DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
Kelas MJ5D
S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2022/2023
Daftar Isi
Contents
Daftar Isi .................................................................................................................................. 2
BAB I ........................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 3
DEFINISI BUSINESS INTELLIGENCE .............................................................................................. 3
BAB 2 ........................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 5
GAMBARAN UMUM TENTANG DSAS .......................................................................................... 5
KONDISI TERKINI PENCETUS GAGASAN....................................................................................... 6
PIHAK-PIHAK YANG DIPERTIMBANGKAN DAPAT MEMBANTU MENGIMPLEMENTASIKAN GAGASAN
DAN PERAN ATAU KONTRIBUSI MASING-MASINGNYA ................................................................ 8
LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MENGIMPLEMENTASIKAN
GAGASAN SEHINGGA TUJUAN ATAU PEMBARUAN YANG DIHARAPKAN DAPAT TERCAPAI. ............ 8
BAB 3 ......................................................................................................................................... 10
PENUTUP ................................................................................................................................... 10
KESIMPULAN .......................................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Digital Shoreline Analysis System (DSAS) adalah suatu perangkat lunak tambahan
yang bekerja pada perangkat lunak ArcGIS yang dikembangkan oleh ESRI dan USGS yang
dapat diperoleh secara gratis. DSAS digunakan untuk menghitung perubahan posisi garis
pantai berdasarkan waktu secara statistic dan berbasis geospasial. DSAS menggunakan titik
sebagai acuan pengukuran, dimana titik dihasilkan dari perpotongan antara garis transek yang
dibuat oleh pengguna dengan garis-garis pantai berdasarkan waktu. Parameter yang diperlukan
dalam DSAS terdiri dari baseline, shorelines dan transek. Baseline yaitu garis acuan titik nol
yang digunakan sebagai garis acuan untuk mengukur perubahan garis pantai dan garis ini tidak
termasuk dalam garis pantai. Garis yang dijadikan baseline diletakan pada wilayah daratan
(onshore). Shorelines yaitu garis pantai yang akan diukur perubahannya. Transek merupakan
garis tegak lurus dengan baseline yang membagi pias-pias pada garis pantai. Transek dibuat
mengarah ke arah laut dengan jarak antar transek yang digunakan yaitu 60 meter. Pembuatan
baseline dan shoreline menggunakan metode on screen digitation, sedangkan pembuatan
transek dilakukan oleh DSAS. Prinsip kerja Analisa perubahan garis pantai menggunakan
DSAS yaitu menggunakan titik-titik yang dihasilkan dari perpotongan antara garis transek
yang dibuat dengan garis pantai berdasarkan waktu sebagai acuan pengukuran. DSAS telah
menjadi komponen utama dari proyek Bahaya Perubahan Pesisir Survei Geologi AS,
menyediakan rangkaian tingkat regresi yang kuat dalam metode standar dan mudah diulang
yang dapat dijalankan pada volume besar data yang dikumpulkan pada skala nasional.
Perangkat lunak DSAS dimaksudkan untuk memfasilitasi proses perhitungan perubahan garis
pantai dan untuk memberikan informasi tingkat perubahan dan data statistik yang diperlukan
untuk menetapkan keandalan hasil perhitungan. Alat untuk mengukur garis pantai bisa
menggunakan BS Meter yang merupakan alat pengukur kemiringan pantai yang digunakan
untuk pemetaan wilayah kerentanan pesisir. BS Meter mengambil data kemiringan pantai dan
posisi (koordinat) pengamatan. Perangkat lunak ini juga cocok untuk aplikasi umum apa pun
yang menghitung perubahan posisi dari waktu ke waktu, seperti menilai perubahan batas
gletser dalam foto udara berurutan, batas tepi sungai, atau perubahan tutupan lahan. Pemerintah
nasional dan negara bagian di seluruh dunia telah menggunakan alat ini untuk mendukung
pengelolaan sumber daya dan pengambilan keputusan pesisir yang kritis.
Pada gambar diatas memperlihatkan prinsip kerja DSAS, dimana Analisa dilakukan
dengan menganalisa hasil perhitungan perubahan garis pantai dan melakukan pemilihan data
yang mengalami perubahan tertinggi dan terendah pada setiap daerah serta memprediksi
perubahan garis pantai mendatang menggunakan menu yang tersedia pada DSAS.
Melihat padatnya aktivitas masyarakat di pesisir, adanya fenomena banjir rob pada
suatu daerah menyebabkan pentingnya dilakukan penelitian pada setiap daerah dekat pantai
dengan menggunakan teknologi Digital Shoreline Analysis System (DSAS). Tujuan
digunakannya teknologi DSAS yaitu untuk mengetahui perubahan garis pantai yang telah
terjadi pada setiap daerah dekat selama beberapa tahun belakang dan memprediksi perubahan
garis pantai yang akan terjadi.
Wilayah pesisir merupakan daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang
dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di darat dan di laut, serta merupakan daerah
bertemunya laut dan darat. Batas-batas wilayah pesisir hingga saat ini masih belum
dikemukakan secara baku, tetapi secara umum menyatakan bahwa wilayah pesisir merupakan
wilayah peralihan antara darat dan laut. Kawasan pesisir terdapat banyak penduduk, pusat
transportasi, tempat pendaratan ikan, kegiatan pertanian, usaha dan indusitri di bidang
perikanan, sehingga menempatkan Kawasan pesisir dengan struktur lahan untuk lokasi dengan
berbagai fasilitas (sarana dan prasarana) serta pelayanan umum (ekonomi dan sosial). Kawasan
pesisir merupakan Kawasan yang unik karen posisinya yang berada pada pertemuan antara
daratan dan perairan, sehingga wilayah pesisir memiliki sifat yang dinamis. Proses alamai yang
terjadi di Kawasan pesisir seperti penggunaan lahan, budidaya dan ekspolarasi sumber daya
sangat berpengaruh pada perubahan garis pantai. Adanya proses yang terjadi di pesisir, baik
alami maupun yang bercampur tangan manusia menjadikan pesisir sebagai Kawasan yang
berpotensi sember daya tinggi. Akan tetapi disatu sisi juga memberikan potensi terjadinya
bencana seperti tsunami, banjir pasang (rob), penurunan muka tanah dan gelombang tinggi.
Salah satu fungsi pokok dari wilayah pesisir yaitu sebagai penyedia sumber daya alam manusia
secara berkelanjutan. Secara ekonomi wilayah pesisir bermanfaat sebagai sumber mata
pencaharian bagi masyarakat yang nantinya berdampak pada pendapatan. Apabila kemampuan
fungsi wilayah pesisir dapat terpelihara maka akan tercipta pengunaan wilayah pesisir yang
berkelanjutan. Penggunaan lahan pesisir dapat diperuntukkan untuk segi zona pemanfaatan
hingga konversi. Sebagai Kawasan dengan tingkat pemanfaatan yang tinggi, Kawasan pesisir
menghadapi berbagai dampak negative akibat dari aktivitas manusia ataupun bencana alam.
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung, pada penelitian
ini dilakukan ground checking atau survey lapangan. Seurvei lapangan merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi antara citra satelit dengan kondisi
yang sebenarnya di lapangan. Survey lapangan melakukan dokumentasi terkait kondisi
eksisting lahan penelitian. Dokumentasi ini digunakan sebagai data pendukung dalam
menganalisis kondisi tertentu pada lokasi penelitian. Disini juga melakukan wawancara
kepada beberapa pihak pantai dan warga sekitar agar mendapat hasil yang maksimal
pada penelitian ini.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang didapatkan dari instansi
pemerintahan terkait. Untuk data sekunder pengumpulannya melalui pengunduhan citra
melalui website instansi yang menyediakan.
PENUTUP
KESIMPULAN
DSAS atau Digital Shoreline Analysis System merupakan Perangkat Lunak yang
digunakan untuk menghitung perubahan posisi garis pantai berdasarkan waktu secara statistic
dan berbasis geospasial. Terjadinya perubahan garis pantai dapat diakibatkan oleh adanya
abrasi dan akresi. Perubahan garis pantai terjadi pada skala detik sampai jutaan tahun. Garis
pantai pada umumnya mengalami perubahan dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan
alam seperti adanya aktivitas dari gelombang, angin, pasang surut, arus dan sedimentasi.
Alternatif untuk mengukur perubahan garis pantai yaitu dengan Sistem Informasi
Geografis atau Georaphic Information Sistem (GIS) dirancang untuk bekerja dengan
menggunakan data yang memiliki informasi spasi (bereferensi keruangan). System ini
mengcapture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa dan menampilkan
data yang secara spasial mereferensikan kepada kondisi bumi. Selaian itu juga bisa
mengguankan metode ArcGIS. ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh
ENSRI (Environment Science & Research Institute) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi
dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis
web.