Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN HASIL WAWANCARA

PERBANDINGAN DUA UMKM

Disusun Oleh
MUHAMMAD MAHDI
30402000243

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2021
IDENTITAS USAHA

UMKM 1

Hari/Tanggal pelaksanaan : Senin, 29 November 2021


Waktu pelaksanaan wawancara : 1 desember 2021
Tempat wawancara : Toko Marmi
Narasumber : Marmi
Nama usaha : Retailer
Lama usaha : Kurang lebih 20 Tahun
Alamat usaha : Jepara kec. Bangsri Desa jeruk Wangi
Jenis usaha : Menengah

UMKM 2

Hari/Tanggal pelaksanaan : Kamis, 2 Desember 2021


Waktu pelaksanaan wawancara : 09.00 WIB
Tempat wawancara : Meet Zoom
Narasumber : Sugiati
Nama usaha : Warung ibu sugirah
Lama usaha : 22 Tahun
Alamat usaha : Sumberejo, Meteseh Tembalang Semarang RT3/5
Jenis usaha : Menengah

PERBANDINGAN USAHA

Pedoman wawancara yang digunakan ada 9 topik pertanyaan yang masing masing terdiri
dari 2 sampai 4 pertanyaan

Umkm 1 Toko Marmi


Pemilik toko marmi yaitu seorang yang bernama Marmi alamat usahanya yaitu di kota
Jepara, usaha ini telah berdiri selama kurang lebih 20 tahun.
Umkm 2 Warung sugirah
Pemilik usaha warung yaitu seorang lulusan SD di kabupaten Semarang yang bernama
Ibu Sugiati, usaha ini telah berdiri selama 22 tahun.

Permodalan

Dari kedua umkm yang saya wawancarai ke dua nya pernah meminjam modal di bank,
koprasi, atau lembaga keuangan formal.
Umkm keduanya pernah meminjam modal di bank atau lembaga informal karena membutuhkan
dana untuk usahanya.

Kesenjangan Permintaan (Demand Gap)

• Surya dan Ibu Isti didalam menjalankan usahanya sama sama lebih suka menggunakan
modal dari uang pribadi daripada mengajukan pinjaman. Karena pada umkm 1
merupakan seller yang produknya sudah ada dan tinggal memasarkan jadi tidak
mengeluarkan modal.
• Sedangkan umkm 2 lebih suka menggunakan uang pribadi karena sudah memiliki
tabungan khusus untuk membuka usaha dan kalau meminjam di bank menurut ibu Isti
memang mudah tapi bagi ibu Isti yang merupakan seorang pegawai negeri biasanya
disuruh melampirkan surat-surat lain sehingga menjadikan rumit, memakan waktu dan
sulit dipenuhi.

Kesenjangan Pengetahuan (Knowledge Gap)


Walaupun UMKM 1 dan UMKM 2 sama sama pernah meminjam modal tetapi mereka
bisa mengatasi semua itu bahkan sampai kembali modal beserta mendapatkan laba yang
cukup untuk menghidupi kebutuhan

Kesenjangan Penawaran (Supply Gap)

UMKM Sepatu dan UMKM Baju keduanya memang sama-sama tidak pernah meminjam
modal dari bank, koperasi, ataupun lembaga keuangan formal akan tetapi menurut ke duanya
lembaga formal dan informal tersebut berminat untuk memberikan pinjaman kepada usaha
mereka karena merupakan usaha yang menguntungkan.
Dan terdapat produk pembiayaan yang cocok untuk UMKM Sepatu dan UMKM Baju
tersebut serta investor juga mempercayai potensi ide bisnis mereka karena sangat
menguntungkan disaat pandemi.

Kesenjangan Empati (Empathy Gap)

Bank dan Investor menganggap bisnis yang dijalankan oleh UMKM Sepatu dan UMKM
Baju sebagai usaha yang menguntungkan. Walaupun tidak pernah meminjam modal di lembaga
formal akan tetapi menurut surya dan Ibu Isti karyawan lembaga pembiayaan formal sudah
professional karena mereka merupakan orang-orang terpilih dan pastinya professional ketika ada
yang mengajukan pinjaman.
UMKM Sepatu dan UMKM Baju keduanya sama tidak pernah meminjam modal di
lembaga formal ataupun informal tetapi menurut mereka jika mereka mengajukan pinjaman
ketika telah memenuhi persyaratan dasar, pengajuan pinjaman pasti akan diterima oleh pihak
lembaga pembiayaan.

Struktur Keuangan (Financial Structure)

UMKM Sepatu dan UMKM Baju sama-sama lebih suka mengatur modal untuk bisnis
secara mandiri karena merupakan usaha milik sendiri/pribadi jika melibatkan pihak lain dalam
mengatur permodalan maka akan lebih rumit.
• Jika membutuhkan untuk tambahan modal eksternal Umkm Sepatu lebih memilih untuk
menggunakan opsi pinjaman informal dengan alasan tertentu dibandingkan meminjam
dari lembaga formal
• Sedangkan Umkm Baju juga jika membutuhkan tambahan modal lebih memilih untuk
menggunakan opsi pinjaman informal contohnya koperasi karena Ibu Isti merupakan
anggota dari koperasi sehingga menurutnya lebih mudah ban sudah paham prosedur-
prosedur yang harus dipenuhi.
Karena masalah kepemilikan dan kendala pembiayaan UMKM Sepatu dan UMKM Baju tersebut
lebih memilih untuk tidak pernah meminjam dari lembaga formal maupun informal.

Kinerja

Dalam mengelola usahanya UMKM 1 dan UMKM 2 selalu mengutamakan ketelitian dan
akurasi walaupun tidak memproduksi produknya sendiri akan tetapi mempercayai produk orang
lain yang juga di percaya banyak orang.
Marmi dan Ibu Sugiati selalu mengelola usaha selalu menggunakan dasar pengetahuan,
informasi, teknik dan keterampilan seperti kalau. Kedua owner umkm tersebut tidak
berkontribusi aktif sepenuhnya dalam proses produksi.
Kompetensi Diri

Pemilik UMKM 1 dan UMKM 2 keduanya memiliki kemampuan untuk menyelesaikan


permasalahan yang muncul didalam usahanya. Serta memliliki kemampuan berkomunikasi yang
baik menurut pemilik UMKM 1 kemampuan berkomunikasi yang baik itu perlu dimiliki oleh
semua pemilik UMKM agar usaha yang jalani berjalan sesuai terget.
Kedua pemilik UMKM tersebut memiliki keterampilan dalam mengembangkan potensi
dirinya dengan maksimal dan bias memotivasi dirinya dengan baik. Baik saat menghadapi
situasi-situasi persaingan usaha ataupun saat menghadapi masa pandemi.

Etos Kerja Islami

Ibu Marmi dan Ibu Sugiati sama-sama bekerja sebagai bentuk ibadah, Keduanya juga
dalam bekerja menggunakan kemampuan yang dimiliki secara maksimal dan dalam bekerja
selalu mengutamakan kepentingan sosial seperti tidak mengambil keuntungan dari bisnisnya
terlalu berlebihan.

Teknologi Informasi

Usaha UMKM Sepatu dan UMKM Baju sama-sama menggunakan Teknologi Informasi (TI)
yang jelas, mudah dipahami, mudah dikendalikan dan meningkatkan efisuensi. Namun ada
perbedaan dalam penggunaan teknologi yang dipakai yaitu
• UMKM Sepatu menggunakan berbagai media sosial untuk mempromosikan produk-
produknya dan lebih aktif promosi melalui media sosial seperti instagram. Selain melalui
media sosial juga mempromosikan produknya melalui teman-temannya juga.
• UMKM Baju mempromosikan produknya melalui grup dan story whatsapp saja, karena
menurut Ibu Isti owner Isti Collection tokonya yang bertempat dipemukiman yang padat
penduduk sangat menguntungkan baginya. Karena para Ibu-ibu biasa cepat mengetahui
jika ada model terbaru dari produk baju batiknya.

Anda mungkin juga menyukai