2 - y2 (perhatikan
Gambar 1.10).
14
keboleh- jadiannya sebagaimana orbital-s, p, dan d. Kesimpulan umum dari
hasil penyelesaian persamaan Schrodinger dapat dirangkum sebagai berikut.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Atom merupakan sebuah materi yang paling kecil. Didalamnya
terdapat inti atom dan dibagian luarnya terdapat electron. Elektron ditarik oleh
proton pada inti atom. Sebagaimana firman Allah bahwa segala sesuatu yang
diciptakan berpasang-pasangan, begitu halnya pula dengan atom. Beberapa
ilmuwan turut mengemukakan teori tentang atom, diantaranya John Dalton
(1805), kemudian dilanjutkan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911), dan
disempurnakan oleh Bohr (1914).
Setiap unsure mempunyai spectrum atom. Secara umum spektrum
atom adalah berkas cahaya yang dipancarkan oleh suatu atom. Alat
spektroskopi mempermudah para ilmuwan untuk mempelajari unsur-unsur
dan spektrumnya. Spektrum atom yang paling banyak dikaji adalah spektrum
atom hidrogen. Cahaya dari lampu hidrogen tampak oleh mata sebagai warna
ungu kemerahan.
Neils Bohr mengemukakan bahwa elektron-elektron hanya menempati
orbit-orbit tertentu disekitar inti atom, yang masing-masing terkait sejumlah
energi kelipatan dari suatu nilai kuantum dasar. Manfaat dan aplikasi dari
model atom Bohr dalam kehidupan sehari-hari salah satunya arus yang
dihantarkan oleh tenaga listrik.
16
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. (2005). Kimia Dasar Jilid 1 Edisi 3. Jakarta: Erlangga.
La Kilo, A. (2018). Kimia Anorganik: Struktur dan Kereaktifan. Gorontalo: UNG
Press.
Nuryono. (2018). Kimia Anorganik: Struktur dan Ikatan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
17