Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
Diah Listyaningsih, S.T., M.T.
2021
LAPORAN
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
Diah Listyaningsih, S.T., M.T.
i
LEMBAR PENGESAHAN PRAKTIKUM
MEKANIKA TANAH II
Disusun Oleh :
Ganeca Efa Mareta (01.2018.1.05694)
Atria Primada A. (01.2018.1.05699)
Jiddan Nafian W. (01.2018.1.05709)
Keavin Ednwar S. (01.2018.1.05772)
iii
PRAKATA
Puji dan syukur patut dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan
segala tuntunan dan petunjuk-Nya, maka kami dapat menyelesaikan praktikum
Mekanika tanah 2.
Laporan ini merupakan tugas praktikum Mekanika Tanah 2 meliputi
pemeriksaan material sampai dengan pembuatan benda uji dan pengetesan hasil yang
berisikan data hasil pelaksanaan praktikum. Adapun tujuan diadakannya praktikum
Mekanika Tanah 2 adalah agar mahasiswa mengetahui penerapan teori yang telah
diterima dari mata kuliah Mekanika Tanah 2.
Kami menghaturkan ucapan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami, terutama kepada :
1. Ibu Arintha Indah DS, ST., MSc. selaku Kepala Laboratorium Mekanika Tanah.
2. Ibu Diah Listyaningsih, S.T, MT selaku dosen pembimbing.
3. Anasthasya Adelia, Adam Razzak, Rizal Maulana, dan Fazrul Arifandi selaku
asisten laboratorium dan instruktur di lapangan.
Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan Rahmat-
Nya kepada kita dan semoga laporan yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Hormat kami,
Surabaya, Januari 2021
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................................ii
LEMBAR ASISTENSI...............................................................................................................iii
PRAKATA..................................................................................................................................iv
DAFTAR ISI................................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................viii
1.7. KESIMPULAN..........................................................................................................14
2.6 KESIMPULAN..........................................................................................................35
3.7. KESIMPULAN..........................................................................................................75
4.5 KESIMPULAN..........................................................................................................86
5.7. KESIMPULAN..........................................................................................................97
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................98
LAMPIRAN.............................................................................................................................101
DAFTAR GAMBAR
1
pendidikan tertentu yang memiliki peralatan dan laboratorium mekanika tanah
biasanya jasa mereka selalu dimanfaatkan dalam melakukan investigasi ini.
Menurut Hardjowigeno (1992), teknik pengambilan sample tanah dapat
dilakukan dengan 4 cara antara lain sebagai berikut :
1. Pemgambilan sample tanah utuh (undisturbed soil sample), digunakan untuk
penetapan – penetapan berat volume, porositas tanah, dan permeabilitas
tanah.
2. Pengambulan sample agregat utuh (undisturbed soil agregat), digunakan
untuk penetapan agregat dan nilai COLE (Coeffisient Of Linear
Extensibility).
3. Pengambilan sample tanah terganggu atau tidak utuh (disturbed soil sample),
digunakan untuk penetapan – penetapan kadar air tekstur konsistensi dan
batas
– batas angka Atterberg limit, warna tanah dan sebagainya.
4. Pengambilan sampe tanah dari suatu profil yaitu gabungan dari pengambilan
contoh tanah utuh, tanah agregat utuh,
Pengambilan contoh tanah asli dan contoh tanah terganggu dilaksanakan
pada setiap interval 0,5 m atau pada setiap perubahan tanah. kapasitas boring ini
maksimal sampai 6 m.
Menurut kedalamannya, Teknik pengambilan sample tanah dapat
dilakukan dengan 2 cara antara lain :
a. Pengambilan sampel tanah Undisturbed (tanah tidak terganggu) yang diambil
di tiap kedalaman 1,00 m, 2,00 m, 3,00 m, dan seterusnya hingga kedalaman
yang di inginkan.
b. Pengambilan sampel tanah Disturbed (tanah terganggu) diambil di tiap
kedalaman 0,2 m; 0,4 m; 0,6 m dan seterusnya hingga kedalaman yang akan
dilakukan pengeboran tanah.
Klasifikasi Tanah
Salah satu sistim klasifikasi tanah yang umum digunakan adalah sistim
Unified. Sistim ini dikembangkan oleh Casagrande yang pada garis besarnya
membedakan tanah atas 3 kelompok besar yaitu:
- Tanah berbutir kasar, < 50% lolos saringan No. 200. Secara visuil butir-butir
tanah berbutir kasar dapat dilihat oleh mata.
- Tanah berbutir halus , >50% lolos saringan No. 200. Secara visuil butir-butir
tanah berbutir halus tak dapat dilihat oleh mata.
- Tanah organik, dapat dikenal dari warna, bau dan sisa tumbuh-tumbuhan
yang terkandung di dalamnya.
Klasifikasi tanah sistim Unified dilakukan dengan huruf-huruf seperti:
- G = Kerikil (Gravel)
- S = Pasir (Sand)
- M = Lanau (Silt/ Moam)
- C = Lempung (Clay)
- W = Bergradasi baik (Well graded)
- P = Bergradasi buruk (Poor graded)
- U = Bergradasi seragam (Uniform graded)
- L = Plastisitas rendah (Low liquid limit)
- H = Plastisitas tinggi (high liquid limit)
- O = Organik (Organic)
Peralatan lain
- Label label tiap kedalaman.
- Formulir Boring.
- Loyang atau tempat sampel
B. PROSEDUR PRAKTIKUM
Adapun prosedur praktikum Mekanika Tanah 2 ini yang dilakukan
secara daring (Online), Maka kami mengambil prosedur yang diberikan pada
modul praktikum dengan teknik pengambilan sample tanah disturbed (tanah
terganggu) :
1. Mempersiapkan alat yang digunakan dalam pengujian, terutama alat
utama seperti mata bor dan stang.
2. Pengeboran tanah dilakukan dengan mata bor iwan hingga kedalaman 20
cm atau 0,2 m.
3. Mata bor iwan ditarik ke atas, ada tanah yang ikut teragkat.
4. Ambil segenggam tanah yang ikut terangkat oleh mata bor.
5. Masukkan dalam loyang yang telah disiapkan.
6. Ulangi percobaan 2 – 5 sampai mendapatkan pengeboran yang ditentukan.
7. Dilakukan identifikasi sample tanah yang telah diambil secara visual.
1.5. DOKUMENTASI PRAKTIKUM
Pada praktikum Mekanika Tanah 2 ini, dokumentasi di ambil dari video youtube
yang kami pahami yang akan disajikan dalam bentuk tabel
Tabel 1.8 Dokumentasi Pengerjaan Boring
Gambar Keterangan
Mempersiapkan alat
untuk pengeboran
Pengeboran tanah
yang dilakukan
mulai dari
kedalaman 0,2 Meter
Gambar Keterangan
Tanah dikeluarkan
untuk diperiksa
jenis, dan warna
tanahnyaa.
B. Analisa Praktikum
Dari Data Sekunder yang telah diolah didapatkan jenis tanah yang
berbeda pada setiap kedalaman pengambilan sample dengan pengujian
boring ini.
1. Jenis tanah yang didapatkan pada lapisan tanah kedalaman 0,2 m yang
telah diidentifikasi secara visual didapatkan jenis tanah SC (Pasir
Berlempung) dengan deskripsi warna tanah coklat abu-abu dan memiliki
kandungan butir halus 10%, serta saat benda uji dihancurkan dengan
ditekan oleh ibu jari di atas permukaan keras sangat susah yang mana
semua deskripsi tanah yang mengacu pada tabel 1.2 dan tabel 1.3.
2. lapisan tanah kedalaman 0,4 m didapatkan jenis tanah SW (Pasir
berkerikil) dengan deskripsi warna tanah coklat muda dan memiliki
kandungan butiran halus < 5%, serta dengan tekanan jari secukupnya,
benda uji yang ditekan hancur menjadi beberapa bagian yang mana
semua deskripsi tanah yang mengacu pada tabel 1.2 dan tabel 1.3.
3. lapisan tanah kedalaman 0,6 m didapatkan jenis tanah CL (Lempung
berpasir) dengan deskripsi warna tanah abu kecoklatan dan saat benda
ujia diberikan tekanan jari secukupnya, benda uji hancur menjadi
beberapa bagian, sample tanah dapat dirol dan digulung dengan tekanan
sedang, gulungan sample tanah tersebut mudah dirol yang mana semua
deskripsi tanah yang mengacu pada tabel 1.2 dan tabel 1.3.
4. lapisan tanah kedalaman 0,8 didapatkan jenis tanah OL (Lempung
Organik) dengan deskrispsi warna tanah Coklat tua, memiliki bau yang
busuk, pada saat diangkat tanpa tekanan jari, benda uji hancur bertepung,
tidak diperlukan tekanan tinggi serta waktu lama untuk merol gulungan
yang mana semua deskripsi tanah yang mengacu pada tabel 1.2 dan tabel
1.3.
5. lapisan tanah di kedalaman 1 m didapatkan jenis tanah GC (Kerikil
Berlempung) dengan deskripsi warna tanah coklat abu – abu dan
mengandung butir halus sebanyak 10% serta dengan diberikan tekanan
jari secukupnya pada benda uji tersebut, benda uji hancur menjadi
beberapa bagian yang mana semua deskripsi tanah yang mengacu pada
tabel 1.2 dan tabel 1.3.
1.7. KESIMPULAN
Dari data sekunder yang telah diolah, dapat disimpulkan bahwa pada titik
pengujian boring ini jenis tanah yang mendominasi adalah jenis tanah Lempung
dengan fraksi campuran lainnya seperti fraksi pasir (Sand), dan kerikil (Gravel).
BAB II
PENGUJIAN SONDIR
(DUTCH CONE PENETRATION TEST)
- Nilai perlawanan konus (qc) dengan ujung konus saja yang terdorong,
didapatkan dengan persamaan sebagai berikut :
𝜋 𝑥 𝐷𝑝i2
𝐶𝑤 𝑥 𝐴𝑝𝑖 𝐶𝑤 𝑥 ( )
𝑑
qc = 𝐴𝑐 = 𝜋 𝑥 𝐷𝑐2
( )
4
- Nilai perlawanan geser lokal (fs) diperoleh bila ujung konus dan bidang
geser terdorong bersamaan, didapatkan dengan persamaan berikut :
𝜋 𝑥 𝐷𝑝i
𝐾𝑤 𝑥 𝐴𝑝𝑖 ( 𝑇𝑤−𝐶𝑤 ) 𝑥 ( 2)
fs = 𝐴𝑠 = 4
𝜋 𝑥 𝐷𝑠 𝑥 𝐿𝑠
- Nilai perlawanan geser pada setiap interval pembacaan (fd) diperoleh dengan
mengalikan nilai perlawanan geser lokal (fs) dengan interval pembacaan,
didapatkan dengan persamaan berikut :
fd = (fs x interval pembacaan)
- Nilai geseran total (Tf) diperoleh dengan menjumlahkan nilai
perlawanan geser pada setiap interval pembacaan (fd), didapatkan
dengan persamaan berikut :
Tf(n) = (Tf (n – 1)) + (fd (n))
- Angka banding geser diperoleh dari hasil perbandingan antara nilai
perlawanan geser lokal (fs) dengan perlawanan konus (qc), didapatkan
dengan persamaan berikut :
Rf = 𝑓𝑠
𝑞𝑐 𝑥 100
- Perhitungan jumlah hambatan pelekan (JHP), hasil ini didapatkan
dengan melakukan komulatif penjumlahan dari nilai perlawanan geser
pada tiap interval dengan nilai JHP pada interval sebelumnya
(kedalaman sebelumnya).
JHP = JHPn + fd n+1
Dari hasil pengujian sondir didapatkan nilai tekanan konus (qc) yang
dikorelasikan terhadap konsistensi tanah di tiap kedalaman nya.
Tabel 2.1 Hubungan antara konsistensi tanah dengan tekanan konus (qc).
Gambar 2.2 Skema Alat Sondir Dan Proses Penekanan Penetrasi (Bowles, 1997)
2.4. DOKUMENTASI PRAKTIKUM
Pada pengujian rembesan dengan metode Falling Head Test ini dilakukan secara
daring maka, dokumentasi di ambil dari video youtube yang kami pahami yang
akan disajikan dalam bentuk tabel
Tabel 2.2 Dokumentasi Pengerjaan Sondir.
Gambar Keterangan
Mempersiapkan alat-alat
Bacaan 1+2
Kedalaman Bacaan 1 qc qf fs Fd JHP Rf
qc + qf
m kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2 kg/cm kg/cm %
(2+4) (4xac/as) (5x20) (5/2*100)
1 2 3 4 5 6 7 8
0,00 0,00 0,00 0 0,000 0,000 0 0
0,20 3,00 4,00 1 0,067 1,335 1,335 2,22%
0,40 4,00 7,00 3 0,200 4,004 5,339 5,01%
0,60 8,00 11,00 3 0,200 4,004 9,343 2,50%
0,80 8,00 14,00 6 0,400 8,008 17,351 5,01%
1,00 14,00 20,00 6 0,400 8,008 25,359 2,86%
1,20 20,00 33,00 13 0,868 17,351 42,709 4,34%
1,40 21,00 34,00 13 0,868 17,351 60,060 4,13%
1,60 23,00 35,00 12 0,801 16,016 76,076 3,48%
1,80 24,00 41,00 17 1,134 22,689 98,765 4,73%
2,00 27,00 28,00 1 0,067 1,335 100,100 0,25%
2,20 29,00 34,00 5 0,334 6,673 106,773 1,15%
2,40 35,00 54,00 19 1,268 25,359 132,132 3,62%
2,60 39,00 58,00 19 1,268 25,359 157,491 3,25%
2,80 44,00 58,00 14 0,934 18,685 176,176 2,12%
3,00 45,00 59,00 14 0,934 18,685 194,862 2,08%
3,20 50,00 60,00 10 0,667 13,347 208,208 1,33%
3,40 52,00 64,00 12 0,801 16,016 224,224 1,54%
3,60 61,00 78,00 17 1,134 22,689 246,914 1,86%
3,80 64,00 78,00 14 0,934 18,685 265,599 1,46%
4,00 66,00 91,00 25 1,668 33,367 298,966 2,53%
4,20 78,00 94,00 16 1,068 21,355 320,320 1,37%
4,40 84,00 95,00 11 0,734 14,681 335,002 0,87%
4,60 86,00 104,00 18 1,201 24,024 359,026 1,40%
Bacaan 1+2
Kedalaman Bacaan 1 qc qc + qf qf fs Fd JHP Rf
m kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2 kg/cm kg/cm %
(2+4) (4xac/as) (5x20) (5/2*100)
4,80 90,00 108,00 18 1,201 24,024 383,050 1,33%
5,00 92,00 108,00 16 1,068 21,355 404,404 1,16%
5,20 98,00 109,00 11 0,734 14,681 419,086 0,75%
5,40 104,00 110,00 6 0,400 8,008 427,094 0,39%
5,60 110,00 112,00 2 0,133 2,669 429,763 0,12%
5,80 112,00 121,00 9 0,601 12,012 441,775 0,54%
6,40 132,00 136,00 4 0,267 5,339 459,126 0,20%
6,60 147,00 160,00 13 0,868 17,351 476,476 0,59%
6,80 150,00 163,00 13 0,868 17,351 493,827 0,58%
7,00 151,00 164,00 13 0,868 17,351 511,178 0,57%
7,20 153,00 166,00 13 0,868 17,351 528,529 0,57%
7,40 165,00 169,00 4 0,267 5,339 533,867 0,16%
7,60 169,00 171,00 2 0,133 2,669 536,537 0,08%
7,80 171,00 172,00 1 0,067 1,335 537,871 0,04%
8,00 172,00 176,00 4 0,267 5,339 543,210 0,16%
8,20 176,00 184,00 8 0,534 10,677 553,887 0,30%
8,40 184,00 187,00 3 0,200 4,004 557,891 0,11%
8,60 191,00 192,00 1 0,067 1,335 559,226 0,03%
8,80 193,00 198,00 5 0,334 6,673 565,899 0,17%
9,00 199,00 204,00 5 0,334 6,673 572,573 0,17%
9,20 199,00 206,00 7 0,467 9,343 581,915 0,23%
9,40 206,00 208,00 2 0,133 2,669 584,585 0,06%
9,60 209,00 222,00 13 0,868 17,351 601,935 0,42%
9,80 213,00 224,00 11 0,734 14,681 616,617 0,34%
10,00 223,00 235,00 12 0,801 16,016 632,633 0,36%
10,20 226,00 236,00 10 0,667 13,347 645,979 0,30%
10,40 236,00 237,00 1 0,067 1,335 647,314 0,03%
10,60 241,00 243,00 2 0,133 2,669 649,983 0,06%
10,80 242,00 244,00 2 0,133 2,669 652,653 0,06%
11,00 243,00 246,00 3 0,200 4,004 656,657 0,08%
Sumber : Hasil Analisa Praktikum Mekanika Tanah 2, 2020
Analisa Perhitungan pada kedalaman 0,20 m dari tabel diatas akan disajikan di
bawah ini :
- Ds = 3,568248 cm
Dc = 3,568248
cm
Ls = 13,37436 cm
- Perhitungan Ac
As = 𝜋 𝑥 𝐷𝑠 𝑥 𝐿𝑠
= 3,14 x 3,568248 x 13,37436
= 149,85 m2
Ac = 1 𝑥 𝜋 𝑥 𝐷𝑠
4
= 1 𝑥 3,14 𝑥 3,568248
4
= 10 m2
o fs = qf x (𝐴𝑐 )
𝐴𝑠
10
=1x( )
149,85
= 0,067 kg/cm2
o fd = fs x interval
= 0,067 x 20
= 1,335 kg/cm2
o Rf (%)
= (𝑓𝑠 ) 𝑥 100%
𝑞𝑐
= (0,067 ) 𝑥 100%
3
= 2,25 %
o fs = qf x 𝐴𝑐
( )
𝐴𝑠
10
=3x( )
149,85
= 0,200 kg/cm2
o fd = fs x interval
= 0,200 x 20
= 4,004 kg/cm2
o Rf (%)
= (𝑓𝑠 ) 𝑥 100%
𝑞𝑐
= (0,200 ) 𝑥 100%
4
= 5,01 %
o fs = qf x 𝐴𝑐
( )
𝐴𝑠
10
=3x( )
149,85
= 0,200 kg/cm2
o fd = fs x interval
= 0,200 x 20
= 4,004 kg/cm2
o Rf (%)
= (𝑓𝑠 ) 𝑥 100%
𝑞𝑐
= (0,200 ) 𝑥 100%
8
= 2,50 %
- Pada Kedalaman 0,80 m
o qf = (Bacaan 1 + 2) – qc
= (qc + qf) – qc
= 14 – 8
= 6 kg/cm2
o fs = qf x (𝐴𝑐 )
𝐴𝑠
10
=6x( )
149,85
= 0,400 kg/cm2
o fd = fs x interval
= 0,400 x 20
= 8,008 kg/cm2
o Rf (%)
= (𝑓𝑠 ) 𝑥 100%
𝑞𝑐
= (0,400 ) 𝑥 100%
8
= 5,01%
- Pada Kedalaman 1 m
o qf = (Bacaan 1 + 2) – qc
= (qc + qf) – qc
= 20 – 14
= 6 kg/cm2
o fs = qf x (𝐴𝑐 )
𝐴𝑠
10
=6x( )
149,85
= 0,400 kg/cm2
o fd = fs x interval
= 0,400 x 20
= 8,008 kg/cm2
B. ANALISA PRAKTIKUM
Dari data hasil perhitungan pengujian sondir pada tabel 2.2 diatas maka
selanjutya membuat gafik hubungan nilai qc dan JHP terhadap kedalaman
pengeboran serta grafik hubungan nilai Fr den fs terhadap kedalaman
pengeboran.
Fs (kg/cm2)
qc (kg/cm2) 0,0002,0004,0006,0008,000 10,000
0 50100 00
00
2 2
2 2
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
4 4
4 4
Ket :
Ket : Fs
qc
Rf
JHP
6 6
6 6
8 8
8 8
10 10
10 10
12 8% 12% 12
12 12
0%4%16%20%
0200400600800
Rf (%)
JHP (kg/cm)
Pada grafik qc dan JHP terhadap kedalaman pengeboran dapat dilihat bahwa
pada kedalaman 0 -0,02 m nilai qc < 5 kg/cm 2 maka dari pembacaan table 2.1. maka
tanah di kategorikan tanah lunak sekali, untuk kedalaman 0,4-0,8 m nilai qc berkisar 5-
10 kg/ cm2 dikategorikan tanah lunak ,pada kedalaman 1-2,4 m nilai qc berkisar 10-35
kg/cm2 dikategorikan tanah agak lunak, untuk kedalaman 2,6-3,4 m nilai qc berkisar 30-
60 kg/ cm2 dikategorikan tanah sedang , untuk kedalaman 3,6 – 5,8 m, niali qc berkisar
60-120 kg/ cm2 dikategorikan tanah agak keras, untuk kedalaman 6-11 m nilai qc >120
kg/cm2 dikategorikan tanah keras. Pada nilai JHP menunjukkan besaran total
perlawanan geser tanah pada tiap pembacaan kedalaman 20 cm yang terjadi pada
selubung bikonus dari permukaan tanah sampai kedalaman 11 m dengan total
perlawanan geser sebesar 656,657 kg/cm.
Pada grafik fs dan Fr terhadap kedalaman pengeboran, nilai Fr terkecil terdapat pada
kedalaman 8,6 m dan 10,2 m sebesar 0,03%, nilai Fr terbesar pada kedalaman 0,4 m dan
0,8 m sebesar 5,01%. Besar atau kecilnya nilai Fr dipengaruhi oleh perbandingan antara
perlawanan geser lokal (qf) terhadap perlawanan ujung konus (qc) dimana nilai Fr
berbanding terbalik dengan nilai qc.
Berdasarkan tabel qc dan Fr dapat diidentifikasi jenis tanah dengan grafik hubungan
nilai qc dan Fr
m kg/cm² %
0 0,00 0 -
0,2 3,00 2,22% Gambut
0,4 4,00 5,01% Lempung
0,6 8,00 2,50% Lempung
0,8 8,00 5,01% Lempung
1 14,00 2,86% Lanau Berpasir
1,2 20,00 4,34% Lanau Berpasir
1,4 21,00 4,13% Lanau Berpasir
1,6 23,00 3,48% Lanau Berpasir
1,8 24,00 4,73% Lanau Berpasir
2 27,00 0,25% Pasir Berlanau
2,2 29,00 1,15% Pasir Berlanau
2,4 35,00 3,62% Pasir Berlanau
2,6 39,00 3,25% Pasir Berlanau
2,8 44,00 2,12% Pasir
3 45,00 2,08% Pasir
3,2 50,00 1,33% Pasir
3,4 52,00 1,54% Pasir
3,6 61,00 1,86% Pasir
3,8 64,00 1,46% Pasir
4 66,00 2,53% Pasir
4,2 78,00 1,37% Pasir
4,4 84,00 0,87% Pasir
4,6 86,00 1,40% Pasir
4,8 90,00 1,33% Pasir
5 92,00 1,16% Pasir
5,2 98,00 0,75% Pasir
5,4 104,00 0,39% Pasir
5,6 110,00 0,12% Pasir
5,8 112,00 0,54% Pasir
6 123,00 0,16% Pasir
6,2 127,00 0,32% Pasir
Perkiraan jenis
Kedalamn Bacaan 1 qc Rf
tanah
m kg/cm² %
6,4 132,00 0,20% Pasir
6,6 147,00 0,59% Pasir
6,8 150,00 0,58% Pasir
7 151,00 0,57% Pasir
7,2 153,00 0,57% Pasir
7,4 165,00 0,16% Pasir
7,6 169,00 0,08% Pasir
7,8 171,00 0,04% Pasir
8 172,00 0,16% Pasir
8,2 176,00 0,30% Pasir
8,4 184,00 0,11% Pasir
8,6 191,00 0,03% Pasir
8,8 193,00 0,17% Pasir
9 199,00 0,17% Pasir
9,2 199,00 0,23% Pasir
9,4 206,00 0,06% Pasir
9,6 209,00 0,42% Pasir
9,8 213,00 0,34% Pasir
10 223,00 0,36% Pasir
10,2 226,00 0,30% Pasir
10,4 236,00 0,03% Pasir
10,6 241,00 0,06% Pasir
10,8 242,00 0,06% Pasir
11 243,00 0,08% Pasir
Sumber : Hasil Analisa Praktikum Mekanika Tanah 2, 2020
Berdasarkan Tabel 2.2 Prediksi jenis tanah berdasarkan hubungan nilai qc dan Fr
untuk kedalaman 0 m – 2,6 m menenjukkan jenis tanah gambut,lempung, lanau
berpasir, pasir berlanau, sedangkan untuk kedalaman 2,8 -11 m, menunjukan jenis tanah
adalah Pasir.
2.6 KESIMPULAN
Pada grafik qc dan JHP terhadap kedalaman pengeboran dapat dilihat bahwa
pada kedalaman 0 -0,02 m nilai qc < 5 kg/cm 2 maka dari pembacaan table 2.1.
maka tanah di kategorikan tanah lunak sekali, untuk kedalaman 0,4-0,8 m nilai
qc berkisar 5-10 kg/ cm2 dikategorikan tanah lunak, pada kedalaman 1-2,4 m
nilai qc berkisar 10-35 kg/cm2 dikategorikan tanah agak lunak, untuk kedalaman
2,6-3,4 m nilai qc berkisar 30-60 kg/ cm 2 dikategorikan tanah sedang, untuk
kedalaman 3,6 – 5,8 m, niali qc berkisar 60-120 kg/ cm 2 dikategorikan tanah
agak keras, untuk kedalaman 6-11 m nilai qc >120 kg/cm2 dikategorikan tanah
keras.
Semakin besar nilai qc dapat disimpulkan bahwa nilai daya dukung tanah tinggi,
kepadatan tanah tinggi, serta kandungan air rendah cenderung tanah keras atau
gravel, begitupun sebaliknya, apabila nilai qc rendah maka daya dukung tanah
akan rendah dan cenderung tanah lempung.
Jumlah hambatan pelekat (JHP) adalah total perlawanan geser perkedalaman
dari permukaan tanah sampai sampai kedalaman 11 m dengan total perlawanan
geser sebesar 656,657 kg/cm.
nilai Fr terkecil terdapat pada kedalaman 8,6 m dan 10,2 m sebesar 0,03%, nilai
Fr terbesar pada kedalaman 0,4 m dan 0,8 m sebesar 5,01%. Besar atau kecilnya
nilai Fr dipengaruhi oleh perbandingan antara perlawanan geser lokal (qf)
terhadap perlawanan ujung konus (qc) dimana nilai Fr berbanding terbalik
dengan nilai qc. Dapat diartikan semkin besar nilai qc maka makin kecil nilai Fr
nya dan apabila nilai qc kecil maka nilai Fr besar.
Dari analisis data sondir pada perkiraan jenis tanah berdasarkan hubungan nilai
qc dan nilai Fr pada kedalman 0 – 11meter dapat disimpulkan bahwa kondisi
tanah didominasi jenis tanah pasir. Semakin dalam galian maka akan ditemukan
tanah keras dan yang didapatkan pada titik ini ada di kedalaman 2 – 11 m sudah
berupa pasir tanahnya.
BAB III
PENGUJIAN KONSOLIDASI
- Wtbasah =Wt – W
Dimana :
Wt= Berat basah beserta cawan
W= Berat cawan kosong
- Wtkering = Wt – W
Dimana :
Wt= Berat cawan beserta tanah hasil oven
W= Berat cawan kosong
- (Wt basah−Wt kering)
ω= Wt kering x 100%
(Sumber : Braja M. Das Jilid 1, Pengujian Kadar air persamaan 2.7)
Dimana :
ω= Kadar air
- yt = 𝑊𝑡= 𝑊𝑡
𝑊𝑡
𝑉𝑡 𝐴 (𝐻𝑜−𝐻𝑠)= W𝑡 𝑘𝑒ri𝑛𝑔
𝐴 {𝐻𝑜− ( A 𝑥 𝘎𝑠 )}
Dimana :
yt = Berat isi tanah
Wt = Berat cawan beserta tanah hasil oven
Vt = Volume tanah
Ho = Tinggi contoh total
Hs = Tinggi contoh tanah
A = Luas permukaan cawan
Gs = Berat jenis tanah
Untuk menghitung besar penurunan total (∆H) yang terjadi pada setiap
pembebanan adalah dengan cara mengurangi pembacaan pada permulaan
percobaan (Hawal) dengan pembacaan yang bersangkutan (Hakhir). Dapat
digunakan persamaan berikut ini :
∆H = H awal – H akhir
Tinggi Benda Uji
Hn = Tinggi sample tanah – pembacaan dial 24 jam
Panjang Aliran Air Pori
𝐻𝑛+
Hdr
𝐻𝑛+1= 1
2 𝑥 2
Sedangkan untuk menghitung angka pori (e), perubahan angka pori (∆e), berat
volume air (Ws), berat volume kering (𝛾d) menggunakan persamaan berikut ini :
e。 =Hs
Hv
Dimana :
e。 = Angka pori semula
Hv = Tinggi rongga tanah
Hs = Tinggi solid tanah
(Sumber : Braja M. Das Jilid 1, perhitungan angka pori awal pers. 7.10)
∆e = ∆
H
Hs
Dimana :
∆e = Perubahan angka pori
Hs = Tinggi solid tanah
∆H = Besar penurunan total
(Sumber : Braja M. Das Jilid 1, perubahan angka pori pers. 7.11)
Ws
Hs =
A X Gs X 𝗒w
Dimana :
Hs = Tinggi solid
Ws = Berat volume air
A = Luas permukaan sampel
Gs = Berat jenis tanah
𝛾𝑤 = Berat jenis air
(Sumber : Braja M. Das Jilid 1, perhitungan tinngi butiran padat pers.7.8 )
Hubungan Koefisien konsolidasi Hv
Hvn = Hn – Hs
Dimana :
Hs = Tinggi Solid
Ws = d x v
Dimana :
v = Volume tanah
d= 𝑡
1𝑥𝑤
Dimana :
d = Berat volume kering
t = Berat jenis tanah
W = Berat cawan kosong
Ada dua hal yang perlu diketahui mengenai penurunan itu, yaitu:
a. Besarnya penurunan yang akan terjadi diketahui dari indeks pemampatan
(Cc) Indeks pemampatan adalah kemiringan dari bagian lurus grafik e-log
p', untuk dua titik yang terletak pada bagian lurus grafik. Nilai Indeks
pemampatan (Cc) digunakan untuk menghitung besarnya penurunan sebagai
akibat dari proses konsolidasi. Nilai ini berhubungan antara nilai angka pori
dalam tanah dengan tekanan yang diberikan diatas tanah.
∆𝑒
Cc = 𝑒1− 𝑒2
log 𝑝2𝘍−log = log(𝑝2𝘍
𝑝1𝘍 ) 𝑝1 𝘍
Keterangan :
Cc = indeks pemampatan
∆e = selisih void ratio pada bagian linear kurva e-log p’
p1’, p2’ = tekanan yang berkaitan dengan e1 dan e2
Keterangan :
Cc = indeks pemampatan
H = tebal lapisan tanah
e0 = angka pori awal
po’ = tekanan overbuden efektif mula-mula sebelum dibebani
p1’ = tegangan efektif yang terjadi
b. Kecepatan penurunan diketahui dari perhitungan koefisien konsolidasi (Cv)
Koefisien konsolidasi (Cv) merupakan lama waktu atau kecepatan
konsolidasi hingga selesai, berhubungan dengan berapa lama konsolidasi
tertentu akan terjadi. Untuk memperoleh harga Cv di laboratorium
digunakan metode akar waktu yang diperkenalkan oleh Taylor (1948) dalam
Hardiyatmo (2003). Metode akar waktu digunakan untuk menentukan Cv
dengan cara menggambarkan hasil uji konsolidasi pada grafik hubungan
akar waktu
terhadap penurunan. Koefisien konsolidasi (Cv) dan waktu penurunan
konsolidasi (t) dinyatakan dengan persamaan berikut ini :
𝑇𝑣 𝐻𝑡2
Cv = 𝑡
𝑇𝑣 𝐻𝑡2
t= 𝐶𝑣
Keterangan :
t = waktu
Ht = tebal sampel tanah/lapisan tanah lempung
Tv = faktor waktu untuk
Nilai koefisien konsolidasi (Cv) digunakan untuk menghitung besarnya
kecepatan penurunan saat proses konsolidasi. Nilai Cv akan berkurang
dengan bertambahnya batas cair (LL) dari tanah. Parameter nilai Cv
menggunakan panjang aliran rata-rata yang harus ditempuh air pori selama
proses konsolidasi berlangsung.
𝐻 = 1/2(𝐻𝑖 + 𝐻𝑓)
𝐻𝑑𝑟 = 1/2(𝐻)
Gambar 3.1 Grafik Hubungan antara pembacaan dial reading dengan waktu (skala
log) untuk mendapatkan nilai t50.
b. Perhitungan Cv90 dengan metode akar waktu (square root time)
𝑇90 𝐻𝑑𝑟2
𝐶𝑣90 =
𝑡90
Keterangan :
Cv= Koefisien Konsolidasi (cm2/menit)
t90 = Waktu untuk mencapai konsolidasi 50 % (menit)
Untuk derajat konsolidasi rata-rata 50%, 𝑇90 = 0,848
𝐻 = 1/2(𝐻𝑖 + 𝐻𝑓)
𝐻𝑑𝑟 = 1/2(𝐻)
Gambar 3.2 Grafik Hubungan antara pembacaan dial reading dengan waktu (akar
waktu) untuk mendapatkan nilai t90.
Setelah dilakukan perhitungan pada tiap pembebanan didapatkan data
terhadap angka pori dengan pressure (tekanan) kemudian dimasukkan
kedalam grafik 3.3 berikut ini :
Tanah dikeluarkan
dengan alat extruder
Meratakan sample
tanah pada cetakan.
Pembebanan 0,25
kg/cm2 – 8 kg/cm2
serta pengaturan
pembacaan
penurunan.
Setelah didapatkan data sekunder yang telah disajikan diatas maka dapat
dilanjutkan dengan perhitungan sebagai berikut :
- Perhitungan Luas Benda Uji sebelum dan sesudah konsolidasi.
L = 1 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2 V=Lxt
4
= 1 𝑥 3,14 𝑥 52 = 19,625 x 2
4
= 19,625 cm2 = 39,25 cm3
- Perhitungan Luas Benda Uji setelah di oven.
L = 1 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2
4
= 1 𝑥 3,14 𝑥 4,72
4
= 17,341 cm2
(66,7 −51)
= 51 x 100 %
= 30,78%
- Perhitungan Berat jenis tanah, Berat kering tanah, Berat jenuh tanah, dan
Berat jenis efektif tanah.
o Berat Jenis Tanah
𝑊𝑡
𝛾𝑡 = 𝑉
66,7
=
39,25
= 1,69 gr/cm3
o Berat Kering Tanah
𝛾𝑑 𝛾𝑡
=
(1 + 𝑤𝑐)
1,69
= (1+0,3078)
= 1,29 gr/cm3
o Berat Jenuh Tanah
𝛾𝑠𝑎𝑡 = 𝛾𝑑 (1 + 𝑤𝑐)
= 1,29 (1 + 0,3078)
= 1,69 gr/cm3
o Berat Jenis Efektif
𝛾𝑤 = 1 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
𝛾′ = 𝛾𝑠𝑎𝑡 − 𝛾𝑤
= 1, 69 – 1
= 0,69 gr/cm3
2 1,893 + 1,817 1
Hdr = 𝑥 = 0,928 cm
2 2
3 1,817+1,720 1
Hdr = 𝑥 = 0,884 cm
2 2
4 1,720 +1,616 1
Hdr = 𝑥 = 0,834 cm
2 2
5 1,616 +1,528 1
Hdr = 𝑥 = 0,786 cm
2 2
6 1,528 +1,447 1
Hdr = 𝑥 = 0,744 cm
2 2
o Tinggi Contoh Tanah
51
Hs =
19,625 𝑥 2,65 𝑥 1
= 0,981 cm
o Volume Total
Tanah V = 2 x
19,625
= 39,25 cm3
e4 =
635 = 0,647
0,981
e5 =
547 = 0,558
0,981
466 = 0,475
e6 = 0,981
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Konsolidasi
H0 = 2 cm Hs = 0,981 cm e0 = 1,130
Sumber : Hasil Pengolahan Data Praktikum Mekanika Tanah 2, 2020
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Konsolidasi Menurut Pembacaan Dial 24 jam
Panjang Koefisien Nilai Angka
Pembacaan Tinggi Benda
No Aliran Pori Konsolidasi Pori Awal
Dial 24 jam uji (H)
(Hdr) (Hv) (e)
1 107 1,893 0,973 0,912 0,930
2 183 1,817 0,928 0,836 0,852
3 280 1,720 0,884 0,739 0,753
4 384 1,616 0,834 0,635 0,647
5 472 1,528 0,736 0,547 0,558
6 553 1,447 0,744 0,466 0,475
Sumber : Hasil Pengolahan Data Praktikum Mekanika Tanah 2, 2020 Tabel 3.5 Data Pengujian
Cv50 0,197(973)2
= 35,4 = 5,27 𝑥 10−3
Gambar 3.9 grafik mencari nilai t90 dengan beban 520 gram
Cv90
0,848(0,973)2
= 154 = 5,21 × 10−3
Tabel 3.6 Data Pengujian Konsolidasi Dengan Beban Sebesar 530 gram
Hari ke-2, beban 530 gram
t ∆h
√t Pembacaan Dial
menit Pembacaan dial x 0,001 cm
0 0,0 107 0,107
0,25 0,5 120 0,120
0,5 0,7 124 0,124
1 1,0 130 0,130
2 1,4 136 0,136
4 2,0 138 0,138
8 2,8 143 0,143
15 3,9 147 0,147
30 5,5 161 0,161
60 7,7 172 0,172
1440 37,95 183 0,183
Sumber : Data Sekunder Praktikum Mekanika Tanah 2,2020
Gambar 3.10 grafik mencari nilai t50 dengan beban 530 gram
Konsolidasi 2 → t1 = 0,5
t2 = 0,5 × 4 = 2
Cv50
0,197(0,928)2
= 53,4 = 3,17 × 10−3
Gambar 3.11 grafik mencari nilai t90 dengan beban 530 gram
Tabel 3.7 Data Pengujian Konsolidasi Dengan Beban Sebesar 1050 gram
Hari ke-3, beban 1050 gram
t ∆h
√t Pembacaan Dial
menit Pembacaan dial x 0,001 cm
183
0 0,0
0,183
187
0,25 0,5
0,187
202
0,5 0,7
0,202
216
1 1,0
0,216
227
2 1,4
0,227
4 2,0 234 0,234
8 2,8 240 0,240
15 3,9 250 0,250
30 5,5 259 0,259
60 7,7 276 0,276
280
1440 37,95
0,280
Sumber : Data Sekunder Praktikum Mekanika Tanah 2,2020
Gambar 3.12 grafik mencari nilai t50 dengan beban 1050 gram
Konsolidasi 3 → t1 = 0,5
t2 = 0,5 × 4 = 2
Cv50
0,197(0,884)2
= 15,3 = 1,01 × 10−2
Gambar 3.13 grafik mencari nilai t90 dengan beban 1050 gram
√t90 = 2 menit
t90 = 4 menit
t90 = 240 detik
Cv90
0,848(0,884)2
= 240 = 2,76 × 10−3
Tabel 3.8 Data Pengujian Konsolidasi Dengan Beban Sebesar 2095 gram
Hari ke-4, beban 2095 gram
t ∆h
√t Pembacaan Dial
menit Pembacaan dial x 0,001 cm
0 0,0 280 0,280
0,25 0,5 291 0,291
0,5 0,7 299 0,299
1 1,0 312 0,312
2 1,4 324 0,324
4 2,0 336 0,336
8 2,8 348 0,348
15 3,9 351 0,351
30 5,5 368 0,368
60 7,7 379 0,379
1440 37,95 384 0,384
Sumber : Data Sekunder Praktikum Mekanika Tanah 2,2020
Gambar 3.14 grafik mencari nilai t50 dengan beban 2095 gram
Konsolidasi 4 → t1 = 0,5
t2 = 0,5 × 4 = 2
Cv50
0,197(0,834)2
= 30,6 = 4,48 × 10−3
Gambar 3.15 grafik mencari nilai t90 dengan beban 2095 gram
√t90 = 3 menit
t90 = 9 menit
t90 = 540 detik
Cv90
0,848(0,834)2
= 540 = 1,09 × 10−3
Tabel 3.9 Data Pengujian Konsolidasi Dengan Beban Sebesar 3170 gram
Hari ke-5, beban 3170 gram
t ∆h
√t Pembacaan Dial
menit Pembacaan dial x 0,001 cm
0 0,0 384 0,384
0,25 0,5 392 0,392
0,5 0,7 396 0,396
1 1,0 408 0,408
2 1,4 412 0,412
4 2,0 427 0,427
8 2,8 435 0,435
15 3,9 441 0,441
30 5,5 457 0,457
60 7,7 468 0,468
1440 37,95 472 0,472
Sumber : Data Sekunder Praktikum Mekanika Tanah 2,2020
Gambar 3.16 grafik mencari nilai t50 dengan beban 3170 gram
Konsolidasi 5 → t1 = 0,5
t2 = 0,5 × 4 = 2
Cv50
0,197(0,736)2
= 35,4 = 3,01 × 10−3
Gambar 3.17 grafik mencari nilai t90 dengan beban 3170 gram
Cv90
0,848(0,736)2
= 3375 = 1,36 × 10−4
Tabel 3.10 Data Pengujian Konsolidasi Dengan Beban Sebesar 4085 gram
Hari ke-6, beban 4085 gram
t ∆h
√t Pembacaan Dial
menit Pembacaan dial x 0,001 cm
0 0,0 472 0,472
0,25 0,5 481 0,481
0,5 0,7 495 0,495
1 1,0 503 0,503
2 1,4 508 0,508
4 2,0 512 0,512
8 2,8 521 0,521
15 3,9 531 0,531
30 5,5 542 0,542
60 7,7 549 0,549
1440 37,95 553 0,553
Sumber : Data Sekunder Praktikum Mekanika Tanah 2,2020
Gambar 3.18 grafik mencari nilai t50 dengan beban 4085 gram
Konsolidasi 6 → t1 = 0,5
t2 = 0,5 × 4 = 2
Cv50
0,197(0,744)2
= 38,4 = 2,83 × 10−3
Gambar 3.19 grafik mencari nilai t90 dengan beban 4085 gram
Cv90
0,848(0,744)2
= 3557 = 1,31 × 10−4
Setelah menentukan nilai t90 dan t50 dan mendapatkan nilai Cv50 dan
Cv90 dari perhitungan yang telah disajikan. Maka hasil perhitungan tersebut di
sajikan pada tabel rekapitulasi dibawah ini.
Waktu
setelah Δh
No. √t Dial
pembebanan, (cm)
t (menit)
1 0 0 553 0,553
2 0,25 0,5 551 0,551
3 0,5 0,71 549 0,549
4 1 1 548 0,548
5 2 1,41 545 0,545
6 4 2 545 0,545
7 8 2,83 543 0,543
8 15 3,87 537 0,537
9 30 5,48 535 0,535
10 60 7,75 534 0,534
Waktu
setelah Δh
No. √t Dial
pembebanan, (cm)
t (menit)
1 0 0 534 0,534
2 0,25 0,5 529 0,529
3 0,5 0,71 525 0,525
4 1 1 523 0,523
5 2 1,41 522 0,522
6 4 2 516 0,516
7 8 2,83 515 0,515
8 15 3,87 511 0,511
9 30 5,48 510 0,51
10 60 7,75 509 0,509
Nillai ∆h didapatkan dari pembacaan dial dikali dengan 0,001 sehingga
mendapatkan nilai ∆h bersatuan cm.
H0= 2 cm
Hs= 0,981 cm
H1’= H0- (∆h 1jam) = 2 – (509 × 0,001) = 1,491 cm
Hv1’ = H1’-Hs = 1,491 – 0,981 = 0,510 cm
𝐻𝑣1′ 0,510
e1’ = = = 0,520
𝐻𝑠 0,981
Tabel 3.15 Data Rebound 3 Beban Kumulatif 2095 gr
Waktu
setelah Δh
No. √t Dial
pembebanan, (cm)
t (menit)
1 0 0 509 0,509
2 0,25 0,5 509 0,509
3 0,5 0,71 508 0,508
4 1 1 506 0,506
5 2 1,41 505 0,505
6 4 2 504 0,504
7 8 2,83 502 0,502
8 15 3,87 501 0,501
9 30 5,48 498 0,498
10 60 7,75 497 0,497
Nillai ∆h didapatkan dari pembacaan dial dikali dengan 0,001 sehingga
mendapatkan nilai ∆h bersatuan cm.
H0= 2 cm
Hs= 0,981 cm
H1’= H0- (∆h 1jam) = 2 – (497 × 0,001) = 1,503 cm
Hv1’ = H1’-Hs = 1,503 – 0,981 = 0,522 cm
𝐻𝑣1′ 0,522
e1’ = = = 0,532
𝐻𝑠 0,981
Tabel 3.16 Data Rebound 4 Beban Kumulatif 1050 gr
Waktu
setelah Δh
No. √t Dial
pembebanan, (cm)
t (menit)
1 0 0 497 0,497
2 0,25 0,5 492 0,492
3 0,5 0,71 489 0,489
4 1 1 488 0,488
5 2 1,41 488 0,488
6 4 2 482 0,482
7 8 2,83 481 0,481
8 15 3,87 479 0,479
9 30 5,48 476 0,476
10 60 7,75 475 0,475
Nillai ∆h didapatkan dari pembacaan dial dikali dengan 0,001 sehingga
mendapatkan nilai ∆h bersatuan cm.
H0= 2 cm
Hs= 0,981 cm
H1’= H0- (∆h 1jam) = 2 – (475 × 0,001) = 1,525 cm
Hv1’ = H1’-Hs = 1,525 – 0,981 = 0,544 cm
𝐻𝑣1′ 0,544
e1’ = = = 0,555
𝐻𝑠 0,981
Tabel 3.17 Data Rebound 5 Beban Kumulatif 530 gr
Waktu
setelah Δh
No. √t Dial
pembebanan, (cm)
t (menit)
1 0 0 475 0,475
2 0,25 0,5 473 0,473
3 0,5 0,71 472 0,472
4 1 1 472 0,472
5 2 1,41 469 0,469
6 4 2 464 0,464
7 8 2,83 462 0,462
8 15 3,87 459 0,459
9 30 5,48 458 0,458
10 60 7,75 456 0,456
Nillai ∆h didapatkan dari pembacaan dial dikali dengan 0,001 sehingga
mendapatkan nilai ∆h bersatuan cm.
H0= 2 cm
Hs= 0,981 cm
H1’= H0- (∆h 1jam) = 2 – (456 × 0,001) = 1,544 cm
Hv1’ = H1’-Hs = 1,544 – 0,981 = 0,563 cm
𝐻𝑣1′ 0,563
e1’ = = = 0,574
𝐻𝑠 0,981
Tabel 3.18 Data Rebound 6 Beban Kumulatif 520 gr
Waktu
setelah Δh
No. √t Dial
pembebanan, (cm)
t (menit)
1 0 0 456 0,456
2 0,25 0,5 454 0,454
3 0,5 0,71 448 0,448
4 1 1 448 0,448
5 2 1,41 443 0,443
6 4 2 442 0,442
7 8 2,83 440 0,44
8 15 3,87 437 0,437
9 30 5,48 436 0,436
10 60 7,75 434 0,434
Nillai ∆h didapatkan dari pembacaan dial dikali dengan 0,001 sehingga
mendapatkan nilai ∆h bersatuan cm.
H0= 2 cm
Hs= 0,981 cm
H1’= H0- (∆h 1jam) = 2 – (434 × 0,001) = 1,566 cm
Hv1’ = H1’-Hs = 1,566 – 0,981 = 0,585 cm
𝐻𝑣1′ 0,585
e1’ = = = 0,596
𝐻𝑠 0,981
Tabel 3.18 Data Rebound 6 Beban Kumulatif
Koefisien
Tinggi akhir Fitting time
Dial 1440 menit Tinggi Hv (cm) Angka Pori (e) Konsolidasi
Pressure pembebanan (cm) (menit)
No. (cm²/menit)
(gr/cm²)
Konsoli- Konsoli- Konsoli- Konsoli-
Rebound Rebound Rebound Rebound t50 t90 Cv50 Cv90
dasi dasi dasi dasi
1 0,25 107 434 1,893 1,566 0,912 0,585 0,930 0,596 3,9 2,56 0,00527 0,00521
2 0,5 183 456 1,817 1,544 0,836 0,563 0,852 0,574 7,8 70,56 0,00317 0,000172
3 1 280 475 1,720 1,525 0,739 0,544 0,753 0,555 1,8 4 0,0101 0,00276
4 2 384 497 1,616 1,503 0,635 0,522 0,647 0,532 3,2 9 0,00448 0,00109
5 4 472 509 1,528 1,491 0,547 0,510 0,558 0,520 3,9 56,25 0,00301 0,000136
6 8 553 534 1,447 1,466 0,466 0,485 0,475 0,494 4,4 59,29 0,00283 0,000131
Rata-Rata 4,64 33,61 0,00481 0,00158
73
Setelah angka pori konsolidasi dan angka pori rebound diperoleh maka
dibuatkan grafik untuk mendapatkan nilai indeks pemampatan (Cc), tegangan
prakonsolidasi (Pc), indeks pemampatan kembali (Cs) dan Over Consolidated
(OCR) pada gambar 3.20 di bawah ini.
Keterangan :
- e0 = 1,130 - P0 = Pc = 0,75 gr/cm²
- eB = 1,130 - 𝜎C = 4,2 gr/cm²
- eC = 0,475 - 𝜎D = 0,25 gr/cm²
- eD = 0,596 - 𝜎E = 8 gr/cm²
- eE = 0,494 - 𝜎B
- Batas Garis Bawah
= 0,42 x e0
= 0,42 x 1,130
= 0,475
1,130 −0,475
𝐶𝑐 = 4,2
log 0,75
Cc = 0,875
74
𝑒0 −𝑒𝐸
- Perhitungan Cs → 𝐶𝑠 = 𝜎𝐸
log
𝜎𝐷
1,130 − 0,494
𝐶𝑠 = 8
log
0,25
Cs = 0,423
𝑃𝑐 0,75
- Perhitungan OCR → 𝑂𝐶𝑅 = = =1
𝑃0 0,75
3.7.KESIMPULAN
Dari praktikum konsolidasi yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Tinggi sampel tanah sebelum dilakukan uji konsolidasi adalah 2 cm. Setelah
dilakukan pengujian konsolidasi, tinggi tanah menjadi sebesar 1,8 cm. Berat
sampel tanah adalah 66,7 gr sebelum di oven dan setelah di oven menjadi 51
gram.
2. Pada tabel 3.18 menunjukkan bahwa niilai t90 dan t50 tidak beraturan. Pada saat
pembebanan sebesar 0,25 kg/cm2 sampai 8 kg/cm2 mengalami kenaikan, dan
nilai Cv50 dan Cv90 mengalami penurunan. Nilai t90 dan t50 dari beban 1
kg/cm2 sampai 8 kg/cm2 mengalai peningkatan, dan nilai Cv50 dan Cv90
mengalami penurunan. Dari tabel 3.18 menujukkan bahwa perbedaan antara
Cv50 dan Cv90 cukup jauh, meskipun ada beberapa nilai yang sama. Hal ini
dapat disebabkan dari pelaksanaan prosedur praktikum yang tidak tepat, dan
juga bisa disebabkan karena tanah yang digunakan sample terganggu (severly
disturbed).
Shear:
𝑇𝑓 = f (σ)...........................................................................Pers (4.4)
Keterangan:
Untuk menentukan jenis tanah pada pengujian geser dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.1 Hubungan Antara Sudut Geser Dalam dengan Jenis Tanah
Jenis Tanah Sudut Geser Dalam
Kerikil kepasiran 35o – 40o
Kerikil kerakal 35o – 40o
Pasir padat 35o – 40o
Pasir lepas 30o
Lempung kelanauan 25o – 30o
Lempung 20o – 25o
Sumber: Mekanika Tanah, Braja M.Das Jilid 2
5. Penambahan beban
0.242 0.060
2
0.376 0.121
4
0.429 0.241
8
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Tegangan Normal Maksimum dan Tegangan Geser
Maksimum
Berdasarkan gambar grafik didapatkan nilai Kohesi (C) adalah 0.211 kg/cm 2 dan
nilai sudut geser 12o. Dengan didapatnya nilai tersebut dapat dicari kuat geser tanah
dengan persamaan 4.5 yaitu :
𝑟 = 𝑐 + 𝜎 tanф
4.5 KESIMPULAN
Berdasarkan uji geser langsung (Direct Shear Test) dengan pembebanan
yang berbeda – beda, dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Dari pengujian Direct Shear Test didapatkan nilai kohesi 0.211 kg/cm2 dan
didapatkan nilai sudut geser 11o, berdasarkan tabel 4.1 sampel tanah yang
diuji termasuk dalam jenis tanah pasir padat.
2. Nilai kuat geser tanah tiap nilai tegangan normal, kekuatan geser tanah
beban 2 kg sebesar 0.224 kg/cm2, beban 4 kg sebesar 0.237 kg/cm2, beban 8
kg sebesar 0.256 kg/cm2.
3. Dari variasi beban yang telah diberikan disimpulkan bahwa semakin besar
beban yang diberikan maka semakin besar pula nilai kuat geser yang terjadi.
Sedangkan apabila nilai kuat geser tanah yang terjadi semakin besar maka,
didapatkan kuat daya dukung tanah yang semakin rendah.
BAB V
PENGUJIAN REMBESAN
(PERMEABILITY)
Dalam praktikum ini, tes yang dilakukan adalah falling head test karena
sampel tanah yang diambil adalah contoh tanah berbutir halus. Sedangkan
constant head test digunakan pada pengujian rembesan pada tanah yang memiliki
butiran kasar.
𝑎. ℎ1
𝑘 = 2.303 𝑥 log
𝐿 ℎ2
𝑥
𝐴.
𝑡
B. Prosedur Praktikum
1. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk pengujian tinggi jatuh.
2. Mengambil sampel tanah kering sisa praktikum sebelumnya. Kemudian
menumbuk tanah tersebut secukupnya hingga butiran tanah tersebut tidak
terlalu halus dan juga tidak terlalu kasar.
3. Setelah itu, menambahkan air secukupnya ke dalam sampel tanah dan
mengaduk sampai seluruh sampel tanah basah.
4. Menimbang tabung plastik. Setelah itu, memasukkan sampel tanah yang
sudah diaduk rata serta menumbuknya hingga ketebalannya 5 cm.
5. Memasang kertas saring agar butir pasir tidak ikut terbawa air yang akan
disalurkan ke tabung ukur.
6. Menimbang tabung plastik beserta tanah yang berada di dalamnya.
7. Setelah itu, memasukkan batu porous ke dalam tabung plastik.
8. Memasang tabung plastik yang telah ditimbang sebelumnya pada alat uji.
Menutup tabung plastik serta memasang ring dan mur.
9. Memberikan plastisin pada tabung plastik untuk mencegah terjadinya
bocor saat pengisian air.
10. Mengalirkan air ke dalam corong yang telah dipasang dengan satu jari
menutup lubang atas pada penutup tabung plastik serta satu jari menutupi
aliran rembesan. Pengisian air hingga jari pada lubang atas pada penutup
tabung terasa basah.
11. Mengisi tabung buret dengan air sampai ketinggian 50 cm. sebelumnya
telah dipastikan katup penutup pintu air dari tabung buret dalam kondisi
terkunci.
12. Setelah itu, melakukan percobaan pertama dengan membuka katup
penutup pintu air tabung buret dan lubang aliran rembesan selama 5 detik.
Air yang keluar dari lubang aliran rembesan ditampung oleh gelas ukur
untuk mengetahui volume rembesan selama 5 detik.
13. Setelah 5 detik, mengunci katup tabung buret dan aliran rembesan
bersama- sama.
14. Setelah percobaan pertama selesai, memasukkan thermometer ke dalam
gelas ukur untuk mengetahui suhu air rembesan tersebut. Melakukan
pengukuran suhu hingga percobaan kelima selesai.
15. Mengulang langkah 11 dan 12 sampai percobaan kelima.
a. b.
Gambar 5.1 Skema Pengujian Permeabilitas a. Constant Head Test, b. Falling Head
Test.
Mengukur Tabung
Gambar Keterangan
Memasukkan Sampel
Tanah ke dalam tabung
Menghubungkan Biuret /
selang dengan tabung
𝐴 = 0,785 𝑐𝑚2
= 0 cm/s
Dikarenakan data yang ada sama, maka hanya disajikan satu perhitungan saja.
Tabel 5.4 Data Hasil Percobaan Ke – 2
Temperatur Volume
Test ke h1 h2 waktu k
Air Air
-
cm cm s °C cm3 m/s
1 50 47,4 5 28 2,5
0,001264
2 47,4 43,4 5 28 4
0,002087
3 43,4 41,2 5 28 2
0,001232
4 41,2 39 5 28 2
0,001299
5 39 36,8 5 28 2
0,001375
Jumlah 0,007256
Rata - Rata 0,001451
Sumber : Sumber : Hasil Pengelolaan Data, Praktikum Mekanika Tanah 2, 2021
o Test ke – 2
0.785∗5
k = 2.303 𝑥33.166∗5 47,4
𝑥 log 43,4
= 0,002087 cm/s
o Test ke – 3
0.785∗5
k = 2.303 𝑥33.166∗5
43,4
𝑥 log 41,2
= 0,001232 cm/s
o Test ke – 4
0.785∗5
k = 2.303 𝑥33.166∗5
41,2
𝑥 log 39
= 0,001299 cm/s
o Test ke – 5
0.785∗5
k = 2.303 𝑥33.166∗5 39
𝑥 log
= 0,001375 cm/s 36,8
B. Analisa Data
Dari Hasil perhitungan koefisien rembesan yang disajikan pada tabel 5.3
didapatkan nilai rata- rata pada percobaan ke – 1 adalah 0 m/s karena tidak
terdapat perubahan beda tinggi awal dan akhir (h1 dan h2). Sedangkan untuk
percobaan ke – 2 pada tabel 5.4 didapatkan rata – rata nilai koefisien rembesan
(k) adalah sebesar 0,001451 m/s. Apabila nilai kurang dari 0 maka jenis tanah
adalah tanah lempung, dimana tanah lempung memiliki pori-pori yang sangat
kecil sehingga menyebabkan menyerapnya air kedalam tanah membutuhkan
waktu yang cukup lama.
5.7. KESIMPULAN
Dari hasil analisa dan perhitungan yang telah disajikan, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Dari pengujian rembesan metode Falling Head Test, yaitu pada tabel 5.3 rata
– rata nilai koefisien rembesan (k) pada percobaan ke – 1 sebesar 0 m/s. Jika
mengacu dari tabel 5.1 maka jenis tanah adalah tanah lempung.
2. Dari pengujian rembesan metode Falling Head Test, yaitu pada tabel 5.4 rata
– rata koefisien rembesan (k) pada percobaan ke – 2 sebesar 0,001451 m/s,
maka jika mengacu pada tabel 5.1 jenis tanah pada percobaan ke – 2 adalah
tanah pasir halus.
DAFTAR PUSTAKA
“Uji Geser Langsung UU (UU Direct Shear Test)”, Laboratorium Mekanika Tanah,
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Katolik Soegijapranata,
dikutip dari
https://www.academia.edu/26350756/UJI_GESER_LANGSUNG_UU_UU_DIRECT_S
HEAR_TEST_
Adinanda ,Fatih, 2017, “Pengaruh Kecepatan Geser Terhadap Parameter Kuat Geser
Tanah Kohesif Berdasarkan Uji Direct Shear”, Universitas Kristen Maranatha, dikutip
dari https://repository.maranatha.edu/24221/1/1321030_Abstract_TOC.pdf
Adini. Z. 2015. “Praktikum Mekanika Tanah Direct Shear – Gaya Geser Tanah.”
Dikutip dari https://zaradini.wordpress.com/2015/02/03/praktikum-mekanika-tanah-
direct-shear-gayageser-tanah/
Ahmad, Lilik Gani, 2016, “Analisis Daya Dukung Tiang Pancang Menggunakan Data
Insitu Test, Parameter Laboratorium Terhadap Loading Test Kantledge”, Jurnal
Konstruksia, Volume 7 Nomer 2 April 2016, dikutip dari
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/konstruksia/article/view/1002
Ariyani, Desy, Parsa, I wayan, 2019, “Konsolidasi Tanah Sebagai Upaya Meningkatkan
Efisiensi Dan Produktivitas Pemanfaatan Tanah Perkotaan Secara Optimal”, Vol. 06
Nomor 02, dikutip dari
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/view/50238
Lastiko, Linuwih Jalu, 2015, “Stabilitas Tanah Menggunakan Serabut Kelapa Melalui
Uji Geser Langsung (Direct Shear Test) Di Laboratorium”, Program Studi Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, dikutip
dari https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/renovasi/article/view/1805
Narka, I Wayan, 2016, “Penuntun Praktikum Sifat Sifat Fisik Tanah”, Fakultas
Pertanian Universitas Udayana Denpasar, dikutip dari
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/84ebcc9bfc775deb337b98ab44a9
123f.pdf
Sudjianto, Agus Tugas, 2012, “Pemodelan Perilaku Kembang Tiga Dimensi Tanah
Lempung Ekspansif Menggunakan Oedometer Modifikasi”, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, dikutip dari https://repository.ugm.ac.id/digitasi/download.php?
file=3063_RD12100017-agusts.pdf
Wiyana, Edmon, Stephen, dkk, 2018, “Kajian Dua Kelompok Data Tanah Dari Hasil
Uji Bor Dalam Pada Proyek Jalan Tol Jkc”, Jurnal Mitra Teknik Sipil, Vol. 1, No. 1,
Agustus 2018: hlm 205-213, dikutip dari
https://journal.untar.ac.id/index.php/jmts/article/view/2258
Pada Praktikum Mekanika Tanah II ini dilakukan dengan cara daring (online).
Hal ini dikarenakan pandemic covid-19 yang semakin besar. Maka dari itu, Kami
menggunakan data sekunder yang diolah sebagai bahan untuk Laporan Mekanika
Tanah II ini. Berikut ini akan dilampirkan data sekunder yang didapatkan dari
Laboratorium Mekanika Tanah ITATS. Adapun beberapa data yang diberikan antara
lain adalah
1. Data Sekunder Pengujian Boring
2. Data Sekunder Pengujian Sondir
3. Grafik Pengujian Sondir
4. Data Sekunder Pengujian Konsolidasi
5. Data Sekunder Pengujian Direct Shear
6. Data Sekunder Pengujian Permeabilitas (Permeability)
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL ITATS
Institut Teknologi Adhi Tama – Surabaya
Jalan Arief Rachman Hakim No.100 Surabaya – 60117 Telp
: 031 –
5945043 Ext 820 Fax : (031) 5994620
PENGUJIAN BORING
Lokasi:
Kedalaman
Pattern Deskripsi Warna Jenis
(m) Tanah
Mengandung Butir
Halus Sebanyak 10%
Coklat abu-abu
Benda uji tidak dapat
0,2
dihancurkan bila ditekan
oleh ibu jari di atas
permukaan keras.
Mengandung Butir Halus < 5%
Coklat muda
Dengan tekanan jari
0,4
secukupnya, benda uji hancur
menjadi beberapa bagian.
Dengan tekanan jari
secukupnya, benda uji
Abu kecoklatan
hancur menjadi beberapa
0,6
bagian.
Tanah dapat dirol dan digulung
dengan tekanan sedang.
Gulungan mudah dirol.
Dengan tanpa tekanan jari pada
saat diangkat, benda uji hancur
bertepung.
Diperlukan tekanan yang Coklat tua
0,8 sedikit untuk merol
gulungan.
Diperlukan waktu yang
cukup untuk membuat rol
dengan remasan.
Berbau busuk
Mengandung Butir
Halus Sebanyak 10% Coklat abu-abu
1 Dengan tekanan jari
secukupnya, benda uji
hancur menjadi beberapa
bagian.
Surabaya,
Laporan
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL ITATS
Institut Teknologi Adhi Tama – Surabaya
Jalan Arief Rachman Hakim No.100 Surabaya – 60117 Telp
: 031 –
5945043 Ext 820 Fax : (031) 5994620
PENGUJIAN SONDIR
Lokasi: Luas konus = 10 cm2
Tanggal: Luas piston plugner = 10 cm2
Surabaya,
Laporan
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL ITATS
Institut Teknologi Adhi Tama – Surabaya
Jalan Arief Rachman Hakim No.100 Surabaya – 60117 Telp
: 031 –
5945043 Ext 820 Fax : (031) 5994620
PENGUJIAN SONDIR
Lokasi: Luas konus = 10 cm2
Tanggal: Luas piston plugner = 10 cm2
PENGUJIAN SONDIR
Lokasi: Luas konus = 10 cm2
Tanggal: Luas piston plugner = 10 cm2
Surabaya,
Laporan
PENGUJIAN SONDIR
DEPTH (m)
10
Waktu
setelah √𝑡 Pembacaan penurunan dial reading
Beban
pembebanan,
t (menit)
0 0
0
0,25 0,5
27
0,50 0,71
34
1 1
41
2 1,41
46
4 2
52
8 2,83
60
15 3,87
67
30 5,48
75
60 7,75
84
1440 37,95
107
Surabaya,
Laporan
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL ITATS
PENGUJIAN KONSOLIDASI
Kedalaman :
Besar Beban : 530 gram
Waktu
setelah √𝑡 Pembacaan penurunan d
Beban
pembebanan,
t (menit)
0 0
107
0,25 0,5
120
0,50 0,71
124
1 1
130
2 1,41
136
4 2
138
8 2,83
143
15 3,87
147
30 5,48
161
60 7,75
172
1440 37,95
183
Surabaya,
Kedalaman :
Besar Beban : 1050 gram
Laporan
LABORATORIUME 0,50 0,71
MEKANIKA x 202
t 1 1
JURUSAN 216
2 1,41
8 227
nstitu 2 4 2
234
0
8 2,83
Tekn 256
ologi F 15 3,87
244
Adhi a
x 30 5,48
Tama 259
60 7,75
: 267
Surab
aya
1440 37,95
280
Jalan (
Arief 0
Rach 3 Surabaya,
man 1
) LABORATORI
Haki UM
5
MEKANIKA
No.1 9 TANAH
00 9 JURUSAN TEKNIK
Surab 4 SIPIL ITATS
aya– 6
2 Institut
6011 Teknologi Adhi Tama – Surabaya
0
Kedalaman : Jalan Arief Rachman Hakim
Telp : No.100 Surabaya– 60117 Telp :
Besar Beban :
031 PENGUJIA
2095 gram 031 – 5945043 Ext 820 Fax :
5945 N
KONSOLID (031)5994620
043
ASI
PENGUJIAN KONSOLIDASI
Waktu
setelah Waktu
setelah √𝑡 Pembacaan penurunan d
pembebanan,
Beban
t (menit) pembebanan,
0 t (menit)
0,25 0 0
280
0,25 0,5
291
Laporan
0,50 LA JURUSAN TEKNIK
BO SIPIL ITATS
1 RA
2 TO Institut
RIU Teknologi Adhi Tama – Surabaya
4 M
Jalan Arief Rachman Hakim
ME
No.100 Surabaya– 60117 Telp :
8 KA
NI 031 – 5945043 Ext 820 Fax :
15 KA (031)5994620
TA
30 NA
H PENGUJIAN KONSOLIDASI
60
1440
Waktu
setelah √𝑡 Pembacaan penurunan d
Sur Beban
pembebanan,
aba
ya, t (menit)
Beban : 0 0
384
3170 gram
0,25 0,5
392
0,50 0,71
396
1 1
408
2 1,41
412
4 2
K 427
e 8 2,83
d
435
a 15 3,87
441
l
a 30 5,48
457
m
a 60 7,75
468
n
1440 37,95
472
:
B
e Surabaya,
s
a
r
Laporan
r Jalan Arief Rachman Hakim
LABO
RATO a No.100 Surabaya– 60117 Telp :
RIUM b 031 – 5945043 Ext 820 Fax :
MEK a (031)5994620
ANIK y
A
a PENGUJIAN KONSOLIDASI
TANA
H
JURUSAN
K SIPIL Waktu
e
d I setelah √𝑡 Pembacaan penurunan d
a n Beban
pembebanan,
l s
a t t (menit)
m i 0 0
a 472
n t
u 0,25 0,5
481
: t 0,50 0,71
495
B
e T 1 1
503
s e
a
2 1,41
k 508
r
n 4 2
512
B o
l
8 2,83
e 521
b o 15 3,87
a g 531
n
i 30 5,48
542
: 60 7,75
A 549
4
0 d 1440 37,95
553
8 h
5 i
g Surabaya,
r T
a a
m m
a
S
u
Laporan
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL ITATS
PENGUJIAN KONSOLIDAS
(REBOUND)
Kedalaman :
Waktu
setelah √𝑡 Pembacaan penurunan dial reading
Beban 520
pembebanan,
t (menit)
0 0
553
0,25 0,5
551
0,50 0,71
549
1 1
548
2 1,41
545
4 2
545
8 2,83
543
15 3,87
537
30 5,48
535
60 7,75 534
Surabaya,
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL ITATS
PENGUJIAN KONSOLIDAS
(REBOUND)
Kedalaman :
Waktu
setelah √𝑡 Pembacaan penurunan dial reading
Beban
pembebanan,
t (menit)
0 0
534
0,25 0,5
529
0,50 0,71
525
1 1
523
2 1,41
522
4 2
516
8 2,83
515
15 3,87
511
30 5,48
510
60 7,75
509
Surabaya,
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL ITATS
PENGUJIAN KONSOLIDAS
(REBOUND)
Kedalaman :
Waktu
setelah √𝑡 Pembacaan penurunan dial reading
Beban
pembebanan,
t (menit)
0 0
509
0,25 0,5
509
0,50 0,71
508
1 1
506
2 1,41
505
4 2
504
8 2,83
502
15 3,87
501
30 5,48
498
60 7,75
497
Surabaya,
Laporan
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL ITATS
PENGUJIAN KONSOLIDAS
(REBOUND)
Kedalaman :
Waktu
setelah √𝑡 Pembacaan penurunan dial reading
Beban
pembebanan,
t (menit)
0 0
497
0,25 0,5
492
0,50 0,71
489
1 1
488
2 1,41
488
4 2
482
8 2,83
481
15 3,87
479
30 5,48
476
60 7,75
475
Surabaya,
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL ITATS
PENGUJIAN KONSOLIDAS
(REBOUND)
Kedalaman :
Waktu
setelah √𝑡 Pembacaan penurunan dial reading
Beban
pembebanan,
t (menit)
0 0
475
0,25 0,5
473
0,50 0,71
472
1 1
472
2 1,41
469
4 2
464
8 2,83
462
15 3,87
459
30 5,48
458
60 7,75
456
Surabaya,
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL ITATS
Kedalaman :
Waktu
setelah √𝑡 Pembacaan penurunan dial reading
Beban
pembebanan,
t (menit)
0 0
456
0,25 0,5
454
0,50 0,71
448
1 1
448
2 1,41
443
4 2
442
8 2,83
440
15 3,87
437
30 5,48
436
60 7,75 434
Surabaya,
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL ITATS
Teganga
Pembacaa Teganga n
Dial horizontal
n dial n Geser, normal,
(mm) x Kalibrasi
horizontal (kg/cm2)
(kg/cm2)
20 2
40 3
60 4
80 5
100 5
120 6
140 7
160 7
180 9
200 9
220 9
DIRECT SHEAR TEST
Teganga
Pembacaa Teganga n
Dial horizontal
n dial n Geser, normal,
(mm) x Kalibrasi
horizontal (kg/cm2)
(kg/cm2)
20 4
40 5
60 7
80 9
100 9
120 10
140 12
160 14
180 14
200 14
220 14
DIRECT
SHEAR TEST
Teganga
Pembacaa Teganga n
Dial horizontal
n dial n Geser, normal,
(mm) x Kalibrasi
horizontal (kg/cm2)
(kg/cm2)
20 5
40 7
60 9
80 9
100 10
120 12
140 14
160 15
180 16
200 16
220 16
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL ITATS
Institut Teknologi Adhi Tama – Surabaya
Jalan Arief Rachman Hakim No.100 Surabaya – 60117
Telp : 031 – 5945043 Ext 820 Fax : (031) 599462
PERMEABILITY
Tinggi Sampel :5 cm
Diameter Tabung : 6,5 cm
Diameter Buret :1 cm
Percobaan ke‐ 1
Percobaan ke-2
h1 h2 Wakt Temperatur Volume K
Tes u Air Air
ke‐ cm/
cm cm s °C cm³
s
1 50 47.4 5 28 2.5
2 47.4 43.4 5 28 4
3 43.4 41.2 5 28 2
4 41.2 39 5 28 2
5 39 36.8 5 28 2
Surabaya,
Laporan