PPKN
DISUSUN OLEH :
REVILDO MUNDUNG
18206009
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saat ini masih memberikan nafas
kehidupan dan anugerah akal, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
dengan judul “Implementasi Makna Semboyan Bhineka Tunggal Ika” tepat pada waktunya.
Terimakasih pula kepada semua pihak yang telah ikut membantu hingga dapat disusunnya
makalah ini.
Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Dalam makalah ini membahas tentang pengertian hak, pengertian
kewajiban, pengertian warga negara, asas kewarganegaraan dan hak kewajiban warga Negara
berdasarkan UUD 1945. Akhirnya saya sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap
makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan
khususnya pembaca pada umumnya.
Akhirnya, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan dari
para pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini dan makalah-makalah lainnya pada waktu
mendatang.
penyusun
DAFTAR ISI
Bab I :
A) Pendahuluan ………………………………………............................................….……………………1
Bab II : Pembahasan
B) konstitusi …………........................................................................................................…..…...….6
A) Kesimpulan ….……………………………………............................................……………………....8
B) Saran ……..…………………………………..............................................………………….…………..9
Ada sebagian masyarakat yang merasa dirinya tidak tersentuh oleh pemerintah. Dalam
artian pemerintah tidak membantu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, tidak
memperdulikan pendidikan dirinya dan keluraganya, tidak mengobati penyakit yang dideritanya
dan lain sebagainya yang menggambarkan seakan-akan pemerintah tidak melihat penderitaan
yang dirasakan mereka. Dengan demikian mereka menanyakan hak-hak mereka, akankah hak-
hak mereka diabaikan begitu saja, atau jangan-jangan hal semacam itu memang bukan hak
mereka? kalau memang bantuan pemerintah kepada mereka itu adalah hak yang harus
Selain mereka yang merasa hak-haknya sebagai warga negara belum didapat, ada juga
orang-orang yang benar-benar hak mereka sebagai warga negara telah didapat, akan tetapi
mereka tidak mau menunaikan kewajibannya sebagai warga negara. Mereka tidak mau
membela negaranya diakala hak-hak negeri ini dirampas oleh negara sebrang, mereka tidak
mau tahu dikala hak paten seni-seni kebudayaan Indonesia dibajak dan diakui oleh negara lain,
dan bahkan mereka mengambil dan mencuri hak-hak rakyat jelata demi kepentingan perutnya
sendiri.
Sungguh masih banyak sekali fenoma-fenoma yang menimpa negeri ini. akankan ini
terjadi karena kekurang pahaman masyarakat tentang Hak dan Kewajibannya sebagai warga
negara? Atau mereka paham tentang itu, akan tetapi karena memang hawa nafsu Syaithoniyah-
nya telah menguasai akal pikirannya sehingga tertutup kebaikan di dalam jiwanya.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mempelajari tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara Sebagai Anggota
Masyarakat.
2. Untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang Hak dan Kewajiban
C. RUMUSAN MASALAH
4. Pasal berapa pada UUD 1945 yang membahas tentang hak dan kewajiban Warga
Negara?
D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I : PENDAHULUAN Menyajikan latar belakang masalah, Tujuan penulisan, rumusan masalah
BAB II : PEMBAHASAN Membahas tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara Sebagai Anggota
Masyarakat yang meliputi: Pengertian Hak, Pengertian Kewajiban, Pengertian Warga Negara,
Asas Kewarganegaraan, Hak dan Kewajiban Warga Negara Republik Indonesia berdasarkan UUD
1945.
1) Pengertian Hak
Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung
kepada kita sendiri. Contohnya: hak mendapatkan pengajaran, hak mendapatkan nilai dari guru
dan sebagainya. Adapun Prof. Dr. Notonagoro mendefinisikannya sebagai berikut: “Hak adalah
kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu
oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat
2) Pengertian Kewajiban
Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan
melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat
dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan (Prof. Dr. Notonagoro). Sedangkan Kewajiban
adalah Sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Contohnya :
melaksanakan tata tertib di sekolah, membayar SPP atau melaksanakan tugas yang diberikan
tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut Kansil
adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan
negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam
B. ASAS KEWARGANEGARAAN
kriterium, yaitu:
1. Kriterium kelahiran. Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
a) Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius Sanguinis. Di dalam
b) Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. Di dalam asas ini,
dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan warga negara dari negara tersebut.
salah satu, tetapi tanpa meniadakan yang satu. Konflik antara Ius Soli dan Ius Sanguinis akan
kewarganegaraan sama sekali (a-patride). Berhubungan dengan itu, maka untuk menentukan
kewarga negaraan seseorang digunakan 2 stelsel kewarganegaraan (di samping kedua asas di
atas), yaitu stelsel aktif dan stelsel pasif. Pelaksanaan kedua stelselo ini kita bedakan dalam:
- Hak Opsi : ialah hak untuk memiliki kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel aktif);
- Hak Reputasi : ialah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksana stelsel pasif).
indonesia, siapa-siapa yang menjadi warga negara telah disebutkan di dalam pasal 26 UUD
1945, yaitu:
(1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
a) Pelaksanaan selanjutnya dari pasal 26 UUD 1945 ini diatur dalam UU nomor 62 Tahun
c. Anak yang lahir dalam 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia, apabila ayah itu
d. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, apabila ia pada waktu itu
e. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, jika ayahnya tidak
ayahnya.
f. Orang yang lahir di dalam wilayah RI selama kedua orang tuanya tidak diketahui.
orang tuanya.
h. Orang yang lahir di dalam wilayah RI, jika kedua orang tuanya tidak mempunyai
diketahui.
i. Orang yang lahir di dalam wilayah RI yang pada waktu lahirnya tidak mendapat
Selanjutnya di dalam Penjelasan Umum UU No. 62 Tahun 1958 ini dikatakan bahwa
kewarganegaraan RI diperoleh:
a) Karena kelahiran;
b) Karena pengangkatan;
d) Karena pewarganegaraan;
g) Karena pernyataan.
e.
diterangkan di atas dalam bab I huruf a yang menentukan status anak ialah ayahnya.
Apabila tidak ada hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya atau apabila ayahnya
Hubungan hukum kekeluargaan antara ibu dan anak selalu mengadakan hukum secara
yuridis. Anak baru turut kewarganegaraan ayahnya, setelah ayah itu mengadakan
hubungan hukum kekeluargaan dan apabila hubungan hukum itu baru diadakan setelah
kewarganegaraan.
C. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERDASARKAN UUD 1945
- Menurut pasal 26 ayat (2) UUD 1945, Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang
- Bukan Penduduk, adalah orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara
hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara, atau segala hal yang
arti :
- Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas pekerjaan
- Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah
- Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
Berkembang”
- Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak
mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)
- Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
- Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan
- Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk
diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
- Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi : segala
warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
- Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
- menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara”.
- Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan :
- Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan
untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
- Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD
1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pasti dan akurat. Harus diakui, terdapat semacam kelangkaan studi tentang nasionalisme di Indonesia
dalam dasawarsa terakhir. Masih langkanya studi tentang subyek ini mengisyaratkan bahwa umumnya
para ahli tentang Asia Tenggara agaknya menganggap nasionalisme bukan lagi isu penting bagi kawasan
ini. Hal ini sekaligus mengindikasikan bahwa gejolak dan gemuruh nasionalisme yang begitu menyala-
nyala sejak awal abad 20 sampai akhir dekade 1960-an, kini semakin menyurut di Asia Tenggara.
Memang, dalam beberapa dasawarsa terakhir, salah satu isu sentral di kawasan ini adalah modernisasi
dan industrialisasi atau pembangunan, khususnya di Indonesia. Namun, sejauhmana dampak atau
Modernisasi dan industrialisasi kelihatannya merupakan salah satu faktor penting yang bertanggung
jawab bagi menyurutnya nasionalisme di Indonesia. Namun, bertolak belakang dengan argumen
nasionalisme (politik) yang menjadi ideologi dominan di kawasan ini sebelum tahun 1970-an. Kebutuhan
direncanakan seolah memaksa Indonesia dan banyak negara berkembang lainnya mengorbankan
teori "ketergantungan" (dependency theory), kita melihat Indonesia dan banyak negara yang termasuk
ke dalam Dunia Ketiga-atau lebih baik, negara-negara tengah berkembang (developing countries)-
Gejala ini kian menguat dengan meningkatnya globalisasi sejak 1980-an. Bermula dengan globalisasi
pasar dan ekonomi yang berintikan liberalisasi pasar dan ekonomi, globalisasi juga dengan segera
mengimbas ke dalam bidang politik, sosial, budaya dan seterusnya. Dalam bidang politik, globalisasi
berarti liberalisasi politik yang memunculkan gelombang-gelombang demokrasi, yang pada akhirnya
membuat berakhirnya negara-negara dengan rejim-rejim otoriter. Dan Indonesia pun mengalami
Pada saat yang sama, secara kontradiktif globalisasi yang mendorong terjadinya liberalisasi politik, juga
memunculkan nasionalisme etnis (ethnic nationalism) dan bahkan tribalism yang bernyala-nyala,
sebagaimana bisa dilihat pada kasus negara-negara bekas Uni Soviet, dan Yugoslavia sampai sekarang
ini. Indonesia-dalam krisis ekonomi dan politik 1998 dan seterusnya-bahkan juga sempat dicemaskan
banyak pengamat asing sebagai segera mengalami proses Balkanisasi, persisnya disintegrasi. Tetapi,
prediksi itu tidak terbukti; dan, sebaliknya, negara-bangsa Indonesia tetap bertahan hingga kini.
Dengan bertahannya negara-bangsa Indonesia, nasionalisme juga jelas tidak sepenuhnya berakhir di
bentuk kedaulatan dan keutuhan wilayah-memang terlihat semakin menyurut, apalagi dengan
berakhirnya perang dingin. Dalam konteks itu, kita melihat lenyap atau semakin berkurangnya konflik-
Sekali lagi, di tengah arus globalisasi, nasionalisme ekonomi dan kultural kelihatan menemukan
momentum baru. Modernisasi dan industrialisasi yang berlangsung dalam ukuran relatif cepat dan
berdampak luas mengakibatkan Indonesia dan negara-negara berkembang umumnya harus menemukan
dan mempertahankan pasar untuk produk-produk industri ekonomi, khususnya di negara-negara maju.
Di sini nasionalisme ekonomi Indonesia dan negara-negara berkembang harus berhadapan dengan
Runtuhnya Nasionalisme ?
Konsekuensinya adalah kembalinya hirarki piietnik, agar bisa memenuhi kembali kebutuhan mendesak
Yang merupakan maksudnya adalah penggabungan sastra nasional tersebut, bukan pemudarannya
sebagai sekedar barang antik pro-ilmiah. Artinya, kerangka teknologi informasi komputer dan realitas
maya yang diciptakannya harus dibungkus dengan darah dan daging budaya-budaya yag selalu ada, atau
dengan kata lain, dengan motif dan unsur yang dipilih (kepingan dan tambahan) darii budaya tersebut,
digabungkan dalam suatu satir yang lucu dan sinis, dan makna – maknanya yang asli disesuaikan dengan
Internasionalisme Nasionalisme
Fakta bahwa versi budaya global yang ilmiah maupun ekiektik sama-sama tidak begitu mempunyai
gaung dan daya tahan populer memperlihatkan bahwa kondisi yang diperlukan bagi terjadinya
penggantian pasca-modern terhadap nasionalisme belum juga terwujudkan dan juga bahwa globalisasi
Dalam zaman pasca-modern, hasilnya adalah terbentuknya lapisan politik yang terdiri dari tiga tingkatan
: tingkat etnik lokal, regional, jender atau ekologi ; tingkat negara nasional; dan akhirnya tingkat
(Giddens 1991).
Sungguh paradoksikal bahwa sebenarnya efek proses globalisasi yang paling besar adalah pada negara
nasional tingkatan menengah. Tetapi, sekali lagi, dua kekuatan besar globalisasi, yakni interdependensi
ekonomi akibat dari operasi perusahaan- perusahaan transnasional dan komunikasi massa yang
diakibatkan karena diperkenalkannya teknologi informasi dan digital, hanya akan mempercepat dan
tama nasionalisme dan doktrin penetuan diri nasional telah tertanam sebagai prinsip dasar dalam
piagam persatuan Bangsa-Bangsa dan dalam berbagai konvensi serta kesepakatan , juga berulang kali
disebut – disebut dalam segala macam perselisihan dan krisis. Dalam malisasi ’ bangsa-bangsa dan
nasionalisme, baik sebagai ideologi aktor-aktor kolektif yang telah menjadi biasa dan sepadan (lihat
Mayali 1990)
Kedua, gerakan nasionalis selalu melihat kepedahuluannya jauh atau dekat, untuk mendapatkan strategi
taktik. Efek demonstrasi nasionalisme tentu saja sangat dibantu oleh komunikasi massa aliansi politik,
interdependensi ekonomi Tetapi semua itu hanya membesarkan pesan nasionalis yang mendasar.
Dalam masyarakat nasionalisme juga berperan, tapai berperannya nasionalisme dalam masyarakat
bukan sebagai satu paham yang harus mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan cara
mewujudkan suatu konsep, melainkan terciptanya sifat-sifat dalam masyarakat tersebut sehingga
terwujudnya suatu konsep dalam negara, yang pada akhirnya menajadi nasionalisme sifat- sifat yang
Berbuat kebaikan
Kebajikan dapat diartikan kebaikan, sesuatu yang mendatangkan kebaikan keselamatan, keuntungan,
dan kebahagiaan. Kebaikan adalah realisasi dari cita-cita atau apa yang dicita-citakan. Kebaikan
bersumber pada unsur budaya – budaya, yaitu karsa.Berbuat baik berarti kebaikan berbuat buruk
Kebaikan itu datang dari manusia itu sendiri ini memang benar karena manusia itu mahluk sosial yang
mempunyai kebutuhan dan kebutuhan itu terpenuhi karena mereka hidup bermasyarakat. Kekuasan itu
adalah kekuasan Tuhan.
Jadi kebajikan itu ada (Dua) sumbernya yaitu kebajikan manusia dan kebajikan Tuhan. Kebajikan
manusia adalah kebajikan karena usaha atau perjuangan manusia, baik kebajikan Tuhan adalah karunia
Tuhan. Manusia adalah sekedar lataran saja yang menentukan adalah Tuhan.
Bertanggung Jawab
Konsep tanggung jawab muncul berkenaan dengan pemenuhan kewajiban secara wajar atau seharusnya
sesuai dengan norma kehidupan, ini disebut “tanggung jawab positif” yang bersifat ideal dan sempurna
(ideal or complete responsibility). Ideal artinya menajadi idaman kehidupan manusia, sempurna artinya
tidak ada cacat atau kekurangannya. Tanggung jawab positif lazim disebut “tanggung jawab”saja
(responsbility). Memenuhi kewajiban sesuai dengan norma kehidupan sesuai kehidupan disebut
Pemenuhan kewajiban tidak wajar atau tidak sesuai dengan norma kehidupan, ini disebut “ tanggung
jawab negatif” bersifat tidak sempurna (Incomplete responsbility). Tidak sempurna artinya ada
kekurangannya, ada cacatnya, bahkan tidak ada pemenuhan sama sekali. Tanggung jawab negative
lazim disebut “tidak bertanggung jawab” (Unresponsibility). Tidak sesuai dengan norma kehidupan
artinya dipenuh, tetapi kurang; atau dipenuhi, tetapi keliru; atau dipenuhi tetapi cacat; atau tidak
Keindahan berasal dari kata dasar “indah”, yang dapat diartikan bagus, cantik, molek, elok, dan permai,
yaitu sifat yang menyenangkan, mengembirakan, menarik perhatian, dan berupa benda, ciptaan,
perbuatan, atau keadaan. Melalui pancaindera unsur rasa dalam diri manusia berkomunikasi itu
merupakan penilaian atau penanggapan itu disebut nilai.
“Keindahan “ merupakan konsep abstrak yang tidak mempunyai arti apa-apa karena tidak dihubungkan
Kasih sayang merupakan konsep yang mengandung arti psikologis yang dalam. Mungkin baru dapat
dipahami makna yang jelas apabila konsep tersebut sudah diwujudkan dalam bentuk sikap, tingkah laku,
dan perbuatan manusia terhadap manusia yang lainnya, atau terhadap alam lingkungnya, atau
terhadapTuhan.
Kasih sayang yang dilengkapi dengan tanggung jawab menciptakan keserasian, keseimbangan, dan
kedamaian antara sesama manusia, antara manusia dan alam lingkungan, serta antara manusia dan
Tuhan.
Kasih sayang merupakan kata mejemuk panduan dari (2) istilah ”kasih” dan ”sayang” yang satu sama
lain ada kesamaan makna walaupun bentuk katanya berbeda. Apabila kedua istilah tersebut dipadu
menjadi 1(satu) dalam bentuk majemuk maknanya menjadi lebih berbobot dan pas.
Adil adalah sifat perbuatan manusia. Menurut arti katanya, ”Adil” artinya tidak sewenang-wenang
kepada diri sendiri maupun kepada pihak lain itu meliputi anggota masyarkat, alam lingkungan, dan
Tuhan Sang Pencipta. Jadi, konsep adil berlaku kepada diri sendiri sebagai induvidu, dan kepada pihak
lain sebagai anggota masyarakat, alam lingkungan dan Tuhan Sang Pecipta.
e. Perlakuan kepada diri sendiri, sama seperti perlakuan kepada pihak lain dan
sebaliknya.
Dalam konsep adil berlaku tolak ukur yang sama kepada pihak berbuat dan kepada pihak lain terhadap
mana perbuatan ini ditunjukan. Implikasi perlakuan kepada pihak lain. Bagaimana berbuat adil kepada
pihak lain jika kepada diri sendiri saja sudah tidak adil. Konsep adil (tidak sewenang-wenang) baru jelas
bentuknya apabila sudah diwujudkan dalam perbuatan nyata dan nilai yang dihasilkannya atau akibat
yang ditimbulkannya. Situasinya dan kondisi nyata juga ikut menentukan perbuatan manusia.
1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara dan negara
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara Indonesia
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung
kepada kita sendiri. Sedangkan Kewajiban adalah Sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh
rasa tanggung jawab. Kedua harus menyatu, maksudnya dikala hak-hak kita sebagai warga
negara telah didapatkan, maka kita juga harus menenuaikan kewajiban kita kepada negara
seperti: membela negara, ikut andil dalam mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang positif
Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah Negara
Adapun pengertian penduduk menurut Kansil adalah mereka yang telah memenuhi
diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara itu.
kriterium, yaitu:
1. Kriterium kelahiran. Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
a) Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius Sanguinis.
Hak-Hak kita warga negara sebagai anggota masyarakat telah tercantum dalam Undang-
Pasal 27 (2): Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupannya yang layak bagi
kemanusiaan.
Pasal 30 (1): Tiap-tiap warga negara berhak ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
Di samping adanya pasal-pasal yang menyebutkan tentang hak-hak warga negara, di Undang-
Undang Dasar juga terdapat di dalamnya tentang kewajiban-kewajiban kita warga negara
Pasal 27 (1): Segala Warga negara.....wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
Pasal 30 (1): Tiap-tiap warga negara berhak ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
Konstitusi adalah keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur
secara mengikat cara suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat negara.
Negara dan konstitusi atau UUD adalah dwitunggal yang tidak dapat dipisah-pisahkan dalam
praktik berbangsa dan bernegara sehari-hari. Tanpa konstitusi negara tidak mungkin terbentuk
karena konstitusi merupakan dasar hukum suatu negara. Umumnya konstitusi mempunyai
kedudukan formal yang sama di banyak negara, yaitu sebagai hukum dasar dan hukum
tertinggi.
Negara yang mendasarkan pada konstitusi disebut negara konstitusional (constitutional state).
Agar dapat dikatakan sebagai negara konstitusional, negara tersebut harus menganut gagasan
mempunyai fungsi khusus untuk menentukan dan membatasi kekuasaan serta menjamin hak
asasi warganegara.
Dalam sejarah Indonesia telah berulang kali berganti konstitusi yaitu UUD 1945 yang berlaku 18
Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, Konstitusi RIS yang berlaku 27 Desember sampai 17
Agustus 1950, UUDS RI Tahun 1950 yang berlaku 17 agustus 1950 sampai 5 Juli 1959, dan UUD
1945 yang berlaku 5 Juli 1959 sampai sekarang. Persepsi setiap bangsa terhadap konstitusi
penting karena berisi pernyataan luhur dan cita-cita bangsa. Namun tidak semua bangsa
berpandangan demikian, karena beberapa konstitusi negara justru tidak memiliki bagian
Pembukaan.
Secara filosofis, konstitusi negara dalam jangka waktu tertentu harus diubah untuk
menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat. Konstitusi yang tetap akan ketinggalan
jaman dan tidak mampu lagi berfungsi sebagai pedoman bernegara. Dengan amandemen
hakikat UUD 1945 yang asli masih tetap berlaku, hanya ketentuan yang sudah diganti dianggap
tidak berlaku lagi. Dengan adanya amandemen maka konstitusi negara Indonesia menjadi lebih
lengkap.
B. SARAN
Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara
Sebagai Anggota Masyarakat ini, semoga kita semua bisa benar-benar memahami tentang apa
yang seharusnya kita dapatkan sebagai warga negara di negeri ini. Sehingga, jika ada hak-hak
yang belum kita dapatkan, kita bisa memperjuangkannya. Begitu juga sebaliknya, jika hak-hak
sebagai warga negara telah kita terima, maka sepatutnya kita menjalankan kewajiban kita
DAFTAR PUTAKA
Drs. H.M. Arifin Noor. ISD (Ilmu Sosial Dasar). Untuk UIN, STAIN, PTAIS Semua Fakultas dan
Prof. DR. H. Kaelani, M.S. dan Drs. H. Achmad Zubaidi, M.Si. Pendidikan
Yogyakarta 2007.
http://www.mesoed-januarserdadumuda.blogspot.com/2012/12/makalahamandemen-uud-
http://jakarta45.wordpress.com/
http://riqqa91.blogspot.com/2012/02/fungsi-dan-kedudukan-konstitusi-bagi.html
http://tugaskuliah-ilham.blogspot.com/2011/03/negara-dan-konstitusi.html
http://shantouz-ade.blogspot.com/2010/01/undefined-undefined-makalah-negara dan.html