Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Hukum Tata Negara Indonesia :


Hukum Tata Negra secara umum adalah suatu bentuk hukum yang mendefinisikan
hubungan anatara berbagai Lembaga dalam suatu Negara, mulai dari Eksekutif, Legilatif,
bahkan sampai ranah Yudikatif. Namun dalam Hukum Tata Negara Indonesia didukung
dengan 5 Asas penting yang pertama adalah Asas Pancasila, Asas Kedaulatan Rakyat, Asas
Negara Hukum, Asas Pembagian Kekuasaan, serta Asas Negara Kesatuan. Dilain sisi bahwa
ada 4 pokok pikiran yang menjadi dasar eksistensi setiap Hukum Tata Negara di Indonesia,
yaitu Pokok pikiran negara, Keadilan sosial, Negara berdasarkan kedaulatan rakyat, dan
Negara itu didasarkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga itu semua menjadi sebuah
sarana dalam mengejawantahkan keadilan sosial yang beperadaban lahir dan batin.

B. Kasus Hukum Tata Negara di Indonesia : Kenapa Harus Pindah Ibu Kota?
Mantan Wali Kota Solo (Bapak Joko Widodo) itu menyebutkan bahwa pemindahan
ibu kota negara saat ini sudah mendesak. Alasan pertimbangan beban Jakarta sebagai pusat
pemerintahan dan bisnis sekaligus sudah sangat berat. Pemerintah tak ingin menjadikan
beban berat itu semakin bertambah dan terus-menerus menekan kota Jakarta. kata Jokowi di
Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8). Atas dasar itu, Bapak Presiden Joko Widodo dengan
periode keduanya telah memutuskan untuk sesegera mungkin memindahkan Ibu Kota, yang
awalnya dari Jakarta menuju ke Kalimantan Timur. Pengumuman keputusan tersebut
sejatinya terbilang menimbulkan polemik serta mengejutkan banyak pihak.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190827093658-32-424906/kenapa-harus-pindah-ibu-kota

C. Analisis Problematika atau Kasus


Jika kita telaah kasus diatas, ada beberapa bagian yang dinilai menggambarkan hal-
hal positif dan negatif, antara lain dalam hal positif sebenarnya pemerintah menginginkan
bahwa dipindahkannya Ibu Kota ke Kalimantan Timur sebagai lokasi Ibu Kota baru, karena
faktor keamanan dan infastruktur, mulai dari bencana yang dinilai minim, letak yang
strategis, infrastruktur yang relatif lengkap dan lahan yang legal seluas 180 ribu hektare .
Namun itu semua tidak lepas dari hal-hal yang bersifat negative, contoh saja dalam berita
diatas mengatakan bahwa dalam proses pemindahan Ibu Kota, Pemerintah harus mengajukan
setidaknya 6 Undang-undang, salah satunya yang penting adalah UU Nomor 29 Tahun 2009
tentang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Sebagai Ibu Kota NKRI. Apabila tidak segera
dilaksanakan maka pemerintah tidak akan bisa memenuhi aspek legalitas. Dan tidak hanya itu
Mardani Ali Sera selaku Anggota DPR Komisi II mengatakan bahwa selama ini pemerintah
tak pernah mengajak DPR berkoordinasi mencapai kata sepakat.
Sehingga menurut saya ketika berbicara mengenai Pemindahan Ibu kota Negara itu
bukanlah suatu gagasan kecil melainkan suatu gagasan yang sangat serius yang harus
diselesaikan secara universal. Dalam hal pemindahan ini pemilihan lokasi (tempat) harus
memperhatikan aspek-aspek geopolitik, kelengkapan atau kesiapan infrastruktur sebagai
faktor pendukung dan pembiayaan, serta letak geostrategis yang pastinya harus
menguntungkan. Tidak hanya itu saja pemindahan Ibu kota Negara juga perlu
mempertimbangkan 3 aspek jangka panjang, yaitu pelayanan publik, pengelolahan bisnis, dan
pusat pengelolahan Pemerintahan. Apabila 3 aspek ini tidak ada di dalam ibu kota negara
yang baru maka sama saja dengan menghadiri pemakan yang belum di sediakan, ujung-
ujungnya masyarakat yang menanggung beban, karna pada dasarnya memindahkan ibu kota
itu juga berarti memindahkan mahluknya (manusia).

Fahri Bachmid SH., MH. yang menyandang gelar sebagai Pakar Hukum Tata Negara
menilai bahwa keputusan yang telah dikumdangkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo dalam
memindahkan ibu kota Negara Indonesia dari Jakarta mengarah kepada sebagian Kabupaten
Penajam Pasir Utara dan sebagian lagi mengarah ke Kabupaten Kutai Kartenagara, bisa
dikatakan itu semua memiliki unsur ketepatan.

Langkah pemindahan Ibu Kota Negara merupakan suatu kebijakan hukum yang
memiliki karakter futuristic, maksud dari kata futuristik adalah suatu jalan yang mengarah
pada masa depan, bagi tatanan kehidupan kemasyarakatan yang jauh lebih unggul dan
modern. Alhasil kebijakan inilah yang dipilih oleh Presiden Joko Widodo demi menciptakan
Indonesia yang berperadaban
Cari Calon Ibu Kota Negara Baru
“Ada Apa Dengan Jakarta???”

Jakarta ibu kota negara Indonesia, Siapa yang tidak tahu? semua orang di Indonesia
pasti tahu nama kota ini, kota yang identik sebagai pusat bisnis, kebudayaan, bahkan sampai
pada ranah politik. Tidak salah jika masyarakat Indonesia dalam pernyataannya mengatakan
“Jakarta merupakan satu-satunya kota yang ada di Indonesia yang memiliki status layaknya
provinsi”. Bahkan di dalam dunia internasional sekalipun kota ini memiliki julukan sebagai
(J-Town) atau yang sangat populer dikenal dengan julukan “The Big Durian” karena jakarta
dianggap sebagai kota yang sebanding dengan kota luar negeri yaitu New York.
Namun siapa yang menduga lagi-lagi masyarakat indonesia dibuat kaget secara
serentak, mengenai pernyataan Bapak Presiden Joko Widodo, dalam menyetujui rencana
pemindahan ibu kota negara Indonesia yang awalnya dari dalam jawa (jakarta) menuju keluar
jawa. Pria kelahiran Solo, Jawa Tengah ini mengatakan “Jakarta itu sebagai kawasan yang
rawan akan macet dan banjir, ada pencemaran yang berat juga. Inikan pulau jawa, jadi
tidak menutup kemungkinan 10 sungai di pulau jawa dikatakan sebagai sungai yang paling
tercemar di dunia.” Bapak Presiden Joko Widodo sangat optimis bahwa pemindahan ibu
kota negara yang baru akan terwujud apabila persiapannya sudah sangat matang.
Jika ibu kota negara harus di pindahkan, hanya ada satu pertanyaan “kenapa dengan
jakarta”? Tim riset pihak CNBC Indonesia merangkum hal-hal yang berkaitan bahwa ibu
kota memang perlu untuk di pindahkan antara lain di dalam risetnya mengatakan, pertama
mengenai macet yang tak kunjung selesai. Memang benar kemacetan di kota jakarta selalu
menjadi faktor menarik untuk dibahas, karena hal ini seakan-akan menujukkan dengan cara
apapun untuk menanggulangi kemacetan di jakarta hasilnya akan tetap sama saja. Kemacetan
yang ada di jakarta berpotensi menimbulkan dampak kerugian sampai triliunan rupiah setiap
tahun. Sangat jelas jika kemacetan itu ada maka tidak lain kerugian juga berpengaruh dalam
konsumsi bahan bakar yang tidak aturan atau efisien, coba kita bayangkan saja jutaan atau
bahkan samapi kendaraan yang pastinya menghabiskan banyak bahan bakar hanya untuk
bertahan pada titik kemacetan di tempat yang sama.
Kedua banjir setiap tahun, masalah banjir bukan suatu masalah yang tabu di kota
jakarta, karena seringnya pembangunan infrastruktur di jakarta dilakukan dalam sistem cepat
maka semakin lama dan semakin banyak daerah-daerah yang memiliki level (tingkatan) libih
bawah dari permukaan laut. Akibatnya sungai yang biasanya mengaliri air hujan ke arah laut
malah jadi terhambat dan banyak menghasilkan genangan air yang meluas secara singkat,
jika pembangunan infrastruktur terus dilakukan dengan paksa serta di pusankat di jakarta
fenomena banjir tidak akan pernah berhenti atau bangkan diatasi.
Ketiga, yang dimana sangat memperhatinkan bagi kesehatan serta kebersihan bahkan
juga sangat berpengaruh pada nyawa mahluk hidup, yaitu tentang pencemaran air yang
lambat laun semakin buruk, pasalnya jika semakin banyak kadar air tanah yang dipompa
keluar secara brutal dan terus menerus, maka air asin yang berada di laut juga akan semakin
gampang di tembus oleh lapisan air yang ada di kota jakarta. Hal seperti ini sering kita kenal
sebagai fenomena (intrusi air laut) yang dimana kandungan garam secara langsung akan
meningkat bercampuran dengan air tanah. Jika memang itu terjadi maka hasilnya akan sangat
mengerikan, dimana air tanah biasanya di gunakan untuk minum atau mandi. Sekarang malah
jauh lebih asin sehingga tidak layak untuk di gunakan.
Pemindahan ibu kota negara itu bukanlah gagasan kecil melainkan suatu gagasan
yang sangat serius yang harus diselesaikan secara universal. Dalam hal pemindahan ini
pemilihan lokasi (tempat) harus memperhatikan aspek-aspek geopolitik, kelengkapan atau
kesiapan infrastruktur sebagai faktor pendukung dan pembiayaan, serta letak geostrategis
yang pastinya harus menguntungkan tidak hanya itu saja pemindahan ibu kota negara juga
perlu mempertimbangkan 3 aspek jangka panjang, yaitu pelayanan publik, pengelolahan
bisnis, dan pusat pengelolahan pemerintahan. Apabila 3 aspek ini tidak ada di dalam ibu kota
negara yang baru maka sama saja dengan menghadiri pemakan yang belum di sediakan,
ujung-ujungnya masyarakat yang menanggung beban, karna pada dasarnya memindahkan ibu
kota itu juga berarti memindahkan mahluknya (manusia).

Arsitektur Futuristik muncul pada awal abad ke 20 di Italia. Gaya arsitektur ini


sendiri sebenarnya merupakan bagian dari Futurism, yaitu suatu gerakan seni yang
ditemukan oleh seorang penyair bernama Filippo Tommaso Marinetti pada
1909. ... Futuristik mempunyai arti mengarah atau menuju ke masa depan.

Hukum Tata Negra secara umum adalah suatu bentuk hukum yang mendefinisikan
hubungan anatara berbagai Lembaga dalam suatu Negara, mulai dari Eksekutif, Legilatif,
bahkan sampai ranah Yudikatif. Namun dalam Hukum Tata Negara Indonesia didukung
dengan 5 Asas penting yang pertama adalah Asas Pancasila, Asas Kedaulatan Rakyat, Asas
Negara Hukum, Asas Pembagian Kekuasaan, serta Asas Negara Kesatuan. Dilain sisi bahwa
ada 4 pokok pikiran yang menjadi dasar eksistensi setiap Hukum Tata Negara di Indonesia,
yaitu Pokok pikiran negara, Keadilan sosial, Negara berdasarkan kedaulatan rakyat, dan
Negara itu didasarkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga itu semua menjadi sebuah
sarana dalam mengejawantahkan keadilan sosial yang beperadaban lahir dan batin.

Anda mungkin juga menyukai