Disusun oleh:
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam aktivitas hidupnya, sejumlah besar air dikeluarkan oleh tumbuhan
dalam bentuk uap air ke atmosfir. Pengeluaran air oleh tumbuhan dalam bentuk
uap air prosesnya disebut dengan transpirasi. Banyaknya air yang ditranspirasikan
oleh tumbuhan merupakan kejadian yang khas, meskipun perbedaan terjadi antara
suatu species dan species yang lainnya. Transpirasi dilakukan oleh tumbuhan
melalui stomata, kutikula dan lentisel (Siregar, 2003).
Sehubungan dengan transpirasi, organ tumbuhan yang paling utama dalam
melaksanakan proses ini adalah daun, karena pada daunlah kita menjumpai
stomata paling banyak. Transpirasi penting bagi tumbuhan karena berperan
dalam hal membantu meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral,
mengatur suhu tubuh dan mengatur turgor optimum di dalam sel. Transpirasi
dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil kerongga antar sel yang ada
dalam daun (Lakitan,1993).
Transpirasi yang terjadi dapat membantu penyerapan mineral dari tanah
dan pengangkutannya dalam tumbuhan. Banyak faktor lingkungan yang
mempengaruhi terjadinya transpirasi, namun transpirasi juga dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor internal (Feryanto, 2011).
B. Tujuan
1. Menentukan kecepatan relatif uap air dari tanaman
2. Menentukan jumlah uap air yang hilang dari tanaman
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air adalah system pelarut dari sel dan memberikan suatu medium untuk
pengangkutan di dalam air. Air mempertahankan turgor yang sangat diperlukan
dalam proses transpirasi dan pertumbuhan tanaman. Sedikit air juga diperlukan
sebagian hara untuk pembentukan senyawa baru. Sepertiga dari berat karbhidrat
dan protein berasal dari air yang disenyawakan secara kimia.
Penguapan air dari tanaman, disebut dengan transpirasi. Pada pertumbuhan
tanaman peristiwa berhubungan dengan kehilangan air dalam melalui stomata,
kutikula, dan lentisel. Banyak air yang hilang melalui transpirasi untuk
membesarkan tanaman, karena rangka molekul semua bahan organic dalam pada
pertumbuhan dari asam karbon yang harus diperoleh dari atmosfer. Karbon masuk
kedalam tumbuhan sebagai karbondioksida melalui pori stomata yag paling
banyak terdapat dipermukaan daun dan air keluar secara difusi melalui stomata
terbuka.
Pada umumnya tumbuhan mampu hidup tanpa adanya transpirasi, namun,
bila dilakukan juga, tampaknya transpirasi memberikan manfaat seperti
mengangkut mineral, mempertahankan turgiditas optimum, dan tentu saja
menghilangkan sejumlah besar bahan dari daun.
Transpirasi berhubungan dengan hilangnya air dari tanaman melalui
stomata, kutikula, dan lentisel pada daun dan batang. Banyaknya air yang hilang
dari tanaman melalui transpirasi untuk pertumbuhan tanaman, karena rangka
molekul semua bahan organic pada tumbuhan terdiri dari atom karbon yang
diperoleh dari karbon. Karbon yang masuk kedalam tumbuhan berupa
karbondiksida melalui stomata yang terbuka.
Transpirasi pada tanaman dipengaruhi oleh dalam seperti besar kecilnya
daun, tebal tipisnya daun, lapisan lilin pada daun. Sedangkan faktor luar yang
mempengaruhi adalah radiasi matahari, temperature, kelembaban udara, tekanan
udara, angin dan air tanah.
Pembukaan stomata merupakan proses mekanik yang diatur oleh tegangan
turgor dari sel-sel tumbuhan dan faktor lingkungan. Pembuka-tutupan pada
permukaan tanaman yang dilalui 90% air yang ditranspirasikan. Naiknya suhu
daun dapat menaikkan penguapan dan proses difusi dan mengakibatkan stomata
terbuka lebar. Dengan naiknya suhu daun membuat suhu disekitar menjadi
lembab. Sedangkan air membawa CO2 dan membawa uap air yang menyebabkan
penguapan dan penyerapan CO2 meningkat, sehingga mengakibatkan proses
transpirasi menurun. Dan apabila kandungan air di dalam tanah terbatas, akan
mengakibatkan transpirasi dan penyerapan CO2 terhambat, karena stomata
tertutup.
Banyak metode yang digunakan untuk mengukur laju transpirasi
diantaranya dengan metode lisimeter, metode pertukaran gas, dan metode aliran
batang. Pada percobaan kita kali ini menggunakan metode lisimeter yaitu dengan
cara menimbang pot tanaman yang tanahnya sudah ditutupi dengan rapat agar air
tanah tidak hilang dan hanya mengalami transpirasi pada daerah tajuknya saja.
Kemudian pot tanaman ditimbang dengan selang waktu yang telah ditentukan.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
C. Cara Kerja
10. Ulangi percobaan di atas bila pot ditempatkan pada tempat yang teduh
A. Hasil Pengamatan
Tidak ternaung
-Lebar =1,6cm
Daun 2 :-Panjang=3,7cm
-Lebar =2,2cm
Ternaung
Daun 1 :-Panjang=3,9cm
-Lebar =2,5cm
Daun 2 :-Panjang=4cm
-Lebar =2,2cm
a. Luas daun
1. Tidak ternaung
Rumus = K x p x l
=3,46 cm2
-Daun 2 = 0,541 x 3,7 x 2,2
=4,40 cm2
= 3,46 + 4,40
=7,86 cm2
2. Ternaung
Rumus = K x p x l
=5,27 cm2
=4,76 cm2
= 5,27 + 4,76
=10,03 cm2
= 12gram
7,86cm2
540menit
=0,0028 gr/cm2/menit
2. Kecepatan transpirasi tanaman di tempat ternaung
= 12gram
10,03cm2
540menit
= 0,0021 gr/cm2/menit
B. Pembahasan
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebaiknya, praktikum ini dapat bertatap muka dengan dosen pembimbing
praktikum untuk membantu mahasiswa dalam keterbatasan pengetahuan dan
praktek lapangan.
DAFTAR PUSTAKA