Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN OPERASIONAL PENANGKAPAN IKAN

Kelompok 3 PANCING ULUR

Pemanfaatan sumberdaya perairan/2019

1). SAHIR (STK319019)

2) ST. NURAZMI RESKIANI. A (STK319020)

3). SRINUR ANNISA (STK319021)

4). TRI AMBAR (STK319022)

5). YULI AZRINA (STK319023)

6). YULIA CITRA (STK319024)

7). PUTRI HANDAYANI (STK319025)

8). M. NANDY HIDAYAT (STK319026)

9). PUTRI AYU LESTARI (STK319027)

10). RAMLIADI (STK319028)

(1)

Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan

Vol. 9 No. 2 November 2018: 105-113__________ISSN 2087-4871

Judul : PRODUKTIVITAS ALAT TANGKAP PANCING ULUR (HAND LINE) PADA RUMPON PORTABLE DI
PERAIRAN KABUPATEN ACEH UTARAPRODUCTIVITY OF HAND LINE ON PORTABLE FADs IN THE WATER
OF NORTH ACEH DISTRICT

Penulis : Imam Shadiqin1, Roza Yusfiandayani2, Mohammad Imron2

Pancing ulur (hand line) merupakan salah satu jenis alat penangkapan ikan yang sering digunakan
oleh nelayan yang berbasis Aceh Utara untuk menangkap ikan di laut. Struktur utama dari alat tangkap
pancing ulur terdiri dari mata pancing, swivel, tali pancing, pemberat serta umpan. Operasional
penangkapan pancing juga menggunakan alat bantu seperti umpan dan rumpon. Hasil penelitian Syari et
al. (2014) menunjukkan daerah penangkapan ikan bisa di rekayasa dengan penggunaan rumpon di
perairan.Rumpon portable adalah suatu alat bantu dalam aktivitas perikanan tangkap yang berfungsi
untuk mengumpulkan ikan dengan menggunakan konsep respon pendengaran pada ikan, frekuensi
suara yang keluar dari atraktor rumpon tersebut sebesar 11.000-15.000 Hz, frekuensi suara yang
digunakan bervariasi dari infrasonik sampai ultra sonik. Rumpon portable juga merupakan alat bantu
yang sangat ramah lingkungan serta mudah dipindahkan ketika operasi penangkapan selesai dilakukan,
pada saat proses aktifitas penangkapan berlangsung, rumpon akan diletakkan di sekitar daerah
penangkapan.

Penggunaan alat bantu rumpon sangat membantu meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam
proses penangkapan. Perkembangan penggunaan rumpon yang berlangsung sangat pesat menimbulkan
keanekaragaman dalam pembuatan bentuk rumpon salah satunya adalah rumpon portable, dengan
begitu produktivitas pancing ulur pada rumpon portable di perairan Aceh Utara perlu diteliti. Penelitian
ini dilakukan untuk melihat produktivitas hasil tangkapan pancing ulur terhadap rumpon portable di
Perairan Aceh Utara dan melihat komposisi hasil tangkapan di setiap stasiun penangkapan. operasi
penangkapan dengan menggunakan alat tangkap pancing ulur menunjukkan perpindahan lokasi
penangkapan walaupun dengan jarak yang relatif tidak jauh. Dominan hasil tangkapan yang diperoleh
oleh alat tangkap pancing ulur yaitu jenis ikan cumicumi, mengindikasikan bahwa ketertarikan cumi-
cumi kepada frekuensi yang dikeluarkan oleh atraktor sebesar 11.000-15.000 Hz.

Alat tangkap pancing ulur menunjukkan cenderung menghasilkan produksi ikan pelagis kecil,
walaupun dalam penggunaan teknologi alat bantu rumpon portable namun pada sisi lain hasil
tangkapan yang tidak menggunakan alat bantu rumpon portablelebih besar. Berdasarkan komposisi
jenis ikan yang tertangkap dengan alat tangkap pancing ulur yang dioperasikan di sekitar rumpon
portable lebih bervariasi hal itu disebabkan karena terjadinya sistem rantai makanan disekitar rumpon
portable. Peningkatan upaya penangkapan dengan alat bantu rumpon portable dalam operasi
penangkapan ikan akan memberikan dampak pada hasil tangkapan yang lebih bervariasi terhadap
ketersediaan ikan pelagis kecil, hal tersebut dikarenakan banyaknya spesies yang datang dan menetap
disekitar rumpon portable.

Kesimpulan : Produktivitas penangkapan ikan pelagis kecil dengan menggunakan pancing ulur di sekitar
rumpon portable di perairan Aceh Utara sebesar 1,6168 kg/trip menunjukkan cenderung meningkat
dengan bertambah waktu penangkapan. Electric fish attractor dengan frekuensi suara 11.000 Hz –
15.000 Hz mendapatkan hasil tangkapan sebanyak 24,25 kg, dari hasil tangkapan keseluruhan
menunjukkan cumi-cumi spesies yang paling dominan tertangkap.

(2)

Judul = STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING ULU DI BABANA MAMUJU TENGAH SULAWESI
BARAT

Jurnal = Jurnal operasi penangkapan

Volume dan halaman = Vol. 8, No. 2, November 2017. (235-247)

Penulis = Wayan Kantun, Indra Cahyono, Wayan Suma Arsana


Tanggal = 20 Maret 2021

Tujuan penelitian = Penelitian ini bertujuan untuk menemukan strategi pengembangan perikanan
pancing ulur berdasarkan aspek biologi sumber daya, teknologi, sosial ekonomi dan kelembagaan
sehingga menjadi lebih produktif.

Subjek penelitian = Penelitian ini dilakukan di Desa Babana Kecamatan Budong-Budong Kabupaten
Mamuju Tengah

Proses pengumpulan data = Pengumpulan data terdiri atas; data primer dan sekunder. Analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threats).
Analisis SWOT dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang merupakan faktor
internal serta peluang dan ancaman yang menjadi faktor eksternal.

Metode penelitian = Metode yang di gunakan yaitu survei terhadap nelayan penangkap dan pemilik
usaha perikanan pancing ulur.

Langkah penelitian = Penelitian dilakukan bulan Maret hingga Juni 2016 di Babana Mamuju Tengah. Data
yang diperoleh dianalisis dengan metode SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threats). Hasil
yang diperoleh adalah nilai matriks IFE (Internal Factor Evaluation) sebesar 2,8710 dan matriks EFE
(Eksternal Factor Evaluation) sebesar 3,2388 yang menunjukkan bahwa strategi pengembangan pancing
ulur berada pada kuadran II(pertumbuhan)

Hasil penelitian = Perikanan pancing ulur di sulawesi barat.

Hasil evaluasi faktor internal diperoleh nilai 2,8710 dan hasil evaluasi faktor eksternal diperoleh nilai
3,2388, sehingga diperoleh kedudukan pengembangan perikanan pancing ulur di Sulawesi Barat dalam
kuadran matriks (David 2004) adalah berada pada kuadran II (pertumbuhan). Kondisi ini menunjukkan
bahwa kondisi yang relatif baik saat ini dan memiliki prospek dimasa mendatan.

Analisis mantriks SWOT

Hasil matriks perbandingan antara faktor internal dan faktor eksternal diperoleh beberapa strategi.
Strategi tersebut merupakan perpaduan faktor-faktor yang ada. Faktor-faktor tersebut diberikan nilai
bobot kepentingan dengan skala likert, mulai dari 1 sampai 5, dengan perincian; (1) tidak penting, (2)
kurang penting, (3) cukup penting, (4) penting dan (5) sangat penting.

Kelebihan = Mudah dioperasikan 0,0580 3 0,1740b. Konstruksi sederhana 0,0530 3 0,1590c. Daerah
penangkapan pasti 0,0630 4 0,2520d. Jenis hasil tangkapan merupakan komoditas ekspor 0,0840 4
0,3360e. Selektifitas alat tangkap tinggi dan ramah lingkungan 0,0580 3 0,1740f. Operasi penangkapan
tidak bergantung musim 0,0630 4 0,2520g. Adanya jaminan pasar 0,0740 4 0,2960h. Potensi sumber
daya besar 0,0790 4 0,3160i. Tingkat pemanfaatan sumber daya rendah

Kekurangan = Produktivitas hasil tangkapan relatif rendah 0,0440 2 0,0880b. Mengandalkan tenaga
manusia dalam pengoperasian 0,0370 2 0,0740c. Bersifat tradisional 0,0450 2 0,0900d. Keterbatasan
permodalan 0,0680 1 0,0680e. Posisi tawar nelayan yang masih rendah dalam pemasaran hasil
tangkapan 0,0740 1 0,0740f. Jumlah pancing ulur yang beroperasi banyak 0,0420 1 0,0420g.
Penanganan hasil tangkapan yang belum maksimal 0,0420 2 0,0840h. Tingkat pendidikan nelayan
rendah

Kesimpulan = Pengembangan perikanan pancing ulur di Babana Mamuju Tengah, saat ini dalam kondisi
yang relatif baik, yakni dalam kuadran II (pertumbuhan). Kondisi tersebut didukung oleh faktor internal
sebesar 2,8710 dan faktor eksternal sebesar 3,2388. Agar kondisi ini dapat dipertahankan disatu sisi dan
disisi lain dapat ditingkatkan maka, dirumuskan delapan alternatif strategi pengembangan, yakni; (1)
Peningkatan akses permodalan dan akses informasi untuk meningkatkan skala usaha, (2) Peningkatan
efektivitas penangkapan dengan teknologi yang murah dan tepat dan didukung sistem informasi yang
baik, (3) Peningkatan akses permodalan dan akses informasi untuk mencegah terjadinya destruktif
fishing dan pencemaran lingkungan, (4) Peningkatan efektivitas penangkapan dan mencegah terjadinya
destruktif fishing dan pencemaran lingkungan, (5) Peningkatan pendapatan nelayan melalui peningkatan
produksi hasil tangkapan dan pemasaran yang baik, (6) Peningkatan produksi hasil tangkapan yang
sesuai dengan permintaan pasar (lokal dan ekspor), (7) Peningkatan sumber dayanelayan terkait dengan
pemasaran hasil tang-kapan yang baik, dan (8) Peningkatan sumber daya nelayan terkait dengan
pendidikan, pengetahuan tentang penanganan hasil tang-kapan, dan pemasaran hasil tangkapan baik
lokal dan ekspor.

Referensi = Diupayakan sumber literatur yang bersifat terbaru, terpercaya, dan berasal dari sumber
bereputasi

(3)

Volume 6 No. 1 Februari 2018

ISSN 2302-6944, e-ISSN 2581-1649

Judul : PENDAPATAN PANCING ULUR (HAND LINE) DI DESA BONGO, KECAMATAN BATUDAA PANTAI,
KABUPATEN GORONTALO

Penulis : A. Muhammad Yushan Patawari

Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi yang telah lama dilakukan oleh manusia menurut
sejarah sekitar 100.000 tahun yang lalu Manusia Neanderthal telah melakukan kegiatan penangkapan
ikan dengan menggunakan tangan, kemudian profesi ini berkembang terus secara perlahanlahan
dengan menggunakan berbagai alat yang masih sangat tradisional yang terbuat dari berbagai jenis
bahan seperti batu, kayu, tulang, dan tanduk. Seiring dengan perkembangan kebudayaan, manusia
mulai bisa membuat perahu yang sangat sederhana seperti sampan dan perahu.

Wilayah perairan laut Provinsi Gorontalo sangat potensial dengan jenis ikan tuna (Thunnus Sp),
cakalang (Katsuwonus pelamis), Layang, (Decapterus russeli), Tongkol (Eutynnus Sp) dan Teri
(StolephorusSp). Selain itu terdapat berbagai jenis ikan pelagis kecil dan demersal yang mempunyai nilai
ekonomis yang cukup tinggi di wilayah perairan ini. Hasil tangkapan ikan pelagis besar sebanyak 1.550
ton/tahun, ikan pelagis kecil 5.394 ton/tahun dan ikan domersal sebanyak 5.456 ton/tahun.

Pancing Ulur (Hand Lines)Hand line yaitu pancing yang sederhana. Biasanya hanya terdiri dari
pancing, tali pancing dan pemberat serta dioperasikan oleh satu orang dan tali pancing langsung ke
tangan (Sudirman dan Mallawa, 2012).Jika kita melihat berbagai jenis alat tangkap yang beroperasi pada
suatu perairan maka sungguh banyak jenis alat dan metode yang digunakan. Namun berbagai alat
tangkap tersebut banyak mempunyai kemiripan dalam pengoperasiannya walaupun ada yang lebih
sederhana dan ada yang lebih kompleks. Sebagai contoh adalah alat tangkap pancing yang
menggunakan hanya satu mata pancing (hand line) jika dibandingkan dengan tuna long line yang
mempunyai ribuan mata pancing.

Jenis dan Penentuan Sampel Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan
metodesurvey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan
kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok, dimana responden yang dijadikan sampel adalah
nelayan pemilik unit usaha pancing ulur (hand line).

Kesimpulan: Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Bongo Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten
Gorontalo maka dapat diambil kesimpulan bahwa pendapatan nelayan pancing ulur kategori kurang
dengan rata-rata pendapatan nelayan responden pancing ulur (hand line) dalam setahun di Desa Desa
Bongo Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo sebesar Rp 27.012.297 atau rata-rata Rp.
2.251.000/bulan.

Anda mungkin juga menyukai