Disusun Oleh:
Putri Aisyah Novita Ayu (212102010035)
Siti Nur Azizeh (212102010056)
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER
2021
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan penguasa dunia, karena
atas rahmat-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, tidak
lupa ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan berkontribusi
dalam proses pembuatan makalah ini. Adapun tema dari makalah ini adalah "Konsep
Dasar Persoalan Postmodernisme"
Dalam pembuatan makalah ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan dan arahan,
untuk itu rasa terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Ahmad Zaini, M.H selaku
dosen pengampu mata kuliah Filsafat Umum, yang telah menyerahkan
kepercayaannya kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini. Makalah ini disusun
bertujuan memberikan penjelasan mengenai konsep dasar dari
postmodernisme.Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan kepada pembaca tentang postmodernisme.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari pembaca
agar makalah ini dapat berguna bagi saya dan pihak lainnya yang berkepentingan
pada umumnya.
Penulis
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………...…………....ii
DAFTAR ISI……………………….………………………………….….………….iii
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………..1
A. Latar Belakang…………………………………………………….……...…...1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………......2
C. Tujuan ………………………………………………………………………...2
Bab II Pembahasan…………………………………………………………………..3
A. Pengertian Postmodernisme……………...……………………………………3
B. Asal-Usul Postmodernisme…………………………………………………...5
C. Tokoh-Tokoh Postmodernisme……………….………………………………6
D. Pemikiran Postmodernisme…………………………………………………...7
E. Perkembangan Postmodernisme……………………………………………..10
F. Pandangan Postmodernisme sebagai Ilmu Pengetahuan…………………….10
G. Kelebihan dan Kelemahan Postmodernisme………………………………...11
Bab III
Penutup.......................................................................................................................13
A. Kesimpulan ……………………………..……………….…………………..13
B. Saran………………………………………………………………………....13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….……………….14
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman saat ini kita dikenal dengan zaman postmodernisme, dimana ilmu
pengetahuan dan teknologinya melalui perkembangan yang sangat pesat.
Postmodernisme muncul karena pada zaman modernisme timbul banyak
permasalahan, dan kritikan oleh masyarakat. Postmodernisme merupakan
masa setalah modernisme yang lahir sebagai reaksi kritis terhadap
modernisme yang dipandang gagal dalam strategi visualisasinya.
Modernisme selalu menjajikan pada kita untuk membawa perubahan ke
dunia yang lebih mapan di mana urusan materi atau kebutuhan jasmani akan
terpenuhi, tidak akan ada lagi kelaparan atau kekurangan material, itulah
janjinya1. Di masa modernisme banyak sisi gelap yang membuat masanya
terdapat banyak kontroversi. Banyak budaya modernisne yang menyimpang
salah satunya krisis ilmu pengetahuan yang disebabkan bentuk
kebudayaannya ditandai dengan rasionalisme, positivisme, empirisme dan
kecanggihan teknologinya.
Sisi gelap modernisme, menurut Anthony Giddens dalam The Consequences
of Modernity (1990), menimbulkan berkembangbiaknya petaka bagi umat
manusia. Pertama, penggunaan kekerasan dalam menyelesaikan sengketa.
Kedua, penindasan oleh yang kuat atas yang lemah. Ketiga, ketimpangan
sosial yang kian parah. Keempat, kerusakan lingkungan hidup yang kian
mengkhawatirkan. 2 Dengan semangat postmodernisme membuat payung
untuk membenahi kritik atas masyarakat modernisme yang gagal atas janji-
janjinya. Postmodernisme mempunyai kecenderungan menolak hal-hal yang
bersifat struktural. Namun, zaman postmodernisme banyak muncul
pemikiran-pemikiran untuk mengatasi kekurangan yang timbul di era
modernisme.
Untuk membahas postmodernisme lebih mendalam, maka penulis akan
membahasnya secara detail dalam makalah ini. Yang membahas asal mula
1
Chris Barker, Cultural Studies…hlm.190
2
Giddens, The Consequences of Modernity (Stanford: Stanford University Press, 1990)
1
postmodernisme, tokoh postmodernisme, hingga kemkonsep dasar dari
postmodernisme itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Postmodernisme?
2. Jelaskan asal-usul dari Postmodernisme?
3. Siapa saja tokoh yang ada pada era Postmodernisme?
4. Bagaimana pemikiran di era Postmodernisme?
5. Apa saja perkembangan Postmodernisme ?
6. Bagaimana pandangan Postmodernisme sebagai Ilmu Pengetahuan?
7. Apa saja kelebihan dan kekerungan Postmodernisme?
C. Tujuan
Makalah ini disusun bertujuan memberikan penjelasan mengenai sejarah
awal dari era Postmodernisme hingga ke konsep dasar dan perkembangannya.
Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
kepada pembaca tentang sejarah Postmodernisme dibentuk .Dan memenuhi
tugas semester satu mata kuliah Filsafat Umum.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Postmodernisme
3
kebudayaan elite (high culture), dengan kebudayaan massa (pop
culture).
Daniel Bell, menerangkan postmodernisme sebagai kian
berkembangnya kecenderungan yang saling bertolak belakang,
bersamaan dengan makin terbatasnya daya-daya instingtual dan kian
membubungnya kesenangan dan keinginan yang akhirnya membawa
logika modernism ke kutub terjauhnya. Itu terjadi terutama melalui
intensifikasi ketegangan-ketegangan struktural masyarakat 3.
Federic Jameson, mengartikan postmodernisme adalah logika kultural
yang membawa transformasi dalam suasana kebudayaan umumnya. Ia
mengaitkan tahapan-tahapan modernism dengan kapitalisme
monopoli, sedang postmodernisme dengan kapitalis pasca perang
dunia kedua. Menurutnya, postmodernisme muncul berdasarkan
dominasi teknologi reproduksi dalam jaringan global kapitalisme
multinasional kini. 4
Jean Francois Lyotard, pada tahun 1970-an diperkenalkan oleh
Lyotard di bidang filsafat dan ilmu pengetahuan. Ia mengartikan
postmodernisme sebagai ketidakpercayaan terhadap segala bentuk
narasi besar, penolakan filsafat metafisis, filsafat sejarah,dan segala
bentuk pemikiran yang mentotalisasi. Lyotard membawa istilah
postmodernisme ke dalam medan diskusi filsafat lebih luas. Sehingga
istilah postmodernisme di bidang filsafat dan ilmu pengetahuan
menjadi sekedar istilah yang melindungi hamper segalka bentuk
kritikan yang ada di era modernism. Dengan begitu isitilah
postmodernisme sebagai segala bentuk refleksi kritis atas paradigma
modern dan atas metafisika pada umumnya.
3
Daniel Bell, “Beyond modernism: Beyond Self”, dalam Sociological Journey ( London:
Heinemann,1980)
4
Frederic Jameson, “Postmodernism or the Cultural logic of Late Capitalism”, dalam New left Review
146,1984, hlm 85-7
4
B. Asal-Usul Postmodernisme
5
Maksum, 2014:311
5
C. Tokoh-Tokoh Postmodernisme
6
yang baru (postmodernisme) yang menurut nya bukan modification dari
kapitalisme melainkan ekspansi darinya ( maksom , 2014 :339)
D. Pemikiran Postmodernisme
Di dalam pemetaan wilayah postmodernisme, menurut Amin Abdullah
terdapat 3 dasar yang menjadi arus pemikiran postmodernisme yang
diistilahkan dengan ciri-ciri struktur fundamental pemikiran postmodernisme
yaitu :
1 . Dekonstruktifisme
Ciri ciri pemikiran postmodernisme adalah dekonstruktif. Sebagai suatu
strategi postmodernisme mempertanyakan ulang kontruksi dasar keilmuan
yang telah mapan dalam era modern baik dalam bidang sosiologi, psikologi,
antropologi, sejarah bahkan juga ilmu kealaman lainnya yang baku . Hal itu
terjadi karena teori tersebut dianggap menutup munculnya teori teori lain yang
barangkali jauh lebih membantu memahami realitas dan pemecahan masalah .
Jadi , pemikir Postmodernisme menentang klaim adanya teori teori yang baku,
standard yang tidak dapat dingganggu gugat.
2 . Relativisme
Thomas S PKuhn adalah seorang pemikir yang mendobrak keyakinan para
ilmuwan yang bersifat positivistik . Pemikiran positivisme ini lebih menggaris
bawahi validitas hukum alam dan sosial yang sifatnya universal yang
dibangun oleh rasio . Manivestasi pemikiran postmodernisme dalam hal
realitas budaya (nilai nilai , kepercayaan agama, tradisi budaya ) , tergambar
dalam teori teori antropologi . Di dalam pandangan antropolog tidak ada
budaya yang sama dan sebangun antara satu dengan lainnya. Seperti budaya
Amerika yang jelas berbeda dengan budaya yang ada di Indonesia . Maka
nilai budaya sangat beraneka ragam sesuai dengan latar belakang sejarahnya ,
geografis, demografis, dan lain lain . Dari sinilah terlihat bahwa nilai budaya
sifatnya relatif dalam artian antara satu budaya dengan budaya yang lain tidak
bisa disamakan seperti hitungan sistematis . Dan hal inilah sesuai dengan alur
pemikiran postmodernisme yakni bahwa wilayah budaya , bahasa ,cara
berpikir serta agama sangat ditentukan oleh tatanan nilai dan adat kebiasaan
masing masing.
3. Pluralisme
Era pluralisme sebenarnya sudah diketahui oleh banyak bangsa sejak
dahulu. Akan tetapi gambaran era pluralisme belum dipahami seperti era
sekarang. Hasil teknologi modern bidang transportasi serta komunikasi
7
menjadikan era pluralisme budaya dan agama semakin dipahami oleh
banyaknya orang. Adanya pluralitas budaya, agama, keluarga, militer, bangsa
dan juga politik merupakan realitas . Di dalam konteks keindonesiaan
khususnya dari ciri ciri pemikiran postmodernisme , fenomena pluralisme
lebih dapat diresapi oleh masyarakat.
8
aspek estetis yang ditimbulkan tergantung pada hubungan antara unsur
karya dengan horison harapan pembaca . Horison harapan mengubah
penerimaan pasif menjadi aktif dari norma estetik yang telah dimiliki
menjadi produksi estetika baru , estetika sebagai pesan.
Lyotard
Pemikiran Lyotard tentang postmodernisme adalah ketidak
percayaan nya terhadap ilmu pengetahuan dari pandangan
postmodernisme. Menurutnya saat ini kebebasan, kemajuan dan
sebagiannya ranah permasalahan dalam masa modernisme mengalami
permasalahan yang sama ada istilah religi, nasional, kebangsaan dan
kepercayaan terhadap keunggulan negara Eropa. Dia tidak percaya dan
merasa kurang tepat kebenarannya. Maka sebenarnya postmodernisme
harus memajukan sosial manusia. Jadi untuk langkah ini
postmodernisme menganggap suatu ilmu tidak harus langsung
diterima melainkan diselidiki dan dibuktikan terlebih dahulu
kebenarannya.
Jean Baudrillard
Pemikiran Jean Baudrillard memusatkan perhatian kepada kultur
yang dilihat olehnya mengalami revolusi besar besaran dan merupakan
bencana besar . Revolusi kulturah menyebabkan massa menjadi
semakin pasif ketimbang semakin berontak seperti yang diperkirakan
oleh pemikir marxis. Massa menempuh jalan mereka sendiri , tak
mengindahkan upaya yang bertujuan memanipulasi mereka .
Fredrik Jameson
Menurutnya postmodernisme memiliki 2 ciri utama yaitu pastiche
dan schizophrenia . Jameson menejelaskan modernisme besar
didasarkan pada gaya personal ataupun pribadi . Subjek individual
borjois tidak hanya merupakan subjek masa lalu , tetapi juga mitos
subjek yang tidak pernah ada, hanyalah mistifikasi kata Jameson yang
ada hanya pastiche tiruan gaya yang telah mati. Dia juga menjelaskan
apa yang dimaksudkan dengan menggunakan teori schizophrenia ,
schizophrenia adalah pengelaman pennada material yang terpisah ,
terisolin dan gagal membentuk rangkaian yang kohoren. 6
6
Hidayat. (2008):227
9
E. Perkembangan Postmodernisme
10
dinamakan ilmu bebas nilai. Sedangkan modernisme menganggap ilmu
pengetahuan yang objektif maka bebas dari nilai.
Sehingga penganut postmodernisme tidak mengakui akan adanya
rasionalitas universal, yang ada hanyalah relativitas dari eksistensi plural.
Maka, dengan demikian, perlu dirubah dari berfikir totalizing menjadi
pluralistic and open democracy dalam semua sendi kehidupan. Pandangan
postmodernisme lebih menekankan pluralitas, perbedaan, heterogenitas,
budaya lokal/etnis, dan pengalaman hidup sehari-hari.
Jadi, postmodernisme memandang bahwa ilmu pengetahuan yang
ditawarkan oleh modernisme akan membawa pada kehancuran. Modernisme
tidak membawa kita pada kehidupan yang lebih layak dan bisa mengangkat
harkat martabat manusia seperti apa yang telah dijanjikannya, namun malah
sebaliknya. Postmodernisme berpandangan, harus dilakukan perombakan
terhadap apa yang ditawarkan oleh modernisme dan juga harus dikaji ulang
terlebih dahulu.
7
Zaprulkhan. 2006: 323-324
8
Jalaluddin. 2013: 67
11
Zaprulkhan menyatakan bahwa setidaknya ada kelemahan yang ada pada
postmodernisme, yang penulis rangkum menjadi tiga poin utama, yaitu,
pertama, postmodernisme yang sangat semangat mempromosikan narasi-
narasi kecil, ternyata buta terhadap kenyataan bahwa banyak juga narasi kecil
yang mengandung banyak kebusukan. Katakanlah kaum komunitarian yang
membela tradisi-tradisi komunitas dikemukakan bahwa banyak tradisi
komunitas bertentangan tidak hanya dengan suatu ide abstrak martabat
manusia postmodernisme akan menolak argumen itu, melainkan terhadap
institusi-institusi moral mendalam manusia. Kedua, postmodernisme tidak
membedakan antara ideologi, di satu pihak dan prinsip-prinsip universal etika
terbuka, di pihak lain. Dengan istilah-istilah kabur
seperti cerita besar mereka menutup perbedaan yang prinsipil itu. Yang
mempermudah adalah pendekatan ideologis dan bukan nilai-nilai dan prinsip-
prinsip dasar moralitas yang terbuka. Dalam arti ideologi tertutup, memang
bertentangan dengan martabat manusia sebagai makluk yang bertindak
berdasarkan kesadaran akan baik dan buruk, yang sanggup untuk bertanggung
jawab, karena ideologi selalu menuntut ketaatan mutlak. Dan yang ketiga
Postmodernisme menuntut untuk menyingkirkan cerita-cerita besar demi
cerita kecil atau lokal. Dengan kata lain tuntutan postmodernisme kontradiktif,
memaklumkan kepada umat manusia bahwa maklumat-maklumat
kepada umat manusia (cerita besar) harus ditolak sama artinya dengan
memaklumatkan bahwa maklumat itu sendiri tidak perlu dihiraukan. 9
9
Zaprulkhan. 2006: 322-323
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Postmodernisme merupakan era dimana ingin memberikan kedudukan
manusia lebih baik. Karena pada era sebelumnya yang selama ini merasa
gagal dalam menempati janjinya untuk membawa kehidupan manusia menjadi
lebih baik. Di masa modernisme banyak sisi gelap yang membuat masanya
terdapat banyak kontroversi. Banyak budaya modernisne yang menyimpang
salah satunya krisis ilmu pengetahuan yang disebabkan bentuk
kebudayaannya ditandai dengan rasionalisme, positivisme, empirisme dan
kecanggihan teknologinya. Sehingga sangatlah penting pemikiran
postmodernisme bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan budaya. Agar
tidak lagi hanya amenekankan pada kesatuan,universalitas, objektivitas saja.
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan, oleh karena itu kami butuh
kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar makalah ini dapat
berguna bagi kami dan pihak lainnya yang berkepentingan pada umumnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Soetriono & Rita Hanafie. (2007). Filsafat Ilmu dan Metodologi penelitian.
Andi. Yogyakarta.
Yazid, Abu. (2017). Tokoh, Konsep dan Kata Kunci Teori Postmodernisme.
Yogyakarta: CV. Budi Utama
14